Contoh Makalah Manajemen Resiko
Contoh Makalah Manajemen Resiko
3.1. Pendahuluan
Bagaimana peranan Manajemen Risiko dalam pengelolaan perusahaan dapat kita telusuri dari
pendapat Henri Fayol, yang menyatakan bahwa ada enam fungsi dasar kegiatan pengelolaan suatu
perusahaan industri, yaitu : kegiatan teknis, komersial, keuangan, keamanan, akuntansi dan
manajerial.
Dari ke enam fungsi dasar tersebut, maka Manajemen Risiko berkaitan dengan kegiatan
keamanan, yang bertujuan menjaga harta benda dan personil perusahaan terhadap kerugian yang
disebabkan oleh berbagai gangguan. Dengan demikian kegiatan Manajemen Risiko mencakup
semua tindakan untuk memberikan keamanan terhadap operasi perusahaan dan memberikan
ketenangan jiwa yang dibutuhkan oleh seluruh personil perusahaan (mencakup pemilik, pimpinan dan
karyawan perusahaan).
Untuk itu cara-cara yang dapat ditempuh oleh Manajer Risiko antara lain dengan : melakukan
inspeksi fisik di tempat kerja, mengadakan angket kepada semua pihak di perusahaan, menganalisa
semua variabel yang tercakup dalam peta aliran proses produksi dan sebagainya. Misalnya : dengan
menganalisa bahan baku dan pembantu dapat diidentifikasi : kemungkinan kerugian karena jumlah
pasokan yang tidak memadai, penyerahan yang tidak tepat waktu, kerusakan dan kehilangan pada
saat penyimpanan; pada proses produksi dapat diidentifikasi : kemungkinan kerugian karena salah
proses, kerusakan alat produksi, keterlambatan dan sebagainya; pada produk akhir : kemungkinan
kerugian karena barang rusak/hilang dalam penyimpanan, penipuan/kecurangan dari penyalur dan
sebagainya.
Pada pokoknya ada 4 (empat) cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko, yaitu :
mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan dan menghindari. Dimana
tugas dari Manajer Risiko adalah memilih salah satu cara yang paling tepat untuk menanggulangi
suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling tepat untuk menanggulangi
risiko.
BAB IV
PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO
4.2.2. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang diidentifikasi. Jika akan
mengidentifikasi risiko di bagian produksi, maka hal yang perlu diamati bagaimana proses produksi itu
berlangsung, selanjutnya mengidentifikasi dimana saja risiko dapat terjadi, kejadian apa saja yang
dapat menimpa dan apa penyebabnya. Demikian juga jika ingin melakukan identifikasi risiko di bagian
lainnya. Hal yang dilakukan adalah mengamati bagian tersebut, mencari tahu risiko apa saja yang
dapat terjadi pada bagian tersebut, kejadian apa yang bisa menimpa dan apa saja penyebabnya.
4.2.3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan bertanya kepada orang-orang yang bekerja pada unit kerja yang
menjadi objek identifikasi risiko, meliputi manajemen, karyawan dan orang lain yang berhubungan
dengan unit kerja yang diidentifikasi. Mereka dianggap kompeten untuk memberikan informasi
tentang keberadaan risiko, termasuk kejadian-kejadian yang menimpa dan penyebabnya.
4.2.4. Pengacuan
Dilakukan dengan cara mencari informasi tentang risiko di tempat atau perusahaan lain, contohnya,
dari berita di media massa, dapat diketahui bahwa eskalator beresiko menyebabkan anak-anak
terjepit.
5) Bailments
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami bahwa ada barang-barang yang untuk sementara
berada di tangan orang lain (bukan pemilik yang sebenarnya).
Contoh :
• Mobil yang direparasikan, untuk sementara berada di tangan pemilik bengkel.
• Pakaian yang dibinatukan, untuk sementara berada di tangan tukang binatu
• Barang-barang yang disimpan di gudang yang disewa.
