Anda di halaman 1dari 27

BAHAN AJAR HANDOUT

A. Pengertian Handout
Handout berasal dari bahasa Inggris yang berarti informasi, berita atau surat lembaran.
Handout termasuk media cetak yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk
pengajaran dan informasi belajar. Biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki
relevansi dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai
oleh peserta didik.
Istilah Handout memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Handout
biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya
atau penjelasan dari guru. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik.

B. Bentuk Handout

Bentuk handout dapat bervasiasi, diantaranya:


a) Bentuk catatan
Handout ini menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan pokok tentang suatu
topik yang akan dibahas.
b) Bentuk diagram
Handout ini merupakan suatu bagan, sketsa atau gambar, baik yang dilukis secara
lengkap maupun yang belum lengkap.
c) Bentuk catatan dan diagram
d) Handout ini merupakan gabungan dari bentuk pertama dan kedua.

C. Penyusunan Handout
Handout disusun atas dasar kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.
Dengan demikian maka penyusunan handout harus diturunkan dari kurikulum. Handout biasanya
merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya pengetahuan peserta didik dalam
belajar untuk mencapai kompetensinya.
Langkah-langkah menyusun Handout adalah sebagai berikut:
 Melakukan analisis kurikulum
 Menentukan judul Handout, disesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi pokok
yang akan dipelajari
 Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan
 Menulis Handout dengan kalimat yang singkat, padat, jelas
 Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang untuk menemukan kemungkinan
adanya kekurangan-kekurangan
 Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi Handout misalnya
buku, internet, majalah, dan jurnal hasil penelitian.

D. Karakteristik Handout
1) Karakteristik yang harus dimiliki oleh handout adalah padat informasi dan dapat
memberikan kerangka pemikiran yang lebih utuh.
2) Sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang isi handout masih
harus diberikan oleh guru yang mengadakan pembelajaran.
3) Handout diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan merupakan catatan
tambahan bagi siswa.

E. Kelebihan dan Kekurangan Handout


Kelebihan media Handout dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah:
 Dapat merangsang rasa ingin tahu dalam mengikuti pelajaran
 Meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
 Memelihara kekonsistenan penyampaian materi pelajaran dikelas oleh guru sesuai
dengan perancangan pengajaran
 Dapat memperkenalkan informasi atau teknologi baru
 Dapat memeriksa hasil pembelajaran siswa
 Mendorong keberanian siswa untuk berprestasi
 Dapat membantu pengetahuan ingatan dan penyempurnaan.

Beberapa kelebihan handout (Arsyad, 2000: 38):


 Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing – masing
 Disamping dapat mengulang materi, siswa dapat mengikuti urutan pikiran secara
logis
 Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta memperlancar
pemahaman informasi yang disampaikan
 Lebih ekonomis dan mudah terdistribusi

Kelemahan handout sebagai media cetak (Arsyad, 2000: 38-39) adalah:


 Sulit menampilkan gerak dan suara
 Bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa
 Cepat rusak atau hilang
 Umumnya kebehasilannya hanya ditingkat kognitif

F. Fungsi dan Manfaat Handout


1) Fungsi handout sebagai pelengkap materi ajar. Meskipun pelengkap, tidak
berarti handout dapat dikembangkan begitu saja. Ada rambu-rambu yang harus
diikuti jika kita ingin mendapatkan handout yang baik.
2) Manfaat utama handout adalah melengkapi kekurangan materi, baik materi yang
diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan.
Handout dapat berisi penjelasan singkat dan atau elaborasi tentang suatu materi
bahasan, menjelaskan kaitan antartopik, memberi pertanyaan dan kegiatan pada
para pembacanya, dan juga dapat memberikan umpan balik dan langkah tindak
lanjut.
Handout
F I S I K A
Untuk SMA/MA Kelas X

Tim Penyusun
Kelompok 1
Risa Mulyana Putri 3215140601
Eulis Arumsari 3215140619
Sri Wahyuni Hayati 3215143652
HANDOUT
FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GANJIL

Standar Kompetensi

1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya.

