Di antara beberapa awalan yang dapat digunakan sebagai pembentuk kata dalam bahasa Indonesia, meng- dan
peng- merupakan awalan yang paling banyak menimbulkan masalah. Dikatakan demikian karena awalan itu
dapat mengalami perubahan bentuk jika digabungkan dengan kata dasar yang berawal dengan fonem tertentu.
Awalan meng-, misalnya, dapat berubah bentuknya menjadi me-, meny-, men-, mem-, dan menge-.
Begitu pula halnya dengan awalah peng-. Seperti awalan meng-, awalan peng- juga dapat berubah menjadi pe-,
peny-, pen-, pem-, dan penge-.
Secara ringkas, perubahan awalan meng- dan peng- tersebut, baik disertai akhiran maupun tidak, dapat
dirangkum dalam ketentuan sebagai berikut.
Awalan meng- dan peng- berubah menjadi me- dan pe- jika dirangkaikan dengan kata dasar yang
berawal fonem /r, l, m, n, w, y, ng, ny/.
Awalan meng- dan peng- berubah menjadi mem- dan pem- jika dirangkaikan dengan kata dasar yang
berawal dengan fonem /p, b, f, v/.
Misalnya:
meng-/peng - + pandu memandu,
pemandu meng-/peng - + bawa membawa,
pembawa meng-/peng - + fitnah memfitnah, pemfitnah
meng-/peng - + vonis memvonis, pemvonis
Frasa terdiri atas dua kata atau lebih. Hubungan antara kata yang satu dan yang lainnya adalah hubungan
diterangkan (D) dan menerangkan (M) atau sebaliknya: menerangkan dan diterangkan. Berdasarkan letak yang
diterangkan dan yang menerangkan, urutan frasa dapat dibedakan menjadi frasa DM dan frasa MD. Urutan DM
mensyaratkan bagian yang diterangkan berada di depan (di sebelah kiri) dan bagian yang menerangkan berada
di belakang (sebelah kanan). Bagian yang diterangkan merupakan inti, sedangkan bagian yang menerangkan
merupakan atribut. Perhatikan beberapa contoh frasa bertipe DM berikut.
mobil mewah
rumah tua
baju baru
lima hektare
dua karung
sepuluh kuintal
Urutan frasa mobil mewah, rumah tua, baju baru, limahektare, duakarung, dan sepuluh kuintal seperti contoh
di atas adalah DM karena bagian inti atau bagian yang diterangkan berada di sebelah kiri bagian yang
menerangkan. Inti frasa tersebut adalah mobil, rumah, baju, lima, dua, dan sepuluh, sedangkan unsur
keterangan atau bagian yang menerangkan adalah mewah, tua, baru, hektare, karung, dan kuintal. Urutan frasa
nominal (frasa kata benda) dan frasa numeral (frasa bilangan) lazimnya adalah DM, sedangkan urutan frasa
lain, selain frasa nominal dan numeral adalah DM.