Kelompok 2 Rezal Binanto Pratama Erika Tika Sari BAB 2 KONSEP RESIKO
sifat objektif apabila digambarManajemen risiko merupakan suatu usaha untuk
mengetahui menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi perlu terlebih dahulu dipahami tentang konsep-konsep yang dapat memberikan makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen risiko itu.
Istilah terminologi sendiri mempunyai arti sederhana dalam penggunaan sehari-hari seringkali berbeda bahkan bisa merupakan pengertian yang rumit bila dipergunakan dalam bidang pengetahuan tertentu a. Pengertian tentang resiko kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh Kebanyakan orang Apabila seseorang menyatakan bahwa ada risiko yang harus ditanggung jika mengerjakan pekerjaan tertentu. Misalnya, bersepeda motor di atas jalan yang sangat ramai, besar resikonya", orang secara intuitive mengerti maksudnya akan tetapi pengertian yang dipahami secara intuitif ini hanya memuaskan jika dipakai dalam percakapan sehari-hari.
untuk mempelajari manajemen risiko kita memerlukan definisi yang lengkap, pakar ekonomi, statistik, dan teoritis pengambilan keputusan telah mendiskusikan panjang lebar mengenai pengertian resiko dan ketidakpastian untuk mencoba membuat definisi risiko yang diharapkan cocok untuk analisis dalam masing-masing lapangan penyelidikan artinya sampai sekarang mereka belum sepakat untuk menganut satu definisi saja atau (tunggal). Oleh sebab itu dalam memahami konsep risiko secara luas merupakan dasar yang esensial untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko Oleh karena itu dengan mempelajari berbagai definisi yang telah ditemukan dalam berbagai literatur diharapkan pemahaman tentang konsep penjelasannya perlu diperingatkan bahwa subjek risiko begitu kompleks terdapat dalam berbagai bidang yang berbeda tak mengherankan jika kita dapat menangani sesuatu resiko maka terlebih dahulu kita harus mengetahui dengan tepat Apa yang dimaksud dengan risiko dalam kasus yang ditangani itu. VAUGHAN 1978 mengemukakan Beberapa definisi risiko sebagai mana dapat kita lihat berikut ini
1. risiko adalah kans kerugian ( Risk in the chance of loss ) chance of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan di mana terdapat suatu keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian. Penulisan yang menolak definisi sebagai chance of loss memberikan alasan bahwa perbedaan antara risiko dan Chance of loss harus dilakukan mereka menegaskan bahwa jika resiko chances of loss itu sama artinya maka tingkat risiko dan tingkat probabilitas juga sama artinya.
2. risiko adalah kemungkinan kerugian ( Risk is the possibility)
istilah Possibility sebagai bahwa probabilitas suatu peristiwa berada antara 0 dan 1. Definisi ini barangkali sama mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari-hari. Akan tetapi, definisi ini agak longgar, tidak cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif. 3. Risiko adalah ketidakpastian ( Risk is untertrainty) Tampaknya ada kesepakatan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian( uncertrainty), yaitu adanya risiko karena adanya ketidakpastian. Karena itulah ada penulisan yang mengatakan bahwa risiko itu sama artinya dengan ketidakpastian. Akan tetapi istilah uncertrainty itu sendiri mempunyai berbagai arti dan selalu tidak segera bisa ditangkap hati mana yang dimaksudkan untuk ringkasnya dapat dikatakan bahwa uncertrainty ada yang bersifat subjektif dan bersifat objektif. Ketidakpastian itu merupakan ilusi yang diciptakan oleh orang karena ketidak sempurnaan pengetahuannya di bidang itu misalnya dilaporkan oleh badan meteorologi klimatologi dan geofisika BMKG bahwa besok mungkin akan hujan tidak ada kepastian dalam alam. Semua sudah diatur berdasarkan hukum alam hujan pasti atau tidak pasti akan datang. Jadi ketidakpastian seperti ini bersifat subjektif dan inilah yang menimbulkan risiko dalam pengambilan keputusan 4. risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan ahli statistik sudah sejak lama mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan nilai disekitar posisi Sentral atau di sekitar. Rata-rata. Oleh karena itu, mekanisme asuransi didasarkan atas teori probabilitas, tidak mengherankan bahwa bidang asuransi telah banyak mengutip definisi statistik tersebut.