Kompetensi Dasar

1.1 Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)


1.2 Melakukan penjumlahan vektor.

Indikator

 Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa
jenis alat ukur.
 Mengukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan mempertimbangkan
ketelitian dan ketepatan
 Menjumlahkan dua vektor atau lebih secara grafis.
 Menjumlahkan dua vektor secara analisis.
Peta Konsep Pembelajaran

BESARAN DAN SATUAN

Penjumlahan dan
Pengukuran besaram fisika
pengurangan vektor

Besaran Besaran
Metode grafik
pokok turunan

Metode jajar
genjang

Metode analisis
Fisika mempelajari gejala alam secara kuantitatif sehingga masalah pengukuran besaran
fisis memiliki arti yang sangat penting. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran fisis
dengan besaran fisis sejenis sebagai standar (satuan) yang telah disepakati lebih dahulu. Tujuan
pengukuran adalah untuk mengetahui nilai ukur suatu besaran fisis dengan hasil akurat.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memperoleh hasil ukur yang akurat yaitu dengan
melakukan pengukuran yang benar, membaca nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan tepat,
memperhitungkan aspek ketepatan, ketelitian, dan kepekaan alat ukur yang digunakan.

Dalam hal pengukuran, nilai ukur yang terbaca tidak terlepas dari alat ukur yang
digunakan. Untuk mengukur besaran panjang sering digunakan alat ukur seperti mikrometer
sekrup, jangka sorong, dan sebagainya. Sedangkan untuk mengukur besaran massa sering
digunakan neraca ohaus. Adapula stopwatch yang digunakan untuk mengukur besaran waktu
serta thermometer untuk mengukur besaran suhu.

Pengukuran Besaran Panjang

a) Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi.
Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm. Penggunaan mikrometer
sekrup biasanya untuk mengukur diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat
atau kabel. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas, namun umumnya adalah
mengukur besaran panjang dengan lebih presisi. Bagian-bagian dari micrometer
sekrup antara lain :

1. Poros Tetap yaitu poros di ujung yang tidak bergerak


2. Poros Geser, poros yang bisa dierakkann ke depang dan kebelakang
3. Skala utama (salam satuan mm)
4. Skala Nonius atau Skala Putar
5. Pemutar, menggerakkan poros geser
6. Pengunci
7. Rachet, sama seperti poros geser tapi lebih kecil
8. Frame berbentuk U

Suatu benda diukur diameternya menggunakan micrometer sekrup. Hasil pengukuran


ditunjukkan oleh gambar dibawah ini. Berapakah diameter benda tersebut?

Panjang yang terbaca dari mikrometer sekrup di atas adalah


Skala Utama ………………….. 5,5 mm
Skala Putar (26×0,01) …….. 0,26 mm
+
Panjang Benda ……………….. 5,76 mm
b) Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur dari besaran pokok panjang. Bentuknya
mirip dengan kunci inggris yang rahangnya bisa digeser Alat ukur ini memiliki
ketelitian hingga 0,1 mm. Bagian-bagian dari jangka sorong terdiri dari :

1. Rahang dalam
Terdiri dari rahang tetap bawah dan rahang sorong bawah. Rahang dalam memiliki
fungsi untuk mengukur dimensi luar atau sisi bagian luar sebuah benda misal tebal, lebar
sebuah benda kerja.
2. Rahang luar
Terdiri dari rahang tetap atas dan rahang sorong atas. Rahang luar memiliki fungsi
untuk mengukur diameter dalam atau sisi bagian dalam sebuah benda misalnya diamater
hasil pengeboran
3. Tangkai ukur kedalaman
Bagian ini mempunyai fungsi untuk mengukur kedalaman sebuah benda.
4. Skala Utama (dalam cm)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan ukuran utama
dalam bentuk centimeter (cm).
5. Skala nonius (dalam mm)
Skala nonius dalam bentuk milimeter berfungsi sebagai skala pengukuran benda dalam
bentuk mm.
6. Tombol kunci
Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya
proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.

Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. Rahang tetap dan geser ada
yang di atas dan di bawah. Dalam jangka sorong terdapat 2 skala. Skala utama pada rahang tetap
dan skala nonius (renvier*) di rahang gesernya.Skala utama memiliki skala dalamm satuan cm
dan mm sedangkan skala pada nonius memiliki panjang 9 mm yang dibagi menjadi 10 skala.
.

Panjang suatu benda yang diukur dengan jangka sorong memiliki panjang seperti gambar
dibawah ini. Bacalah hasil pengukuran dengan tepat!

Panjang yang terbaca pada jangka sorong diatas adalah


Skala Utama………………………………3,1cm
Skala Nonius ( 9 x 0,1 mm )………0,9mm=0,09cm +
Panjang Benda…………………………….3,19 cm
Pengukuran Besaran Massa

Dalam fisika, untuk pengukuran massa biasa menggunakan neraca ohaus.

Neraca Ohauss terdiri atas tiga batang skala. Benda yang akan ditimbang diletakkan di atas
piringan. Setelah beban geser disetimbangkan dengan benda, massa benda dapat dibaca pada
skala neraca. Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam. Kapasitas beban
yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca
Ohauss yaitu 0,1 gram. Bagian-bagian neraca ohaus tiga lengan terdiri dari :

• Knop atau pemutar kalibrasi

• Pemberat atau anting yang diletakkan di masing-masing lenganyang bisa di geser ke


kanan dan kekiri
• Tempat beban tempat untuk memasang beban atau benda yang ingin di ukur

• Titik nol garis kesetimbangan., titik ini untuk mengkalibrasi sebelum digunakan dan
untuk keseimbangan ketika pengukuran sudah di lakukan

• Lengan neraca yang terdiri dari tiga lengan yaitu :

1. Lengan belakang berskala ratusan gram (100,200,300….)


2. Lengan tengah berskala puluhan gram (10,20,30….)
3. Lengan depan berskala satuan gram (1,2,3,4…..)

Berapa hasil pengukuran massa gantungan kunci yang terbaca pada gambar skala neraca
ohaus tiga lengan dibawah ini?

Anting lengan depan = 5,8 gram


Anting lengan tengah = 40,0 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
—————————————————–——–——– +

Jadi total massa gantungan kunci tersebut = 345,8 gram


Pengukuran Besaran Waktu

Stopwatch adalah suatu alat ukur yang


dugunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan
dalam melakukan kegiatan yang memiliki ketelitian
sampai tingkat detik. Nilai skala terkecilnya 0,1
detik. Sehingga ketelitian alat ukur waktu ,
stopwach ini yaitu setengah dari skala terkecil yaitu
0,05 detik.

Pada gambar diatas terdapat lingkaran dalam yang menggambarkan menit sedangkan diluarnya
menggambarkan detik.

Hitunglah waktu yang dibutuhkan seorang pelari untuk mencapai garis finishnya yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini!

Penyelesaian :
Bagian lingkaran dalam menunjukkan waktu 3 menit dan bagian lingkaran luar menunjukkan
waktu 6 detik Jadi, waktu yang dibutuhkan adalah 3 menit 6 detik.
Pengukuran Besaran Suhu

Suhu dapat didefinisikan sebagai derajat


panas satu benda. Benda yang panas memiliki suhu
yang lebih tinggi dibandingkan benda yang dingin.
Sebenarnya alat indera (kulit) tidak dapat
menentukan suhu benda secara akurat, hanya
berdasarkan perkiraan dan perasaan subjeknya saja.
Hal ini dikarenakan alat indera memiliki
keterbatasan, salah satunya tidak dapat digunakan
untuk menyentuh benda yang terlalu panas atau
Termometer terlalu dingin. Oleh karena itu, termometer dapat
digunakan untuk mengukur suhu benda.

