Anda di halaman 1dari 21

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BADAN ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ILMIAH NASIONAL (BAPIN)


IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA (ISMKI)

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1
Anggota BAPIN-ISMKI adalah lembaga/biro ilmiah dari institusi anggota ISMKI, yang
memenuhi persyaratan sebagai anggota BAPIN-ISMKI

Pasal 2
BAPIN-ISMKI hanya mengakui satu lembaga/biro ilmiah dari setiap anggota ISMKI.

Pasal 3
Anggota BAPIN-ISMKI terdiri dari anggota tetap dan anggota muda.

Pasal 4
ANGGOTA MUDA
(1) Anggota muda BAPIN-ISMKI adalah anggota yang telah memiliki lembaga/biro ilmiah
serta melengkapi persyaratan administratif sebagai anggota muda tetapi belum dapat
melengkapi persyaratan sebagai anggota tetap.
(2) Adapun persyaratan administratif anggota muda adalah:
a. Melengkapi formulir pendaftaran anggota muda
b. Surat pernyataan/rekomendasi dari BEM/Senat untuk menjadi anggota muda BAPIN-
ISMKI.
(3) Penetapan status anggota muda dilakukan di dalam rapat anggota (RA) BAPIN-ISMKI.
Pasal 5
ANGGOTA TETAP
(1) Anggota tetap BAPIN-ISMKI adalah anggota muda yang telah melewati masa pembinaan
dan melengkapi persyaratan administratif sebagai anggota tetap sehingga dapat dikatakan
mandiri.
(2) Adapun persyaratan administratif anggota tetapadalah:
a. Melengkapi formulir pendaftaran anggota tetap BAPIN-ISMKI
b. Memiliki bukti keberadaan lembaga/biro ilmiah
c. Surat pernyataan/rekomendasi dari BEM/Senat untuk menjadi anggota tetap BAPIN-
ISMKI
d. Profil Lembaga Ilmiah yang berbentuk Badan Semi Otonom (BSO) atau biro yang berada
di bawah BEM/Senat.
(3) Status keberadaan lembaga/biro ilmiah ditunjukkan dengan keberadaan Anggaran Rumah
Tangga.
(4) Bila ayat (3) tidak terpenuhi, calon anggota tetap wajib menunjukkan surat keterangan dekan
sebagai legitimasi keberadaan lembaga ilmiah bersangkutan.
(5) Penetapan status anggota tetap dilakukan di dalam Rapat Anggota (RA) BAPIN- ISMKI.

Pasal 6
HAK ANGGOTA MUDA
Anggota muda mempunyai hak-hak sebagai berikut:
(1) Mengikuti dan mendapatkan informasi setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh BAPIN-
ISMKI
(2) Mendapatkan pembinaan dan pengembangan lembaga/biro ilmiah di institusi masing-masing
dari pengurus dan anggota tetap yang ditunjuk oleh BAPIN- ISMKI
(3) Mengeluarkan pendapat, saran, pertanyaan, atau pernyataan baik secara tertulis maupun lisan
oleh perwakilan lembaga/biro ilmiah fakultasnya kepada pengurus BAPIN-ISMKI
(4) Mengajukan calon ketua terpilih dari BAPIN-ISMKI dan memilih ketua terpilih BAPIN-
ISMKI
(5) Mengajukan calon ketua terpilih dari universitas lain yang merupakan anggota tetap dari
BAPIN-ISMKI dan memilih ketua terpilih BAPIN-ISMKI
(6) Mempunyai suara berbobot 1 poin dalam Rapat Anggota dan Rapat Anggota Luar Biasa
BAPIN-ISMKI.

