Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UTS KRITIK TEKS

Nama: Devi Aryantari


NIM: 19/443342/SA/19831

HIKAYAT RAJA RAHIB

1. Pengantar
Hikayat adalah salah satu bentuk prosa, yang berkisah kehidupan manusia
secara umum. Hikayat biasanya berkisah tentang kesaktian, kehidupan raja,
kisah si baik dan si jahat, dan kisah-kisah khayalan. Hikayat memiliki fungsi
untuk menghibur, karena kisahnya biasa berakhir bahagia dan dimenangkan
oleh tokoh yang baik sebagai tokoh utama atau pahlawan.
Hikayat Raja Rahib merupakan manuskrip sejarah melayu yang menjadi salah
satu koleksi dalam Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

2. Inventarisasi dan Deskripsi Naskah


2.1 Inventarisasi
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyuntingan teks yaitu
inventarisasi naskah. Inventarisasi naskah yaitu kegiatan mencatat
informasi mengenai naskah yang akan dijadikan sebagai objek kajian
penelitian. Naskah yang akan dijadikan sebagai objek kajian dalam tugas
ini adalah Naskah Hikayat Raja Rahib.
Eksemplar naskah hikayat ini terdapat di dalam Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia dengan nomor barcode 0609121012, nomor panggil
naskah W 74, di lantai sembilan Perpustakaan Merdeka Selatan. Selain itu,
konten digital naskah ini dapat diakses secara online melalui website resmi
milik Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yakni
https://opac.perpusnas.go.id/ Karena kondisi yang sedang tidak
dimungkinkan untuk mengakses naskah tersebut secara langsung ke
Perpustakaan Nasional yang terletak di Jakarta tersebut, maka hanya dapat
dilakukan studi secara online. Setelah mencari data dari berbagai sumber,
saya mendapatkan informasi bahwa Naskah Hikayat Raja Rahib tersebut
merupakan naskah tunggal.
2.2 Deskripsi
Setelah mendapatkan naskah yang akan dijadikan objek penelitian,
langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mendeskripsikan naskah
tersebut. Deskripsi naskah meliputi hal-hal seperti judul naskah, tempat
penyimpanan naskah, nomor naskah, ukuran naskah, jumlah halaman,
jumlah baris, huruf dan bahasa yang digunakan, kertas yang digunakan,
cap kertas/watermark yang tertera, pengarang, penyalin, tempat, dan
tanggal penulisan, keadaan naskah, pemilik naskah dan pemerolehan
naskah, dan catatan lain.
2.2.1 Judul Naskah
Berdasarkan website resmi milik Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia, yakni https://opac.perpusnas.go.id/, judul naskah ini
adalah Hikayat Raja Rahib. Judul naskah ini tertera di cover buku
di atas label kertas yang diketik dengan komputer. Terdapat pula
tulisan judul naskah di dalam naskah dengan tulisan tangan
menggunakan pulpen bertinta biru.
2.2.2 Tempat Penyimpanan
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) yang terletak di
Jalan Salemba Raya 28 A Jakarta. Dalam informasi yang tertera di
website resmi milik Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,
yakni https://opac.perpusnas.go.id/, naskah tersebut dapat diakses
atau dibaca secara langsung di Perpustakaan Merdeka Selatan
(Lantai 9-Merdeka Selatan).
2.2.3 Nomor Naskah
Naskah yang dijadikan objek penelitian dalam tugas ini adalah
Naskah Hikayat Raja Rahib yang bernomor W 74.
2.2.4 Ukuran Naskah
a) Ukuran sampul: 10 x 15 cm
b) Ukuran lembaran naskah: 10 x 15 cm
c) Ukuran blok teks: 9 x 14 cm
2.2.5 Jumlah Halaman
Tebal naskah seluruhnya adalah 21 halaman. Namun jumlah
tersebut belum termasuk cover serta lembar-lembar kosong yang
terdapat sebelum teks naskah. Apabila dijumlahkan seluruhnya,
jumlah halaman pada naskah ini adalah 32 lembar.

2.2.6 Jumlah Baris


Jumlah baris yang terdapat pada setiap halaman naskah ada 14-16
baris. Halaman pertama yang memuat tulisan naskah terdiri dari 14
baris. Halaman kesembilan terdiri dari 15 baris, dengan 3 huruf
jawi di bagian bawah yang jika ditotal menjadi 16 baris. Halaman
terakhir terdiri dari 11 baris yang diakhiri dengan 2 baris tulisan
yang terbaca Hikayat Raja Rahib dalam dua aksara, yakni aksara
jawi dan aksara latin, yang jika dijumlah menjadi 13 baris. Semua
baris selain ketiga baris tersebut memiliki jumlah 15 baris.
2.2.7 Huruf
Jenis huruf yang digunakan adalah huruf arab melayu (jawi).
2.2.8 Bahasa yang Digunakan
Bahasa yang digunakan dalam naskah ini yaitu bahasa Melayu-
Minangkabau.
2.2.9 Kertas
Keadaan kertas yang digunakan dalam naskah tersebut yaitu
berwarna coklat, tinta rapih, kondisi jilid masih dalam keadaan
baik dan utuh.
2.2.10 Cap Kertas/watermark
Cap kertas yang tertera dalam lembar naskah tersebut menurut saya
menyerupai burung merak.
2.2.11 Pengarang dan Tahun Penulisan
Naskah ini ditulis oleh van Ronkel pada tahun 1909.
2.2.12 Keadaan Naskah
Keadaan naskah yang saya jadikan sebagai objek kajian ini masih
utuh dan lengkap.
2.2.13 Pemilik Naskah dan Pemerolehan Naskah
Naskah koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).
2.2.14 Catatan Lain
Terdapat penomoran halaman di bagian kanan atas naskah pada
setiap halaman ganjil.
Naskah berbentuk prosa kertas dengan cap garis berantai berkolom.