Tabel Konversi Suhu

Suhu Awal Konversi Suhu


R= (4/5) C
°C F\=(9/5) C + 32
K = C + 273
°F C = (5/4) R
F = (9/4) R + 32
K = C + 273 = (5/4) R + 273
°R C = 5/9 (F-32)
R = 4/9 (F-32)
K = 5/9 (F-32) + 273
°K C = K – 273
R = 4/5 (K-273)
F = 9/5 (K-273) + 32
Hitunglah suhu yang terbaca pada termometer dibawah ini! Kemudian konversi suhu tersebut
dalam derajat kelvin fahreinheit dan reamur!

Termometer dalam derajat celcius

Penyelesaian :
Suhu yang terbaca pada termometer tersebut adalah 5oC
Pada derajat kelvin adalah :

Pada derajat fahreinheit adalah :

( )

Pada derajat reamur adalah :


Angka Penting

Kita memahami bahwa pada setiap proses pengukuran tidak ada yang memberi hasil yang
benar-benar tepat atau dengan kata lain bahwa setiap hasil ukur selalu ada ketidakpastiannya.
Besar ketidakpastian bergantung pada keahlian pelaksana percobaan dan pada peralatan yang
digunakan, yang sering kali hanya dapat ditaksir. Dalam menentukan hasil pengukuran ada
aturan-aturan yang mengikatnya, seperti aturan angka penting. Sebelum mempelajari tentang
angka penting, sebelumnya memahmi lebih dalam dahulu tentang pembulatan bilangan. Ketika
angka-angka ditiadakan sari suatu bilangan, nilai dari angka terakhir yang dipertahankan
ditentukan dengan suatu proses yang disebut pembulatan bilangan. Aturan pembulatan bilangan
tersebut, antara lain:

 Angka-angka yang lebih kecil daripada 5 dibulatkan ke bawah


 Angka-angka yang lebih besar daripada 5 dibulatkan ke atas
 Angka 5 dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5 adalah ganjil dan dibulatkan ke bawah
jika angka sebelum angka 5 adalah angka genap.

Berikut ini aturan-aturan angka penting :

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.

Contoh: 836,5 gr memiliki empat angka penting

2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting.

Contoh: 75,006 Kg memiliki lima angka penting

3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka angka nol setelah angka
bukan nol termasuk angka penting.

Contoh: 0,0060 m memiliki dua angka penting


4. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka angka nol sebelum angka
bukan nol tidak termasuk angka penting.

Contoh: 0,006 m memiliki satu angka penting

5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka nol
harus ditulis dalam notasi ilmiah. Angka-angka pada notasi ilmiah merupakan angka
penting.

Contoh: 8900 gr ditulis menjadi 8,9 x 103 gr memiliki dua angka penting

Operasi penjumlahan dan pengurangan

Dalam melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan, maka hasilnya hanay boleh
mengandung satu angka taksiran (angka terakhir dari suatu bilangan penting).

Contoh 1:

35,572 2 angka taksiran

2,2626 + 6 angka taksiran

37,8346

4 dan 6 merupakan angka taksiran, sehingga hasil penjumlahan ditulis 37,835 disesuaikan
dengan atuan pembulatan.

Contoh 2:

385,617 7 angka taksiran

13,2 – 2 angka taksiran

372,417

4 dan 7 merupakan angka taksiran, sehingga hasil penjumlahan ditulis 372,42 disesuaikan
dengan atuan pembulatan.

Operasi perkalian dan pembagian

Dalam operasi perkalian atau pembagian, maka hasilnya hanya boleh memiliki angka penting
sebanyak bilangan yang jumlah angka pentingnya paling sedikit.

Contoh 1:

34,231 mengandung lima angka penting


0,250 x mengandung tiga angka penting

8,557750

Penulisan hasil perkalian hanya boleh mengandung tiga angka penting, sehingga hasil perkalian
8,557750 ditulis 8,56 (tiga angka penting).

Contoh 2:

46,532 mengandung lima angka penting

200 : mengandung satu angka penting

0,2326

Hasil pembagian hanya boleh mengandung satu angka penting, sehingga hasil perkalian 0,2326
ditulis 0,2.