Orang-orang atau badan-badan yang menguasai harta orang lain untuk sementara disebut “bailee”
dan si pemilik barang disebut “bailor”, sedang perjanjian antara bailee dan bailor disebut “bailments”.
Bila barang selama berada di tangan bailee terkena peril, tanggung jawab terhadap kerugian akibat
peril tersebut tergantung pada isi perjanjian bailmentsnya. Tetapi bagaimanapun juga bila kerugian
harta selama barang ada di tangannya diakibatkan oleh kecerobohannya, maka bailee bertanggung
jawab terhadap kerugian harta tersebut.
Kadang-kadang karena suatu sebab tertentu perjanjian telah dibuat sebelum terjadi kerugian atau
karena keinginan dari bailee untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggannya (bailor), bailee
memikul tanggung jawab untuk kerugian-kerugian yang tak terduga terhadap harta pelanggan yang
ada di tangannya, sekalipun kerugian itu bukan karena kecerobohannya. Bailee yang bertindak
demikian pada hakekatnya adalah sebagai wakil atau agen pemilik.
Karakteristik dari hubungan bailments ini antara lain :
a) Identitas harta (“the title of the property”) atau bukti kepemilikan masih ada di tangan bailor.
b) Kepemilikan atau penguasaan harta untuk sementara berada di tangan bailee.
c) Pemindahan kepemilikan atau penguasaan kepada orang lain dari harta harus merupakan
pemindahan posisi dari seorang bailee dan harus mendapat persetujuan dari bailor.
Mengenai sampai dimana tanggungjawab terhadap harta yang untuk sementara berada di bawah
kekuasaan Bailee, hukum menentukan 3 macam kategori, yaitu :
a) Bila penyerahan harta dalam bailments tersebut untuk kepentingan bailor dan bailee tidak
mendapatkan kompensasi apapun atas pemeliharaan dan pengamanan harta tersebut, maka bailee
tidak bertanggung jawab atas kerugian harta tersebut.
Contoh :
Seseorang menitipkan barangnya kepada temannya, tanpa ada kompensasi atas penitipan tersebut,
bila harta yang dititipkan terkena peril, maka temannya tidak bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.
b) Bila penyerahan tersebut untuk kepentingan bailee, dimana bailee dapat meminjam dan
memanfaatkan harta tersebut untuk sementara waktu tanpa kompensasi apapun kepada bailor, maka
bailee bertanggungjawab atas kerugian harta yang bersangkutan.
Contoh :
Pemilik bengkel yang memanfaatkan mobil yang sudah selesai diperbaiki sebelum diserahkan
kepada pemiliknya dan pemilik tidak mendapatkan kompensasi apapun atas pemanfaatan (misalnya
disewakan), maka bila mobil tersebut terkena peril, kerugian menjadi tanggungjawab pemilik bengkel.
c) Penyerahan tersebut untuk kepentingan kedua belah pihak (bailee dan bailor) dan kedua belah
pihak mendapatkan manfaat dari penyerahan tersebut, maka kerugian terhadap harta yang
diserahkan menjadi tanggung jawab kedua belah pihak.
Contoh :
Seorang pemilik mobil menyerahkan mobilnya kepada perusahaan penyewaan mobil, dimana pemilik
mendapatkan bagian dari hasil persewaannya, maka bila mobil terkena peril, kerugiannya dipikul
bersama oleh pemilik dan perusahaan persewaan.
6) Easement
Easement adalah hak bagi seseorang untuk memanfaatkan harta yang bukan miliknya dan hak
penggunaan tersebut diakui oleh pemiliknya, maka bila terjadi kerugian atas pemanfaatan harta
tersebut menjadi tanggung jawab orang yang memanfaatkan (pemakai). Hak ini biasanya diperoleh
melalui pengungkapan/pengakuan secara tidak langsung, tetapi mungkin juga diperoleh melalui
sebuah perjanjian/akte (prescription).