3. Sinopsis Umum
Kalimat syahadat tercantum dalam catatan sejarah yang mengandung
hambatan, tantangan, dan kesuksesan pada zaman awal Islam. Hal tersebut
sering digambarkan dengan arti kuat yang melambangkan dan berisi kekuatan
Tuhan. Tren ini secara nyata terjadi pada tahun 1792 Serat Pandhita Raib
Orang Jawa. Di dalamnya ditemukan pengulangan cerita mengenai hambatan
awal Nabi Muhammad dengan orang-orang Kebar, di mana banyak tinggal
orang Yahudi, yang pada akhirnya dimusnahkan oleh Nabi Muhammad.
Tokoh utama, Pandhita Raib, adalah seorang pemimpin Yahudi fan guru yang
mengajak para raja yang sudah masuk Islam untuk ikut perang dnegan
pasukan Nabi Muhammad. Satu hari, saat Pandhita Raib akan pergi dalam
sebuah perjalanan, sebuah surat jatuh dari langit. Saat membukanya dan
menyadari bahwa itu berisi syahadat, Pandhita Raib terkejut. Dia
memerintahkan untuk membangun benteng di sekitar surat tersebut dengan
menutup semua pintu masuk. Sementara itu, Ketika Pandhita memulai
perjalanannya, anaknya, Saib tidak bisa menahan untuk tidak masuk ke dalam
benteng dan menemukan surat yang berisi syahadat dan ia jatuh sakit dalam
keinginannya untuk bertemu Nabi dan memeluk Islam. Alkisah namun
kemunculan syahadat berakhir pada perpindahan Saib, kematian. Hal tersebut
adalah tanda dari kesia-siasan dari dan cahaya, sekumpulan kata yang bijak,
kuat, dan cerdik.

Dalam Hikayat Raja Rahib, yang menceritakan mengenai anaknya, yang,


setelah, surat yang jatuh dari Sang Penulis. Mengetahui bahwa anaknya adalah
ayahnya yang mencoba untuk mengubahnya menjadi malaikat dan mengalami
banyak perjalanan, Ali, dan Kembali untuk mengubahnya dalam dua bentuk
kasus: walaupun itu seharusnya dipakai untuk membuatnya gampang untuk
berbuat dosa seperti kekuatan special dan berasosiasi dengan para atheis dan
tarikan yang tidak bisa ditahan.. Syahadat yang tertulis itu telah lama
berasosiasi dengan praktik penyembuhan, pada saat sebuah kertas kecil
dengan catatan masih disimpan sebagai jumat atau bahkan dimakan sebagai
obat penyembuh. Di Jawa dan Sumatra, di mana kebanyakan orang tidak bisa
membaca atau menulis pada waktu yang bersamaan pada saat manuskrip ini
ditulis, kekuatan dari kata yang tertulis yang tergambarkan dalam cerita di sini
seharusnya mempunyai resonansi yang mirip, melebih-lebihkan pentingnya
syahadat.

Syahadat juga merujuk dan tertera dalam beberapa naskah yang


menggambarkan peralihan agama ke Islam dan pertunjukan, membentuk
sebuah prasyarat bagi beberapa orang yang menginginkan untuk menjadi
seorang muslim. Pada suatu waktu, hal tersebut hanyalah satu-satunya elemen
dari sebuah ritual perpindahan agamayang secara eksplisit tergambar, pada
saat bersamaan, elemen-elemen tambahan seperti khitan, pergantian nama, dan
ibadah juga termasuk ke dalamnya. Walaupun kemudian yang menjadi sorotan
utama adalah, syahadat menjadi satu-satunya tanda dari pergantian keyakinan
dari pemeluk agama baru dan masuknya ia ke dalam komunitas islam.
Syahadat tidak harus dikutip secara utuh, dan terkadang hanya disebutkan
sebagai penanda yakni “syahada”, “kalimah”, atau “kalih” dan beberapa
penyebutan sudah cukup untuk membangkitkan kedua frasa dan gema nya
dalam pikiran semua pendengar.

4. Naskah Terbaik/Unggul
Dalam Naskah Hikayat Raja Rahib yang menjadi objek kajian dalam tugas ini
merupakan naskah tunggal. Sehingga, tidak ada naskah yang dapat dikatakan
lebih baik atau unggul dibandingkan naskah yang lainnya.

5. Penutup
Setelah melakukan kajian penelitian terhadap Naskah Hikayat Raja Rahib
tersebut, saya dapat melakukan kegiatan inventarisasi dan deskripsi naskah
walaupun memang tidak bisa secara maksimal dikarenakan oleh adanya
pandemi ini. Hal tersebut menyebabkan pengumpulan semua informasi
mengenai naskah tersebut hanya dapat saya lakukan secara online. Hasilnya,
tidak banyak informasi yang dapat saya himpun dan temukan mengenai
naskah tersebut. Namun, data digital mengenai naskah tersebut masih dapat
saya temukan untuk dapat dilakukan analisis terhadapnya.
6. Lampiran
6.1 Foto Cover Naskah

6.2 Cap Kertas/Watermark


6.3 Foto Naskah

Anda mungkin juga menyukai