Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG

NOMOR 02 TAHUN 2015


TENTANG
PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KETUA STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG,

Menimbang : a. bahwa mahasiswa merupakan salah satu unsur dari civitas akademika yang
memiliki peran dalam pelaksanaan kegiatan di perguruan tinggi yang
dilakukan oleh organisasi kemahasiswaan;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 huruf b angka 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pengelolaan Perguruan Tinggi, pemimpin perguruan
tinggi sebagai unsur pelaksana nonakademik berwenang menetapkan
norma, kebijakan operasional dan pelaksanaan kemahasiswaan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan
huruf b, perlu menetapkan Peraturan tentang Pedoman Organisasi
Kemahasiswaan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.

Mengingat: 1. SK Kemendikbud Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi


Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.;
2. Permendikbud Nomor 139 Tahun 2014 tentang Pedoman Statuta dan
Organisasi Perguruan Tinggi
3. Pedoman Pola Pengembangan Kemahasiswaaan (Polbangmawa) di
Perguruan Tinggi;
4. Statuta STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.

Memperhatikan: Keputusan Rapat Senat STKIP Setia Budhi Rangkasbitung tanggal 23


November 2015

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN STKIP SETIA BUDHI RANGKASBITUNG


TENTANG PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Ketua ini yang dimaksud dengan:
1. STKIP adalah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi
Rangkasbitung.
2. Ketua adalah Ketua STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.

1
3. Wakil Ketua III adalah Wakil Ketua III STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang
memiliki kewenangan untuk dan atas nama Ketua di bidang kemahasiswaan.
4. Pimpinan adalah pimpinan STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang terdiri dari
Ketua dan para Wakil Ketua.
5. Bagian kemahasiswaan adalah organ struktural yang berkaitan dengan urusan
kemahasiswaan.
6. Ketua Program Studi adalah Ketua Program Studi di Lingkungan STKIP Setia
Budhi Rangkasbitung.
7. Organisasi Kemahasiswaan intra Perguruan Tinggi adalah wadah pengembangan
diri mahasiswa kearah perluasan wawasan, peningkatan kecendekiawan dan
integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan di STKIP Setia Budhi
Rangkasbitung.
8. Badan Perwakilan Mahasiswa STKIP Setia Budhi yang selanjutnya disebut (BPM)
adalah badan legislatif yang merupakan representasi dari mahasiswa.
9. Badan Eksekutif Mahasiswa STKIP Setia Budhi yang selanjutnya disebut (BEM)
adalah wadah organisasi kemahasiswaan untuk melaksanakan kegiatan di bidang
ekstrakurikuler.
10. Unit Kegiatan Mahasiswa STKIP Setia Budhi yang selanjutnya disebut (UKM)
adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang dibentuk sesuai dengan bidang penalaran,
minat, bakat dan kegemaran, dibawah koordinasi BEM.
11. Himpunan Mahasiswa Program Studi yang selanjutnya disebut (HIMA) adalah
organisasi mahasiswa yang dibentuk pada tingkat program studi di bawah
koordinasi Ketua Program Studi dan BEM.
12. Mahasiswa adalah peserta didik aktif yang terdaftar dan belajar di STKIP Setia
Budhi Rangkasbitung.
BAB II
BENTUK DAN SYARAT PENGURUS
Pasal 2

(1) Organisasi kemahasiswaan dibentuk pada tingkat STKIP dan program studi.
(2) Organisasi kemahasiswaan sebagai lembaga legislatif mahasiswa adalah Badan
Perwakilan Mahasiswa STKIP Setia Budhi yang dipimpin oleh Ketua BPM.
(3) Organisasi kemahasiswaan sebagai lembaga eksekutif mahasiswa adalah Badan Eksekutif
Mahasiswa STKIP Setia Budhi yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden
BEM.
(4) Unit Kegiatan Mahasiswa STKIP, adalah organisasi pelaksana kegiatan
kemahasiswaan di tingkat STKIP Setia Budhi yang dipimpin oleh Ketua UKM.
(5) Pada tingkat program studi dibentuk Himpunan Mahasiswa Program Studi yang
dipimpin oleh Ketua HIMA.

Pasal 3

Untuk menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan harus memenuhi persyaratan sebagai


berikut:

2
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral Pancasila;
b. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan, dan pelanggaran kode
etik mahasiswa.
c. mahasiswa aktif dan terdaftar pada tahun akademik berjalan;
d. mahasiswa duduk paling rendah pada semester III dan paling tinggi semester VI;
e. memiliki jiwa kepemimpinan;
f. memiliki integritas, kepribadian dan budi pekerti luhur serta tidak pernah terlibat (bebas)
dari narkoba;
g. berpandangan luas dan mengutamakan kepentingan almamater;
h. memiliki IPK minimal 3.0;
i. untuk ketua paling rendah pada semester IV dan paling tinggi semester VI
j. pernah mengikuti latihan kepemimpinan (LK) atau sejenisnya dengan bukti sertifikat;
k. membuat pernyataan kesediaan secara tertulis menjadi pengurus.

