Anda di halaman 1dari 25

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS
Nama Penyusun : Nikmah
Institusi : SMAN 5 PALANGKARAYA
Jenjang Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : X (10)
Bab : Besaran dan Pengukuran
Topik : Alat Ukur
Alokasi Waktu : 1× pertemuan (2 × 45’)

B. KOMPETENSI DASAR
Sebelum mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan sudah mengetahui
pengetahuan dasar tentang macam-macam bentuk dan langkah-langkah metode dalam
pengukuran (alat ukur).

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Peserta didik akan mengembangkan kemampuan Beriman, Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan Berakhlak mulia, gotong royong, kreatif, dan bernalar kritis dalam
menumbuhkan bagaimana berperan dalam masyarakat.

D. SARANA DAN PRASARANA


Laptop
• LCD Proyektor
• Gawai
• Buku IPA
• Berbagai alat ukur
• Bahan Ajar
• LKPD

E. TARGET PESERTA DIDIK


a. Peserta didik yang tanpa kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.
b. Peserta didik dengan kesulitan belajar akan mendapatkan pendampingan
khusus.
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Discovery Learning
 Problem Based Learning

G. METODE PEMBELAJARAN
 Tatap muka
 Presentasi
 Demonstrasi
 Eksperimen
 Diskusi
H. CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Peserta didik dapat mengetahu, menerapkan dasar-dasar pengukuran dan
membedakan serta membandingkan fenomena – fenomena yang terjadi di
sekitarnya dilihat dari aspek, seperti pada praktikum yang dilakukan dan hal-
hal kecil yang terjadi di sekitar lingkungan sehari-hari dalam lingkup
pengukuran.
 Peserta didik dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang tepat untuk
melakukan penyelidikan ilmiah, menjelaskan cara penyelidikan yang tepat
bagi suatu pertanyaan ilmiah, serta diharapkan dapat menganalisis kekurangan
atau kesalahan pada desain percobaan perbandingan pada alat ukur dan
perubahannya.
KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengetahui, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengukuran fisis, dan
macam – macam alat ukur berdasarkan besaran yang diukur pada benda di lingkungan
sekitar.
2. Mengukur benda dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan yang akan
diukur.
3. Peserta didik dapat pengolahan data hasil pengukuran sesuai dengan menggunakan
aturan Angka penting.
4. Peserta didik mampu mendemonstrasikan berbagai cara dalam pengukuran dengan
tepat
5. Peserta didik dapat menunjukkan hasil dari pengukuran secara tertulis dengan
konsep penulisan notasi ilmiah dengan benar.

J. INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN


 Menentukan besaran Fisika serta satuan dan alat ukurnya.
 Mempresentasikan pengukuran dan cara penggunaan alat ukur.
 Mengadakan pengukuran dengan alat-alat seperti alat ukur mistar, jangka
sorong dan micrometer sekrup.
 Menetapkan angka penting .
 Mempresentasikan berbagai cara dalam pengukuran.
 Mengumpulkan data besaran dan jenis alat ukur.
 Mengolah data hasil pengukuran.
 Menerangkan hasil dari pengukuran secara tertulis dengan konsep penulisan
dalam hasil pengukuran.
 Menetapkan lambang dimensi dari pengukuran.

K. PEMAHAMAN BERMAKNA
 Peserta didik dapat melakukan pengukuran dengan tepat dan benar
 Melakukan operasi hitung hasil dari pengukuran.

L. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Mengapa memerlukan pengukuran dalam mengukur suatu benda?
2. Mengapa dalam mengukur benda memiliki alat-alat yang berbeda?
3. Mengapa dalam menggunakan satuan harus berpatokan pada SI?

M. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran : Pengukuran

Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan (10 menit)
 Guru atau Pembimbing mengawali kegiatan pembelajaran seraya mengucapkan salam.
 Wali kelas(Guru) meminta para peserta didik untuk bersama-sama berdoa, dan
menanyakan kabar anak didik serta mengarahi agar peserta didik tetap menjaga prokes.
 Guru meminta para anggota didik mengecek keadaan kebersihan di sekelilingnya.
 Guru membagikan kelompok untuk para peserta didik
 Guru melakukan arahan dan dengan cara menunjukkan video yang terkait dengan
percobaan yang di lakukan pada percobaan kali ini.
Kegiatan inti (65 menit)
 Peserta didik bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan.
 Guru memberikan contoh cara penggunaan nya yang kemudian tiap-tiap siswa dalam
kelompok mempraktikkan.
 Guru memperhatikan apakah tiap kelompok aktif bekerjasamanya dalam proses
praktikum.
 Guru memberikan LKPD ke setiap kelompok
Penutup (15 menit)
 Guru menyimpulkan hasil dan manfaat dari diskusi pembelajaran hari ini terkait dengan
pengkajian teori terhadap pengukuran alat ukur.
 Para peserta didik melaksanakan quiz dari Pembimbing (guru)
 Para peserta didik melakukan hipotesis hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
 Guru memberikan penyampaian materi terkait yang akan dibahas dan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan doa bersama peserta didik
 Guru memberikan salam penutup kepala peserta didik

N. PENILAIAN

Tingkat Deskripsi
Mahir a. Mampu meoperasikan alat laboratorium yang digunakan dengan baik
dan benar tanpa diperlukan dengan pendamping/guru.
b. Mengawasi ketertiban pada diri sendiri dan anggota kelompok serta
mampu membimbing kelompok nya dalam pengujian praktikum
tersebut..
c. Kompak dalam pengerjaan percobaan antar anggota kelompok tersebut.
Sedang a. Memerlukan bimbingan dan arahan serta pengawasan ketika membuat
Berkembang aplikasi alat dan bahan dilaboratorium.
b. Mengawasi ketertiban pada diri sendiri dan anggota kelompoknya
dalam percobaan yang dilakukan.
c. Perlu di ingatkan untuk selalu menjaga kekompakan antar anggota
kelompoknya.

O. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pengayaan:
Peserta didik yang memiliki capaian tinggi diberikan tugas mempelajari materi
berikutnya, sehingga pada pertemuan berikutnya bisa membantu dalam kelompok
belajar.
Remedial:
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan mempelajari kembali materi massa
jenis terbarukan dan membuat minimal satu contoh-contoh peristiwa disekitar mereka
yang berkaitan dengan massa jenis tersebut.

P. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


a. Refleksi Guru.
a. Apakah terdapat kendala dalam pembelajaran?
b. Apakah semua tujuan pembelajaran tercapai?
c. Apa saja kesulitan siswa saat mengikuti pembelajaran?
d. Apakah model dan metode pembelajaran perlu perbaikan? Pada bagian
mana?
b. Refleksi Siswa
a. Apakah pembelajaran IPA menyenangkan bagi kalian ?
b. Apakah kalian memahami materi yang sudah kalian pelajari ?
c. Kesulitan apa saja yang kalian alami selama proses pembelajaran ?
d. Bagaimana saran kalian untuk kegiatan pembelajaran berikutnya !

Q. KOMPONEN LAMPIRAN
 Bahan Ajar.
 Media Pembelajaran.
 LKPD.
 Kisi-kisi, Instrumen, Rubik Penilaian.
DAFTAR PUSTAKA
(Lampiran 1)

Bahan Ajar

A. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10
cm dengan ketelitiannya 0.1 mm atau 0.01 cm. (Agustiana dan Tika, 2013). Jangka sorong
memiliki berbagai ukuran dengan rentang pengukuran dari 100 mm hingga 3000 mm (4 inci
sampai 120 inci). (Flack, 2014)

Jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur bagian dalam dan luas suatu
benda terdiri dari bilah utama atau bilah yang dibagi dalam mm dan suatu bilah pembantu
yang dibagi 100. Seratus garis pada bilah pembantu sama dengan 49 milimeter pada bilah
utama sehingga setiap garis mm. Bila suatu garis bilah pembantu berimpit dengan suatu
tanda pada skala utama, maka harga ukurnya adalah jumlah skala dihitung dari angka 0×0.02
mm. (Poerwanto dkk, 2012:79)

 Bagian-bagian Jangka Sorong

(Gambar 1.1 Bagian-bagian dari alat ukur jangka sorong)


a. Skala utama

Skala utama merupakan pembagian vernier untuk memperoleh pengukuran yang baik.

