Anda di halaman 1dari 18

Tugas SOP

PENGELOLAAN AIR LIMBAH CAIR

Di Buat Oleh :
MUHAMMAD DWI ZULFIKAR
(E1F1 18 035)

REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
2020

i
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
2.1 Pengertian ............................................................................................... 2
2.2 Sumber limbah......................................................................................... 2
2.3 Karakteristik air limbah........................................................................... 3
2.4 Parameter air limbah ............................................................................... 4
2.5 Dampak buangan air limbah Sumber limbah.......................................... 5
2.6 Pengolahan air limbah............................................................................. 6
2.7 Limbah Industri..................................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN......... …………………………………………... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “pengolahan limbah cair”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

        Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

    Akhir kata kami berharap makalah tentang “pengolahan limbah cair ” ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
    
                                                                                      Buton,  Oktober 2020
    

                                                                                              Penyusun

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
Banyak aspek kesehatan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak
penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh factor-faktor
lingkungan.
Limbah adalah semua benda yang berbentuk padat , cair, maupun gas,
merupakan bahan buangan yang berasal dari aktivitas manusia secara
perorangan maupun hasil aktivitas kegiatan lainnya diantaranya industri, rumah
sakit, laboratorium, reactor nuklir dan lain-lain. Menurut Willgooso (1979) air
limbah adalah water carrying waste from homes, bussines and industries that
is mixture of water and dissolved or suspended solids. Menurut USEPA 1977
wastewater is water carrying dissolved or suspended solids from homes, farm,
bussinesess and industries.

Ada beberapa jenis limbah diantaranya :


1. Limbah rumah tangga
2. Limbah industri
3. Limbah rumah sakit
4. Limbah nuklir

1.2 TUJUAN
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang :
1. Pengertian air limbah, sumber, karakteristik dan parameter air limbah.
2. Mengetahui dampak pembuangan air limbah
3. Mengetahui bagaimana pengelolaan air limbah Industri

1
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 PENGERTIAN
Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air
dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum
lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup.

Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari


cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan
air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).

Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air
yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun
kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan
air sisa, namun volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari air yang
digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi
dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya
akan kembali ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh
karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik

2.2 SUMBER LIMBAH


Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai
jenis industry akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya
sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-
masing industri, antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak garam-garam

2
zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab
itu, perlu dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan
polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
berasal dari daerah; perkantoran,perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat
umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang
terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis air limbah rumah
tangga.

2.3 KARAKTERISTIK AIR LIMBAH


Karakteristik air limbah penting untuk diketahui, karena hal ini akan
menentukan pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan
hidup. Secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya
mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang
volumenya bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila volume suspensi padat
kurang dari 100mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari
500mg/l disebut kuat. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna
suram seperti larutan sabun, bekas cucian beras dan sayur, dan sebagainya.
2. Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik
yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine, dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu, pada
umumnya bersifat basa pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam
apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri
dari 2 golongan, yakni:

3
a) Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya; urea, protein, atau asam
amino.
b) Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, atau
karbohidrat
3. Karakteristik bakteriologis
Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOD.
Sedangkan bakteri pathogen banyak terdapat dari hasil buangan dari
peternakan, rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga
khususnya dari kamar mandi/wc. Kandungan bakteri pathogen serta
organism golongan E. coli terdapat juga dalam air limbah tergantung dari
mana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan
air limbah. Limbah industri tidak banyak mengandung bakteri kecuali dari
bahan produksinya memang berhubungan dengan potensi adanya bakteri
diantaranya industri makanan/minuman, pengalengan ikan dan daging,
abbatoir.