Pasal 7
HAK ANGGOTA TETAP
Anggota tetap mempunyai hak-hak sebagai berikut:
(1) Mengikuti dan mendapatkan informasi setiap kegiatan yang diselenggarakan BAPIN-ISMKI
(2) Mendapatkan pembinaan dan pengembangan lembaga/biro ilmiah di institusi masing-masing
dari pengurus BAPIN-ISMKI
(3) Mengeluarkan pendapat, saran, pertanyaan, atau pernyataan baik secara tertulis maupun
lisan oleh perwakilan lembaga/biro ilmiah fakultasnya kepada pengurus BAPIN-ISMKI
(4) Mewakili BAPIN-ISMKI dalam kegiatan-kegiatan ilmiah nasional dan internasional
(5) Mendapatkan standardisasi insitusiberdasarkan mekanisme yang ditetapkan oleh BAPIN-
ISMKI
(6) Mendapatkan sertifikat status keanggotaan sebagai anggota tetap BAPIN-ISMKI.
(7) Mengajukan calon ketua terpilih dan memilih ketua terpilih BAPIN-ISMKI
(8) Mempunyai suara berbobot 2 poin dalam Rapat Anggota dan Rapat Anggota Luar Biasa
BAPIN-ISMKI.
Pasal 8
KEWAJIBAN ANGGOTA MUDA
Anggota Muda mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
(1) Mengembangkan lembaga/biro ilmiah di institusi masing-masing
(2) Mematuhi dan melaksanakan setiap kesepakatan yang dibuat bersama
(3) Membayar iuran tahunan anggota muda BAPIN-ISMKI yang diatur pada Rapat Anggota
(RA) BAPIN-ISMKI
(4) Memberikan tembusan laporan pertanggungjawaban akhir tahun kepada BAPIN-ISMKI
(5) Melaporkan jaringan penelitian yang akan, sedang, dan telah dilakukan tiap enam bulan.

Pasal 9
KEWAJIBAN ANGGOTA TETAP
Anggota tetap mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
(1) Mengembangkan lembaga/biro ilmiah di institusi masing-masing dan turut serta membina
anggota muda terpilih
(2) Mematuhi dan melaksanakan setiap kesepakatan yang dibuat bersama
(3) Membayar iuran tahunan anggota tetap BAPIN-ISMKI yang diatur pada Rapat Anggota
(RA) BAPIN- ISMKI
(4) Memberikan tembusan laporan pertanggungjawaban akhir tahun kepada BAPIN-ISMKI
(5) Melaporkan jaringan penelitian yang akan, sedang, dan telah dilakukan tiap enam bulan
(6) Melaporkan pertanggungjawaban kegiatan pembinaan anggota muda pada Rapat Anggota
(RA) BAPIN-ISMKI
(7) Memenuhi standar minimum organisasi dan standar minimum ilmiah anggota tetap dalam
dua tahun sejak penetapan anggota.

BAB II
KEPENGURUSAN

Pasal 10
DEFINISI
Pengurus BAPIN-ISMKI adalah mahasiswa dari lembaga/biro ilmiah institusiyang telah
bergabung dalam ISMKI yang mengikuti open recruitmentdan menyatakan kesediaan untuk
menjadi pengurus BAPIN-ISMKI dengan penuh tanggung jawab dalam rangka menyukseskan
program kerja BAPIN-ISMKI

Pasal 11
HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
(1) Hak pengurus
Pengurus mempunyai hak sebagai berikut :
a. Mendapatkan kesempatan peningkatan pemahaman dan pengamalan terhadap dunia
ilmiah
b. Mengeluarkan pendapat, saran, pertanyaan atau pernyataan baik secara lisan maupun
tertulis kepada pengurus lainnya untuk menyukseskan program kerja BAPIN-ISMKI
c. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk menyukseskan program kerja BAPIN-
ISMKI.
(2) Kewajiban pengurus
Pengurus mempunyai kewajiban sebagai berikut:
a. Menjaga profesionalisme dalam melaksanakan program kerja BAPIN-ISMKI
b. Mematuhi dan melaksanakan setiap keputusan yang diambil dalam rangka memenuhi
tanggungjawab terhadap program kerja BAPIN-ISMKI
c. Berpartisipasi dalam kegiatan BAPIN-ISMKI
d. Menjaga dan menjunjung nama baik BAPIN-ISMKI.

Pasal 12
HILANGNYA STATUS KEPENGURUSAN
(1) Status kepengurusan seseorang dinyatakan hilang bila:
a. Berakhirnya masa jabatan
b. Meninggal dunia
c. Mengajukan permintaan sendiri secara tertulis kepada ketua umum dan disepakati oleh
Rapat Pengurus
d. Dikenakan sanksi berupa pencabutan status sebagai pengurus yang telah disepakati oleh
Rapat Pengurus
e. Sudah tidak berstatus sebagai mahasiswa kedokteran.
(2) Pencabutan status ketua umum hanya dapat dilakukan di Rapat Anggota Luar Biasa.

