Makalah Pro Kontra KB
Makalah Pro Kontra KB
Skenario :
Anamnesis:
Seorang wanita usia 39 tahun datang ke poliklinik dengan tujuan ingin memasang KB karena
sudah memiliki 7 anak. Suami pasien menolak pemasangan KB dikarenakan tidak sesuai dengan
kepercayaan agamanya. Selain itu suami pasien juga menganggap KB dapat membuat
kandungan sang istri menjadi kering dan tidak subur, menderita radang panggul, dan berisiko
mengidap kanker di kemudian hari. Suami pasien juga takut pasien mengalami kenaikan berat
badan berlebih, dan timbulnya jerawat. Selain itu, suami pasien juga menganggap semakin
banyak anak maka rezeki juga semakin banyak.
Pemeriksaan Laboratorium:
● Hematologi
○ Hemoglobin : 13,5 g/dL
○ Hematokrit : 38%
○ Leukosit : 9000 / mm3
○ Trombosit : 400.000 / mm3
○ Eritrosit : 4.5 juta / mm3
○ MCV : 86
○ MCH : 30pg/dL
○ MCHC: 35 g/dL
○ Hitung Jenis :
■ Basofil: 0
■ Eosinofil: 3
■ Neutrofil batang: 4
■ Neutrofil segmen: 68
■ Limfosit: 30
■ Monosit: 8
● Urinalysis
○ Warna: kuning
○ Kejernihan: jernih
○ BJ: 1.020
○ pH: 6.0
○ Protein, Glukosa, Keton, Bilirubin, Nitrit, Leukosit esterase: negatif
○ Sedimen urine:
■ Epitel: 5-7/LPB
■ Eritrosit: 0/LPB
■ Leukosit: 1/LPB
■ Bakteri, Kristal: negatif
PENDAHULUAN
Gerakan keluarga berencana (KB) merupakan salah satu program dalam mewujudkan
masyarakat sejahtera melalui pengendalian angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk. Lebih
lanjut, KB bertujuan meningkatkan jumlah penduduk pengguna kontrasepsi dan kesehatan
keluarga melalui penjarangan kehamilan. KB memiliki berbagai manfaat baik bagi pasangan
suami istri dan anak. Bagi pasangan suami istri, KB dapat menurunkan risiko kehamilan, tidak
mengganggu tumbuh kembang anak, dan menjaga kesehatan mental. Bagi anak, KB dapat
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan anak, menjamin anak mendapatkan perhatian,
pemeliharaan dan makanan yang cukup, serta perencanaan masa depan dan pendidikan yang
baik.
Perwujudan program KB dalam perencanaan jumlah keluarga dapat dilakukan dengan
penggunaan alat kontrasepsi. Terdapat berbagai jenis alat kontrasepsi seperti implan, alat
kontrasepsi dalam rahim, dan lain sebagainya. Apabila pemilihan dilakukan dengan benar dapat
memberikan banyak manfaat dan membantu tercapainya tujuan KB. Berikut beberapa manfaat
alat kontrasepsi :1
1. Pil KB: penggunaannya mudah dihentikan dan tidak mengganggu hubungan
seksual, serta jenis tertentu tidak mengganggu produksi ASI
2. Suntik KB: efektif pada satu tahun pertama pemakaian, tidak perlu menyimpan
obat suntik di rumah, dan pemakaian bisa dalam jangka panjang
3. Implan : tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan
yang cepat setelah pencabutan
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) : memberikan efek perlindungan hingga
5 tahun, efektifitas baik, kesuburan segera kembali setelah pengangkatan AKDR
5. Kondom : murah, dapat ditemukan dengan mudah, dan penggunaan kondom akan
sangat efektif apabila digunakan dengan benar
6. Tubektomi : manfaat sangat efektif, pilihan yang baik bagi wanita dengan risiko
kesehatan serius apabila terjadi kehamilan, dan tidak ada efek samping jangka
panjang
7. Vasektomi : tidak ditemukan efek samping jangka panjang dan menghentikan
kesuburan secara permanen.