Beberapa mikroorganisme dalam air limbah, antara lain:


1. Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa
2. Kelompok tanaman dan bintang :algae, cacing

2.4 PARAMETER AIR LIMBAH


Berikut adalah parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah.
1. Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, dissolved solid)
2. Kandungan zat organik
3. Kandungan zat anorganik (mis; P, Pb, Cd, Mg)

4. Kandungan gas (mis: O2, N, CO2)


5. Kandungan bakteri (mis: E.coli)
6. Kandungan pH
7. Suhu

4
2.5 DAMPAK BUANGAN AIR LIMBAH
Air limbah yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar tentunya
dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara
lain:
1. Gangguan Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan
penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat
zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang
tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector penyakit
(misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain)
2. Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan
danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai
contoh, bahan organic yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung
ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut
didalam sungai tersebut. Dengan demikian menyebabkan kehidupan di
dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan
mengurangi perkembangannya. Adakalanya, air limbah juga dapat
merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah.
Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak
dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya.
3. Gangguan Terhadap Keindahan
Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu
kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh : air limbah
yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna
pada badan air penerima. Walaupun pigmen tersebut tidak menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindahan terhadap
badan air penerima tersebut.

5
Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila
terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini
mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan keindahan
pada badan air tersebut.
4. Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh

bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat
mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (mis. Pipa
saluran air. limbah) dan bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya
air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang
berarti akan menimbulkan kerugian material.
Untuk menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air limbah
yang dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti yang
disebutkan dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak
memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan air limbah
sebelum mengalirkannya ke lingkungan.

2.6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani
pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah
yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Pengelolaan air limbah
dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan
air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi
sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada
Instalasi Pengolahan Air Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant /
WWTP).

6
2.6.1 TUJUAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain:
1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.
2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air.
3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.
4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit.

2.6.2 SYARAT SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus
memenuhi persyaratan berikut:

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.


2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di
dalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

2.6.3 METODE PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelolah air
limbah, diantaranya:
a) Pengenceran (disposal by dilution)
Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami pengenceran.
Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami. Namun, cara
semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri pathogen, larva
dan telur cacing, serta bibit penyakit lain yang ada di dalam air limbah itu.
Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikut
harus dipenuhi:

7
1. Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
2. Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari
30-40 kali
3. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus
mengalir (tidak boleh stagnan) agar tidak menimmbulkan bau.
b) Cesspool
Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk pembuangan
air limbah. Dibuat pada tanah yang berpasir agar air buangan mudah
meresap kedalam tanah. Bagian atas ditembok agar tidak tembus air. Apabila
ceespool sudah penuh (±60bulan), lumpur didalamnya dapat dihisap keluar
atau dari semula dibuat cesspool secara berangkai, sehingga bila yang satu
penuh, air akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan
sumur air bersih adalah 45 meter dan minimal 6 meter dari pondasi rumah.
c) Sumur resapan (seepage pit)
Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah
mengalami pengolahan dalam system lain, misalnya dari aqua privy atau
septic tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal mengalami peresapan ke
dalam tanah. Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang berpasir, dengan
diameter 1-2,5 meter dan kedalaman 2,5 meter. Lama pemakaian dapat
mencapai 6-10 tahun.
d) Septic tank
Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolah air
limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan tanah yang luas.
Septic tank memiliki 4 bagian, antara lain:
1. Ruang pembusukan
Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan mengalami
penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan menghasilkan gas, cairan,
dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk kedalam dosing chamber melalui
pipa. Lumpur akan masuk ke ruang lumpur.

8
2. Ruang lumpur
Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang
sudah penuh, lumpur dapat dipompa keluar.
3. Dosing chamber
Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang berfumgsi untuk
mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar
merata.
4. Bidang resapan
Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan
menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal
bidang resapan ini 10meter dan dibuat pada tanah berpasir.
e) System Riool (sewage)
System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun perusahaan,
dan terkadang menampung kotoran dari lingkungan. Apabila dipakai untuk
menampung air hujan, sistem riool ini disebut combined system, sedangkan
jika bak penampung air hujannya dipisahkan maka disebut separated
system. Agar tidak merugikan kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung
kota, misalnya ke daerah peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air
kotor itu masih memerlukan pengolahan.
Proses pengolahan yang dilakukan, antara lain:
1. Penyaringan (screening)
Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-benda yang terapung
diatas permukaan air.
2. Pengendapan (sedimentation)
Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam bak besar (sand trap)
sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir mengendap.
3. Proses biologis
Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnahkan zat organic di
dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.