Pasal 13
SANKSI PENGURUS
(1) Pengurus dikenakan sanksi bila bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan BAPIN-ISMKI.
(2) Sanksi dikenakan dalam bentuk:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis apabila teguran lisan tidak diindahkan sebanyak tiga kali
c. Pencabutan status sebagai pengurus dan tidak diberikan sertifikat pengurus harian
nasional apabila teguran tertulis tidak diindahkan sebanyak satu kali
d. Bentuk sanksi lain ditentukan oleh Rapat Pengurus Harian Nasional BAPIN-ISMKI.

BAB III
STRUKTUR KEKUASAAN

Pasal 14
RAPAT ANGGOTA BAPIN-ISMKI
(1) Status
a. RABAPIN-ISMKI memegang kekuasaan tertinggi dalam BAPIN-ISMKI.
b. RABAPIN-ISMKI adalah musyawarah para pengurus dan anggota BAPIN-ISMKI.
c. RA BAPIN-ISMKI dilaksanakan bersamaan dengan rangkaian acara Musyawarah
Nasional ISMKI.
(2) Kekuasaan dan Wewenang
a. Menerima dan mengesahkan atau menolak laporan pertanggungjawaban ketua
sebelumnya
b. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BAPIN-ISMKI.
c. Menetapkan ketua umum dan ketua terpilih
d. Menetapkan aturan dan putusan lain yang dianggap perlu.

Pasal 15
RAPAT KERJA PENGURUS HARIAN NASIONAL
(1) Status
a. Rapat Kerja Pengurus Harian Nasional adalah rapat seluruh pengurus yang sudah
terbentuk.
b. Diadakan minimal sekali dalam satu periode kepengurusan, selambat-lambatnya enam
bulan setelah RA BAPIN-ISMKI.
(2) Kekuasaan dan Wewenang
a. Menyusun Program Kerja BAPIN-ISMKI yang sesuai dengan visi dan misi BAPIN-
ISMKI.
b. Melengkapi atau menyempurnakan susunan pengurus hasil Musyawarah Umum.
c. Menampung dan menyerap aspirasi anggota demi penyempurnaan kerja kepengurusan.

Pasal 16
RAPAT KOORDINASI PENGURUS HARIAN NASIONAL
(1) Status
a. Rapat Koordinasi Pengurus Harian Nasional BAPIN-ISMKI adalah rapat antara
Presidium Umum yang terdiri dari Ketua umum, Wakil Ketua umum, Ketua Terpilih,
Sekretaris umum, Bendahara umum, Kepala divisi,Wakil kepala divisi, dan atau staf
divisi yang dianggap perlu.
b. Diadakan sekali dalam setahun bersamaan dengan Temu Ilmiah Nasional
(2) Kekuasaan dan Wewenang
a. Dapat mengundang pengurus organisasi lain diluar BAPIN-ISMKI jika dirasa perlu.
b. Dapat mengundang staf Divisi BAPIN-ISMKI dan/atau Dewan Pertimbangan BAPIN-
ISMKI jika dirasa perlu.
c. Evaluasi dan atau koordinasi pelaksana kegiatan program BAPIN-ISMKI.
d. Merumuskan kebijaksanaan program yang sesuai dengan perkembangan situasi dan
kondisi yang tidak bertentangan dengan hasil RABAPIN-ISMKI.

Pasal 17
RAPAT DIVISI
(1) Status
a. Rapat Divisi adalah rapat antara kepala divisi, wakil kepala divisi, dan staf divisi.
b. Diadakan minimal enam kali dalam satu periode kepengurusan.
(2) Kekuasaan dan Wewenang
a. Dapat mengundang pengurus BAPIN-ISMKI lainnya dan/atau anggota jika dirasa perlu.
b. Evaluasi dan/koordinasi pelaksanaan kegiatan divisi.
c. Merumuskan kebijaksanaan program yang sesuai dengan perkembangan situasi dan
kondisi yang tidak bertentangan dengan hasil RA BAPIN-ISMKI.

