Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ririt Widyaningsih

NIM. : 192510040

Kelas : TS 3B

UTS Geologi Teknik

1. Kaitan antara geologi dan ilmu teknik sipil yaitu Penerapan ilmu geologi pada praktek
rekayasa dengan tujuan agar faktor-faktor geologis yang mempengaruhi lokasi, desain,
konstruksi, pengoprasian dan pemeliharaan pekerjaan rekayasa benar-benar dikenali/tersedia
dalam jumlah yang cukup.

2. Skema ringkas tentang siklus terbentuknya batuan

3. Displin ilmu geologi berperan dalam bidang sipil dengan penerapan ilmu geologi teknik yang
mempelajari tentang tanah, perilaku dan kekuatannya untuk kepentingan teknik sipil, Karena
bagaimanpun, bangunan akan dibangun di atas tanah. Maka mempelajari ilmu geologi teknik
menjadi suatu keharusan yang mutlak dan sangat diperlukan. contoh :

• Mendesain pondasi

• Mendesain untuk kesetabilan pada daerah pegunungan dan pantai


• Mendesain reservoar, bendungan, dam dan terowongan.

• Mendesain untuk pembuangan limbah dan remediasinya

• Mengevaluasi dan mitigasi pencemaran airtanah.

• Perencanaan jalan dan sumber material untuk pembangunan.

• Rencana untuk penambangan

• Pengelolan bencana alam seperti gempa, longsor dan yang lainnya meliputi Assessing &
Avoiding Risks, Preventing Damage dan Predicting Impact

4. Kenapa wilayah Selatan Pulau Jawa dan dan Barat Pulau Sumatera merupakan daerah yang
dilalui oleh pertemuan dua lempeng yang saling bertubrukan sehingga berpotensi terjadinya
letusan gunung api dan gempa bumi

Sebagai Ahli Sipil, saran saya adalah menerapkan building code standar bangunan tahan gempa
bumi dan tsunami, terutama untuk bangunan publik dan bangunan vital. Juga melaksanakan audit
bangunan yang diikuti dengan upaya memperkuat konstruksi bangunan agar benar-benar tahan
terhadap gempa bumi dan tsunami serta dalam menerapkan tata ruang berbasis mitigasi bencana

5. Inti (core), terletak di bawah mantel Bumi pada kedalaman 2.900 – 6730 km, tersusun atas
besi (Fe) dan Nikel (Ni), yang datanya diketahui dari gelombang seismik, eksperimen, dan
komposisi iron meteorites ( besi meteorit ). Inti Bumi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Inti luar , kedalaman 2900 – 5100 km tersusun oleh komposisi silika, belerang dan O2 bersifat
cair.

b. Inti dalam, kedalaman 5100 – 6730 km. Komposisi besi padat (Fe) dan nikel (Ni) bersifat
padat.

Mantel (mantle), merupakan lapisan di bawah kerak Bumi, dicirikan oleh adanya peningkatan
gelombang – gelombang panas, memiliki ketebalan 3.488 km. Pada lapisan ini bersifat semi cair,
banyak mengandung mineral dan ferromagnesian (campuran besi dan magnesium). Mantel dapat
dibagi menjadi 2 bagian:

a. Upper Mantle (mantel bagian atas), memiliki ketebalan 400 km, bersifat plastis (padat tapi
kenyal) atau semiplastis, mempunyai zona transisi dengan ketebalan 670 km.

b. Lower Mantle (mantel bagian bawah), terdiri dari bahan yang kaya unsur nikel dan besi,
berada pada kedalaman antara 1000 – 2900 km.

Kerak (crust), merupakan bagian terluar Bumi, memiliki komposisi dan ketebalan berbeda dan
beragam dari satu tempat ke tempat lain. Tebal kerak Bumi sekitar 70 km. Bagian atas kerak
Bumi disebut lapisan SiAL yang penyusun utamanya berupa oksigen, silika, dan alumunium,
sedangkan lapisan bawahnya terdiri atas lapisan SIMA, mineral utama yang dikandungnya
adalah Silika dan Amagnesium.

6. Kompaksi, yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari
berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu
dengan yang lain menjadi rapat.

Sementasi,yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi
mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan
larutan pada ruang butir makin besar

Kristalkisasi, yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal
dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum
terjadi pada pembentukan batuan karbonat.

Anda mungkin juga menyukai