b. Skala vernier (nonius)

Skala vernier (nonius) merupakan pembagian sama panjang pada jangka sorong yang
ditandai dengan satuan pengukuran.

c. Rahang tetap

Rahang tetap merupakan bagian runcing di ujung penggaris yang menyokong benda yang
diukur; benda diletakkan diantara dua rahang yang dirapatkan. Terdapat dua rahang tetap,
yakni rahang tetap atas dan rahang tetap bawah

d. Rahang gerak

Rahang gerak merupakan bagian runcing yang dipasang di ujung vernier yang dapat bergeser
sepanjang penggaris ke objek yang diukur. Terdapat dua rahang gerak, yakni rahang gerak
atas dan rahang gerak bawah.

e. Kunci peluncur

Kunci peluncur berfungsi untuk menjaga pengukuran yang diperoleh.

f. Kunci penggerak halus

Kunci penggerak halus berfungsi untuk mengatur posisi rahang secara halus.

g. Ruler (ekor)

Peralatan berskala di ujung rahang untuk mengukur ketebalan atau kedalam sebuah benda.
(Corbell dan Archambault, 2011:700)
 Jenis-jenis Jangka Sorong

Alat ukur jangka sorong memiliki beberapa jenis yaitu: Jangka sorong manual, jangka sorong
arloji, jangka sorong arloji.

 Manfaat dan Kegunaan Jangka Sorong.


 Untuk mengukur dimensi luar sebuah benda.
 Untuk mengukur dimensi dalam sebuah benda.
 Untuk mengukur kedalaman sebuah benda.
 Prinsip Kerja Jangka Sorong

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menggunakan jangka sorong


Adalah:

 Tutup rapat rahang tetap dan rahang geser pastikan agar kedudukan skala
berada di Nol.
 Letakkan benda tepatnya di tengah tempat ukur.
 Agar skala tidak berubah-ubah, kuncilah jangka sorong dengan cara memutar
bagian Kunci peluncur.
 Setelah terkunci lepaskan benda dari pengukur jangka sorong. Kemudian baca
pada Skala utama dan skala nonius dengan cara mencari garis angka yang
segaris antara Skala utama dan skala nonius.
 Cara Membaca Hasil Pengukuran Pada Jangka Sorong
(Gambar 1.2 Contoh hasil pengukuran)

Hasil pengukuran ini sebesar cm. cara mendapatkan hasil pengukuran ini adalah
dengan cara sebagai berikut:

1. Amati dan baca skala utamanya adalah 1,4 cm

2. Skala nonius yang berimpit tegak lurus dengan satu tanda skala utama adalah garis ke-
sepuluh

3. Mengingat tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm, maka nilai lebih adalah 10 x
0,1 mm = 1 mm = 0,1 cm

4. Jadi, bacaan jangka sorong adalah 1,4 cm ditambah 0,1 cm sama dengan 1,5 cm.

(Agustiana dan Tika, 2013:9)

B. Mikrometer Sekrup

Micrometer adalah alat ukur dengan ketepatan (presisi) yang tinggi. Digunakan untuk
benda kerja pada jarak ukur tertentu yakni 0 - 25 mm, 25 - 50 mm, 50 - 75 mm dengan
tingkat ketelitian 0.01 mm. (Hasna, 2011: 7).

Micrometer merupakan alat ukur untuk mengukur panjang atau ketebalan benda,
kedalaman celah lubang, dan untuk mengukur diameter suatu lubang. Mikrometer memiliki
ketelitian 0.005 mm. (Marcello,1994 : 15). Micrometer digunakan untuk mengukur benda
yang sangat tipis, seperti tebal kain, tebal kawat, tebal kertas, bahkan sehelai rambut . (Tipler,
1998: 20).
(Gambar 1.3 Bagian-bagian alat ukur mikrometer)

Fungsi dari bagian – bagian micrometer sebagai berikut:

a. Poros tetap

Merupakan salah satu bagian dari micrometer sekrup. Yang memiliki fungsi sebagai menahan
sebuah benda yang sedang diukur. Yaitu ketika benda yang akan diukur ditempelkan diantara
poros tetap dan poros geser. Poros geser tersebut menekan benda yang sedang diukur, ditahan
agar tidak mudah bergerak saat melakukan pengukuran.