Penggunaan alat kontrasepsi ini efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, sebagian
akseptor KB enggan menggunakan alat kontrasepsi karena percaya dengan berbagai mitos
tentang efek samping penggunaan KB yang beredar di masyarakat dan terdapat berbagai faktor -
faktor lain yang mempengaruhi penggunaan KB.2
DASAR TEORI
● Definisi
1. Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
(UU No 10 tahun 1992)
2. Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma.1
● Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertumbuhan penduduk.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
b. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
c. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.1
● Manfaat
1. Pasangan suami istri
a. Menurunkan risiko kehamilan
b. Tidak mengganggu tumbuh kembang anak
c. Menjaga kesehatan mental
2. Anak
a. Dapat mengetahui pertumbuhan anak dan kesehatannya.
b. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup.
c. Perencanaan masa depan dan pendidikan yang baik.1
● Jenis Kontrasepsi
1. Kontrasepsi alamiah
a. Metode amenorea laktasi
b. Metode kalender
c. Senggama terputus
2. Kontrasepsi mekanik
a. Kondom
b. Diafragma
3. Kontrasepsi hormonal
a. Pil progestin
b. Pil kombinasi
c. Suntikan progestin
d. Suntikan kombinasi
e. Implan
4. AKDR
a. AKDR
b. AKDR dengan progestin
5. Kontrasepsi mantap
a. Tubektomi
b. Vasektomi
KESIMPULAN
Banyaknya pandangan yang salah dalam masyarakat mempengaruhi tingkat partisipasi
dalam program KB. Setiap metode kontrasepsi memiliki berbagai keuntungan dan kerugian
sehingga dibutuhkan konseling yang jelas pada calon akseptor KB meliputi mekanisme kerja,
efektifitas, keuntungan, dan efek samping yang mungkin terjadi sehingga calon akseptor dapat
mengerti dengan baik proses yang dapat terjadi dan memilih dengan bijak. Peningkatan jumlah
akseptor KB dapat mempengaruhi keberhasilan program KB. Dengan demikian, dapat diperoleh
berbagai manfaat bagi pasangan suami istri dan anak serta tercipta keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera.9,10
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. (2017). Pelayanan KB.
https://kampungkb.bkkbn.go.id/postSlider/1381/45128. Diakses 26 Juli 2020.
2. Octaviyani PR. Program KB Terhambat Mitos.
https://mediaindonesia.com/read/detail/88473-program-kb-terhambat-mitos. Diakses 26
Oktober 2020.
3. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Kontrasepsi.
http://www.edunakes.bppsdmk.kemkes.go.id/images/pdf/Obsgin_4_Juni_2014/Blok%20
9/KONTRASEPSI%20ppt.pdf. Diakses 26 Juli 2020.
4. Pratiwi E. Sariyati S. Agama dengan Keikutsertaan Keluarga Berencana (KB) dan
Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Argomulyo
Sedayu Bantul Yogyakarta. Journal Ners and Midwifery Indonesia 2015;3(1):1-9.
5. Perwitasari T. Edukasi tentang Keuntungan Menggunakan KB IUD di Kelurahan Bagan
Pete Kota Jambi. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) 2020;2(2):104-8.
6. Maryam S. Pengaruh Karakteristik dan Mitos Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang
Kontrasepsi Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Di Kecamatan Sumbergempol Kabupaten
Tulungagung Tahun 2014.
7. Ihsani T, Wuryaningsih C E, Sukarno. Peran Pengambil Keputusan Terhadap
Penggunaan MKJP di Indonesia (Analisis Lanjut Data SRPJMN Tahun 2017). Jurnal
Keluarga Berencana 2019;4(2):11-9.
8. Hartini. Pandangan Tokoh Agama dan Budaya Masyarakat Terhadap Pemakaian Alat
Kontrasepsi. Egalita Jurnal Kesejahteraan dan Keadilan Gender 2011;6(2):142-54.
9. Kurnianto M. Meruntuhkan Mitos Kontrasepsi Keluarga
Berencana.https://gaya.tempo.co/read/1172556/meruntuhkan-mitos-kontrasepsi-keluarga-
bencana/full&view=ok. Diakses 26 Juli 2020.
10. Siregar IA. Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Program KB Dalam Penggunaan Alat
Kontrasepsi Oleh Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sarudik Kabupaten
Tapanuli-Tengah. Talenta Conference Series 2018; 1(1):99-106.