Menurut Alkitab, “bertobat” berarti berbalik secara total dari perbuatan
lama yang melawan kehendak Allah ke hidup baru, yaitu menurut kehendak Allah. Kisah Rasul 26:20 menyatakan, “Tetapi mula-mula aku memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan- pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” Jadi, bertobat artinya mengubah sikap dan gaya hidup yang tadinya tidak hidup dalam iman kepada Yesus menjadi hidup dalam iman kepada Yesus. Hidup dalam iman artinya mewujudkan semua ajaran Yesus dalam perbuatan. Penting untuk memahami bahwa pertobatan bukanlah hasil usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan. Tidak ada seorang pun dapat bertobat dan datang kepada Allah kecuali jika Allah menarik orang tersebut kepada-Nya (Yohanes 6:44). Kisah Para Rasul 5:31 dan Kisah Para Rasul 11:18 mengindikasikan bahwa pertobatan adalah pemberian Allah yang dimungkinkan semata-mata karena anugerah-Nya. Tidak ada seorang punyang dapat bertobat kecuali Allah menganugerahkan pertobatan. Tetapi, peran manusia tetap penting, yaitu anugerah Allah mengenai pertobatan itu harus disambut oleh manusia dengan kesadaran dan keinginan untuk berubah dan bertobat. Berbalik dari dosa merupakan salah satu hasil dari pertobatan yang sejati, berlandaskan iman yang menuntun kepada Tuhan Yesus Kristus. Injil Matius memberitahukan kepada kita mengenai dua orang yang menunjukkan penyesalan atas dosa-dosa yang mereka lakukan. Orang pertama adalah Petrus yang menyangkal Yesus, kemudian menyesal dan malu, dan akhirnya dia bertobat dan dipulihkan oleh Yesus. Bahkan, Yesus minta Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya atau membimbing umat-Nya (Yohanes 21:15:17). Orang kedua ialah Yudas yang mengkhianati Yesus hanya untuk memperoleh 30 keping uang perak. Ketika Yudas melihat akibat perbuatannya menyebabkan Yesus dihukum mati, ia pun menyesal dan berkata, “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah” (Matius.27:3). Namun, Yudas kemudian mewujudkan pertobatannya dalam tindakan negatif, yaitu bunuh diri. Motivasi bertobat Petrus dan Yudas berbeda, akibatnya juga berbeda. Petrus menyesal dan malu, kemudian ia ingin benarbenar bertobat dan dipulihkan, sedangkan Yudas hanya menyesal bahwa ia menyebabkan Yesus dihukum mati, ia tidak menginginkan pemulihan. Setiap orang yang bertobat hendaknya memiliki motivasi supaya diampuni dan dipulihkan serta pada akhirnya diselamatkan. Rasa berdosa belumlah cukup untuk menerima pengampunan tanpa disertai dengan tindakan pertobatan yang benar. Seruan untuk bertobat disampaikan bukan saja oleh Yohanes Pembaptis dan para rasul yang lainnya, tetapi juga oleh Tuhan Yesus sendiri. Yesus tak henti-hentinya mengingatkanakan hal itu dalam pemberitaan-Nya. Jadi, pertobatan yang sungguh-sungguh akan membawa hasil yang positif. Apakah kamu pernah bertobat tetapi tidak sungguh-sungguh? Misalnya, kamu mengaku pada Tuhan dan pada orang tuamu bahwa kamu telah melakukan kesalahan, namun esok harinya atau beberapa hari kemudian, kamu melakukan kesalahan lagi. Itu berarti kamu belum sungguh-sungguh menghayati arti bertobat dan dipulihkan. Kamu perlu lebih sungguh-sungguh menghayati arti pertobatan dan memohon Tuhan Allah menolongmu untuk bertobat dan dipulihkan. Bagaimana caranya? Dengan cara setia berdoa dan membaca Alkitab.
Rangkuman
Dosa adalah perbuatan manusia yang memberontak terhadap Allah. Akibat
dari pemberontakan itu menyebabkan hubungan antara manusia dengan Allah menjadi rusak dan manusia mengalami kematian rohani. Untuk itu, manusia membutuhkan keselamatan dan pemulihan hubungan dengan Allah. Supaya diselamatkan, manusia perlu mengakui dosa-dosanya dan bertobat. Pertobatan yang sungguh-sungguh akan menghasilkan pengampunan, pemulihan, dan keselamatan.