Sebagai penyimpangan dari hasil yang diharapkan sesungguhnya merupakan versi lain dari definisi risk in uncertrainty, dimana penyimpangan relatif merupakan suatu pertanyaan secara statistik.
5. Risiko adalah probabilitas suatu hasil berbeda dari yang diharapkan variasi lain dari konsep risiko sebagai suatu penyimpangan. Yaitu risiko merupakan probabilitas objektif. Artinya, hasil yang aktual dari suatu kejadian akan berbeda dari yang diharapkan probabilitas objektif dimaksudkan sebagai frekuensi relatif yang didasarkan atas perhitungan ilmiah 6. Kesimpulan risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk kerugian yang tak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Kondisi yang timbul karena berbagai sebab sebagai berikut: a. Jarak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai dengan kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarak waktu makin besar ketidakpastiannya. b. Perbatasan tersedianya informasi yang diperlukan c. Keterbatasan pengetahuan keterampilan atau teknik mengambil keputusan.
B. KONSEP YANG BERKAITAN DENGAN RISIKO
pengertian risiko, peril, dan hazard memang ketiga istilah tersebut erat sekali dikaitkannya satu dengan yang lain. akan tetapi, ketiga berbeda sehingga istilah tersebut harus dibedakan dengan tegas. peril adalah suatu peristiwa yang menimbulkan suatu kerugian. hazard adalah keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril. 1. peril( bencana, musibah) peril dapat didefinisikan sebagai penyebab langsung kerugian. bencana yang umum adalah kebakaran, topan, ledakan, tabrakan, mati muda, penyakit, kecerobohan dan ketidakjujuran. bencana yang dapat menipa harta dan pengahasilan haruslah pengelolah risiko sehingga perlindungan yang tepat dapat diatur untuk mengendalikannya. 2. hazard ( bahaya ) lihat dibelakang bencana atau Peril ini kita menemukan penyebab yang sesungguhnya. Misalnya kebakaran yang berkobar di sebuah bengkel adalah Feril, tetapi mungkin sebelumnya di sana terdapat setumpuk kain-kain buruk berlumuran minyak tanah yang berserakan di sekitar bengkel itu sebagai penyebab kebakaran tersebut dan itu adalah penyebab sesungguhnya
Hazard atau bahaya dapat didefinisikan sebagai keadaan yang menimbulkan atau meningkatkan terjadinya chance of loss dari suatu bencana tertentu. Jadi hal-hal sebagai kecerobohan pemeliharaan rumah yang buruk rumah Jalan Raya jelek Omah mesin yang tidak terpelihara, dan pekerjaan yang berbahaya adalah Hazard dan keadaan tersebut yang meningkatkan chance of loss ( kemungkinan kerugian ). Oleh sebab itu kita sudah sepakat untuk mendefinisikan bahwa risiko adalah ketidakpastian yang merupakan dasar dari kemungkinan terhadap Apa yang akan terjadi dalam kenyataan nanti
3. Tipe-tipe Hazard sebagaimana di atas telah disebutkan bahwa hazard adalah suatu keadaan yang dapat memperbesar kan kemungkinan terjadinya suatu peril. Pengertian tersebut dapat diperluas meliputi berbagai keadaan yang dapat menimbulkan suatu kerugian. Hazard dapat kita klasifikasikan dalam 4 bentuk sebagai berikut: a. Suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik, secara fisik dari suatu objek yang dapat memperbesar kemungkinan terjadi suatu periode ataupun memperbesar terjadinya suatu kerugian contoh: gumpalan atau gunung es yang terapung di lautan merupakan suatu keadaan yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan terhadap kapal-kapal yang sedang berlayar di kawasan tersebut. Lautan yang penuh dengan gumpalan es itu merupakan kondisi fisik yang kurang disukai oleh kapal-kapal tersebut, sebab bila kapal itu menabrak gumpalan es yang terapung akan menimbulkan suatu kerugian. Gunung atau gumpalan es itu merupakan Hz atau kapal- kapal yang sedang berlayar. Yang diuraikan diatas Mungkin ada yang dapat diawasi manusia, mungkin juga tidak. Banyak cycle Hazard, seperti kebakaran hutan dapat diatasi dengan cara mendirikan kan pos-pos pengamanan di kawasan hutan tersebut seketika musim kemarau yang berkepanjangan. Akan tetapi untuk beberapa kondisi yang lain mungkin sulit dilakukan pengawasan. b. Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang bersangkutan yang berkaitan dengan sikap mental yang buruk atau pandangan hidup, serta kegiatannya yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril ataupun suatu perubahan. contoh: seseorang mengasuransikan rumahnya terhadap risiko kebakaran. Suatu hari rumah yang diasuransikan tersebut terbakar, sebenarnya kebakaran itu dapat dicegah seandainya ia berusaha memadamkan tatkala api itu kecil. Akan tetapi, hal tersebut tidak dilakukan, tentusaja api membesar dan memusnahkan. Dalam kondisi yang demikian itu tampak sikap mental dari orang yang bersangkutan, yaitu memperbesar kemungkinan terjadinya suatu kerugian.