Contoh :
Seorang pengusaha bahan bangunan mempunyai hak untuk menggunakan halaman tetangganya
untuk menyimpan sebagian barang dagangannya. Bila terjadi kerugian akibat penempatan barang
dagangan tersebut, maka kerugiannya menjadi tanggung jawab pedagang bahan bangunan itu
sendiri.
7) Lisensi
Lisensi adalah hak istimewa yang diberikan oleh pemilik harta kepada pihak lain untuk menggunakan
harta tersebut, bagi suatu tujuan yang spesifik. Bila terjadi kerugian akibat penggunaan tersebut,
kerugiannya menjadi tanggung jawab pemilik atau bisa juga menurut perjanjian.
Contoh :
Hak penggunaan merek dan formula obat-obatan, kosmetik dan produk toiletris yang diperoleh
beberapa perusahaan di Indonesia.. Misalnya : hak PT. PZ. Cussons Indonesia untuk memproduksi
cream perawatan bayi milik PZ Cussons (Int) Ltd. England.
4.3.2. Tanggung jawab atas kerugian pihak lain
4.3.2.1. Pengertian
Tanggung jawab atas kerugian pihak lain (Liability Loss Exposures) adalah tanggung jawab yang
timbul karena adanya kemungkinan aktivitas perusahaan menimbulkan kerugian harta atau personil
pihak lain, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
4.3.2.2. Jenis Tanggung jawab kepada pihak lain
Tanggung jawab yang sah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Tanggung jawab sipil/perdata, yaitu tanggung jawab yang sah yang realisasinya biasanya
dilakukan oleh satu pihak (penggugat) melawan pihak lain (tergugat) yang dinyatakan bersalah.
Dimana keputusan hukumnya berupa : pengganti kerugian kepada pihak yang dirugikan
(penggugat). Dimana pengadilan memutuskan perkara yang diajukan oleh pihak yang berperkara
dan atas biaya mereka sendiri.
2) Tanggung jawab umum/pidana, berlakunya tanggung jawab ini kepada yang bersangkutan
diajukan oleh petugas pelaksana hukum (Jaksa Penuntut Umum) atas nama
masyarakat/umum/Negara terhadap individu maupun usaha bisnis, yang diduga harus bertanggung
jawab atas kerugian yang terjadi. Keputusan hukumnya berupa denda atau penjara, yang harus
dibayar/dijalani oleh tersangka. Bila ancaman hukumannya cukup berat dan tersangka tidak mampu
membayar pengacara, maka pengacara disediakan dan dibayar oleh pemerintah.
2) Kelalaian yang tidak disengaja (ceroboh), yaitu berupa kegagalan untuk melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu (yang seharusnya dilakukan), karena kekurang hati-hatiannya, sehingga
mengakibatkan kerugian.
Contoh : Seorang dokter tentu sudah tahu bahwa ada sementara orang yang tidak tahan terhadap
pinicilin, sehingga ia harus selalu menyediakan obat penangkalnya. Pada suatu ketika dia mengobati
pasiennya dengan pinicilin yang ternyata si pasien tidak tahan dan si dokter tidak dapat segera
memberikan pertolongan, karena persediaan obat penawarnya sedang habis.
4.3.2.7. Pembelaan
Dalam proses penentuan kewajiban ada kemungkinan terdakwa/tergugat dapat mengajukan atau
menunjukkan bahwa ia tidak ceroboh, sehingga dia tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang
diderita oleh penuntut. Artinya tergugat dapat membela diri, bahwa dia tidak bertanggung jawab
terhadap kerugian yang telah terjadi.
Pembelaan atau kebebasan tanggung jawab pada prinsipnya hanya dimungkinkan bila menyangkut 3
hal, yaitu :
1) Adanya asumsi risiko, yaitu bila bisa diasumsikan bahwa si penuntut sudah mengetahui risiko
yang dihadapi berkaitan dengan hal yang berhubungan dengan tergugat.
