Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT INVESTIGATIF DAN AKUNTANSI FORENSIK


Panama Papers

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Audit Investigatif dan Akuntansi Forensik

Oleh:
Arief Gusti 16069
Bagoes Adhi Rifaldi 1606952710
Dameria Annissa F Silitonga 1606952780
Fazlan Muallif R 1606952944
Raka Mahdi Naufal 16069
Ruth Felisa Saragih 16069
St. Fauziyah Nurul 1606953493

ACCOUNTING EXTENSION PROGRAM FACULTY OF ECONOMICS AND


BUSINESS UNIVERSITAS INDONESIA 2019
BAB I

PENDAHULUAN

Offshore Tax Havens

a. Definisi
Tax Offshore adalah aspek perpajakan pada suatu harta yang mempunyai tujuan tertentu
yang dilokasikan diluar batas wilayah nasional atau luar negeri. Pada dasarnya, offshore tax
haven menciptakan celah hukum untuk menghindarai pajak atas harta/investasi. Strategi
investasi khusus digunakan untuk meminimalkan atau menghindari kewajiban pajak yang sudah
ditetapkan pada peraturan negara tertentu dengan cara menyimpan/ menginvestasikan hartanya di
tempat yang bebas pajak ataupun peraturan pajak dengan tarif yang lebih rendah.
Pada bisnis ini dikenal konsep TRUST yaitu suatu konsep pemisahan kepemilikan antara
pemilik aset secara hukum (legal owner) dan pemilik manfaat atas aset tersebut (beneficiary
owner). Trust timbul apabila terdapat suatu pihak yang pada awalnya menguasai dan memiliki
aset (settlor), kemudian menyerahkan hak milik atas aset tersebut kepada pihak lain (trustee)
untuk kepentingan dan manfaat pihak ketiga (beneficiary).
Aset yang dikuasai oleh trustee akibat penyerahan tersebut tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan dirinya, walaupun sebagai legal owner atas aset tersebut, trustee semata-mata hanya
berkedudukan sebagai pengurus, pengelola, dan pemegang aset. Sedangkan, manfaat atau
kegunaannya harus diberikan kepada beneficiary.Seiring dengan berkembangnya zaman, trust
pun berkembang menjadi berbagai macam bentuk dan jenisnya. Salah satunya adalah offshore
trust, yaitu trust yang dilakukan oleh settlor di luar negeri (biasanya negara-negara tax haven).
Pada kasus Panama Papers, bocornya dokumen membuat publik bisa melihat bagaimana
dunia offshore bekerja, mulai dari uang gelap yang mengalir secara rahasia, hal ini mendorong
lahirnya modus kriminalitas dan merampok uang-uang negara dari pajak yang tidak dibayarkan.
Memang tidak semua jasa yang ditawarkan perusahaan offshore itu melanggar hukum, ini jika
digunakan oleh warga negara yang taat hukum. Namun kenyataannya, dokumen panama ini
menunjukkan sisi buruk dari perusahaan offshore, hal ini bisa dilihat dari bank, kantor pengacara
dan pelaku dunia usaha kerap tidak mengikuti prosedur hukum yang berlaku untuk memastikan
klien mereka tidak terlibat korupsi, pelarian pajak atau kegiatan kriminal lainnya. Pendirian
perusahaan offshore sering disalahmanfaatkan.

b. Tempat Tax Havens


Selain menjadi surga tropis, Bermuda dan Kepulauan Cayman keduanya menawarkan
perlindungan penuh untuk keuntungan perusahaan.
Swiss memungkinkan orang-orang kaya untuk melindungi penghasilan mereka dari pajak
dan identitas mereka dari pengintaian.
Kepulauan Virgin Britania Raya dianggap sebagai offshore tax havens karena tidak
memiliki penjualan, perusahaan, capital gain, warisan atau pajak tanah.
Luksemburg adalah surga pajak lepas pantai yang kurang dikenal, dan merupakan lokasi
yang dipilih yang digunakan Apple, Inc. untuk mengarahkan aliran pendapatannya dari
penjualan iTunes dengan imbalan keringanan pajak.

Mengapa banyak orang Indonesia yang lebih memilih menanamkan aset/hartanya di


negara bebas pajak, daripada di negaranya sendiri?
1. Dengan menyimpan uang di luar negeri, maka pemilik tersebut tidak perlu membayar pajak
kepada negaranya. Mereka akan memilih menyimpan asetnya di luar negeri yang
menawarkan tarif pajak yang sangat rendah atau bahkan mungkin bebas pajak (nol persen).
2. Dengan menyimpan uang di luar negeri, maka para wajib pajak akan merasa memperoleh
rasa aman dengan terlindunginya dana mereka. Karena umumnya dana yang tersimpan itu
berbentuk portofolio keluarga atau sekadar perusahaan bayangan saja. Selain itu,
perusahaan jasa keuangan luar negeri juga memberikan kompensasi yang lumayan besar,
hal ini membuat para wajib pajak tertarik menyimpan uangnya di luar negeri dalam
jumlah yang sangat besar.
3. Di Indonesia, belum ada aturan yang komprehensif mengenai boleh atau tidaknya
menyimpan uang di luar negeri sehingga peluang ini dapat dipakai oleh para wajib pajak
untuk menyimpan uang di luar negeri. Tetapi, tindakan tersebut jelas sangat tidak etis.
Sebab, hasil dana yang diperoleh mereka sebenarnya sebagian besar berasal dari
pendapatan mereka di dalam negeri. Jadi, seharusnya mereka membayar pajak di
Indonesia, bukan malah menghindar ataupun membayar pajak rendah di negeri orang.
4. Mudahnya menggunakan jasa pendirian perusahaan offshore, membuat siapapun
(perseorangan/perusahaan) akan sangat tertarik mendirikan perusahaan offshore untuk
menjalankan usahanya, membantu upaya untuk menghindari pajak, penyembunyian aset
ataupun pencucian uang.