c. Morale Hazard. Pada dasarnya setiap orang tidak menginginkan terjadinya suatu kerugian tomat tetapi terkadang ia merasa Memperoleh jaminan baik dari diri maupun harta miliknya yang seringkali menimbulkan kecerobohan atau kurang hati-hati. Keadaan demikian akan dapat memperbesar terjadinya suatu kerugian. contoh: seseorang yang memiliki mobil dan ia telah mengasuransikan sehingga seringkali sikapnya kurang hati-hati misalnya dalam memarkirkan atau mengendarai mobilnya dibandingkan apabila mobil tersebut tidak diasuransikan. Sikap yang demikian itu akan memperbesarkan kemungkinan terjadinya suatu Peril atau kerugian. Beda bahaya moral dan moral yaitu bahaya moral timbul apabila tertanggung menciptakan kerugian untuk mendapatkan keuntungan berdasarkan polis asuransinya sedangkan bahaya moral timbul karena si tertanggung tidak melindungi hartanya atau ia menjadi lalai karena merasa hartanya sudah diasuransikan D. Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan ataupun perundang-undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru diabaikan atau kurang diperhatikan sehingga memperbesar terjadinya suatu peril. contoh: adanya keharusan asuransi kecelakaan kerja untuk para karyawan perusahaan yang relatif besar karena sudah memenuhi hal tersebut maka kewajiban-kewajiban hukum lainnya seperti keselamatan ikan. Kondisi semacam ini dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu perilaku ataupun kerugian.
C. RISIKO SPEKULATIF DAN RISIKO MURNI Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectations) ke salah satu dari dua arah. Artinya,ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan ada pula penyimpangan yang merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada maka kita katakan risiko itu bersifat spekulatif. Contoh: Judi minimbulkan kemungkinan ini, mereka yang berjudi mungkinmenang atau kalah. Tujuan penjudi bukanlah untuk kalah atau mempertahankan status quo, melainkan untuk menang. Begitu pula seseorangyang membeli saham mengharapkan kenaikan harga sahamnya itu sehingga memperbaiki keuangannya. Dengan melakukan transaksi itu,ia terbuka untuk dua kemungkinan, yaitu untung atau rugi. Risiko adalah kemungkinan kerugian ,tetapi kemungkinan kerugian terdapat kemungkinan untung sehingga risiko itu dinamakan risiko spekulatif. Lawan dari risiko spekulatif adalah risiko murni ,yaitu yang ada hanya kemungkinan kerugian. Risiko ini hanyalah mempunyai kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan untung. Pentingnya penjenisan ini karena setiap usaha ekonomi itu penuh dengan risiko, baik risiko spekulatif maupun risiko murni. Walapun kategori risiko itu tidak selalu jelas, namun kebanyakan risiko dapat diklasifikasikan. Risiko spekulatif biasanya tidak dapat di asuransikan. Hanya risiko murni yang dapat di asuransikan. Asuransi adalah alat utama bagi orang yang terbuka terhadap kemungkinan risiko murni. Risiko murni yang di hadapi seseorang,keluarga, perusahaan dan organisasi lain dapat digolongkan ke dalam risiko,pribadi,risiko harta,dan risiko pertanggung jawab. Risiko pribadi adalah risiko kemungkinan kerugian atas diri orang itu seperti kematian dan cacat. Risiko harta adalah risiko kerugian atas harta seperti kecurian mobil. Risiko tanggung gugat (risiko pertanggung jawab ) adalah kemungkinan pertanggung jawab secara hukum untuk bertanggungjawab secara hukum untuk membayar kerusakan terhadap orang atau barang orang lain.