Contoh :
Seorang sopir pribadi tidak bertanggung jawab terhadap kerugian majikannya akibat mobil yang
dikemudikan rusak karena tabrakan. Jadi terhadap kerugian tersebut si majikan tidak dapat menuntut
ganti rugi pada sopirnya, karena diasumsikan bahwa si majikan sudah menyadari risiko yang dihadapi
dengan penggunaan sopir pribadi.
2) Membandingkan sumbangan dari kecerobohan terhadap kerugian. Hal ini berlaku bila diduga
bahwa penggugat maupun tergugat kedua-duanya ceroboh, sehingga menimbulkan kerugian. Dalam
menentukan tanggung jawab biasanya dipertimbangkan seberapa jauh yang bersangkutan berupaya
untuk menghindari kerugian yang sebetulnya mungkin dilakukan.
3) Lembaga-lembaga pemerintahan dan institusi-institusi yang bersifat sosial.
Prinsipnya petugas pemerintah dan institusi sosial mempunyai kekebalan terhadap kewajiban
mengganti kerugian yang diderita oleh pihak lain, akibat perbuatannya dalam melakukan tugas
kewajibannya. Dalam perkembangan dewasa ini hal itu bersifat relatif, artinya tergantung kasusnya.
Jadi kadang-kadang tetap harus bertanggung jawab tetapi mungkin juga tidak. Dengan adanya
pengadilan tata usaha negara (PTUN) menunjukkan bahwa petugas/lembaga pemerintah tidak serta-
merta bebas terhadap tanggung jawab atas tindakannya yang merugikan orang/pihak lain.
3) Tanggung jawab yang muncul dari Penjualan, Pembuatan dan Distribusi Barang/jasa.
Adalah kewajiban legal yang melibatkan janji dan kewajiban dari penjual sesuai dengan penjualan
barang/jasa. Apabila dalam melaksanakan janji/ kewajiban tersebut ada hal-hal yang merugikan
pembeli/pengguna, termasuk di dalamnya pengiriman, pemasangan dan pemeliharaan yang tidak
sebagaimana mestinya, maka kerugian tersebut menjadi tanggung jawab penjual.
c) Pengangguran
Yang dimaksud dengan pengangguran disini adalah pengangguran yang “terpaksa” (in-voluntary
unemployment), yaitu pengangguran yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, yang merupakan
salah satu penyebab hilangnya sumber pendapatan seseorang/karyawan.
Pengangguran dapat dibedakan ke dalam :
• Pengangguran menyeluruh (agregate unemployment), yaitu pengangguran yang menimpa seluruh
sektor kehidupan ekonomi.
• Pengangguran selektif atau struktural, yaitu pengangguran yang hanya menimpa suatu
sektor/daerah perusahaan, industri, kelompok karyawan atau daerah tertentu saja.
• Pengangguran pribadi, yaitu pengangguran yang hanya menimpa seseorang secara individual.
d) Pensiun
Kerugian finansial karena pensiun tidak sebesar kerugian finansial sebagai akibat kematian atau
pengangguran. Sebab disini kerugiannya hanya berupa berkurangnya jumlah penghasilan. Tetapi
meskipun demikian masalah ini sering dihadapi oleh kebanyakan orang pada akhir masa
kehidupannya. Yaitu adanya kegelisahan yang sering kita jumpai pada orang-orang yang mendekati
masa pensiun.
Masalah ini biasanya diatasi dengan mengadakan tabungan untuk hari tua. Tetapi tidak semua
orang dapat melakukannya, karena berbagai sebab, misalnya : karena penghasilannya memang
terbatas (pas-pasan), sehingga tidak mungkin menabung : karena pola hidupnya yang boros pada
masa aktif bekerja dan sebagainya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Benarkah kebanyakan orang ingin mengelakan risiko ?