Alasan memilih berinvestasi di Tax haven

Gambar 1 Infografis Kriteria Negara Tax Haven (sumber: https://news.ddtc.co.id/infografis-pajak-kriteria-negara-tax-haven-68)

Mengacu kepada beberapa kriteria negara yang bisa disebut sebagai tax haven, alasan
– alasan yang membuat perusahaan atau individu memutuskan untuk mengalihkan dan atau
menyembunyikan aset – asetnya ke negara tax haven adalah:
1. Tarif pajak yang kecil atau bahkan tidak mengenakan pajak sama sekali terhadap
suatu objek pajak tertentu.
2. Tidak memerlukan kehadiran fisik dari institusi atau struktur perusahaan.
3. Tidak menerapkan mekanisme exchange of information (Untuk
kepentingan perpajakan).

Tabel 3.1 Perbandingan Tax Rate Indonesia dengan Beberapa Negara Tax Haven

Negara Tarif Pajak


PPh Badan Bunga Dividen Royalti
Indonesia 25% 15% 15% 15%
British Virgin Island 0% - - -
Bermuda - - - -
Bahama - - - -
Cayman Islands - - - -
Sumber : https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Tax

Dapat dilihat pada Tabel 3.1 bahwa beberapa negara yang termasuk tax haven
menerapkan tarif yang rendah atau bahkan tidak mengenakan tarif sama sekali terhadap beberapa
objek pajak tertentu. Contohnya pada negara British Virgin Island (BVI), yang merupakan salah
satu negara yang paling banyak dijadikan tempat pengalihan aset. BVI menerapkan tarif PPh
Badan sebesar 0% dari laba perusahaan, dan tidak menerapkan Pajak Potong Pungut
(Withholding Tax/WHT) atas Bunga, Dividen, dan Royalti yang diterima.

Alasan Berinvestasi pada Panama

Banyak jutawan menyembunyikan nilai jumlah kekayaannya di Panama? Berikut adalah empat
alasan utamanya:
1. Sejarah Panama sebagai negara jasa
Berawal dari kesepakatan dengan Standard Oil, raksasa migas dunia besutan John
Rockafeller, Panama bantu sediakan kapal-kapal tanker berbendera dirinya untuk mengangkut
migas dari Texas, sehingga terhindar dari pajak produksi. Hal tersebut dikarenakan adanya
peraturan pemerintah Amerika Serikat (AS) mengenai peningkatan nilai pajak produksi pada
perusahaan-perusahaan yang memiliki kelengkapan armada distribusi. Melalui skenario
pengangkutan hasil produksi dengan kapal asing, maka perusahaan-perusahaan di AS pun tidak
akan mengalami peningkatan nilai pajak.
Selanjutnya, pada 1920-an, beberapa eksekutif Wall Street membantu Panama melegalkan
kebijakan bebas pajak penghasilan kepada seluruh warganya. Adapun alasannya adalah karena
Panama memiliki sebuah terusan penting yang menghubungkan jalur pelayaran Atlantik dan
Pasifik, dan hal tersebut tentu akan menarik jumlah retribusi besar tanpa pajak.
Hingga 60 tahun kemudian ketika diktator Manuel Noriega mulai berkuasa di Panama sejak
1983, ia membantu Medelin, kartel narkoba terbesar di dunia asal Kolombia, untuk
menyembunyikan jumlah nilai kekayaannya yang berkisar 4 miliar dolar AS (sekitar Rp 52,8
triliun) per tahun di Panama. Meskipun Noriega telah dikenai sanksi internasional oleh AS atas
tudingan pro komunis, namun Panama sudah terlanjur dikenal sebagai surga pencucian uang.

2. Hukum yang bersahabat


Menurut undang-undang hukum bisnis Panama, perusahaan dapat didirikan dengan mudah, tidak
mewajibkan retur pajak dan audit finansial, yang dalam beberapa kasus mampu memberi celah
bagi pengusaha untuk menyembunyikan jumlah harta kekayaan sesungguhnya. Selain itu,
pemerintah Panama juga menerapkan insentif pajak berupa pengurangan atau bahkan tidak bayar
pajak sama sekali jika perusahaan yang terdaftar lokal berhasil melakukan kerja sama bisnis
dengan pengusaha asing.

3. Ekonomi berbasis dolar


Terkenal sebagai negara jasa dengan hukum yang ‘bersahabat’, Panama kian melengkapi ciri
surga pajak ketika pemerintah menetapkan dolar AS sebagai mata uang resminya. Hal ini
membuat transaksi keuangan di sana tidak serumit transaksi di negara-negara lain yang
menggunakan mata uang selain dolar.