Pasal 18
RAPAT ANGGOTA LUAR BIASA
(1) Status
a. RA Luar Biasa BAPIN-ISMKI adalah musyawarah pengurus dan anggota BAPIN-ISMKI
yang diselenggarakan di luar waktu yang ditetapkan karena pertimbangan dan
kepentingan yang mendesak.
b. Dapat diadakan setiap saat apabila dianggap perlu dan disetujui oleh dua pertiga (2/3)
atau lebih dari jumlah anggota BAPIN-ISMKI atau dua pertiga (2/3) jumlah pengurus
BAPIN-ISMKI
(2) Kekuasaan dan Wewenang
a. Mengambil keputusan yang digunakan untuk meninjau kembali keputusan Rapat
Anggota BAPIN-ISMKI dan bila perlu dapat mengubahnya.
b. Dapat mencabut status Ketua umum dan ketua terpilih BAPIN-ISMKI
c. Dapat mengangkat pelaksana tugas ketua umum
d. Dapat mengajukan usulan pembubaran BAPIN-ISMKI

BAB IV
STRUKTUR KEPEMIMPINAN

Pasal 19
PENGURUS BAPIN-ISMKI
(1) Pengurus BAPIN-ISMKI terdiri atas ketua umum, wakil ketua umum, ketua terpilih,
sekretaris umum, bendahara umum, kepala divisi, wakil kepala divisi, dan staf divisi.
(2) Melaksanakan tanggung jawab sebagai pengurus BAPIN ISMKI.

Pasal 20
KETUA UMUM
(1) Ketua umum adalah pemimpin Pengurus BAPIN ISMKI
(2) Masa jabatan ketua umum berlangsung selama satu periode kepengurusan dan tidak dapat
dipilih kembali.
(3) Ketua umum dilantik oleh sekretaris jenderal ISMKI pada RA BAPIN-ISMKI setelah
menjabat sebagai ketua terpilih selama satu periode kepengurusan dan disahkan bersamaan
dengan rangkaian acara Musyawarah Nasional ISMKI.
(4) Ketua umum memiliki kewenangan memimpin Rapat KerjaPengurus HarianNasional
BAPIN-ISMKI.
(5) Ketua umum memberi laporan pertanggungjawaban kepada RABAPIN-ISMKI bersamaan
dengan rangkaian acara Musyawarah Nasional ISMKI.
(6) Ketua umum berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai dengan kebutuhan selama tidak
bertentangan dengan AD/ART.
(7) Ketua umum wajib melaporkan hasil kerjanya setiap enam bulan sekali kepada dewan
pertimbangan.
(8) Ketua umum atau yang mewakilkan wajib melaporkan hasil kerjanya pada enam bulan awal
periode kepengurusan di rapat koordinasi nasional ISMKI
(9) Ketua umum mewakili BAPIN-ISMKI untuk urusan eksternal serta menjalin relasi dengan
organisasi dan tokoh penting dengan cara berkoordinasi dengan bidang yang bersangkutan
(10) Ketua umum bekerjasama dengan wakil ketua umum untuk memperkuat internal dan
eksternal BAPIN-ISMKI

Pasal 21
WAKIL KETUA UMUM
(1) Wakil ketua umum dalah pemimpin kedua BAPIN-ISMKI.
(2) Wakil ketua umum dipilih oleh ketua umum dengan saran dewan pertimbangan dan
ditetapkan padaRABAPIN-ISMKI.
(3) Wakil ketua umum membantu ketua dalam menjalankan visi misi BAPIN-ISMKI
(4) Wakil ketua umum bertanggung jawab kepada Ketua umum BAPIN-ISMKI

Pasal 22
KETUA TERPILIH
(1) Ketua Terpilih adalah kader Ketua umum periode selanjutnya.
(2) Ketua Terpilih dipilih dan ditetapkan pada RA BAPIN-ISMKI.
(3) Ketua Terpilih bertugas mempersiapkan diri untuk menjadi ketua umumselanjutnya.
(4) Ketua Terpilih bertanggung jawab kepada ketua umum.