9
4. Disaring dengan saringan pasir (sand filter)
5. Desinfeksi
Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk membunuh
mikroba patogen.
6. Pengenceran
Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga
mengalami pengenceran.

2.7 LIMBAH INDUSTRI

Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari
pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya.
Selain itu libah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air
sehingga di dalam proses pengolahannya, air harus dibuang. Jenis-jenis
industry yang menghasilkan limbah cair antara lain, industri pulp dan rayon,
pengolahan cramb rubber, minyak kelapa sawit, baja dan besi, minyak goring,
kertas, tekstil, kaustik soda, elektor plating, plywood, tepung tapioka,
pengalengan, pencelupan dan pewarna, daging dan lain-lain.

Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat racun


dan berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya). Menurut Undang-undang RI No. 23/ 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lain. Bahan ini dirumuskan sebagai bahan yang
dalam jumlah relative sedikit tetapi mempunyai potensi untuk mencemarkan
dan merusak kehidupan dan sumber daya. Apabila ditinjau secara kimia,

10
bahan-bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia dari 5 juta jenis
bahan kimia yang sudah dikenal.

Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada


jenis dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Mengingat sifat, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan limbah di
masa sekarang maupun di masa akan datang, diperlukan langkah-langkah
pencegahan, penanggulangan, dan pengelolaannya secara efektif.

Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut
maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air
dari pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi,

Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya


mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan ciri
yang dapat diidentifikasi secara visual maupun melalui pemeriksaan
laboratorium. Identifikasi secara visual dapat diketahui melalui: kekeruhan,
warna air, rasa, bau yang ditimbulkan, dan indikasi lain. Sementara itu,
identifikasi secara laboratorium ditandai dengan terjadinya perubahan sifat
kimia air karena air telah mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya
dalam konsentrasi yang melebihi batas yang dianjurkan.

Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri bergantung


pada banyaknya produksi yang dihasilkan serta jenis produknya. Sebagai
3
gambaran, industri pulp dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 m
setiap ton pulp yang diproduksi. Contoh lainnya, industri ikan dan makanan
3
laut menghasilkan limbah air berkisar antara 79-500 m per hari, sedangkan
3
industri pengolahan crumb rubber menghasilkan antara 100-1000 m limbah
air per hari.

11
2.7.1 Pengolahan Limbah Cair Industri
Pengolahan limbah cair industri dapat dibagi menjadi dua, pengolahan
menurut tingkat perlakuan dan pengolahan menurut karakteristiknya.

1. Pengolahan berdasarkan tingkat perlakuan


Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat digolongkan
menjadi 5 tingkatan. Namun, tidak berarti bahwa semua tingkatan harus
dilalui karena pilihan tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah
yang diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium. Dengan mengetahui
jenis-jenis parameter dalam limbah, dapat ditetapkan jenis peralatan yang
dibutuhkan. Berikut beberapa tahapan pengolahan air limbah.

a. Pra-pengolahan (pre-treatment)
Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan berukuran
2
± 30×30 cm untuk debit air 100 m per jam sudah cukup baik. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, saringan dapat dipasang secara seri
sebanyak dua atau tiga saringan. Ukuran messnya (besar lubang kawat
tikus) dapat dibandingkan dengan kawat kasa penghalang nyamuk.
Saringan tersebut diperiksa setiap hari untuk mengambil bahan yang
terjaring. Contoh bahan-bahan yang terjaring dapat berupa padatan
terapung atau melayang yang ikut bersama air. Bahan lainnya adalah
lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.

b. Pengolahan primer (primary treatment)


Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau zat
warna terlarut maupun tersuspensi yang tidak terjaring pada penyaringan
terdahulu.
Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan
padatan melalui penambahan zat kimia. Reaksi yang terjadi akan
menyebabkan berat jenis bahan padatan menjadi lebih besar daripada air.
Tidak semua reaksi dapat berlaku untuk semua senyawa kimia (terutama
senyawa organik).