4. Berkah Terusan Panama


Terusan Panama merupakan penghubung utama pelayaran antara Samudera Atlantik dan
Samudera Pasifik, di mana setiap tahunnya minimal menyumbang 6 persen GDP Panama. Meski
berstatus kawasan internasional, namun kendali utamanya tetap ada di tangan pemerintah
Panama yang dikenal memiliki hukum ‘bersahabat’, sehingga lagi-lagi memberikan celah yang
cukup besar bagi pengusaha untuk mencuci uangnya.

Overview mengenai Panama Paper


Panama Papers adalah kumpulan 11,5 juta dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa
perusahaan asal Panama, Mossack Fonseca. Dokumen ini berisi informasi rinci mengenai lebih dari
214.000 perusahaan luar negeri, termasuk identitas pemegang saham dan direkturnya. Rentang waktu
dokumen ini dapat ditelusuri hingga tahun 1970-an. Dokumen ini berukuran sekitar 2,6 terabita.
Dokumen tersebut mencantumkan nama pemimpin lima negara, seperti Argentina, Islandia, Arab
Saudi, Ukraina, dan Uni Emirat Arab, serta pejabat pemerintahan, kerabat dekat, dan teman dekat
sejumlah kepala pemerintahan sekitar 40 negara lainnya, terkait dengan berbagai perusahaan gelap
yang sengaja didirikan di wilayah-wilayah surga bebas pajak (tax havens).
BAB II

PEMBAHASAN

Bagaimana kronologis kejadiannya?

Kasus Panama Papers mencuat ke publik berawal dari bocornya data milik firma hukum
Mossack Fonseca ketika koalisi media internasional yaitu International Consortium of
Investigative Journalism (ICIJ) dan surat kabar Jerman Sueddeutsche Zeitung menerima data
dari seorang sumber anonim. Menurut ICIJ, data itu berupa e-mail spreadsheet keuangan, paspor,
dan catatan-catatan perusahaan yang merinci bagaimana orang-orang kuat ini memanfaatkan
bank, firma hukum, dan perusahaan-perusahaan kategori shell company untuk menyimpan aset
mereka. Data itu membentang sekitar 40 tahun, dari 1977 hingga akhir 2015.

Para wartawan berkomunikasi dengan sumber lewat saluran terenkripsi karena ia ingin
identitasnya tidak diketahui: "Ada dua syarat. Nyawa saya terancam. Obrolan kita harus
terenkripsi. Kita tidak boleh bertemu sama sekali." Wartawan Süddeutsche Zeitung Bastian
Obermayer menyatakan bahwa sumbernya memutuskan untuk membocorkan dokumen tersebut
karena ia menganggap Mossack Fonseca bertindak secara tidak etis. Menurutnya, "sumber
mengira bahwa kantor hukum di Panama ini membahayakan dunia, dan sumber ingin
mengakhirinya. Itu salah satu motivasinya."

Ukuran dokumen yang dibocorkan ini mengalahkan Wikileaks Cablegate (1,7 GB),
Offshore Leaks (260 GB), Lux Leaks (4 GB), dan Swiss Leaks (3,3 GB). Data bocoran ini terdiri
dari surat elektronik, berkas PDF, foto, dan berkas pangkalan data internal Mossack Fonseca.
Semua data diterbitkan mulai tahun 1970-an sampai musim semi 2016. Panama Papers
mencantumkan nama 214.000 perusahaan. Terdapat folder untuk setiap perusahaan cangkang
(shell company) yang berisi surel, kontrak, transkrip, dan dokumen pindaian. Bocoran ini terdiri
dari 4.804.618 surel, 3.047.306 berkas format pangkalan data, 2.154.264 PDF, 1.117.026 foto,
320.166 berkas teks, dan 2.242 berkas berformat lain.

Semua data ini diindeks secara rapi. Pengindeksan dilakukan menggunakan perangkat
lunak berbayar bernama Nuix yang juga dipakai oleh para penyidik internasional. Dokumen
menjalani proses OCR oleh komputer berkecepatan tinggi agar datanya dapat dibaca dan dicari
secara digital. Daftar tokoh penting diperiksa ulang dengan dokumen yang diproses tadi. Tahap
selanjutnya adalah menghubungkan tokoh, peran, arus uang, dan keabsahan strukturnya. Berikut
ini adalah timeline investigasi pada kasus Panama Papers berdasarkan sumber yang diperoleh
oleh penulis:

25 Februari 2015
Surat kabar Jerman yaitu Süddeutsche Zeitung mengungkapkan di media cetak bahwa mereka
telah menyerahkan file-file yang bocor dari database internal Mossack Fonseca. Selama beberapa
bulan mendatang, data internal perusahaan sebesar 2,6 terabyte akan diserahkan kepada
wartawan oleh sumber anonim yang tidak ingin diungkap namanya.

Juni 2015
Empat puluh jurnalis dari berbagai organisasi berita termasuk Le Monde, The Guardian dan BBC
diundang ke International Consortium of Investigative Journalism (ICIJ) di Washington untuk
membahas kolaborasi.

September 2015
Katharine Viner, pemimpin redaksi, dan Paul Johnson, wakil editor, terbang ke Munich untuk
mengamankan partisipasi Guardian dalam konsorsium jurnalis yang menyelidiki kasus tersebut.