Pasal 23
SEKRETARIS UMUM
(1) Sekretaris umum dipilih oleh ketua umum dengan saran dewan pertimbangan dan
ditetapkan pada RABAPIN-ISMKI.
(2) Sekretaris umum bertugas mengelola administrasi BAPIN-ISMKI bekerjasama dengan
kepala divisi, penyusunan buku kesekretariatan, sertifikat kepengurusan Pengurus Harian
Nasional BAPIN-ISMKI, dan notulensi rapat anggota BAPIN-ISMKIbekerjasama dengan
kepala divisi.
(3) Sekretaris umum bertanggung jawab kepada ketua umum BAPIN-ISMKI.

Pasal 24
BENDAHARA UMUM
(1) Bendahara umum adalah pengurus yang bertugas membuat pembukuan, mengatur keuangan
dan bekerjasama dengan kepala divisi BAPIN-ISMKI
(2) Bendahara umum dipilih oleh ketua umum dengan saran dewan pertimbangan dan
ditetapkan padaRABAPIN-ISMKI.
(3) Bendahara umum bertanggung jawab kepada ketua umum BAPIN-ISMKI.
(4) Bendahara umum membuat petunjuk pelaksanaan pengelolaan keuangan BAPIN-ISMKI.
(5) Bendahara umum membuat laporan keuangan secara berkala minimal dua kali setahun
danmelaporkannya kepada ketua umum.

Pasal 25
DIVISI
(1) Divisi adalah bagian yang dibentuk sesuai kebutuhan untuk melaksanakan program kerja
BAPIN-ISMKI.
(2) Divisi BAPIN-ISMKI terdiri dari:
a. Divisi Penelitian Multi Center dan Kajian Ilmiah (PMC-KI)
b. Divisi Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia (JIMKI)
c. Divisi Hubungan Luar-Informasi dan Teknologi (HUBLU-IT)
d. Divisi Pengembangan Lembaga Penelitian dan Ilmiah (PALAPA)
e. Divisi Dana dan Usaha (DANUS)
f. Divisi Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS)
g. Divisi Internal
(3) Susunan divisi terdiri atas kepala divisi, wakil kepala divisi, dan staf divisi.
(4) Tugas divisi
a. Divisi menyusun program kerja yang akan disetujui pada rapat kerja pengurus.
b. Divisi melaksanakan program kerja yang telah disetujui pada rapat kerja pengurus.
c. Divisi melaporkan pertanggungjawaban program kerja yang telah disetujui pada Rapat
Kerja pengurus.
(5) Kepala divisi
a. Kepala divisi dipilih oleh Ketua umum dengan saran dewan pertimbangandan ditetapkan
pada RA BAPIN-ISMKI.
b. Kepala divisi memimpin Rapat Kerja Divisi.
c. Kepala divisi mengoordinasi perangkat divisinya dalam menjalankan program kerja
divisi.
d. Kepala divisi bertanggung jawab kepada Ketua umum.
(6) Wakil Kepala Divisi
a. Wakil kepala divisi dipilih oleh kepala divisi dengan saran dari Ketua Umum dan Dewan
pertimbangan dan ditetapkan pada RABAPIN-ISMKI.
b. Wakil kepala divisi membantu Kepala Divisi menjalankan fungsinya.
c. Wakil kepala divisi bertanggung jawab kepada kepala divisi.
(7) Staf divisi
a. Staf divisi dipilih melalui mekanisme tertentu yang ditetapkan oleh ketua umum bersama
dengan kepala divisi.
b. Staf divisi membantu kepala divisi dan wakil kepala divisi menjalankan program
kerja divisi.
c. Staf divisi bertanggung jawab kepada kepala divisi dan wakil kepala divisi.
Pasal 26
STRUKTUR ORGANISASI

SEKJEN ISMKI
: garis koord
: garis komando

DEWAN
PERTIMBANGAN KETUA UMUM BAPIN

KETUA TERPILIH
WAKIL KETUA UMUM

BENDAHARA UMUM SEKRETARIS UMUM

DIVISI PENELITIAN
DIVISI DIVISI
DIVISI JIMKI
MULTICENTER DAN
HUBLU-IT INTERNAL
KAJIAN ILMIAH

DIVISI
DIVISI DANA
TEMILNAS DIVISI USAHA
PENGEMBANGAN
LEMBAGA PENELITIAN
DAN ILMIAH (PALAPA)

Anggota tetap dan


anggota muda
1. Kepala Divisi Hublu-IT
a. Berkoordinasi dengan kepala divisi Temilnas dalam menyebarkan informasi kegiatan
keilmiahan dan penelitian institusi dari BAPIN-ISMKI kepada publik.
b. Menyebarkan informasi dan pengetahuan ilmiah kepada publik.
c. Berkoordinasi dengan kepala Divisi Palapa dalam membuat materi promosi dan
pengakaran BAPIN-ISMKI.
d. Meningkatkan profil dan mengenalkan BAPIN-ISMKI di tingkat nasional.
e. Membangun relasi dalam rangka kolaborasi strategis BAPIN-ISMKI dengan organisasi
dan pihak eksternal yang relevan.