b. Poros geser

Adalah salah satu dari bagian micrometer yang berfungsi sebagai sebuah poros yang bisa
digerakkan menuju poros tetap untuk menekan suatu benda yang akan diukur. Poros geser
tersebut dapat digerakkan ke kanan dan kiri untuk menyesuaikan ukuran benda yang akan di
ukur.

c. Pengunci

Merupakan salah satu bagian dari micrometer yang memiliki fungsi sebagai mengunci poros
geser agar tidak bergerak ketika sedang menghitung hasil pengukuran.

d. Skala utama
Merupakan bagian alat ukur micrometer sebagai tempat letal selubung dalam. Skala Utama
berfungsi menunjukkan angka dalam satuan milimeter.

e. Skala nonius

Salah satu bagian dari micrometer sebagai tempat skala nonius atau skala putar yang
berfungsi untuk mengetahui besar skala nonius yang menunjukkan besar suatu benda
tersebut.

f. Pemutar

Pemutar merupakan salah satu bagian dari micrometer yang berfungsi sebagai gerakan ke kiri
atau kanan suatu poros geser. Ketika pemutar terdengar suara klik maka berhenti melakukan
pemutaran tersebut.

g. Bingkai

Bingkai adalah salah satu dari bagian micrometer yang berbentuk huruf C. Bingkai tersebut
terbuat dari logam panas serta memiliki bentuk yang kuat dan tebal. Hal ini bertujuan untuk
meminimalkan terjadinya peregangan dan pengerutan atau dapat disebut terjadinya pemuaian
karena dapat mengganggu dalam melakukan pengukuran. Selai hal ini bingkai juga dilapisi
oleh plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika memegang. Jika
memegang bingka dengan waktu yang lama dapat terjadi kalor sehingga bingkai memanas
hingga 10o C, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm. (Julianty, 2012:
23)

 Jenis-jenis Mikrometer.

Ada beberapa jenis mikrometer dimana alat ukur tersebut berdasarkan jenis skalanya,
yaitu: Mikrometer sekrup manual, mikrometer sekrup digital.
 Fungsi Mikrometer

Ketika kita kebingungan berapa diameter rambut yang sangat tipis. Maka kita dapat
melakukan pengukuran menggunakan micrometer-micrometer tersebut banyak sekali
digunakan dalam kehidupan sehari – hari karena memiliki manfaat untuk panjang atau
ketebalan atau diameter dari benda – benda yang cukup kecil seperti lempeng baja,
aluminium, diameter kabel, diameter kawat, lebar suatu kertas, dan masih banyak lagi.
Penggunaan micrometer sangat luas, yaitu melakukan pengukuran besaran panjang lebih
presisi. (Antika, 2012:23)

 Cara penggunaan Mikrometer.

a. Pastikan pengunci (lock nut) dalam keadaan terbuka

b. Bukalah rahang dengan memutar ke kiri pada skala putar

c. Masukanlah benda yang akan di ukur pada rahang dan putar kembali skala putar sampai
tepat (jangan terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh) hingga bunyi klik.

d. Putarlah pengunci (lock nut) hingga skala putar tidak dapat digerakkan.

e. Jika sudah pengukuran, keluarkan benda dan baca hasil pengukuran. . ( Ummu, 2011: 8 )

 Konsep Fisika.

Dalam Mikrometer terdapat beberapa konsep fisika diantaranya sebagai berikut:

1. Hukum Newton I ∑ 𝐹 = 0

Hukum Newton I “benda akan tetap diam jika sebelumnya diam atau tetap bergerak jika
sebelumnya bergerak, kecuali ada gaya luar yang mempengaruhinya” Sehingga yang
mempengaruhi konsep fisika dalam Mikrometer adalah gaya. (Walker, 2016:116)
2. Gaya Gesek ( f )

Gaya gesek merupakan gaya yang menahan pergeseran permukaan suatu benda. (Walker,
2016: 116) jadi jika gaya gesek pada benda cukup besar, itu bisa menyebabkan benda seret
untuk bergerak.