D.Sumber Risiko Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadap bencan yang menimbulkan kerugian, dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Kemunkinan kejadian demikianlah yang kita namakan risiko,walaupun ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara katagori-katagori ini, namun sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat di klasifikasikan sebagai risiko sosial ,risiko fisik dan risiko ekonomi.menentukan sumber risiko penting karena mempengaruhi cara penangananya. 1. Sumber risiko sosial Sumber utama risiko adalah masyarakat. Artinya, tindakan orang orang menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. Dengan berkembangnya swalayan sehingga pemilik swalayan menghadapi risiko besarnya pencurian (shoplifting) akan tetapi, tidak semua pencuri itu adalah orang luar, bisa juga penggelapan dan penyalahgunaan oleh pegawainya sendiri. Kejahatan perusakan (vandalism) merupakan sumber risiko bagi pemilik gedung. Rumah yang pemiliknya pergi berlibur dan mobil yang di parkir di jalan merupakan sasarn empuk para perusak ini. Ribuan rumah terbakar karena arson ( membakar rumah sendiri untuk menagih asuransi ) setiap tahun. Huru – hara (riot) semakin jadi akhir akhir ini. Pemogokan terkadang menjurus kekerasan yang menimbulkan banyak kerusakan harta dan juga cidera badan atau kematian. Pemogokan juga menyebabkan kerugian besar bahkan menyebabkan bangkrutnya perusahaann. Orang orang dapat menyebabkan kecelakaan yang mencederai diri mereka sendiri atau orang lain sehingga menyebabkan kerusakan harga dan jiwa yang besar. 2. sumber risiko fisik Ada banyak sumber risiko fisik yang sebagiannya adalah fenomena alam,sedangkan lainnya disebabkan kesalahan manusia. Banyak risiko yang kompleks sumbernya, tetapi termasuk terutama kategori fisik. Contoh: kebakaran besar dapat disebabkan oleh alam seperti petir,penyebab fisik seperti kabel listrik yang cacat menimbulkan arus pendek,atau keteledoran manusia. Cuaca atau iklim adalah risiko yang serius, kadang-kadang hujan terlalu banyak sehingga panen kena banjir dan sungai meluap banjir setiap tahun. Hal yang berubah hanyalah lokasinya, malahan kadang kadang berulang pada lokasi yang sama. Banjir menimbulkan kerugian jiwa dan jutaan dolar kerusakan harta. Sebaliknya, kekeringan juga menyebabkan kerugian besar karena kerusakan panen dan juga rusaknya tanah bila di sertai dengan angin.
3. Sumber risiko ekonomi Banyak risiko yang di hadapi perusahaan itu bersifat ekonomi. Contoh risiko ekonomi adalah inflasi, fluktuasi lokal,dan ketidakstabilan perusahaan individu, selama periode inflasi daya beli uang merosot dan para pensiunan, serta mereka yang berpenghasilan tetap tidak mungkin lagi mempertahankan tingkat hidup yang biasa. Akan tetapi, dalam periode ekonomi yang relatif stabil, daerah daerah tertentu mungkin mengalami “ boom “ atau sebaliknya, resesi. Keadaan ini menempatkan orang orang dan pengusaha pada risiko yang sama dengan risiko pada fluktuasi umum kegiatan ekonomi. Keadaan setiap perusahaan itu tidak sama karena ada yang sukses dan ada yang gagal. Para pemilik perusahaan kehilangan sebagaian dan seluruh investasinya dan para pekerja terancam pengangguran bila perusahaan pailit. E. JENIS-JENIS RESIKO YANG DITANGANI MANAJER RISIKO Walaupun kebanyakan konsep dan metode yang akan dikemukakan dalam buku ini, umumnya akan berlaku bagi semua jenis risiko, tetapi pembahasan diarahkan pada jenis-jenis risiko yang biasa ditangani oleh manajer resiko di dalam perusahaan. Manajer risiko menangani terutama risiko murni. Ia tidak menangani risiko spekulatif kecuali jika adanya risiko spekulatif memaksa manajer risiko untuk menghadapi risiko murni tertentu. Misalnya, perusahaan ini mengambil alih pabrik baru Karena itu terciptalah kerugian potensial untuk kebakaran. Risiko sehubungan dengan potensial