2. Kepala Divisi Palapa


a. Bertanggung jawab dalam pembagian wilayah lembaga ilmiah BAPIN-ISMKI.
b. Mengumpulkan database lembaga ilmiah fakultas kedokteran di Indonesia baik yang
sudah memiliki lembaga ilmiah ataupun yang belum.
c. Standardisasi anggota lembaga ilmiah dalam setiap institusi.
d. Pembinaan lembaga ilmiah.
e. Pengakaran BAPIN-ISMKI di institusi yang merupakan anggota BAPIN-ISMKI.
f. Menerima laporan pertanggungjawaban dari anggota tetap dan anggota muda.

3. Kepala Divisi Danus


a. Mengupayakan penghasilan dana bagi BAPIN-ISMKI dalam menunjang operasional dan
pengembangan BAPIN-ISMKI.
b. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk menghasilkan keuntungan bagi BAPIN-
ISMKI.
c. Berkoordinasi dengan Kepala divisi Hublu-IT dalam membuat strategi kerjasama untuk
pengembangan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang.
d. Berkoordinasi dengan bendahara umum dalam manajemen dan pengelolaan keuangan
BAPIN-ISMKI.

4. Kepala Divisi Temilnas


a. Berkoordinasi dengan institusi pemegang tender Temu Ilmiah Nasional dalam
menyelenggarakan Temu Ilmiah Nasional.
b. Bertanggung jawab dalam proses tenderisasi Temu Ilmiah Nasional untuk periode
berikutnya.
c. Membuat sistem koordinasi untuk kegiatan keilmiahan yang ada di seluruh lembaga
ilmiah anggota BAPIN-ISMKI.
d. Menyusun buku panduan pedoman temu ilmiah nasional dan scientific competition
Indonesian Medical Students Summit (IMSS).
e. Berkoordinasi dengan pemegang tender IMSS untuk mengadakan scientific competition.
f. Mengadakan sharing antar lembaga ilmiah dalam Temu Ilmiah Nasional.

5. Kepala Divisi JIMKI


a. Bertanggung jawab dalam membuat Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia
secara berkala minimal dua kali dalam setahun.
b. Membantu mempublikasikan hasil penelitian dan tinjauan pustaka mahasiswa
kedokteran.

6. Kepala Divisi PMC-KI


a. Merumuskan rencana program kerja yang menunjang pelaksanaan penelitian multi center
dan kajian ilmiah.
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penelitian multi center dan kajian ilmiah pada
periode kepengurusan bersangkutan.
c. Berkoordinasi dengan divisi palapa tentang panduan penelitian sebagai standardisasi
institusi dalam bidang penelitian.
d. Berkoordinasi dengan divisi Hublu-IT terkait publikasi hasil kajian ilmiah
e. Berkoordinasi dengan bendahara umum mengenai biaya penelitian.

7. Kepala Divisi Internal


a. Mengadakan pengembangan kapasitas SDM anggota BAPIN-ISMKI dan
kepengurusannya.
b. Menyusun prosedur dan manual latihan dasar kepemimpinan, organisasi, dan keilmiahan.
c. Mengkoordinasikan open recruitment untuk kepengurusan selanjutnya.
d. Melakukan follow up PHN BAPIN-ISMKI

BAB V
KEUANGAN

Pasal 27
Pengelolaan keuangan sepenuhnya dilaksanakan oleh bendahara umum dan bekerja sama dengan
kepala divisi terkait.
Pasal 28
Tata cara pengelolaan keuangan diatur dalam petunjuk pelaksanaan yang disusun oleh bendahara
umum dan disepakati bersama dalam Rapat Kerja Pengurus Harian Nasional BAPIN-ISMKI.