Desember 2015
Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa besarnya ukuran dan kerumitan operasi pencucian uang
(money laundering) milik Rusia senilai $ 2 milyar yang dimiliki oleh teman-teman dekat
Vladimir Putin telah muncul. The Guardian menjadi tuan rumah KTT selama dua hari yang
dihadiri oleh wartawan dari Perancis, Jerman, Swiss dan Washington untuk mendalami kasus
Panama Paper tersebut.

28 Januari 2016
Dua perwakilan dari firma hukum Mossack Fonseca ditangkap di Brasil, sehubungan dengan
skandal Petrobras. Mereka kemudian dibebaskan, sementara dua lainnya melarikan diri dari
negara itu. Mulai saat itu, risikonya tinggi sehingga unsur-unsur penyelidikan Panama Papers
akan bocor sebelum hari publikasi yang dijadwalkan.
4 Maret 2016
Mossack Fonseca diberitakan dalam surat dari ICIJ dan Süddeutsche Zeitung bahwa para
wartawan telah melihat informasi mengenai ribuan perusahaan yang didirikannya selama mereka
beroperasi beberapa puluh tahun yang lalu di Panama.

11 Maret 2016
Nama Perdana Menteri Islandia mulai disangkutpautkan dengan kasus tersebut, sehingga
membuat para wartawan televisi ingin mewawancarainya. Ketika ia keluar dari sebuah
wawancara televisi, rekaman hasil wawancara itu akan disimpan sampai hari publikasi. Begitu
juga dengan Kantor Mossack Fonseca di Panama yang dikelilingi oleh kru televisi, semuanya
menyiapkan film dokumenter Panama Papers. Rekan pendiri Ramón Fonseca mengundurkan diri
dari jabatannya sebagai penasihat resmi presiden Panama, Juan Carlos Varela.

15 Maret 2016
Anna Pálsdóttir, istri Gunnlaugsson (Perdana Menteri Islandia), membauat deklarasi tanpa
kompromi tentang perusahaan off-shore yang dimiliki suaminya di halaman Facebook-nya di
mana dia mengklaim bahwa suaminya hanya memegang saham karena kesalahan administrasi
saat itu.

28 Maret 2016
Kremlin menginformasikan media Rusia bahwa mereka telah menerima surat dari sejumlah
jurnalis yang merencanakan "serangan informasi" terhadap Vladimir Putin, yang dipimpin oleh
ICIJ.

3 April 2016 (18.48)


Edward Snowden men-tweet tautan ke artikel surat kabar Jerman yaitu Süddeutsche Zeitung
dengan judul “A Storm is Coming”

3 April 2016 (19:00)


Kisah pembuka Panama Papers dipublikasikan secara serentak di seluruh dunia. Mulai dari BBC
dan Le Monde hingga Pusat Jurnalisme Investigatif Korea dan surat kabar online berbahasa
Prancis Inkyfada di Tunisia. (ICIJ) merilis artikel investigasi tentang kebocoran dokumen
finansial yang mengungkap perusahaan di kawasan bebas pajak (offshore) milik orang kaya di
seluruh dunia. Namun, ICIJ belum mengungkap daftar nama yang lengkap. Total dokumen yang
bocor melebihi 11,5 juta dokumen.

5 April 2016
Satu-satunya media di Indonesia yang terlibat dalam investigasi yaitu majalah Tempo,
mengungkap beberapa nama orang Indonesia yang tercantum dalam dokumen Panama. Mereka
adalah pebisnis Sandiaga Uno, tersangka kasus pengalihan hak tagih Bank Bali Djoko Soegiarto
Tjandra, dan taipan minyak Muhammad Riza Chalid. Nama-nama lain, menurut Pemimpin
Redaksi Majalah Tempo, baru akan dikeluarkan setelah mendapat izin dari ICIJ. Saat
dikonfirmasi Rappler, Sandiaga membenarkan kepemilikan atas perusahaan offshore. “Dalam
proses investasi dan penciptaan lapangan kerja sangat lazim menggunakan jasa penyedia
offshorecorporations, tentunya semua dalam koridor hukum,” kata Sandiaga. Sementara itu,
Perdana Menteri (PM) Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson, yang namanya juga ada dalam
daftar, mengundurkan diri dari jabatannya. Sehari sebelumnya, ribuan rakyat Eslandia berdemo
di depan gedung Parlemen menuntut Gunnlaugsson untuk meletakkan jabatannya.

7 April 2016
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan
mengatakan akan menggunakan nama-nama di dokumen Panama untuk pengejaran wajib pajak
di luar negeri. Pada hari yang sama, pejabat senior organisasi sepak bola dunia FIFA, Juan Pedro
Damiani, mengundurkan diri dari komite etik. Namanya juga tercantum dalam dokumen
Panama. Komite etik FIFA saat ini tengah memastikan apakah ada aturan internal FIFA yang
dilanggar oleh Damiani.