BAB III
KEDUDUKANDAN STRUKTUR
Pasal 4
Organisasi kemahasiswaan berkedudukan di STKIP Setia Budhi.

Pasal 5
Kepengurusan organisasi kemahasiswaan paling kurang terdiri atas:
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Komisi-komisi sesuai kebutuhan.

BAB IV
BADAN PERWAKILAN MAHASISWA STKIP SETIA BUDHI
Bagian Kesatu
Prosedur Pembentukan dan Pengesahan
Pasal 6
(1) Keanggotaan BPM merupakan perwakilan dari masing-masing program studi
dengan prinsip proporsional yang dipilih secara langsung oleh mahasiswa dengan
memperhatikan jumlah keanggotaan agar efektif dan efisien.
(2) Tata cara dan mekanisme pemilihan anggota BPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dalam Peraturan BPM.
(3) Anggota BPM yang terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengadakan sidang
umum untuk memilih Ketua.
(4) Ketua dipilih dari dan oleh anggota.
(5) Ketua terpilih dan anggota menyusun struktur kepengurusan BPM paling lama 14 (empat
belas) hari setelah sidang umum.

Pasal 7

3
(1) BPM mengajukan susunan kepengurusan kepada Ketua paling lama 14 (empat belas)
hari setelah terbentuk kepengurusan.
(2) Kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Ketua.
(3) Ketua melantik Kepengurusan BPM.

Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi, Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab
Pasal 8

BPM mempunyai tugas:


a. merancang dan menetapkan Garis-garis Besar Program Kegiatan Organisasi (GBPKO); dan
b. merancang proses pelaksanaan pemilihan Pengurus BEM.

Pasal 9

BPM mempunyai fungsi:


a. menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa sesuai kode etik mahasiswa STKIP Setia
Budhi Rangkasbitung;
b. merancang dan menetapkan peraturan yang terkait dengan teknis kegiatan
mahasiswa;
c. melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan BEM; dan
d. meminta pertanggungjawaban BEM.

Pasal 10

BPM mempunyai hak untuk:


a. berkoordinasi dengan bagian kemahasiswaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya; dan
b. memperoleh anggaran untuk pelaksanaan kegiatan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.

Pasal 11

BPM mempunyai kewajiban:


a. menaati peraturan perundang-undangan dan kode etik mahasiswa yang berlaku;
dan
b. melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku di
STKIP Setia Budhi.

Pasal 12

(1) BPM secara kelembagaan dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Ketua
STKIP.
(2) BPM secara fungsional bertanggung jawab kepada mahasiswa STKIP Setia Budhi.

4
BABV
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA STKIP SETIA BUDHI
Bagian Kesatu
Pasal 13
BEM sebagai badan eksekutif yang merupakan wadah pelaksana organisasi kegiatan kemahasiswaan
di bidang ekstrakurikuler.
Bagian Kedua
Prosedur Pembentukan dan Pengesahan
Pasal 14
(1) Presiden dan Wakil Presiden BEM yang merupakan paket pimpinan dipilih secara langsung
oleh mahasiswa melalui proses pemilihan di tingkat STKIP Setia Budhi.
(2) Presiden BEM terpilih menyusun struktur kepengurusan BEM paling lama 14
(empat belas) hari setelah terpilih.

Pasal 15
(1) Presiden BEM mengajukan susunan pengurus kepada Ketua untuk mendapatkan
pengesahan paling lama 14 (empat belas) hari setelah penyusunan pengurus.
(2) Kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Ketua.
(3) Ketua melantik kepengurusan BEM.

Bagian Ketiga
Tugas dan Fungsi
Pasal 16
(1) BEM mempunyai tugas:
a. membuat program kerja kegiatan kemahasiswaan berdasarkan Garis-garis Besar
Program Kerja Organisasi (GBPKO) yang telah ditetapkan bersama BPM dan
mendapatkan persetujuan pimpinan STKIP Setia Budhi;
b. melaksanakan dan mengkoordinasikan program kegiatan kemahasiswaan di tingkat
STKIP Setia Budhi; dan
c. mewakili organisasi kemahasiswaan ke dalam dan/atau ke luar STKIP Setia Budhi.
(2) Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan, BEM harus mendapatkan persetujuan
pimpinan STKIP Setia Budhi.
Pasal 17

BEM mempunyai fungsi:


a. melaksanakan kegiatan kemahasiswaan dalam bidang ekstrakurikuler; dan
b. mengkoordinasi kegiatan yang dilaksanakan oleh HIMA dan UKM.