1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan terlebih dahulu dan besaran
pokok ini tidak tergantung pada satuan-satuan besaran lain. Dalam fisika, besaran pokok dan
satuan dalam SI (Satuan Internasional) ditunjukkan pada tabel 1.4.

Tabel 1.4. Besaran pokok, satuan, singkatan dan dimensinya dalam satuan Sistem
Internasional (SI)

Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi

Panjang Meter m [L]

Massa Kilogram kg [M]


Waktu Sekon s [T]

Kuat arus listrik Ampere A [I]


Suhu Kelvin K [ ]

Jumlah Zat mole mol [N]

Intensitas Cahaya candela cd [J]

2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan dari besaran pokok. Demikian
pula satuan besaran turunan adalah satuan yang dapat diturunkan dari satuan besaran pokok.
Misalnya, satuan luas dari suatu daerah empat persegi panjang. Luas daerah empat persegi
panjang adalah panjang kali lebar. Jadi satuan luas adalah satuan panjang dikalikan satuan lebar
atau satuan panjang dipangkatkan dua, m2. Satuan volume suatu balok adalah satuan panjang
dikalikan satuan lebar dikalikan satuan tinggi atau satuan panjang dipangkatkan tiga, m 3. Satuan
kecepatan adalah satuan panjang dibagi satuan waktu, m/s atau ms-1. Contoh beberapa besaran
turunan, satuan, singkatan dan dimensinya dalam satuan SI ditujukkan pada Tabel 1.5.

Tabel 1.5. Beberapa besaran turunan, satuan, singkatan dan dimensinya dalam satuan
Sistem Internasional (SI)
Besaran Rumus Satuan Singkatan Dimensi
Turunan

Luas p l L [ ]

Volume p l t V ]

Kecepatan Jarak/waktu m/s v [L/T]

Percepatan Kecepatan/waktu m/ [L/ ]


Gaya Massa Kg. m/ F [M.L/ ]
percepatan

Tekanan Gaya / luas Kg/m. P [M/L ]

Massa Jenis Massa/ volume Kg/ [M/ ]

Energi kinetik dinyatakan dengan Ek = ½ . m . v2. Dimensi energi kinetik adalah...


a. [M] [L] [T]
b. [M] [L] [T]-2
c. [M] [L]-1 [T]-2
d. [M] [L]2 [T]-2
e. [M] [L]-2 [T]-2

Jawab :
A. Penjumlahan Vektor

Besaran dalam fisika dibedakan menjadi besaran vektor dan besaran skalar.

Besaran vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai dan arah, contoh: gaya, tekanan, kecepatan,
percepatan, momentum dan sebagainya.

Besaran skalar adalah suatu besaran yang mempunyai nilai tetapi tidak mempunyai arah, contoh: suhu,
volume, massa, dan sebagainya.

Pada besaran skalar berlaku operasi-operasi aljabar, tetapi pada besaran vektor operasi-operasi
aljabar tidak berlaku. Besaran vektor digambarkan dengan anak panah. Panjang anak panah
menyatakan nilai besar vektor, sedangkan arah mata panah menyatakan arah vektor.

Pada Gambar 1.3. ditunjukkan sebuah vektor gaya


sepanjang OA = 5 cm. Setiap 1 cm menyatakan gaya
sebesar 4 N, maka besar gaya F = 5 cm x 4 N/cm = 20
N. Titik O disebut pangkal vektor sedangkan titik A
disebut ujung vektor.

Sebuah vektor dinyatakan berubah jika besar atau arah vektor atau keduanya berubah. Besar
vektor ditulis dengan harga mutlak atau cetak biasa. Contoh = 20 N maka besar vektor ditulis F
atau |F| = 20 satuan.