11 April 2016
Bambang mengaku telah mencocokkan data pengusaha dan perusahaan pengemplang pajak yang
dimiliki pemerintah dengan dokumen Panama. Ia menemukan banyak kecocokan. "Kami
meyakini kecocokannya itu 79 persen dan diyakini memiliki uang di luar negeri," kata Bambang
dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR.
12 April 2016
Giliran Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis yang santer dibicarakan lantaran
masuk dalam dokumen Panama. Ia disebut-sebut sebagai pemilik Sheng Yue International Limited.
Awalnya Harry membantah memiliki perusahaan offshore itu. Namun, akhirnya ia mengakui
kebenaran informasi itu. Menurut Harry, perusahaan itu merupakan permintaan anaknya. “Anak saya
meminta agar membuat usaha (keluarga), saya daftarkan,” kata Harry saat memberikan pernyataan di
Gedung DPR. Kelak, perusahaan itu akan menjadi usaha bersama dengan menantunya yang berasal
dari Chile. Bahkan, Harry pun mengakui menjabat direktur di Sheng Yue International Limited dari
2010 hingga Desember 2015. Namun, karena sibuk ia tak sempat mengundurkan diri. Dia baru
melepas jabatannya setahun setelah menjabat Ketua BPK. “Dan sepanjang saya menjadi direktur
memang tidak ada transaksi di perusahaan tersebut,” kata dia. Harry bahkan mempersilakan Menteri
Keuangan Bambang Brodjonegoro untuk memeriksa apakah ia termasuk Warga Negara Indonesia
yang memiliki rekening di luar negeri.

25 April 2016
Tempo kembali mengungkap nama baru dari dokumen Panama, yakni Menteri Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan. Ia tercatat sebagai direktur Mayfair
International Ltd, yang berbasis di Seychelles sejak 29 Juni 2006. Mayfair International Ltd
sendiri diketahui dimiliki oleh dua perusahaan, yakni PT Persada Inti Energi dan PT Buana Inti
Energi. PT Toba Bara Sejahtera, perusahaan milik Luhut, pada 2011 mencantumkan PT Buana
Inti Energi sebagai mitra.

9 Mei: Raja Arab Saudi Sponsori Kampanye PM Israel Netanyahu


Anggota parlemen dan Ketua Partai Buruh Israel, Isaac Herzog, mengungkapkan bahwa Raja
Arab Saudi Salman bin Abdulaziz membiayai kampanye pemilu Perdana Menteri Israel,
Benjamin Netanyahu. "Pada Maret 2015, Raja Salman telah mendepositkan 80 juta dolar AS
untuk mendukung kampanye Netanyahu melalui seorang berkebangsaan Suriah-Spanyol
bernama Mohamed Eyad Kayali,” kata Herzog, mengutip Panama Papers yang dibocorkan, pada
Senin, 9 Mei, seperti dilaporkan Middle East Observer.

“Uangnya didepositkan ke akun milik perusahaan yang berkedudukan di British Virgin Islands
yang dimiliki oleh miliuner dan pebisnis Israel Teddy Sagi, yang telah mengalokasikan uangnya
untuk mendanai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,” ujar Herzog.
Perpetrators/Fraudsters dalam Kasus Panama Papers

Secara umum, pihak yang melakukan kecurangan dalam kasus Panama Papers dapat
dibagi menjadi dua, yaitu Mossack Fonseca (MF) dan perusahaan offshore.
1. Mossack Fonseca (MF)
Dalam kasus ini, MF membantu kliennya untuk mendirikan sebuah perusahaan
offshore dan membantu mengatur serta mengelola perusahaan tersebut. MF
menggunakan keahliannya untuk mengatur skema sedemikian rupa agar praktik-
praktik kliennya yang terindikasi melanggar hukum tetap berada dalam “sisi yang
benar”. Singkatnya, MF mencari celah dari hukum yang berlaku serta menyasar legal
grey area untuk menempatkan kliennya dalam posisi yang aman. MF juga diketahui
pernah mempekerjakan experts yang terkenal piawai merancang skema penghindaran
pajak. Bersamaan dengan jasanya MF juga akan mempekerjakan direktur palsu (sham
directors) untuk perusahaan offshore ini untuk menyembunyikan pihak sesungguhnya
yang berada di balik mereka. Tidak berhenti di situ, dokumen-dokumen yang bocor
tersebut juga menginformasikan adanya dugaan bahwa MF tidak patuh terhadap
hukum yang berlaku. Perusahaan offshore yang meruapakan klien MF ditengarai
membantu firma hukum tersebut dan bekerja sama dengan penghindar pajak dan
beroperasi dengan uang dari sumber yang ilegal.
2. Pemerintah
Beberapa sumber menyebutkan pihak pemerintahan dari negara asal perusahaan offshore
tersebut mengetahui kasus ini. Terbentur dengan kepentingan pribadi (conflict of
interest), beberapa pihak pemerintahan berakhir gagal dalam upayanya untuk
menghentikan aktivitas keuangan offshore ini. Hal ini karena sesungguhnya aktivitas
keuangan offshore ini adalah legal di mata hukum dan sangat menguntungkan, yang
akhirnya menjebak dan membingungkan. Pada saat yang sama pemberhentian kegiatan
ini akan berdampak juga terhadap negara yang bersangkutan, karena kegiatan offshore ini
juga memberi kontribusi terhadap perekonomian negara tersebut.
3. Pemilik Perusahaan Offshore
Pemilik perusahaan offshore dalam kasus ini merujuk pada pihak swasta (pengusaha,
wealthy individuals) dan pihak pemerintah (pejabat pemerintah (yang sudah pension
dan masih menjabat)). Modus yang dilakukan oleh pemilik perusahaan offshore
tersebut menggunakan jasa MF untuk mendirikan sebuah trust, yayasan, atau
perusahaan (shell company) yang ditujukan sebagai “wadah” untuk menampung
kekayaan yang diperoleh dari aktivitas yang (dalam kasus ini) diduga illegal. Tidak
hanya pemerolehan kekayaan yang berasal dari aktivitas yang ilegal, tapi juga ke
mana dan bagaimana kekayaan tersebut akan dialirkan juga menjadi salah satu alasan
mengapa perusahaan offshore/perusahaan cangkang ini begitu marak didirikan.