3. Tekanan

“Gaya yang diberikan pada benda dan di pengaruhi oleh luas permukaan benda tersebut.
(Handayani,2005:1)

 Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Pada Mikrometer.

Cara pembacaan hasil pengukuran micrometer itu tidak sulit, hanya saja butuh
ketelitian dalam melihat. Karena jenis mikrometer terdapat analog dan digital, cara
pembacaannya pun berbeda, yaitu:

1. Micrometer analog

Pembacaan micrometer analog dibutuhkan ketelitian dalam melihat angka – angka,


dan harus melihat hasil pengukuran tepat lurus di depan mata. Adapun langkah – langkahnya
sebagai berikut:

a. Tentukan skala utama Yaitu skala yang tepat berimpit dengan


skala nonius (skala putar).
b. skala nonius Yaitu dengan melihat skala nonius yang sejajar
dengan garis mendatar yang berada pada pada skala.
c. Lalu kalikan skala nonius dengan skala terkecil dari micrometer
(0,01 mm).
d. Kemudian jumlahkan skala utama dan skala nonius. (Soejoto,
1993: 23)
(Gambar 1.4 pembacaan hasil pada mikrometer)

Cara perhitungannya:

Pembacaan pada skala utama 5,00 mm

Pembacaan pada skala nonius 0,20 mm +

Pembacaan akhir 5,20 mm

Jika penggunaan dilakukan dengan menggunakan rumus:

Hasil = SU + (SN x 0,01 mm)

= 5,00 + (20 × 0,01)

= 5,20 mm

(Soejoto, 1993: 23)

2. Micrometer digital
Cara membaca micrometer digital lebih mudah dibandingkan micrometer analog,
tinggal langsung melihat nilai yang ada pada layar mirometer digital. Yang sudah pasti
hasilnya pun lebih tepat dan akurat. (Alnoso, 1994: 20)

C. Massa (Neraca)

 Jenis-jenis Neraca
 Beam Balance ( Balok Keseimbangan)
 Unequal-arm balance
 Robelval’s balance
 Bathroom scale (Timbangan Kamar mandi)
 Electronic Scale
 Analytical Balance
 Spring Balance (Neraca Pegas)
 Manfaat Neraca
 Neraca Ohaus yaitu untuk mengukur massa suatu benda (logam) pada praktek di
laboratorium. Kapasitas bebannya 311 gram, batas ketelitian neraca ohaus 0,1 gram.
(Muidah, 2016)
 Neraca analitik yaitu neraca yang biasa digunakan di laboratorium, bisa juga
digunakan untuk menimbang dari 0,1 mg sampai maksimum 200 gram. Dengan
media berupa bakteri, jamur atau media tanam kultul jaringan dan mikro biologi
dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. (Iya, 2014)
 Cara penggunaan Neraca
 Cara penggunaan neraca ohaus
Neraca ohaus dikalibrasi terlebih dahulu dengan memutar sekrup yang ada di samping
piringan neraca sehingga posisi pada kedua garis neraca terlihat seimbang. Lalu letakkan
benda yang akan di ukur massanya pada piringan tersebut. Setelah itu menggeser skala yang
dimulai dari skala besar baru bisa digunakan; Jika pada kedua garis sudah seimbang maka
baru memulai membaca hasil. (Rukmana, 2015)

 Cara menggunakan neraca analitik dan digital

Pertama posisi neraca nol, lalu simpanlah sesuatu zat yang akan ditimbang diatas timbangan
tersebut. Lalu baca nilai yang terlihat pada monitor neraca, setelah selesai digunakan jangan
lupa untuk dinolkan neraca tersebut. (Iya, 2014)

 Cara menggunakan neraca pegas

Benda yang akan di ukur ditempatkan pada tempat penyimpanan beban, selanjutnya geser
beban pemberat di sepanjang batang berskala sampai seimbang. (Iya, 2014)