BAB VI
PERANGKAT ORGANISASI

BAGIAN I : RA BAPIN-ISMKI
Pasal 29
RA BAPIN-ISMKI adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam BAPIN-ISMKI dan
dilaksanakan bersamaan dengan rangkaian acara Musyawarah Nasional ISMKI.

Pasal 30
(1) Peserta RA BAPIN-ISMKI terdiri dari pengurus harian nasional, anggota tetap, anggota
muda, observer, dan undangan.
(2) Observer adalah peserta RA BAPIN-ISMKI yang belum dan atau sudah memiliki
lembaga/biro ilmiah dan belum dapat melengkapi persyaratan sebagai anggota tetap dan
anggota muda.
(3) Seluruhpeserta RA BAPIN-ISMKI dapat mengajukan pendapat namun hanya pengurus,
anggota tetap dan anggota muda yang memiliki hak suara.

Pasal 31
(1) Sidang RA BAPIN-ISMKI dipimpinolehdewanpresidiumtetap.
(2) Sidang RA BAPIN-ISMKI dilaksanakan dengan draft susunan acara yang dibuat oleh
sekretaris dan disahkan menjadi agenda acara RA BAPIN-ISMKI.

BAGIAN II: STRUKTUR KEPENGURUSAN


Pasal 32
(1) Ketua umum adalah pengemban amanah RA BAPIN-ISMKI.
(2) Pengurus harian nasional merupakan pelaksana program kerja BAPIN-ISMKI.
(3) Satu periode kepengurusan BAPIN-ISMKI berlangsung dari RA BAPIN-ISMKI sampai RA
BAPIN-ISMKI berikutnya.

Pasal 33
(1) Pengurus Harian Nasional BAPIN-ISMKI terdiri dari ketua umum, wakil ketua umum,
ketua terpilih, sekretaris umum, bendahara umum, kepala divisi, wakil kepala divisi, dan
staf divisi.
(2) Ketua umum harus melengkapi struktur Pengurus harian nasional paling lambat dua minggu
setelah RA BAPIN-ISMKI.
(3) Segera setelah struktur kepengurusan BAPIN-ISMKI terlengkapi, ketua umum
memberitahukan susunan pengurus kepada Sekretaris Jenderal ISMKI.
(4) Orang yang berhak menjadi pengurus harian nasional berasal dari institusi yang telah
bergabung dengan ISMKI.
Pasal 34
(1) Pengurus harian nasional harus melaksanakan hasil-hasil RA BAPIN-ISMKI, Rapat Kerja
Pengurus Harian Nasional, dan kebijaksanaan Pengurus Harian.
(2) Dalam melaksanakan program kerja secara fungsional, pengurus harian nasional mendapat
bimbingan atau dapat berkonsultasi kepada Dewan Pertimbangan.
(3) Pengurus harian nasional memberikan laporan kegiatan kepada Sekretaris Jenderal ISMKI
sebagai tembusan.
(4) Pengurus Harian Nasional menyampaikan laporan pertanggungjawaban BAPIN-ISMKI
kepada RA BAPIN-ISMKI di akhir tahun kepengurusan.
(5) Ketua umum memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Sekretaris Jenderal ISMKI
di akhir tahun kepengurusan.
(6) Pengurus Harian Nasional menyebarluaskan laporan pertanggungjawaban kepada peserta
RA BAPIN-ISMKI selambat-lambatnya pada saat sidang berlangsung.
Pasal 35
(1) Secara intern lembaga, pengawasan kepengurusan BAPIN-ISMKI dilakukan oleh dewan
pertimbangan dan seluruh anggota berdasarkan AD/ART.
(2) Secara ekstern lembaga, pengawasan pelaksanaan program kerja BAPIN-ISMKI dilakukan
langsung oleh Sekretaris Jenderal ISMKI.

