Dokumen - Tips - 01 Dasar Dasar k3 Pertambangan
Dokumen - Tips - 01 Dasar Dasar k3 Pertambangan
PERTAMBANGAN UMUM
I. DAFTAR ISI
I. DAFTAR ISI..............................................................................................................2
II. PENDAHULUAN.......................................................................................................3
III. DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA..........................3
A. Keselamatan Kerja.............................................................................................3
B. Kesehatan Kerja.................................................................................................5
IV. KECELAKAAN..........................................................................................................6
A. Definisi Kecelakaan...........................................................................................6
B. Jenis-Jenis Kecelakaan......................................................................................7
C. Kecelakaan Tambang.........................................................................................7
D. Klasifikasi Kecelakaan Tambang di Indonesia..................................................8
E. Penyebab Kecelakaan........................................................................................8
F. Pendorong Kecelakaan......................................................................................9
G. Statistik Kecelakaan Tambang..........................................................................9
H. Biaya Kecelakaan..............................................................................................9
V. PEMBINAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA............................10
A. Penyuluhan......................................................................................................10
B. Safety Talk.......................................................................................................11
C. Safety Training................................................................................................11
D. Safety Inspection.............................................................................................11
E. Safety Investigation.........................................................................................11
F. Safety Meeting.................................................................................................11
G. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja..........................................................11
H. Penyediaan Alat-Alat Perlengkapan K3..........................................................12
I. Organisasi K3..................................................................................................12
J. Program K3 Tahunan.......................................................................................12
K. Pencegahan Kebakaran....................................................................................13
II. PENDAHULUAN
Kegiatan operasional pertambangan memiliki karakteristik yang khusus,
yaitu: padat teknologi, padat investasi, dan resiko bahaya yang tinggi.
Oleh karena sifat khusus tersebut di atas, maka pengelolaan kegiatan
pertambangan di lapangan memerlukan konsentrasi yang lebih di semua
aspek.
Aspek-aspek tersebut, antara lain aspek produksi, aspek
teknologi/efesiensi dan aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada
karyawannya di lapangan. Guna mendukung efisiensi dan produktifitas
yang ditargetkan, maka diperlukan suatu aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ( K3 ) yang Baik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
pemahaman dan pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
benar kepada seluruh orang yang berkecimpung pada kegiatan usaha
pertambangan tersebut. Pemahaman K3 yang benar dari semua lini
manajemen sangat memberikan arti dalam rangka pencegahan
kecelakaan dalam kegiatan pertambangan. Dimana diharapkan produksi
optimal, namun kecelakaan nihil dan itu sasaran yang ingin dicapai.
Perlu disadari bahwa pemahaman dan pengertian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja tersebut merupakan kompetensi penting yang dimiliki
para pelaksana di lapangan yang juga menjadi tanggung jawab para
Kepala Teknik Tambang di lapangan dalam menjalankan tugas
operasional dilapangan secara benar aman dan propesional.
Dalam materi dalam pelajaran ini dijelaskan pengertian dan falsafah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3, termasuk sedikit mengupas
kecelakaan tambang dan upaya pencegahannya. Setelah mengikuti
materi ini, para peserta diharapakan akan mampu menjelaskan dan
melaksanakan secara benar dan aman baik dalam memenuhi aspek
teknis maupun ketentuan-ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang ditentukan
IV. KECELAKAAN
A. Definisi Kecelakaan
- Tidak Direncanakan
Tindakan Tidak
- Tidak diduga
- Tidak diingini
- Kapan saja KECELAKAAN Kondisi Tidak Aman
- Dimana saja
- Siapa saja Lain-lain / Nasib
B. Jenis-Jenis Kecelakaan
Terjatuh / Tergelincir
Terpukul
Terbentur
Kemasukan Benda
Terjepit
Terkena Aliran Listrik dll
C. Kecelakaan Tambang
1. Luka Ringan:
Apabila korban kurang dari 3 minggu telah dapat bekerja
kembali ketempat semula seperti biasa.
2. Luka Berat :
Apabila korban lebih dari 3 minggu, baru dapat bekerja kembali
ke pekerjaan semula seperti biasa atau
retak/patah/dislokasi/cacat tetap/ hilang bagian tubuh.
3. Mati:
Apabila korban meninggal dalam waktu 24 jam sesudah terjadi
kecelakaan tersebut.
Untuk luka/kecelakaan berat dan mati harus sesegera mungkin
dilaporkan oleh Kepala Teknik Tambangan ke Kepala Pelaksana
Inspeksi Tambang/KAPIT dan selanjutnya kecelakaan tersebut
diperiksa oleh Pelaksana Inspeksi Tambang (PIT) di lapangan.