12
Pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan maupun
pengapungan yang ditujukan untuk bahan kasar yang terkandung dalam
air limbah. Penguapan dilakukan dengan memasukkan udara ke dalam air
dan menciptakan gelembung gas sehingga partikel halus terbawa
bersama gelembung ke permukaan air. Sementara itu, pengendapan
(tanpa penambahan bahan kimia) dilakukan dengan memanfaatkan kolam
berukuran tertentu untuk mengendapkan partikel-partikel dari air yang
mengalir di atasnya.

c. Pengolahan sekunder (secondary treatment)


Tahap ini melibatkan proses biologis yang bertujuan untuk
menghilangkan bahan organik melalui proses oksidasi biokimia. Di
dalam proses biologis ini, banyak dipergunakan reactor lumpur aktif dan
trickling filter

d. Pengolahan tersier (tertiary treatment)


Pengolahan tersier merupakan tahap pengolahan tingkat lanjut yang
ditujukan terutama untuk menghilangkan senyawa organik maupun
anorganik. Proses pada tingkat lanjut ini dilakukan melalui proses fisik
(filtrasi, destilasi, pengapungan, pembekuan, dan lain-lain), proses kimia
(absorbs karbon aktif, pengendapan kimia, pertukaran ion, elektrokimia,
oksidasi, dan reduks), dan proses biologi (pembusukan oleh bakteri dan
nitrifikasi alga).

2. Pengolahan berdasarkan karakteristik


Proses pengolahan berdasarkan karakteristik air limbah dapat dilakukan
secara:
a. Proses fisik, dapat dilakukan melalui:
1. Penghancuran
2. Perataan air (misalnya: mengubah system saluran dan membuat
kolam)

13
3. Penggumpalan (misalnya: menggunakan alumunium sulfat dan
ferrosulfat).
4. Sedimentasi
5. Pengapungan
6. Filtrasi
b. Proses kimia, dapat dilakukan melalui:
1. Pengendapan dengan bahan kimia
2. Pengolahan dengan logoon atau kolam
3. Netralisasi
4. Penggumpalan atau koagulasi
5. Sedimentasi (misalnya dengan discrete settling, floculant
settling, dan zone settling)
6. Oksidasi dan reduksi
7. Klorinasi Penghilangan klor (biasanya menggunakan karbon aktif atau
natrium sulfat)
8. Pembuangan fenol
9. Pembuangan sulfur

c. Proses biologi, dapt dilakukan dengan:

1. Kolam oksidasi
2. Lumpur aktif (mixed liquid suspende solid / MLSS)
3. Trickling filter
4. Lagoon
5. Fakultatif
d. Proses fisika kimia biologi
e. Pengolahan tingkat lanjut

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
o Air buangan/ air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik
kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan
sebagainya.
o Sumber air limbah yaitu air limbah rumah tangga, air limbah industri dan air
limbah kotapraja.
o Karakteristik air limbah ada 3 yaitu: karakteristik fisik, karakteristik kimia,
karakteristik biologi.
o Parameter-parameter yang digunakan dalam air limbah yaitu BOD, COD,
DO, hardness, settleable solid, Total Suspended Solid, Mixed Liquor
Suspended Solid, Mixed Liquor Volatile Suspended Solid.
o Dampak pengelolaan air limbah antara lain : gangguan kesehatan, penurunan
kualitas lingkungan, gangguan terhadap keindahan, gangguan terhadap
kerusakan benda.
o Pengelolaan air limbah pun dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Dengan cara alamiah yaitu
dengan kolam stabilisasi sedangkan dengan peralatan biasanya dilakukan
pada IPAL, yang prosesnya dapat dikelompokkan menjadi primary
treatment, secondary treatment,dan tertiary treatment.

15

Anda mungkin juga menyukai