Metode Penjumlahan Vektor

Dua buah vektor atau lebih dapat dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut disebut vektor
resultan.
a. Penjumlahan Vektor dengan Metode Grafis (Poligon)
Sebagai contoh suatu vektor A dengan suatu vektor B maka vektor resultannya VR .
Langkah-langkah penjumlahan vektor secara grafis (metode
poligon) adalah sebagai berikut:
1. Gambar vektor A sesuai dengan skala dan arahnya.
2. Gambar vektor sesuai B dengan skala dan arahnya dengan menempelkan pangkal vector
pada ujung vektor A.

Penjumlahan dengan metode poligon maka vektor resultan VR adalah segmen garis berarah dari
pangkal vektor A ke ujung vektor B yang menyatakan hasil penjumlahan vektor A dan B.

Penjumlahan Vektor dengan Metode Jajaran Genjang

Penjumlahan dua buah vektor A dan B dengan metode jajar genjang yaitu dengan cara
menyatukan pangkal kedua vektor A dan B, kemudian dari titik ujung vektor ditarik garis
sejajar dengan vektor A dan B juga dari titik ujung vektor A ditarik garis sejajar dengan vektor B.
Vektor resultan VR diperoleh dengan menghubungkan titik pangkal ke titik perpotongan kedua
garis sejajar tersebut di atas.
Arah vektor resultan terhadap salah satu vektor secara matematis dapat ditentukan dengan
menggunakan aturan sinus.

Jika vektor A dan vektor B saling tegak lurus maka besar vektor penjumlahannya C=A+B dapat
ditentukan dengan dalil Phytagoras yaitu:

Metode Pengurangan Vektor


Seperti pada penjumlahan vektor, suatu vektor bisa dikurangkan dengan vektor lain.
Pengurangan suatu vektor A dengan vektor B sama dengan penjumlahan vektor A
dengan negatif vektor B (atau -B).

a. Pengurangan Vektor dengan Metode Grafis (Metode Poligon)


b. Pengurangan Vektor dengan Metode Jajar Genjang

Pengurangan vektor A dengan vektor B dengan metode


jajar genjang yaitu sama dengan penjumlahan vektor A
dengan vektor -B.

Penguraian Vektor

Penguraian suatu vektor adalah kebalikan dari


penjumlahan dua vektor.

Contoh A sebuah vektor dengan titik tangkap di O


diuraikan menjadi dua buah vektor yang terletak
pada garis x dan y.

Dari gambar tersebut dapat diperoleh hubungan:

Ax= A cos α
Ay = A sin α

Sebaliknya jika diketahui dua buah vektor Ax dan Ay maka arah vektor resultan ditentukan oleh
sudut antara vektor tersebut dengan sumbu x yaitu dengan persamaan:
Penjumlahan Vektor dengan Cara Analisis

Metode analisis ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:


1. Membuat koordinat yang saling tegak lurus (sumbu x dan sumbu y) pada titik tangkap
vektor-vektor tersebut.
2. Menguraikan masing-masing vektor menjadi komponen-komponen pada sumbu x dan
sumbu y.
3. Menjumlahkan semua komponen pada sumbu x menjadi Rx dan semua komponen pada
sumbu y menjadi Ry.
4. Vektor resultan hasil penjumlahan tersebut diperoleh dengan menjumlahkan komponen
vektor Rx dan Ry.

Dari gambar 1.14 diperoleh bahwa jumlah komponen pada sumbu x (= Rx) dan pada sumbu y (= Ry):

Rx= Ax+ Bx+ Cx= A cos α1+ B cos α2+ C cos α3


Ry= Ay+ By+ Cy= A sin α1+ B sin α2+ C sin α3
Nilai vektor resultannya diperoleh dengan menggunakan analog dengan persamaan:

Arah vektor resultan R terhadap sumbu x positif dapat dihitung dengan persamaan:
Suharyanto, Karyono, Dwi Satya Palupi. 2009. Fisika untuk SMA dan MA
kelas X. Klaten : CV Sahabat

Sumartono P.S. 1994. Fisika, FMIPA-UGM. Yogyakarta: UGM Press.

Fauziah, Alga Nawangsih, Galda Swara K. 2015. Fisika. Bogor: Pustaka Tanah
Air.

Anda mungkin juga menyukai