5
Bagian Keempat
Hak dan Kewajiban
Pasal 18
BEM berhak:
a. menyampaikan usul dan pendapat kepada pimpinan STKIP Setia Budhi sesuai kode etik
Mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung;
b. dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BEM dapat berkoordinasi dengan bagian
kemahaiswaan;
c. memperoleh dana untuk pelaksanaan program-program kegiatan; dan
d. memfasilitasi program-program yang diusulkan oleh HIMA dan UKM kepada pimpinan.

Pasal 19

BEM wajib:
a. mentaati peraturan perundang-undangan dan kode etik mahasiswa yang berlaku;
b. dalam melaksanakan kegiatannya wajib menciptakan ketertiban dan keamanan;
c. memantau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh HIMA dan UKM dan unit-unit lain
di bawah BEM; dan
d. menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan
kepada pimpinan STKIP Setia Budhi;

BAB VI
UNIT KEGIATAN MAHASISWA STKIP SETIA BUDHI

Bagian Kesatu
Pasal 20
UKM adalah unit kegiatan yang dikelola mahasiswa atas dasar penalaran, bakat, minat dan
kegemaran.

Bagian Kedua
Prosedur Pembentukan dan Pengesahan
Pasal 21

(1) UKM dibentuk di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung sesuai kebutuhan.


(2) UKM dibimbing oleh seorang pembina UKM dari unsur dosen atau pegawai
STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.
(2) Usulan pembentukan UKM dilakukan oleh paling kurang 20 (dua puluh) orang
mahasiswa dan dari minimal 2 (dua) program studi di lingkungan STKIP Setia Budhi
Rangkasbitung.

Pasal 22

(1) Susunan pengurus UKM diajukan kepada Ketua melalui BEM.


(2) Kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Ketua.

6
Bagian Ketiga
Tugas dan Fungsi
Pasal 23
UKM mempunyai tugas:
a. mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam bidang penalaran, bakat, minat dan
kegemaran sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga masing-masing
UKM; dan
b. UKM membina dan mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam kegiatan di bidang
ekstrakurikuler.

Pasal 24

UKM mempunyai fungsi membantu BEM di dalam melaksanakan program kegiatan


kemahasiswaan dalam bidang penalaran dan keilmuan, pengembangan minat, bakat dan
kegemaran mahasiswa, pengabdian kepada masyarakat dan upaya peningkatan
kesejahteraan mahasiswa.

Bagian Keempat
Hak dan Kewajiban
Pasal 25
UKM berhak:
a. mengajukan usul, pendapat dan saran kepada BEM;
b. mengajukan program kerja kepada pimpinan STKIP Setia Budhi melalui BEM setelah
mendapatkan persetujuan dari pembina; dan
c. mendapatkan anggaran untuk pelaksanaan program kerja sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
d. mencari dan/atau mengusahakan penggalangan dana untuk kegiatan dari pihak
ketiga sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pasal 26
UKM wajib:
a. menaati peraturan perundang-undangan dan kode etik mahasiswa yang berlaku
b. masing-masing unit kegiatan mahasiswa (UKM) harus memiliki Anggaran Dasar (AD)
dan Anggaran Rumah Tangga (ART);
c. masing-masing UKM wajib memiliki Pembina;
d. melaksanakan program kegiatan yang telah diajukan kepada STKIP Setia Budhi
melalui BEM setelah mendapat persetujuan Pembina;
e. menyampaikan laporan perkembangan dari setiap kegiatan secara berkala kepada
Pembina; dan
f. menyampaikan laporan akhir kegiatan dan penggunaan keuangan kepada pimpinan STKIP

7
Setia Budhi melalui BEM setelah mendapat pengesahan dari pembina.

Bagian Kelima
Larangan Rangkap Jabatan dan Evaluasi
Pasal 27
Ketua UKM dilarang merangkap jabatan pada UKM dan organisasi kemahasiswaan lainnya.

Pasal 28
(1) Setiap UKM wajib melaporkan pelaksanaan kegiatannya kepada Pimpinan STKIP
Setia Budhi melalui BEM setelah mendapat pengesahan dari pembina selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari setelah kegiatan dilaksanakan.
(2) Apabila dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas hari) tidak
menyampaikan laporan akhir kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disampaikan teguran kepada pengurus UKM.
(3) Setiap UKM tidak diperkenankan mengadakan kegiatan baru sebelum
menyampaikan laporan akhir kegiatan terdahulu.
(4) Setiap UKM yang tidak melaporkan kegiatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak kegiatan selesai dilaksanakan, UKM tersebut
dapat dibekukan.
(5) UKM yang tidak melakukan kegiatan minimal 6 (enam) bulan berturut-turut dapat
dibekukan.
(6) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) ditetapkan dengan
Keputusan Ketua.
(7) Jika ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tidak dipenuhi dalam
waktu selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak dibekukan, UKM yang bersangkutan
dinyatakan dibubarkan dengan Keputusan Ketua.