Karena selalu ingin aman dan hidup tentram, maka memang
kebanyakan orang takut menanggung resiko. Namun semua
tahap kehidupan kita mengandung resiko. Kemanapun kita
mengelak atau lari dari resiko, makaa disitupun kita akan
menemukan risiko yang lainnya. Resiko merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari kehidupan. Bahkan ada orang yang
mengatakan , bahwa tak ada hidup tanpa resiko
sebagaimana tak ada hidup tanpa maut. Jadi dengan
demikian setiap hari kita menghadapi resiko, baik sebagai
perorangan, maupun sebagai perusahaan. Orang berusaha
melindungi diri tehadap resiko, demikian pula badan usaha
pun harus berusaha melindungi diri terhadap resiko.
Agar resiko tidak menghalangi kegiatan perusahaan,
maka seharusnyalah itu dimanajemeni dengan sebaik-
baiknya. Namun benarkah para pengusaha Indonesia kurang
memperhatikan manajemenn resiko?Program Manajemen
Resiko pertama-tama bertugas mengidentifikasikaan resiko-
resiko yang dihadapi, sesudah itu mengukur atau
menentukan besarnya resiko itu dan kemudian barulah
dapat dicarikan jalan untuk menghadapi ataau menangani
resiko itu. Ini berarti orang harus menyusun strategi untuk
memperkecil ataupun mengendalikannya.
Pendeknya dengan progran itu, dapatlah dilindungi
keefektifan operasi perusahaan yang bersangkutan. Jadi
pernyataan yang harus dicari jawabannya oleh manajer
resiko antara lain adalah : Resiko apa saja yang dihadapi
perusahaannya. Bagaimana dampak resiko itu terhadap
kehidupan bisnis perusahaannya. Resiko mana yang harus
dihadapi sendiri, mana yang harus dipindahkan kepada
asuransi. Metode mana yang cocok dan efisien untuk
menghadapinya.
B. Rumusan Masalah
Didalam makalah ini akan dibahas meliputi :
1. Pengertian resiko dan manajemen resiko
2. Macam-macam resiko
3. Upaya penanggulangan resiko
4. Konsep resiko
5. Manfaat manajemen resiko
6. Langkah-langkah manajemen resiko
7. Sumbangan manajemen resiko
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu selain sebagai
tugas mata kuliah pengantar ilmu manajemen, penulis
berharap dengan makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pemakalah khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Risiko berkaitan dengan kondisi terjadinya deviasi
yang menyebabkan kerugian. Dalam dunia usaha, kondisi ini
senantiasa ada dan menuntut perhatian manajemen untuk
mengelolanya dengan tepat. Inti pembahasan Manajemen
risiko meliputi identifikasi atas risiko yang ada, mengukur
beratnya risiko, dan menanganinya dengan pendekatan /
strategi tertentu.
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian
yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas
manusia termasuk: Penilaianrisiko, pengembangan strategi
untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan
risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen risiko bukanlah sesuatu yang berjalan
begitu saja, melainkan suatu upaya yang sistematik dan
terstruktur serta terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA
http://tn.upi.edu/e-learning/course/info.php?id=70
http://managemenrisiko.webs.com/kesimpulan.htm
id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko
www.tugu.com/understanding-insurance/risk-management.html
www.spexotics.com
http://adhityadwiputra.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-
resiko-tingkatan-dan-cara.html
Makalah Manajemen Resiko
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. On going process
Manajemen resiko dilaksanakan secara terus menerus dan
dimonitor secara berkala. Manajemen resiko bukanlah suatu
kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event).
2. Effected by people
Manajemen resiko ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di
lingkungan organisasi. Untuk lingkungan instansi pemerintah,
manajemen resiko dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai
institusi/departemen yang bersangkutan.
Resiko Operasional
Resiko Hazard
Resiko Finansial
Resiko Strategis
a. Mengidentifikasi resiko
1. Brainstorming
2. Survey
3. Wawancara
4. Informasi historis
5. Kelompok kerja
b. Menganalisa resiko
3. Monitoring resiko
Konsep lain yang berkaitan dengan resiko adalah peril dan hazard.
Peril merupakan suatu peristiwa yang dapat menimbulkan terjadinya
suatu kerugian. Sedangkan hazard merupakan keadaan dan kondisi
yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peril.