Kemungkinan Kecurangan (Fraud) yang terjadi pada Kasus Panama Papers


Dengan terkuaknya dokumen rahasia milik 214.000 perusahaan cangkang (Shell Company /
SPV) bentukan dari Firma Hukum Mossack Fonseca di daerah surga pajak Panama, banyak yang
mengaitkannya hal ini dengan upaya pengindaran pajak di negara asal mereka. Terlebih lagi
publik dibuat terperanjat ketika ditemukan banyak nama-nama pesohor baik itu pemimpin
negara, politikus, milyarder, artis, atlet sampai teroris dan mafia ada dalam daftar pemilik dari
perusahaan-perusahaan tersebut.
Secara lebih lanjut, dugaan pengindaran pajak tersebut menimbulkan kecurigaan akan
kemungkinan kecurangan-kecurangan lain yang ada dibalik kasus tersebut. Merujuk kepada tipe-
tipe kecurangan (fraud) yang ada, berikut penjelasan mengenai kemungkinan kecurangan (fraud)
yang terjadi dibalik kasus Panama Papers ini, yaitu :
- Korupsi (Corruption)
Korupsi adalah perbuatan yang tidak jujur yang biasanya berhubungan dengan jabatan. Hal ini
berkaitan erat dengan suap, konflik kepentingan dan gratifikasi.
Sheel Company / SPV digunakan untuk menerima dana suap, pemerasan, gratifikasi dan
penyamaran kepentingan. Oleh karena kepemilikan SPV biasanya tidak dimiliki 100% oleh
controlling entity, sehingga sulit untuk menentukan siapa yang ada dibalik penggunaan SPV
ini. Hal ini akan membuat seolah-olah rangkaian tindakan berhenti di SPV.
Tindakan ini juga masuk ke dalam ranah pencucian uang (money laundry), yaitu dengan
menyembunyikan dana hasil korupsi sebelumnya ke dalam SPV yang dimiliki dan
menggunakannya seolah-olah dana tersebut berasal dari sumber yang sah.

- Penyalahgunaan Aset (Assets Missappropriation)


Aset-aset yang dimiliki SPV yang digunakan oleh controlling entity tidak akan tersita oleh
pengadilan jika controlling entity mengalami kebangkrutan. Selain itu juga SPV dapat
bertindak sebagai shell company yang menyamarkan kepemilikan.

- Financial Statements Fraud


Pemanfaatan SPV salah satunya bisa untuk melakukan underestimate revenue yang kemudian
bertujuan untuk menghindarkan pajak. Biasanya praktik yang dilakukan adalah menjual
barang dagangan dari cost center ke SPV denga harga yang cukup murah kemudian SPV akan
menjualnya kembali dengan harga yang lebih mahal, sehingga keuntungan masuk di SPV
yang biasanya berada di negara surga pajak (tax heaven) tersebut

Kecurangan (fraud) yang dijelaskan di atas adalah masih bersifat kemungkinan yang berasal
dari pengembangan dugaan-dugaan penulis dari informasi-informasi yang tersedia. Hal ini
berdasarkan, dari berbagai sumber yang penulis dapatakan, belum ada yang menyatakan dengan
tegas melalui hasil investigasi bahwa upaya penghindaran pajak yang sebelumnya telah
disebutkan menggiring kepada kecurangan-kecurangan lain yang lebih besar seperti
kemungkinan yang penulis jelaskan di atas.

Langkah-langkah Audit yang dapat dilakukan atas Kemungkinan Kecurangan ( Fraud)


tersebut
Audit Forensik dapat bersifat proaktif maupun reaktif. Proaktif artinya audit forensik
digunakan untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan risiko terjadinya kecurangan (fraud).
Sementara itu, reaktif artinya audit akan dilakukan ketika ada indikasi (bukti) awal terjadinya
kecurangan (fraud.) Audit tersebut akan menghasilkan red flag atau sinyal atas adanya suatu
ketidakberesan. Dalam hal ini, audit forensik yang lebih mendalam dan investigatif akan
dilakukan.
Berdasarkan pemahaman awal penulis, teknik-teknik yang digunakan dalam audit forensik
seharusnya sudah menjurus secara spesifik untuk menemukan adanya kecurangan (fraud) yang
kemungkinan atau dicurigai terjadi. Hal ini berbeda dengan audit laporan keuangan biasa yang
dilakukan oleh auditor eksternal yang berfokus dalam mencari bukti untuk merumuskan sebuah
opini mengenai penyajian laporan keuangan yang telah wajar dan bebas dari salah saji yang
material.
Selayaknya sebuah perikatan audit pada audit laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor
eksternal, langkah awal audit untuk mengungkap kemungkinan kecurangan (fraud) pastilah juga
didahului dengan tahap perencanaan. Pada tahapan ini dilakukan pengidentifikasian masalah
yaitu dengan auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang hendak diungkap.
Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam analisa dan spesifikasi ruang lingkup sehingga
audit bisa dilakukan secara tepat sasaran. Secara lebih terperinci, menurut J.Tanzil berikut
tahapan-tahapan audit forensik yang umumnya dilakukan oleh auditor untuk mengungkap suatu
kecurangan (fraud):

