Pedoman - Desain - Drainase - Tersier - R26-7-2011 PDF
Pedoman - Desain - Drainase - Tersier - R26-7-2011 PDF
I. Tujuan:
Pedoman ini adalah sebagai pedoman bagi DMC (District Management Consultant)
dalam perencanaan sistem drainase tersier dalam program REKOMPAK-JRF di
daerah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat.
Flood Control
(Pengendali Banjir) Sistem Drainase
Utama
Definisi: Sungai yang
melintasi wilayah
kota berfungsi Definisi : Terdiri dari
sebagai saluran primer,
pengendalian banjir, sekunder dan
sehingga tidak
mengganggu
tersier beserta
masyarakat dan bangunan
dapat memberikan pelengkapnya.
manfaat bagi Pengelola :
kegiatan kehidupan Pemerintah kota
manusia setempat
Pengelola: Dinas
Pengairan (SDA)
Sistem Drainase-Tersier
Definisi: Sistem saluran awal yang melayani kawasan kota
tertentu seperti kompleks perumahan, areal pasar,
perkantoran, areal industri dan komersial
Pengelola: Masyarakat, pengembang atau instansi lainnya
Kriteria Desain
• Kemiringan longitudinal < 4 %, direkomendasikan antara 1 – 2 %
• Baik digunakan pada tanah yang memiliki kapasitas infiltrasi
tinggi.
• Penampang saluran berbentuk trapesium, kemiringan lereng antara
(1:1,5) hinga (1:3); Luas penampang basah minimum 0,5 m2.
Untuk bentuk trapesium dengan kemiringan lereng (1:1,5), lebar
dasar saluran adalah sekitar 0,4 m
• Untuk kompleks perumahan, saluran didesain untuk menampung
debit perode ulang 5 tahun.
• Dapat digunakan dengan baik pada permukiman dengan
kepadatan rendah, dan sulit diaplikasikan untuk permukiman
dengan kepadatan tinggi.
• Perbedaan antara elevasi dasar saluran dengan elevasi muka air
tanah sebaiknya lebih dari 60 cm.
• Luas maksimum daerah tangkapan hujan sekitar 2 Ha.
Kelebihan/ Keuntungan
• Merupakan kombinasi antara sistem untuk meminimalisir
kuantitas aliran permukaan sekaligus meningkatkan kualitas
runoff.
Kekurangan/ Keterbatasan
• Biaya pemeliharaan lebih tinggi dibandingkan dengan struktur
saluran dengan perkerasan.
• Tidak dapat digunakan untuk area dengan kemiringan lahan yang
curam..
• Memungkinkan terjadinya erosi dasar.
Kriteria Desain
• Baik digunakan pada tanah yang mudah tererosi.
• Pada lahan yang terbatas, dapat digunakan penampang saluran
berbentuk persegi.
• Dapat digunakan dengan baik pada permukiman dengan
kepadatan tinggi dan pada lahan dengan kemringan yang terjal.
Kelebihan/ Keuntungan
• Biaya pemeliharaan lebih murah dibandingkan dengan saluran
tanpa perkerasan.
• Tidak memerlukan lahan yang luas dibandingkan dengan saluran
tanpa perkerasan.
Kekurangan/ Keterbatasan
• Biaya konstruksi lebih mahal dibandingkan dengan saluran
dengan tanpa perkerasan
• Kecepatan aliran tinggi, tidak memungkinkan adanya infiltrasi
dari saluran, debit akumulasi runoff tinggi.
mengalir setelah melalui struktur swale diharapkan memiliki kualitas air yang lebih
baik.
Berdasarkan karakteristik genangan air struktur swale terbagi menjadi dua tipe yaitu
Drainase Swale Sistem Kering dan Sistem Tergenang:
Kriteria Desain
• Kemiringan longitudinal < 4 %
• Kemiringan lereng (1:2) atau lebih landai, direkomendasikan (1:4)
• Lebar dasar saluran 0,5 – 2,5 m
• Didesain untuk menampung debit periode ulang 25 tahun dengan
freeboard sekitar 15 cm
• Dapat digunakan dengan baik pada permukiman dengan
kepadatan tinggi
• Luas maksimum daerah tangkapan hujan sekitar 2,5 Ha
Kelebihan/ Keuntungan
• Merupakan kombinasi antara system untuk meminimalisir
kuantitas aliran permukaan sekaligus meningkatkan kualitas
runoff.
Kekurangan/ Keterbatasan
• Biaya pemeliharaan lebih tinggi dibandingkan dengan saluran
struktur perkerasan.
• Tidak dapat digunakan untuk area dengan kemiringan lahan yang
curam.
• Memungkinkan terjadinya akumulasi sedimen
• Memungkinkan timbulnya bau yang tidak sedap serta
berkembangnya nyamuk (jika air selalu menggenang).
Sistem ini memerlukan struktur pencegah sedimen, sehingga sedimen yang mengalir
bersama air limpasan hujan dapat tertahan dan tidak ikut masuk ke dalam parit.
Struktur tambahan seperti saringan, atau struktur penahan sedimen lainnya perlu di
desain bersamaan dengan parit infiltrasi.
Kriteria Desain
• Luas maksimum daerah tangkapan hujan sekitar 2,5 Ha. Tingkat
infiltrasi tanah harus lebih besar dari 1,5 cm/jam.
• Kedalaman parit antara 1 – 2,5 m diisi dengan agregat batu
berdiameter 4 – 7 cm.
• Memerlukan adanya struktur pencegah sedimen dan sumur
pengamatan perkolasi
Kelebihan/ Keuntungan
• Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan dapat menambah
volume air tanah.
• Dapat diaplikasikan pada daerah yang tidak terlalu luas dengan
jenis tanah yang relatif lolos air (porous)
• Dapat digunakan untuk permukiman daerah padat maupun tidak
padat.
Kekurangan/ Keterbatasan
• Kemungkinan terjadinya aliran polutan ke dalam air tanah, karena
itu tidak dipakai untuk sistem tercampur.
• Potensi penyumbatan tinggi, sehingga sebaiknya tidak digunakan
di daerah dengan jenis tanah yang relatif halus (lempung, lanau)
• Tidak dapat digunakan di daerah komersial.
• Memerlukan penyelidikan geoteknik sebelum diaplikasikan.
Drainase Drainase
Drainase Drainase
Swale Swale
Morfologi Lokasi Tanpa Dengan Parit Infiltrasi
Sistem Sistem
Perkerasan Perkerasan
Kering Tergenang
Keterangan :
XX = sangat layak m.a.t =muka air tanah
X = layak dengan syarat tertentu
0 = kurang layak