 Prinsip Kerja Neraca

Prinsip kerja neraca adalah membandingkan massa benda yang diukur dengan anak
timbangan. Pengukuran neraca dapat diubah dengan menggeser posisi anting (anak
timbangan) sepanjang lengan. Anting dapat digeser menjauhi atau mendekati poros neraca.
Massa pada benda dapat diketahui dengan menjumlahkan masing-masing posisi dari setiap
anting di sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. (Iya, 2014)

 Konsep Fisika
Konsep fisika pada neraca 2 lengan

Gambar 1.5 konsep fisika(Muidah, 2016)

Konsepnya yaitu kesetimbangan. Kesetimbangan pada benda terjadi apabila gaya dan
torsi pada benda itu nol, maka benda tidak akan mengalami perubahan gerak maupun rotasi.
Benda yang bergerak dengan kecepatan konstan memiliki momentum linear konstan. Artinya
tidak ada gaya total yang bekerja pada benda itu atau total gaya bernilai konsep dari
kesetimbang tersebut yaitu:

a. Neraca 2 lengan itu diberi 2 gaya yang sama sejajar (F1 = F2)

b. Neraca 2 lengan itu diberi 2 gaya yang sama tapi tidak sejajar (ƩF = 0), tapi neraca
berotasi.

Dari konsep diatas kita melihat jika memberikan 2 gaya yang sama besar tetapi
berlawanan arah, maka benda-benda akan mengalami keseimbangan, karena total gayanya itu
adalah nol, maka benda akan diam. Kemudian agar benda tidak berotasi atau tetap dalam
posisi keseimbangan, maka torsi pada benda harus sama dengan nol (=0).

Benda berada dalam keadaan setimbang itu jika:


(Kusnadi, 2011)

 Elastisitas pada neraca pegas

Pegas bersifat elastis, bisa memanjang dan memendek. Kedua perubahan tersebut di sebut
merenggang. Ketika renggangan pegas x saat itu pegas memberi gaya pembalik
(restoringforce) F (pada tetapan pegas k) dengan arah ke posisi setimbangnya, dalam kaitan F
= -kx. (Priyambodo & Jati, 2009)

 Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Neraca

1. Cara pembacaan hasil pengukuran neraca ohaus

a. Cermati skala yang terdapat pada anting (pemberat) yang terdapat di lengan neraca

b. Hasil pengukuran dibaca dari neraca ohaus.

Misal : lengan 2, lengan 3, lengan 4

Pembacaannya: Lengan 2 = 2 → 1

Lengan 3 = 3 → 2 → 1

Lengan 4 = 4 → 3 → 2 → 1

(Iya, 2014)
(LAMPIRAN 2)

MEDIA PEMBELAJARAN

Media : Praktikum Sederhana

Motivasi : Mengapa kita memerlukan pengukuran dalam mengukur suatu benda? Dan
mengapa dalam mengukur benda memiliki alat-alat dan fungsi-fungsi yang berbeda?

Tujuan Pembelajaran:

 Mengetahui, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengukuran fisis, dan macam –


macam alat ukur berdasarkan besaran yang diukur pada benda di lingkungan sekitar.
 Mengukur benda dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan yang akan diukur.
 Peserta didik dapat pengolahan data hasil pengukuran sesuai dengan menggunakan aturan
Angka penting.
 Peserta didik mampu mendemonstrasikan berbagai cara dalam pengukuran dengan tepat
 Peserta didik dapat menunjukkan hasil dari pengukuran secara tertulis dengan konsep
penulisan notasi ilmiah dengan benar.

Teknik Penilaian:

 Penilaian sikap.
 Penilaian kinerja.
 Penilaian prestasi.
 Penilaian soal evaluasi.

Cara Menentukan Nilai Pengukuran Alat Ukur

Contoh:
 Skala utama = 5,3 cm
 Skala nonius = 0,08 cm
= 5,35 cm
 Skala utama: posisi nol skala nonius
terhadap skala utama
 Skala nonius: angka yang
berimpitan(garis lurus)

 Skala utama = 9,5 mm


 Skala nonius = 0,27 mm
 Skala utama : skala yang beimpit
dengan skala nonius
 Skala nonius : angka yang berimpit
(garis lurus?
 Jumlah skala pada lengan
 Pembacaan = 400 + 30 + 7
= 437

Anda mungkin juga menyukai