1. Identifikasi Masalah
Dalam tahap ini, auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang hendak
diungkap. Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam analisa dan spesifikasi ruang
lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara tepat sasaran.
2. Pembicaraan dengan Klien
Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pembahasan bersama klien terkait lingkup,
kriteria, metodologi audit, limitasi, jangka waktu, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk
membangun kesepahaman antara auditor dan klien terhadap penugasan audit.
3. Pemeriksaan Pendahuluan
Dalam tahap ini, auditor melakukan pengumpulan data awal dan menganalisanya. Hasil
pemeriksaan pendahulusan bisa dituangkan menggunakan matriks 5W + 2H (who, what,
where, when, why, how, and how much). Investigasi dilakukan apabila sudah terpenuhi
minimal 4W + 1H (who, what, where, when, and how much). Intinya, dalam proses ini
auditor akan menentukan apakah investigasi lebih lanjut diperlukan atau tidak.
4. Pengembangan Rencana Pemeriksaan
Dalam tahap ini, auditor akan menyusun dokumentasi kasus yang dihadapi, tujuan audit,
prosedur pelaksanaan audit, serta tugas setiap individu dalam tim. Setelah diadministrasikan,
maka akan dihasilkan konsep temuan. Konsep temuan ini kemudian akan dikomunikasikan
bersama tim audit serta klien.
5. Pemeriksaan Lanjutan
Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pengumpulan bukti serta melakukan analisa atasnya.
Dalam tahap ini lah audit sebenarnya dijalankan. Auditor akan menjalankan teknik-teknik
auditnya guna mengidentifikasi secara meyakinkan adanya fraud dan pelaku fraud tersebut.
6. Penyusunan Laporan
Pada tahap akhir ini, auditor melakukan penyusunan laporan hasil audit forensik. Dalam
laporan ini setidaknya ada 3 poin yang harus diungkapkan. Poin-poin tersebut antara lain
adalah:
1. Kondisi, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi di lapangan.
2. Kriteria, yaitu standar yang menjadi patokan dalam pelaksanaan kegiatan. Oleh karena
itu, jika kondisi tidak sesuai dengan kriteria maka hal tersebut disebut sebagai temuan.
3. Simpulan, yaitu berisi kesimpulan atas audit yang telah dilakukan. Biasanya mencakup
sebab fraud, kondisi fraud, serta penjelasan detail mengenai fraud tersebut.

Penjelasan di atas adalah bagaimana suatu tahapan audit forensik tersebut dilakukan. Tetapi
terkait dengan Kasus Panama Papers ini, secara lebih detail penulis ingin membahas langsung
kepada teknik-teknik yang menurut pembahasan penulis bisa dilakukan oleh auditor untuk
membuktikan kemungkinan kecurangan (fraud) tersebut, yaitu :
1. Menghitung Kekayaan Bersih (Net Worth)
Hal ini bisa dilakukan untuk membuktikan adanya penghasilan yang tidak sah dan melawan
hukum. Apabila ini terkait dengan pejabat negara, auditor bisa meminta laporan kekayaan
pejabat negara yang bersangkutan dan aliran dana masuk dan keluar dari rekening-rekening
bank yang dimilki bersangkutan melalui PPATK. Pemerikasan dapat dihubungkan dengan
besarnya pajak yang dilaporkan dan dibayar setiap tahunnya. Laporan harta kekayaan
pejabat ini bisa dijadikan dasar dari penyelidikan. Penelusuran ini tentunya harus
menyeluruh termasuk kepada kemungkinan yang bersangkutan memiliki aset dan aliran
dana keluar atau masuk dari dan ke luar negri.
2. Ikuti Alur Dana (Follow the Money)
Ini dilakukan dengan mengikuti jejak yang ditinggalkan dari arus uang sampai arus uang
tersebut berakhir. Naluri penjahat selalu menutup rapat identitas pelaku, berupaya memberi
kesan tidak terlihat atau tidak di tempat saat kejadian berlangsung. Dana bisa mengalir secara
bertahap dan berjenjang, tapi akhirnya akan berhenti di satu atau beberapa tempat penghentian
terakhir. Tempat inilah yang memberikan petunjuk kuat mengenai pelaku kecurangan (fraud).
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada aliran dana dari yang bersangkutan yang
terbukti berhenti di perusahaan cangkang yang tercatat dalam Panama Papers tersebut.
3. Wawancara Mendalam (Deep Interview)
Ini dilakukan terhadap para informan yang dianggap memmpunyai akses dan informasi
terhadap kemungkinan adanya kecurangan (fraud) tersebut. Secara lebih detail,
pewawancara juga bisa diikutsertakan ahli semiotika (pembaca ekspresi) guna mengetahui
informasi yang disampaikan oleh informan tersebut adalah benar dan tidak ada kebohongan
yang disampaikan oleh informan.
4. Membuka Peluang untuk Whistle Blower
Adanya whistle blower yang dirahasiakan identitasnya dan dipastikan keselamatan dan
keamanannya ketika berani menyampaikan jika ternyata memang ada kecurangan (fraud)
yang terjadi, bisa sangat membantu mempercepat proses audit yang dilakukan. Oleh karena
itu, auditor harus benar-benar memiliki prosedur yang jelas untuk hal ini dan benar dapat
menjamin kerahasiaan identitas whistle blowr tersebut.
BAB III

PENUTUP

Lesson Learned

Terungkapnya skandal Panama Papers membuktikan dengan jelas bahwa pajak yang sifatnya
wajib dan mengikat dianggap sebagai beban yang cukup serius bagi kalangan atas yang terjerat
dalam kasus ini. Kegiatan investasi dan mendirikan perusahaan di negara-negara tax haven bukan
sesuatu yang ilegal, namun tidak melaporkannya dalam SPT untuk menghindari pajak merupakan
tindakan yang melanggar Undang-Undang. Jumlah pajak yang harus dibayarkan dianggap begitu
besar sehingga terjadi kasus penggelapan pajak untuk menghindari pembayaran pajak atau menekan
jumlah pajak. Sesuai dengan UU PPh pasal 4 ayat (1) kekayaan dan aset yang ada di luar negeri pun
juga harus dilaporkan dalam SPT karena kekayaan dan aset tersebut merupakan objek pajak. Jika
tidak melaporkan dengan benar maka dapat dikenakan sanksi berupa denda maupun kurungan karena
tidakan tersebut melanggar UU KUP Pasal 38 dan 39 ayat (1).

Pepatah lama mengatakan, 'sepandai-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya


akan tercium juga'. Jutaan dokumen finansial rahasia bocor dan mengungkapkan bagaimana
jejaring korupsi dan kejahatan pajak para kepala negara, agen rahasia, pesohor sampai buronan,
disembunyikan di surga bebas pajak. Skandal yang terungkap tersebut tentu merugikan Negara
atau berkurangnya kekayaan Negara (asset forfeiture) yang jumlah yang cukup signifikan. Dan
kaitannya kasus tersebut dengan teori audit maka masuk pada kesalahan yang disengaja atau
kesalahan tersebut merupakan kecurangan (fraudulent). Sebagai contoh adalah penyelundupan
dan penggelapan pajak.

Saran

Dari kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah:

1. Menjadi pribadi yang baik, jujur, dan taat pada aturan, sehingga sebaiknya melaporkan
jumlah aset yang kita miliki baik di Indonesia maupun di luar negeri;
2. Pemerintah hendaknya meminta perusahaan atau nama yang masuk dalam Panama papers,
untuk melaporkan transaksi yang dilakukan;
3. Apabila ada pajak terutang yang belum dibayar maka wajib pajak tersebut harus membayar,
termasuk dendanya bila ada;
4. Jika terbukti tokoh yang bersalah atau perusahaan yang terdaftar illegal harus dijatuhkan
hukuman sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku;
5. Pemerintah harus mencari cara agar investor lokal mau menanam dananya di Indonesia
bukan di luar negeri. Selain itu meningkatkan kewaspadaan terhadap investor lokal yang
mempunyai kekayaan di luar negeri agar dapat ditelusuri dan diteliti banyaknya kekayaan
yang dimiliki. Sehingga penerimaan dari sektor pajak pun meningkat yang juga
meningkatkan pendapatan negara. Kejelasan aturan yang berlaku, kemudahan dalam
menanamkan modal, keamanan yang terjamin, dan kestabilan ekonomi juga perlu diperbaiki
agar investor nyaman ketika berinvestasi di negara Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://investigasi.tempo.co/panama/
https://news.ddtc.co.id/infografis-pajak-kriteria-negara-tax-haven-6893
https://panamapapers.sueddeutsche.de/articles/56febf8da1bb8d3c3495adec/
https://tirto.id/bagaimana-membaca-laporan-panama-papers-FUp
https://www.globalwitness.org/en-gb/press-releases/call-tax-havens-open-after-offshore- expose/?
gclid=Cj0KCQiAh9njBRCYARIsALJhQkFyqyjKx7iCqHIM0NnTG
_lhZImOEZIfxCpRNlRRCTZkQokUGFh2WmEaAvvxEALw_wcB
https://www.rappler.com/indonesia/129101-kronologi-dokumen-panama
https://www.researchgate.net/publication/324793152_Panama_Papers_and_the_dilemma_of_glo
bal_financial_transparency
https://www.tempo.co/tag/panama-papers
https://www.theatlantic.com/business/archive/2016/04/panama-papers-crimes/477156/
https://www.theguardian.com/news/2016/apr/16/panama-papers-inside-the-guardians-
investigation-into-offshore-secrets
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Tax/dttl-tax-
britishvirginislandshighlights-2018.pdf?nc=1
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Tax/dttl-tax-
bermudahighlights-2018.pdf?nc=1
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Tax/dttl-tax-
bahamashighlights-2018.pdf?nc=1
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Tax/dttl-tax-
caymanislandshighlights-2018.pdf
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/global/Documents/Tax/dttl-tax-
indonesiahighlights-2018.pdf

Anda mungkin juga menyukai