itu terhadap produk perusahaan itu sendiri sebagai akibat processing yang keliru oleh pegawainya, menggambarkan suatu risiko murni untuk mana manajer risiko secara tipikal melibatkan departemen lain untuk pembetulan. Kerugian potensial yang bersifat ekonomi yang harus di tangani manajer risiko dapat dikategorikan atas kerugian terhadap harta, tanggung jawab terhadap pihak lain, dan kerugian personil. F. BIAYA-BIAYA YANG DITIMBULKAN KARENA MENANGGUNG RISIKO Biaya-biaya yang bersifat ekonomi karena menanggung risiko atau ketidakpastian dapat dibagi atas biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan, dan biaya-biaya dari ketidakpatian itu sendiri. 1. Biaya Kerugian yang Tidak Diharapkan Setiap hari sebagian perusahaan dan keluarga menderita kerugian dalam situasi risiko murni, seperti kebakaran menghancurkan suatu gedung, konsumen yang sakit karena memakan suatu produk perusahaan, hancurnya perusahaan karena terjadinya peledakan dan sebagainya. Biaya dari kerugian yang tidak diharapkan terhadap suatu unit ekonomi dan dalam keadaan tertentu terhadap masyarakat, mudah diketahui, tetapi biaya yang paling penting sehubungan dengan ketidakpastian itu sendiri, kurang mendapat perhatian. 2. Biaya Ketidakpastian Pada umumnya, orang tidak menyukai kerugian maupun ketidakpastian karena hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak aman, serta gelisah dan selanjutnya perasaan khawatir. Apabila perasaan ini cukup besar maka mereka akan mencurahkan perhatiannya kepada masalah itu. Contoh : orang yang meragukan kemampuan penghasilannya untuk membiayai kebutuhan hidupnya dimasa depan, mungkin mulai membuat program tabungan. Sebaliknya, mereka selalu berada dalam keadaan yang tidak pasti, tidak tahu lagi apa yang mau diperbuatnya karena demikian gelisahnya, sampai ada yang mengakhiri kegelisahannya dengan bunuh diri. 3. Keraguan Penghambat Perkembangan Ekonomi Apabila reaksi terhadap keraguan terbawa ke dalam urusan bisnis maka ia dapat menghambat kegiatan ekonomi. Artinya, jika sebagian besar pengusaha memilih likuiditas ( memegang uang tunai ) daripada melakukan investasi karena keraguannya akan masa depan maka permintaan investasi akan merosot. Jika kemerosotan ini tidak diimbangi oleh kenaikan permintaan investasi di sector lain maka perekonomian secara keseluruhannya juga akan merosot karena terjdinya ketidakseimbangan pemakaian sumber daya ekonomi. Apakah orang khawatir dan ragu akan masa depan nya maka mereka cenderung memegang lebih banyak aktiva dalam bentuk uang tunai daripaa menginvestasikannya ke dalam mesin produksi yang akan membuat lebih efisiennya operasi perusahaan. Pengaruh buruk lain dari keraguan terhadap produksi adalah para pekerja yang khawatir atau risau tidaklah seproduktif mereka yang lebih aman perasaannya. Kecemasan tidak saja meningkatkan biaya karena menurunnya efisien produksi, tetapi juga meningkatkan biaya karena kecemasan menyebabkan kecelakaan kerja. Kayawan yang khawatir cenderung tidak hati-hati. Risiko dan keraguan yang disebabkan risiko itu jelas meminta biaya bersifat ekonomi dan psikologis. 4. Langkah-langkah dalam Proses Manajemen Risiko Fungsi manajemen risiko lebih baik dijelaskan dan dipahami melalui langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan. Proses itu dimulai dengan mengenal berbagai risiko yang sedang dihadapi. Langkah itu disebut mengidentifikasikan atau mendiagnosis risiko. Kemudian risiko itu mesti diukur, dianalisis, dan dievaluasi dalam ukuran frekuensi, keparahan serta variabilitasnya. Selanjutnya, kputusan harus diambil seperti memilih dan menggunakan metode- metode untuk menangani masing-masing risiko yang telah diidentifikasikan itu. Sebagian risiko tertentu mungkin perlu dihindarkan, sebagian lagi mungkin perlu ditanggung sendiri, dan yang lainnya mungkin perlu diasuransikan. TERIMA KASIH