E. Penyebab Kecelakaan.
Safety talk ini dapat dilakukan pada setiap gilir kerja atau setiap
pada awal shift dan biasa membahas apa yang akan dikerjakan,
apa bahayanya, peralatan apa yang harus dikenakan dan
bagaimana cara penanganannya bila terjadi bahaya
C. Safety Training
1. Pengertian api
Secara umum kita mengenal api adalah sebagai benda yang
menyala mengeluarakan lidah api maupun yang hanya
memancarkan sinar panas tanpa lidah api (bara). Dimana api ini
bila kecil bisa dikatakan sebagai teman oleh kita, namun bila api
ini sudah besar maka api sudah sebagai musuh kita yang mana
siap meluluh lantakan apa saja yang ada dan bahkan nyawa
kita. Untuk itu kita sangat perlu mewaspadai api ini sedini
mungkin, agar kita terhindar dari kebakaran yang sangat tidak
kita inginkan.
2. Proses terjadinya api
Proses terjadinya api sering disebut karena adanya segitiga api.
Jadi proses terjadinya api secara umum karena adanya kontak
antara 3 (tiga) unsure utama, yaitu:
a. Fuel (bahan)
Seperti: kayu, serat, tekstil, cairan yang dapat terbakar,
gas, bahan kimia, plastik
b. Oksigen
Yaitu oksigen bebas di udara ataupun oksigen murni
c. Heat (panas)
Seperti: tenaga panas kimia, listrik, tenaga panas mekanis
dan panas
3. Klasifikasi Api
Untuk memadamkan api kita harus mengetahui jenis dari api
yang akan kita padamkan. Adapun klasifikasi jenis api, adalah
sebagai berikut ini:
a. Klas A ;
Hijau (Klas Ash/Abu); yaitu api yang biasanya berasal dari
material yang mudah terbakar, dengan sisa
pembakarannya abu.
(1) Material ; kayu, plastic, kertas, kain dll
(2) Pemadaman : adalah pendinginan dengan air
bertekanan atau dengan menyelimuti dengan foam
atau Dry Chemical (kimia Kering) dan Halon.
b. Klas B ;
Merah (Boil/Mendidih); yaitu api berasal dari bahan /
material cair mudah menyala atau mudah terbakar.
(1) Material: minyak diesel, solar, grease, tiner, bensin,
cat, alcohol, dll
(2) Pemadaman : adalah pembatasan kontak supply udara
atau bahan kimia khusus untuk memadamkannya.
Seperti: Foam (busa), CO2, Kimia Kering, Halon.
c. Klas C ;
Biru (Current); yaitu api yang terjadi karena listrik jenis api
listrik : motor-motor listrik, kabel trolley, peralatan baterai,
transformator, switch kontak
(1) pemadaman : adalah dengan bahan non konduksi
seperti: carbon dioxide (CO2) dan bubuk kimia kering,
halon.
d. Klas D ;
Kuning (metal); yaitu api yang berasal dari atau karena
metal atau logam
(1) Material : magnesium, titanium, zirconium, sodium
dan potassium
(2) Pemadaman : jangan menggunakan klas D, karena
bahan-bahan metal tersebut akan menjadi rusak.
Pemdaman sebaiknya dengan bubuk kering yang
mengandung garam dapur, grafit atau grafit fosfor.
4. Prinsip dasar Pengamanan kebakaran
a. Perlindungan terhadap keselamatan jiwa (life Safety)
b. Perlindungan terhadap harta benda dan bangunan
(Property Safety)
c. Perlindungan informasi/proses (process safety)
d. Perlindungan lingkungan hidup dari kerusakan
(Enviromental safety)
5. Langkah-Langkah Yang Perlu Dilakukan Bila Terjadi
Kebakaran
a. Jangan panic, Usahakan tenang
Cari sumber api
Besarnya kebakaran
Alat pemadam yang tepat
b. Bunyikan alarm kebakaran / tanda-tanda lain
c. Matikan aliran listrik, gas dan aliran bahan baker
d. Pergunakan APAR dengan cepat dan aman
e. Beritahu ke Dinas Kebakaran / Emergency respon melalui
laporan langsung, telepon, selanjutnya dan sebutkan hal-
hal yang diperlukan, agar jelas antara lain:
Nama penilpon
Alamat/bagian
Apa yang terbakar
Lokasi / dimana dsb.