Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 10 (Petrus Pieter Ringgo dan Lulux Isratina Sari)

Kelayakan Usaha Kerupuk Amplang

ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI

1. Lokasi proyek
Lokasi proyek CV. MAJU BERSAMA berlokasi di Pontianak, Kalimantan Barat. Secata
teknis dilakukan dengan pengumpulan data. Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung oleh peneliti dengan cara observasi, wawancara, pengukuran serta
pendokumentasian. Data berupa gambaran umum tentang industri kecil kerupuk amplang
meliputi: data aliran proses produksi dari penyiapan bahan baku sampai dengan proses
pengepakan amplang, data konsumsi / penggunaan air, bahan baku, bahan pelengkap dan
energi, data alat-alat yang digunakan selama proses produksi dan perlakuan terhadap
limbah hasil dari proses produksi kerupuk amplang. Data primer ini diperoleh melalui
observasi (pengamatan Langsung) dilapangan mengenai aktivitas yang berkaitan dengan
produksi bersih pada setiap bagian proses industri kecil kerupuk amplang dari input
bahan baku sampai output produk akhir berupa amplang dan limbah / NPO serta
bagaimana treatment yang dilakukan terhadap limbah tersebut.

2. Bangunan / Layout
Bangunan digunakan untuk aktivitas produksi bahan baku, pembuatan adonan,
pencetakan, pemotongan, penggorengan dan ditiriskan. Luas ahan yang digunakan
tergantung pada jenis dan banyaknya fasilitas yang dimiliki atau dengan kata lain skala
usaha yang dimiliki.
Lay out pabrik diatur sesuai dengan urutan tahap-tahap produksi. Hal ini
memudahkan untuk proses pemindahan barang dari masing-masing tahap. Ruangan untuk
tempat pemotongan misalnya merupakan ruangan yang langsung tembus ke lahan
penjemuran untuk memudahkan proses pengangkutan kerupuk setelah dipotong untuk
selanjutnya dijemur. Gudang penyimpanan output disesuaikan dengan jumlah produksi.

Tabel 1. Rencana bangunan

Uraian Luas Satuan


1. Bangunan pabrik 525 m²
Ruang produksi 300 m²
Ruang peralatan 210 m²
2. Bangunan kantor 15 m²

3. Pegawai
Pegawai atau personil kerupuk amplang terdiri dari 5 orang yang terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara dan anggota kelompok yang disajikan dalam Gambar 1. Tugas
masing-masing personil antara lain :
a. manager bertugas sebagai motor penggerak anggota, baik mengatur sekretaris,
bendahara maupun anggota
b. administras
c. Bendahara bertugas mencatat dan melakukan transaksi keuangan
d. Karyawan bertugas membantu ketua, sekertaris dan bendahara dalam melaksanakan
kegiatan kelompok.

Tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk tidak memerlukan keahlian
khusus. Dalam hal ini tenaga kerja pria dan wanita dapat dipekerjakan pada semua tahap
pembuatan. Selain menjalankan tugas berdasarkan struktur di atas, masing-masing orang/
personil secara bersama-sama melakukan usaha pengolahan amplang. elain tenaga kerja
tetap, terkadang diperlukan tenaga kerja borongan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan
pesanan atau pada musim kemarau dimana proses produksi meningkat.

Tabel 2. Rencana kebutuhan pegawai

Jabatan Jumlah (orang) Gaji/bulanan (Rp)


Manager 1 3.000.000
Administrasi 1 2.500.000
Bendahara 1 2.000.000
Karyawan 10 1.900.000

4. Mesin peralatan
Kerupuk amplang dapat diproduksi dengan alat yang sederhana atau dengan peralatan
dengan teknologi modern. Untuk industri rumah tangga yang memproduksi kerupuk
amplang baik untuk dikonsumsi sendiri ataupun dijual dengan skala yang masih kecil
dapat menggunakan alat-alat yang sederhana. Adapun alat-alat sederhana yang digunakan
untuk pembuatan kerupuk amplang yaitu:

1. Wajan
2. Baskom
3. Kompor gas
4. Pisau
5. Sendok goring

Usaha pembuatan kerupuk ampalang dengan skala yang besar menggunakan alat-alat
dengan teknologi yang lebih modern. Penggunaan teknologi modern ini dapat
mengurangi jumlah pekerja sekaligus menghasilkan produk dengan jumlah yang lebih
banyak dalam waktu yang singkat. Adapun peralatan modern yang digunakan dalam
proses pembuatan kerupuk amplang antara lain:

1. Alat penghancur ikan


Digunakan untuk melumatkan ikan yang telah dibersihkan kepala dan sisiknya
sehingga diperoleh daging ikan yang telah ditumbuk halus dan siap dicampur dengan
bahan lain.
2. Alat pelembut bahan (mulen)
Mesin ini digunakan untuk melembutkan campuran ikan yang telah dihaluskan dan
adonan tepung dan bumbu. Mesin ini berkapasitas hingga 10 kg dan dapat dijalankan
oleh 1 (satu) orang tenaga kerja.
3. Bak pencampur bahan
Bak ini berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang rata-rata 2 meter dan lebar 1
meter yang terbuat dari kayu. Ukuran bak ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan
kapasitas muatan yang diinginkan.

4.5. Proses Produksi

- Ikan dibelah lalu dikerik dengan memisahkan antara daging dan tulang
- Pencampuran daging ikan dengan telur
- Adonan digiling menggumpal
- Pemotongan gilingan yang sudah menggumpal dengan ukuran panjang ± 2-3 cm
- Penggorengan dilakukan setelah di potong menjadi bagian kecil dan masukan kedalam wajan
yang berisi minyak goreng dengan suhu 80 oC selama 15 menit hingga kira-kira
mengembang dan berwarna kecoklatan
- Kemudian lakukan penirisan untuk menghilangkan minyak yang tersisa setelah
penggorengan

4.6. Bahan Baku dan Cara Pengadaannya.

Sumber bahan baku berupa ikan bandeng yang diperoleh langsung dari tambak ikan bandeng di
wilayah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Penggadaan bahan baku menggunakan
kendaran roda empat untuk proses penganggkutan dari tambak ke UPI. Cara lain adalah dengan
membeli bahan baku dari pedagang di pasar Pontianak dengan memperhitungakan harga untuk
memperoleh margin keuntungan.

4.6. Produk Yang Dihasilkan dan Rencana Program Produksi

Jenis produk yang akan dihasilkan berupa kerupuk amplang dengan berat produksi 500kg per
minggu. Sedangkan produksi kerupuk amplang direncanakan ialah 1 ton per minggu atau 30 ton
per bulan

4.7. Pengadaan Bahan Baku

a. Kapasitas Produksi
Untuk menjaga kesinambungan proses produksi dalam menjalankan usaha ini perlu ditunjang
dengan pengadaan bahan baku berupa ikan bandeng segar, yang diharapkan mencukupi
kebutuhan sesuai dengan jumlah karyawan dan tempat penyimpanan produk dengan target 30
ton perbulan

b. Kebutuhan Bahan Baku


Rendemen dari pengolahan pembuatan kerupuk amplang adalah sebesar 73 persen. Dengan
rencana produksi 30 ton perbulan maka kebutuhan bahan baku ikan bandeng sebagai
berikut :
Kebutuhan bahan baku = 3000 : 73 % = 4.110 kg

4.8. Utilitas

a) Perhitungan Kebutuhan Listrik


Aliran listrik yang diperoleh dari PLN sebesar 68 kVA dipergunakan untuk :
 Mesin dan peralatan 23 kVA
 Penerangan 20 kVA
 Lain-lain termasuk cadangan 25 kVA

4.9 Analisis aspek teknis dan teknologi


Secara teknis di analisa CV. MAJU BERSAMA dengan memperhitungkan aspek teknis
dan produksi serta teknologi yang digunakan untuk memproduksi kerupuk amplang
dinilai baik dan strategis dalam kelayakan usaha pengembangan kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai