Anda di halaman 1dari 21

5

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah “perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, pemberian

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja

dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan organisasi, organisasi, individu

dan masyarakat”. Faustino Cardoso Gomes (2003:6).

Manajemen sumber daya manusia adalah “pendayagunaan sumber daya

manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan

sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya

manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi, dan

kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial”.

Marwansyah (2010:3).

2.1.1.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan manajemen sumber daya manusia menurut Barry Cushway

(1996:6) meliputi:

5
6

1. Memberikan saran kepada manjemen tentang kebijakan sumber daya manusia

guna memastikan organisasi memilki tenaga kerja yang bermotivasi dan

berkinerja tinggi, serta dilengkapi dengan sarana untuk menghadapi

perubahan dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaannya.

2. Melaksanakan dan memelihara semua kebijakan dan prosedur sumber daya

manusia yang diperlukan untuk memastikan pencapaian tujuan organisasi.

3. Membantu perkembangan arah strategi organisasi secara keseluruhan,

terutama dengan memperhatikan segi-segi sumber daya manusia.

4. Menyediakan bantuan dan menciptakan kondisi yang dapat membantu

manajer lini dalam mencapai tujuan mereka.

5. Mengatasi krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pegawai untuk

memastikan tidak adanya gangguan dalam pencapaian tujuan organisasi.

6. Menyediakan sarana komunikasi antara karyawan dengan manajemen

organisasi.

7. Bertindak sebagai penjamin standar dan nilai organisasi dalam pengelolaan

sumber daya manusia.

2.1.1.3 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam menajemen sumber daya manusia, terdapat sejumlah fungsi

operasional menurut Marwansyah (2010:8) antara lain:


7

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia adalah proses yang secara sistematis

mengkaji kebutuhan sumber daya manusia untuk menjamin tersedianya tenaga

kerja dalam jumlah dan mutu, atau kompensasi yang sesuai pada saat dibutuhkan.

2. Rekrutmen dan Seleksi

Rekrutmen adalah proses menarik perhatian sejumlah calon karyawan

potensial dan mendorong mereka agar melamar pekerjaan pada sebuah organisasi.

Seleksi adalah proses identifikasi dan pemelihan orang-orang dari

sekumpulan pelamar yang paling cocok dengan posisi yang ditawarkan dan

dengan organisasi.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia adalah upaya terencana yang dilakukan

oleh manajemen untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan kinerja organisasi

melalui program-program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan.

4. Kompensasi

ompensasi atau balas jasa didefinisikan sebagai semua imbalan yang diterima

oleh seseorang sebagai balasan atau konstribusinya terhadap organisasi.

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja meliputi upaya untuk melindungi para pekerja dari cidera

akibat kecelakaan kerja. Kesehatan kerja adalah terbebasnya para pekerja dari

penyakit dan terwujudnya kesejahteraan fisik dan mental pekerja.


8

6. Hubungan Industrial

Hubungan industrial adalah sebuah sistem hubungan yang terbentuk antara

para para pelaku dalam proses produksi barang dan atau jasa yang terdiri atas

unsur pengusaha, pekerja, dan pemerintah.

7. Penelitian Sumber Daya Manusia

Penelitian sumber daya manusia adalah studi sistematis tentang sumber daya

manusia sebuah perusahaan dengan maksud memaksimalkan pencapian tujuan

individu dan tujuan organisasi.

2.1.2 Auditing

Pengauditan adalah “suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan

mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan

kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antar

asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan

hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hariyono Jusup (2001:11).

Auditing adalah “suatu proses sistematik untuk memperoleh dan

mengevalusi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

kegiatan dan kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk mendapatkan

tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyatan tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan”. Mulyadi (2002:9).


9

2.1.3 Audit Manajemen

2.1.3.1 Pengertian Audit Manajemen

Pemeriksaan manajemen adalah “suatu penilaian dari program manajerial

dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan sub-entitas

yang dapat di audit”. Penekanan dari audit manamen ini adalah untuk mencapai

efisiensi yang lebih besar, efektifitas, dan ekonomisasi dalam usaha dan

orgainisasi yang lain. Tungggal (2000:10).

Audit manajemen adalah alat bantu untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan yang terjadi pada fungsi sumber daya manusia agar pihak manajemen

sumber daya manusia dapat meminimalkan dan melakukan perbaikan supaya

mendukung terjadinya kefektivan kinerja perusahaan. Siagian (2001: 101).

Management audit, disebut juga operational audit, functional audit, adalah

suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan

secara efektif, efisien, dan ekonomis. Agoes (2004:175).

2.1.3.2 Tujuan Audit Manajemen

Tujuan audit manajemen menuurut Sukrisno Agoes (1996:173).

antara lain:
10

1. Untuk menilai berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana,harta, dan

lainnya) yang dimiliki perusahaan dan telah digunakan secara efisien dan

ekonomis.

2. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi

dalam perusahaan.

3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah

diterapkan oleh top manajer.

4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk

memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur sistem

pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen dan prosedur-prosedur

operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, dan

ekonomisasi kegiatan operasi perusahaan.

2.1.3.3 Manfaat Audit Manajemen

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan audit manajemen

menurut Amin Widjaja Tunggal (2000:14) sebagai berikut:

1. Memberikan informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk

pengambilan keputusan.

2. Mengidentifikasi area misalnya potensial, pada tahapan ini untuk menetukan

tindakan preventif yang akan diambil.

3. Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah

ditetapkan.
11

4. Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya teramasuk

memperkecil pemborosan.

2.1.3.4 Perbandingan Audit Manajemen dengan Audit Keuangan

Perbandingan audit manajemen dengan audit keuangan menurut

bayangkara (2008:6-9) antara lain:

1. Tujuan audit

Audit keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan

keuangan yang disajikan oleh perusahaan (manajemen) telah disusun melalui

proses akuntansi yang berlaku umum dan menyajikan dengan sebenarnya, kondisi

keauangan perusahaan pada tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada

periode tersebut.

Sedangkan audit manajemen ditujukan untuk mencapai perbaikan atas

berbagai program dalam pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan

perbaikan. Oleh sebab itu, auditnya dirancang untuk menemukan berbagai

kelemahan dalam opersional perusahaan, menentukan penyebabnya, menganalisis

akibat yang ditimbulkan, dan mencari jalanperbaikan atas kelemahan tersebut.

2. Ruang Lingkup Audit

Audit keuangan menekankan auditnya pada data-data akuntansi perusahaan

dan proses penyajian laporan yang disajikan manjemen. Oleh karena itu ruang

lingkup auditnya berkisar pada bukti-bukti transaksi dan proses akuntansi yang
12

diterapkan pada objek audit. Dalam menentukan luas audit, auditor mendasarkan

keyakinannya pada efektivitas pengendalian internal perusahaan.

Sedangkan pada audit manajemen, ruang lingkup audit meliputi keseluruhan

fungsi manajemen dan unit-unit terkait yang ada di dalamnya. Ruang lingkup ini

dapat berupa seluruh progaram atau juga hanya mencakup bagian tertentu dari

program yang dilakukan. Dalam menentukan luas auditnya, auditor menekankan

keyakinannya pada efektivitas pengendalian manajemen yang dimiliki

perusahaan.

3. Dasar Yuridis

Secara hukum semua perusahaan harus menyajikan laporan keuangan yang

telah diaudit oleh auditor independen (akuntan publik) kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dengan llaporan keuangan tersebut. Bagi perusahaan yang telah

go public penyajian laporan keuangan yang telah diaudit merupakan salah satu

bentuk penyajian informasi yang jujur dan bertanggung jawab kepada

investor/calon investor. Oleh sebab itu, salah satu prasyarat perusahaan untuk

tetap dapat mencatat sahamnya dibursa adalah penyajian laporan keuangan yang

intren yang telah diaudit oleh auditor independen. Bagi perusahaan yang belum go

public, pelaporan pajak (dalam bentuk surat pemberitahuan) ke Kantor Pelayanan

Pajak, dilampiri laporan keuangan. Wajib pajak yang baik akan melampirkan

laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen.

Berbeda dengan audit keuangan, audit manajemen bukanlah merupakan

sesuatu keharusan yang memiliki wewenang lebih tinggi untuk memperbaiki


13

berbagai program yang berjalan perusahaan. Audit amanjemen dalam hal ini dapat

menjadi pilihan dalam mencari penyebab terjadinya kelemahan proses yang

berjalan dan menganalisis akibatnya serta menetuka langkah perbaikan yang dapat

dilakukan dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.

4. Pelaksanaan Audit

Audit keuangan dilakukan dalam rangka mendapat pengesahan (opini) secara

independen dari pihak auditor atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan

manajemen perusahaan tersebut, oleh karena itu audit juga harus dilakukan oleh

pihak independen (auditor eksternal) agar penggunaan informasi merasa yakin

akan keakuratan dan kebenaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

tersebut.

Sedangkan audit manajemen dilakukan dalam rangka untuk menemukan

kekurangan pengelolaan perusahaan yang dilakukan manajemen, sehingga dapat

ditentukan langkah-langkah perbaikan terhadap kekurangan tersebut.oleh karena

itu, selain auditor independen, audit juga bisa dilakukan oleh auditor internal (staf

auditor yang dimiliki perusahaan).

5. Frekuensi Audit

Kebutuhan audit berhubungan langsung dengan penerbitan laporkan

keuangan, audit keuangan dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun dan

ini bersifat reguler. Sedangkan audit manajemen, tidak ada ketentuan. Mengikat

yang mengharuskan untuk melakukan audit setiap periode waktu tertentu.

Kebutuhan audit sangat dipengaruhi oleh kepedulian manajemen dalam mencapai


14

tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi dan kebutuhan untuk

memperbaiki berbagai progam aktivitas yang hasilnya belum optimal.

6. Orientasi Hasil Audit

Audit keuangan dilakukan terhadap data-data keuangan perusahaan yang

bersifat historis. Oleh karena itu, audit ini lebih menekankan pada penilaian

terhadap kinerja masa lalu yang telah dicapai manjemen pada periode pelaporan.

Sedangkan audit manajemen lebih menekankan auditnya untuk kepentingan

perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Audit

manajemen lebih merupakan anticipatory audit, sebagai sarana untuk

mengantisipasi atau mencegah kemungkinan terjadinya kegagalan akibat

kelemahan-kelemahan yang ada pada perusahaan.

7. Bentuk Laporan Audit

Audit keuangan telah mamiliki standar bentuk laporan audit yang bersifat

baku bagi seluruh akuntan independen yang melakukan audit keuangan. Hal ini

diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Bentuk laporan yang

disampaikkan biasanya adalah laporan bentuk pendek yang menyertai laporan

hasil audit.

Sedangkan laporan hasil audit manajemen, biasanya disajikan dalam bentuk

laporan yang bersifat komprehennsif, dimana dalam laporan tersebut disamping

menyampaikan kesimpulan hasil audit, juga disajikan temuan-temuan penting

hasil audit yang menjadi dasar dalam pembuatan kesimpulan dan rekomendasi.

Audit manajemen belum memiliki standar laporan yang baku sehingga penyajian
15

laporan sangat dipengaruhi oleh kemampuan auditor berkreasi untuk

menyampaikan informasi yang selengkap mungkin dalam laporannya kepada

berbagai pihak yang membutuhkan hasil audit tersebut.

8. Pengguna Laporan Audit

Laporan audit keuangan ditujukan kepada berbagai kelompok pengguna yang

berada diluar perusahaan. Berbagai kelompok tersebut diantaranya, pemegang

saham, kreditor, pemerintah dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan

informasi berbagai kelompok tersebut, laporan keuangan disusun sedemikian rupa

untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.

Sedangkan laporan audit manajemen lebih ditujukan kepada pihka internal

perusahaan. Berbagai pihak sesuai dengan biidangnya membutuhkan informasi

tentang potensi perbaikan yang bisa dilakukan perusahaan dimmasa yang akan

datang. Oleh karena itu, laporan audit manajemen dapat menyajikan berbagai

informasi untuk memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan yang ada pada

perusahaan.

2.1.4 Audit Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.4.1 Pengertian Audit Manajemen Sumber Daya Manusia

audit manajemen sumber daya manusia adalah seluruh upaya penelitian

yang dilakukan terhadap aktivitas manajemen sumber daya manusia untuk

mencari, menemukan dan mengevaluasi fakta tentanf sejauh mana manajemen


16

berhasil memberikan dukungan kepada berbagai satuan kerja pelaksana tugas

poko peusahaan. Siagian (1997: 68).

Audit manajemen sumber daya manusia adalah “mengevaluassi aktivitas-

aktivitas sumber daya manusia di dalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk

membenahi aktivitas tersebut, jadi audir merupakan kontrol kualitas keseluruhan

yang mengecek aktivitas-aktivitas sumber daya manusia disebuah departemen,

divisi, atau keseluruhan perusahaan”. Simamora (2004:673).

Audit manajemen sumber daya manusia adalah penilaian dan analisis yang

komprehensif terhadap program-program sumber daya manusia. Audit

manajemen sumber daya manusia menekakan penilaian (evaluasi) terhadap

berbagai aktivitas sumber daya manusia yang terjadi pada perusahaan dalam

rangka memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis,

efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi

perbaikan atas berbagai kekuarangannyayang masih terjadi pada aktivitas SDM

yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut.

Bayangkara (2008: 60).

2.1.4.2 Manfaat Audit Manajemen Sumber Daya Manusia

Beberapa manfaat dari audit manajemen sumber daya manusia menurut

Sondang P. Siagian (1997:63-67) sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi konstribusi satuan kerja yang menangani sumber daya

manusia.
17

b. Memperbaiki citra satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia.

Mungkin dapat dikatakan bahwa timbulnya citra negatif atau paling tidak

benar merupakan akibat ketidak mampuan manajer sumber daya manusia

dalam satu organisasi dan tidak sepenuhnya disebabkan oleh persepsi para

pelaksana tugas pokok.

c. Kejelasan tugas dan tanggung jawab satuan kerja yang menangani sumber

daya manusia.

d. Mendorong penetapan kebijakan yang seragam dalam praktek-praktek

pengurus sumber daya manusia. Karena audit merupakan suatu bentuk

penelitian, informasi yang terungkap harus dapat memberikan indikasi apakah

dalam perusahaan terdapat maslah-masalah sumber daya manusia yang serius.

e. Salah satu tuntutan yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan melalui

berbagai kebijakan praktek-praktek penaga sumber daya manusia adlah

ketaatan pada peraturan perundang-undanga yang dikeluarkan oleh

pemerintah dibidang ketenaga kerjaan.

f. Jika salah satu konstribusi yang dapat dan harus diberikan manajemen sumber

daya manusia kepada perusahaan adalah meningkatkan efektivitas dan

efisiensi kerja, berarti satuan kerja menangani sumber daya manusia harus

mampu pula untuk menyelenggarakan fungsi dan kegiatan dengan tingkat

efisien dan efektifitas yang tinggi.

g. Perusahaan yang dilayani oleh sumber daya manusia selalu dihadapakan

kepada perubahan, baik yang sifatnya eksternal maupun internal.


18

h. Senagai karya ilmiah yang membahas manajemen sumber daya manusia

menekankan pentingnya penciptaan sistem informasi sumber daya manusia.

2.1.4.3 Tujuan Audit Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan audit manajemen sumber daya manusia antara lain:

1. Menilai efektifitas dari fungsi sumber daya manusia.

2. Menilai apakah program sumber daya manusia telah berjalan secara

ekonomis, efektif, dan efisien.

3. Memastikan ketaatan berbagai program terhadap ketentuan hukum, peraturan

dan kebijakan yang berlaku diperusahaan.

4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap

aktivitas sumber daya manusia dalam menunjang konstribusinya terhadap

perusahaan.

5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan

ekonomisasi, efisiensi, dan efektifitas berbagai program sumber daya

manusia. (Bayangkara 2008:61)

2.1.4.3 Langkah-langkah Audit Manajemen Sumber Daya Manusia

Ada lima tahap yang harus dilakukan dalam audit manajemen dan audit

sumber daya manusia menurut Bayangkara (2008:64-67) meliputi:

1. Audit Pendahuluan

Pada tahap ini auditor menekankan pada pencarian informasi latar belakang

dan gambaran umum terhadap program sumber daya manusia yang diaudit
19

informasi, yang diperoleh pada tahap ini akan mengantarkan auditor pada

perumusan tujuan audit sementara.

2. Review Terhadap Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen yang dimiliki perusahaan menjadi pedoman

yang digunakan oleh para manajer dan supervisor dalam mengendalikan proses

yang berjalan agar tidak keluar dari ketentuan yang telah ditetapkan.

3. Audit Lanjutan

Dari temuan yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan

pengelompokan terhadap temuan tersebut kedalam kelompok kondisi, penyebab

dan akibat. Berbagai temuan kelompok tersebut kemudian di analisis untuk

memahami apakah permasalahan yang terjadi merupakan permasalahan yang

berdiri sendiri atau saling terkait dengan permasalahan-permasalahan yang lain.

4. Pelaporan

Laporan harus disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami. Laporan audit

harus memuat tentang informasi latar belakang, kesimpulan audit dan disertai

dengan temuan-temuan audit sebagai bukti pendukung kesimpulan tersebut.

5. Tindak Lanjut

Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan

auditor. Manajer dan auditor harus sepakat dan secara bersama-sama dalam

melaksanakan tindak lanjut tersebut.


20

2.1.4.4 Ruang Lingkup Audit Manajemen Sumber Daya Manusia

Ruang lingkup audit sumber daya manusia dibagi kedalam tiga kelompok,

sesuia dengan administrasi aset tetap pada umunya menurut Bayangkara

(2008:68-109) yaitu:

1. Audit atas Perolehan Sumber Daya Manusia

a. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses analisis dan

identifikasi tentang kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia untuk

menyelesaikan berbagai bidang tugas dan tanggung jawab yang harus dikelola

perusahaan dalam mencapai tujuannya.

b. Rekrtumen

Rekrtumen meliputi upaya pencarian sejumlah karyawan yang memenuhi

syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi

orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.

c. Seleksi dan Penempatan

Seleksi adalah proses mendapatkan dan menggunakan informasi mengenai

pelamar kerja untuk menentukan siapa yang seharusnya diterima menduduki

posisi jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan penempatan adalah

berkaitan dengan pecocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya.

2. Audit atas Pengelolaan Sumber Daya Manusia


21

a. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Pelatiahan dan pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia dan tanggung jawabnya, baik saat ini maupun

di masa yang akan datang.

b. Perencanaan dan Pengembangan Karier

Tujuan dasar dari program perencanaan dan pengembangan karier adalah

untuk membantu karyawan untuk menganalisis kemampuan dan minat dalam

penyesuaian antara kebutuhan untuh tumbuh dan berkembang dengan kebutuhan

perusahaan.

c. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja karyawan pada dasarnya adalah menghubungkan

kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan

standar keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk tugas dan tanggung

jawab terrsebut.

d. Kompensasi dan Balas Jasa

Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti

atas konstribusi yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan.

e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


22

Keselamatan dan kesehatan kerja mengacu kondisi fisiologis-fisik dan

psikologis karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan dan fasilitas kerja yang

disediakan perusahaan.

f. Kepuasan Kerja Karyawan

Kepuasan kerja merupakan gambaran evaluasi seseorang atas perasaan

sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

3. Audit atas Pengurangan Sumber Daya Manusia

Pengurangan tenaga kerja merupakan keputusan yang tidak berdiri sendiri.

Berbagai kepentingan perusahaan harus diselamatkan agar perusahaan bisa

bertahan hidup (survive) dan ikut bermain dalam persaingan yang sangat tinggi

intensitasnya.

2.2 Penalitian Sebelumnya

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Heny S (Universitas

Airlangga 2007) dengan judul “evaluasi efektitivitas pelaksanaan audit

operasional aktivitas pelayanan jasa kapal pada PT. (persero) Pelabuhan Indonesia

III Cabang Tanjung Perak”. Penelitian tersebut membahas tentang pelaksanaan

audit operasioanal aktivitas pelayanan jasa kapal pada PT. (persero) Pelabuhan

Indonesia III Cabang Tanjung Perak dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

audit operasional atas aktivitas pelayanan kapal sudah efektif karena tahapan-

tahapan proses pelaksanaan audit operasioanal telah terpenuhi sehingga tujuan

dari pelaksanaan audit operasional tersebut dapat dicapai dengan baik.


23

Pada penelitian yang lainnya dilakukan juga oleh Reni Indahyani (STIESIA

2012) dengan judul “Audit Manajemen Sebagai Alat Untuk Perbaikan Fungsi

Sumber Daya Manusia pada Yayasan Pendidikan Islam Taruna Surabaya”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen audit yang

digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi perbaikan dalam sumber daya

manusia di Yayasan Pendidikan Islam Taruna Surabaya. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis data, dari hasil penelitian dapat

disimpulakan bahwa sumber daya manusia dalam Yayasan Pendidikan Islam

Taruna Surabaya sudah berjalan dengan baik namun ada kelemahan dalam

penilaian kinerja karena penilaian kinerja ini karena tidak melibatkan pihak ke

tiga (pihak diluar lembaga yang berpengalaman).

Perbedaan dari sebelumnya dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian dan

waktu pelaksanaan penelitian. Penelitian sebelumnya mengambil lokasi di PT.

(Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak yang dilakukan oleh

Heny S (Universitas Airlangga 2007) dan pada Yayasan Pendidikan Islam Taruna

Surabaya sedangkan penelitian ini dilakukan pada Kopertis Wilayah VII.

Kriteria efektivitas yang ditetapkan oleh Heny S (Universitas Airlangga

2007) dikelompokkan sesuai dengan norma praktek profesional audit internal

yaitu independensi, kemampuan profesional, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan

yang meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi,

penyampaian hasil pemeriksaan serta tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan pada

Yayasan Pendidikan Islam Taruna Surabaya adalah berdasarkan Manajemen

Audit dan Manajemen sumber daya manusia. Sedangkan dalam penelitian ini
24

hanya terbatas pada ruang lingkup audit manajemen sumber daya manusia

meliputi: perencanaan sumber daya manusia, rekruitmen dan seleksi pegawai,

penilaian kinerja, proses pembayaran gaji, serta perlindungan karyawan.


25

2.3 Rerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 1

Rerangka Pemikiran

Audit Manajemen Sumber


Daya Manusia

Perencanaan Pelaksanaan Audit Manajemen


Sumber Daya Manusia

Ruang Lingkup Meliputi:

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia


2. Rekruitmen dan Seleksi
3. Penilaian Kinerja
4. Proses Pembayaran Gaji
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Temuan Audit

Rekomendasi

Kesimpulan

Pelaksanaan Audit Manajemen Sumber


Daya Manusia

Anda mungkin juga menyukai