Pasal 36
(1) Ketua umum mengawasi tugas wakil ketua umum, ketuaterpilih, sekretaris umum,
bendahara umum, kepala divisi, dan wakil kepala divisi. Para kepala divisi mengawasi
pelaksanaan kerja stafnya.
(2) Jika ditemukan adanya kelalaian dalam pelaksanaan tugas oleh pengurus harian nasional,
struktur yang lebih tinggi berhak memberikan teguran lisan.Apabila dalam satu bulan
teguran lisan tidak ditindaklanjuti, masalahtersebut diajukan dalam rapat Pengurus Harian
Nasional BAPIN-ISMKI untuk diputuskan.
(3) Jika ditemukan adanya kelalaian dalam pelaksanaan tugas oleh pengurus harian nasional,
struktur yang lebih rendah berhak memberikan teguran lisan atau tertulis. Apabila dalam
satu bulan teguran tersebut tidak ditindaklanjuti, pihak penegur berhak memberitahukan
kepada salah satu anggota Pengurus Harian Nasional agar masalah tersebut diputuskan
dalam rapat Pengurus Harian Nasional BAPIN-ISMKI yang dihadiri oleh pihak penegur.

BAGIAN III: DEWAN PERTIMBANGAN


Pasal 37
(1) Dewan Pertimbangan merupakan wadah konsultasi Pengurus Harian Nasional BAPIN-
ISMKI yang bersifat wajib.
(2) Dewan Pertimbangan terdiri dari demisioner Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris
Umum, Bendahara Umum dan Kepala Divisi kepengurusan sebelumnya yang disahkan saat
awal masa kepengurusan yang baru.
(3) Masa jabatan Dewan Pertimbangan berlangsung selama satu periode kepengurusan.
Pasal 38
(1) Dewan Pertimbangan memiliki wewenang untuk memberikan masukan atau usulan tentang
pemilihan wakil ketua umum, sekretaris umum dan bendahara umum kepada ketua umum
(2) Dewan Pertimbangan memiliki wewenang untuk mendapatkan laporan hasil kerja pengurus
harian nasional setiap enam bulan sekali dari ketua umum
(3) Dewan Pertimbangan memiliki wewenang untukmemberikan saran dan kritik kepada
Pengurus Harian Nasional BAPIN-ISMKI baikdiminta ataupun tidak.
(4) Dewan Pertimbangan memiliki wewenang untuk meminta dan menerima daftar susunan
pengurus
(5) Dewan Pertimbangan memiliki wewenang untuk mengajukan dan mempersiapkan
pembubaran organisasi BAPIN-ISMKI jika dibutuhkan

BAB VII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 39
(1) Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) BAPIN-ISMKI dilakukan dalam keadaan darurat yaitu
apabila:
a. Ketua umum berhalangan tetap dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai
pengemban amanah RA BAPIN-ISMKI
b. Diminta secara tertulis oleh dua pertiga atau lebih anggota BAPIN-ISMKI.
c. Dianggap perlu dan disetujui oleh dua pertiga Pengurus Harian Nasional.
(2) Pengambilan keputusanRALB BAPIN-ISMKI adalah sama dengan kekuasaan dan
wewenang RA BAPIN-ISMKI.
Pasal 40
(1) Rapat Pengurus Harian Nasional BAPIN-ISMKI minimal dihadiri oleh ketua umum atau
perwakilan yang telah diberikan mandat dan semua kepala divisi atau perwakilannya yang
telah menerima mandat.
(2) Pengambilan keputusan Rapat Pengurus Harian Nasional BAPIN-ISMKI meliputi:
a. Menjatuhkan sanksi
b. Mengevaluasi program kerja
c. Membahas topik-topik internal dan eksternal yang langsung berhubungan dengan
BAPIN-ISMKI
d. Membahas topik-topik eksternal yang tidak berhubungan langsung dengan BAPIN-
ISMKI namun memiliki relevansi dengan BAPIN-ISMKI.

BAB VIII
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 41
(1) Pembahasan pembubaran organisasi dilakukan melalui Rapat Anggota Luar Biasa (RALB)
BAPIN-ISMKI disertai pertimbangan Sekretaris Jenderal ISMKI.
(2) Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan atas persetujuan tertulis minimal 2/3 anggota
BAPIN-ISMKI.
(3) Penetapan pembubaran organisasi dilaksanakan pada RA BAPIN-ISMKI

BAB IX
LAIN-LAIN

Pasal 42
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur kemudian.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
13 Febuari 2020

Tertanda,
Presidium Rapat Anggota BAPIN-ISMKI 2020

Anda mungkin juga menyukai