Suatu resiko yang terjadi dapat berasal dari resiko lainnya, dan
dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Resiko rendahnya kinerja
suatu instansi berasal dari resiko rendahnya mutu pelayanan
kepada publik. Resiko terakhir disebabkan oleh faktor-faktor sumber
daya manusia yang dimiliki organisasi dan operasional seperti
keterbatasan fasilitas kantor. Resiko yang terjadi akan berdampak
pada tidak tercapainya misi dan tujuan dari instansi tersebut, dan
timbulnya ketidakpercayaan dari publik.
1. Resiko spekulatif
2. Resiko murni
Resiko spekulatif
Resiko murni
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila
perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi
kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan
kerugian, bukan menimbulkan keuntungan kecuali ada kesengajaan
untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Resiko murni
adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak
terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara
menghindarkan resiko murni adalah dengan asuransi. Dengan
demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya
resiko murni kadang dikenal dengan istilah resiko yang dapat
diasuransikan ( insurable risk ). Perbedaan utama antara resiko
spekulatif dengan resiko murni adalah kemungkinan untung ada
atau tidak, untuk resiko spekulatif masih terdapat kemungkinan
untung sedangkan untuk resiko murni tidak dapat kemungkinan
untung.
7. Analisis lingkungan
BAB 3
PEMBAHASAN
Air bersih atau air minum sangat penting artinya bagi kehidupan
manusia. Kajian global kondisi air di dunia yang disampaikan pada
World Water Forum II di Denhaag, Belanda tahun 2000,
memproyeksikan bahwa pada tahun 2025 akan terjadi krisis air di
beberapa negara. Krisis air dapat saja terjadi di Indonesia apabila
pemerintah dan perusahaan air minum tidak dapat secara maksimal
mengelola asset utamanya.
a. Mengidentifikasi resiko
b. Menganalisis Resiko
c. Mengevaluasi Resiko
d. Menangani Resiko
f. Mengkomunikasikan Resiko
BAB 4
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://bppk.depkeu.go.id
http://wikipedia.org
http://acc.dau.mil
http://ahds.ac.uk
http://jiscinfonet.ac.uk/infokits/risk-management
http://vibiznews.com
PENDAHULUAN
manajemen risiko.
ancaman.
B. Tujuan
agrobisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
retention).
maksud-maksud tertentu.
prinsip kehati-hatian.
Perkapalan Surabaya).
ditimbulkan.
bangunan baru.
menjadi tolok ukur nilai indeks risiko atau nilai risiko yang pada
χ = eksposur
sebagai berikut:
2) Bandingkan biaya yang efektif dari setiap pilihan risiko yang
sebagai berikut:
pemilik risiko.
Perkapalan Surabaya).
5. Simpulan
simpulansebagai berikut:
bangun.
kompetitif.
bagi orang atau lembaga lainnya yang ingin mengerti proses dan
verifikasinya.
Agar diagram alir proses yang dibuat lebih lengkap dan sesuai
Critical limit (CL) atau batas kritis adalah suatu kriteria yang
pemantauan, waktu dan frekuensi, serta hal apa saja yang perlu
diuji keamanannya.
secara signifikan.
BAB III
KESIMPULAN
risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang
terdiri atas risiko yang dapat dialihkan dan risiko yang tidak
Point).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/manajemen-resiko.htm [Terhubung
Jurnal.journal.uii.ac.id/index.php/Teknoin/article/view/2106[Terhu
http://zulkiflinasution.blogspot.com/2011/01/standar-keamanan-
sa=t&rct=j&q=manajemen%20resiko
%20agribisnis&source=web&cd=1&ved=0CCcQFjAA&url=http
%3A%2F%2Flambertus-ahen.blogspot.com
%2F2009%2F03%2Fmanajemen-risiko-agribisnis-
disampaikan.html&ei=vG1QT6mwPITirAf_zMy6DQ&usg=AFQjC
manajemen-resiko.html#sthash.0sm6LTAM.dpuf