BAB VII
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN/PROGRAM STUDI
(HIMA)
Bagian kesatu
Kedudukan, Struktur, Tugas dan Fungsi
Pasal 29

(1) HIMA berkedudukan di tingkat Jurusan/Program Studi.


(2) HIMA membina dan mengembangkan profesi dan bidang keilmuan mahasiswa sesuai
dengan Jurusan/Program Studinya
(3) HIMA dapat menambahkan identitas nama himpunannya sesuai dengan
Jurusan/Program Studinya.

8
Pasal 30
(1) HIMA bertugas melaksanakan kegiatan pengembangan bidang keilmuan, profesi
dalam lingkungan jurusan/program studi.
(2) HIMA mempunyai fungsi sebagai wadah penyaluran aktifitas mahasiswa dalam
lingkungan Jurusan/Program Studi.
(3) HIMA dalam melaksanakan kegitannya paling tidak mendapatkan persetujuan Ketua
Jurusan/Program Studi.

Bagian kedua
Hak dan Kewajiban
Pasal 31
(1) Pengurus HIMA mempunyai hak:
a. menyampaikan pendapat, usul kepada pimpinan jurusan/program studi, dan/
atau BEM;
b. mendapat pembinaan, pembimbingan dan pendampingan dari Pembina; dan
c. berkoordinasi dengan BEM dalam melaksanakan kegiatan.
(2) HIMA bertanggung jawab secara kelembagaan kepada pimpinan jurusan/program studi dan
BEM.
Bagian ketiga
Prosedur Pembentukan dan Pengesahan
Pasal 32
(1) Pembentukan HIMA dapat dilakukan melalui pemilihan secara langsung oleh mahasiswa
di tingkat jurusan/program studi.
(2) Mekanisme pembentukan HIMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan peraturan mahasiswa di tingkat jurusan/program studi.

Pasal 33
(1) Ketua HIMA mengajukan susunan pengurus HIMA kepada Wakil Ketua III untuk
mendapatkan pengesahan.
(2) Kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Ketua.
(1) Ketua melantik Pengurus HIMA.

BAB VIII
MASA BAKTI, PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN
Bagian Keempat
Masa Bakti, Pemberhentian dan Penggantian
Pasal 34
(1) Masa bakti kepengurusan semua organisasi kemahasiswaan adalah selama 1 (satu) tahun.
(2) Untuk jabatan Ketua tidak dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya.

Pasal 35

9
Pengurus Organisasi kemahasiswaan diberhentikan karena:
a. masa jabatannya berakhir.
b. meninggal dunia;
c. mengundurkan diri;
d. melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku;
e. tidak menjalankan tugasnya sebagai pengurus;
f. telah lulus dan dinyatakan yudisium;
g. tidak memenuhi persyaratan sebagai pengurus lembaga kemahasiswaan ; atau
h. melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik lembaga.

Pasal 36

(1) Apabila pengurus Organisasi kemahasiswaan berhenti sebelum berakhir masa jabatan,
ketua Organisasi kemahasiswaan dapat melakukan penggantian pengurus antar waktu
(PAW).
(2) Ketua menetapkan PAW pengurus organisasi kemahasiswaan dengan Keputusan Ketua.
(3) Mekanisme PAW ditentukan di internal organisasi kemahasiswaan.

Pasal 37
(1) Ketua memberhentikan pengurus HIMA dengan Keputusan Ketua.
(2) Dalam keadaan tertentu untuk keperluan lembaga kemahasiswaan, Ketua HIMA
dapat melakukan penggantian pengurus antar waktu (PAW)
(3) Ketua dapat menetapkan penggantian pengurus antar waktu HIMA yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan.

BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 38
Pembiayaan untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan di tingkat STKIP Setia Budhi
bersumber dari anggaran STKIP Setia Budhi dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Pasal 39
Penggunaan dana dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan wajib dipertanggungjawabkan sesuai
dengan mekanisme administrasi keuangan dan peraturan yang berlaku.

10
BAB X
KETENTUANPERALIHAN
Pasal 40
Semua organisasi kemahasiswaan di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung yang telah ada, harus
menyesuaikan dengan Peraturan ini paling lama 1 (satu) tahun sejak diberlakukannya.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 41
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Rangkasbitung
pada tanggal 25 November 2015
Ketua,

Drs. H. Madsidi, M.Pd.


NIDN.0403055401

11

Anda mungkin juga menyukai