“Pneumatologi”
I. Pendahuluan
Perlu dipertegas diawal diskusi ini bahwa “manusia memiliki dua kebutuhan dasar” yang
menjadi keluhan hati untuk dipenuhi, yaitu kebutuhan akan pengampunan dan kebaikan
atau hidup yang berarti atau produktif. Keluhan terhadap dua kebutuhan dasar ini akhirnya
telah dijawab oleh Tuhan melalui jalan yang telah disediakan. Alkitab menjelaskan bahwa
pengorbanan Anak Allah di kayu salib merupakan jaminan pengampunan bagi dosa manusia
(2 Kor. 5:21; Kol. 2:13-14; 1 Ptr. 2:24; 1 Yoh. 2:2) dan sesudah itu Ia juga menyediakan
karunia Roh Kudus bagi orang-orang milik kepunyaan-Nya, supaya mereka hidup dalam
kemenangan, bukan dalam kekalahan atau keputusasaan.
Kepada murid-murid yang sedang gelisah hatinya, karena menyadari bahwa Guru mereka
akan segera berpisah dengan mereka, Tuhan Yesus menghibur dengan berkata “...adalah
lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jika Aku tidak pergi, Penghibur [parakletos]
itu tidak akan datang kepadamu, tetapi Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu....
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran....” (Yoh. 16:7, 13).
3. Dibuktikan kuasa-Nya
a. Ia dapat ditaati (Kis. 10:19-20)
b. Ia dapat ditipu (Kis. 5:3)
c. Ia dapat ditolak (Kis. 7:51)
d. Ia dapat dihormati (Maz. 51:11)
e. Ia dapat dihujat (Mat. 12:31)
f. Ia dapat didukacitakan (Ef. 4:30)
g. Ia dapat dihina (Ibr. 10:29)
4. Dibuktikan dari tata bahasa yang tidak biasa. Biasanya bahasa Yunani untuk roh
adalah dalam jenis neuter (netral) beberapa kali kat ganti maskulin dipakai untuk
menggantikan kata benda neuter, kontradiksi dengan aturan tata bahasa yang
normal, tetapi menunjukkan bahwa Roh Kudus itu pibadi (Yoh. 16:13-14; 15:26; 16:
7-8).
Roh Kudus adalah Ilahi, yaitu memiliki kesetaraan dengan oknum Allah yang lain. Hal itu
dibuktikan oleh bukti-bukti berikut:
4. Bukti melalui kesamaan dengan Pribadi-pribadi yang lain dalam Tritunggal (Kis.
5:3-5; Mat. 28:19; 2 Kor. 13:13; Kej. 1:26).
IV. Prosesi Roh Kudus
1. Definisi:
Prosesi adalah upaya menjelaskan hubungan yang kekal antara Roh Kudus
dengan Pribadi-pribadi lainnya dalam Tritunggal. Ia keluar dari Bapa dan Anak,
tanpa ada perubahan dari sifat Allah.
2. Sejarah:
konsep ini dirumuskan dalam pengakuan Konsili Konstantinopel pada tahun 381
M. Pada tahun 589 M, sinode Toledo menambah ungkapan filique, yang
menyatakan bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak.
3. Teks Alkitab:
Dalam Yohanes 15:26 mengemukakan dengan jelas bahwa Roh Kudus keluar dari
Bapa. Sedangkan gagasan bahwa Ia keluar dari Anak terdapat dalam Galatia 4:6;
Roma 8:9 dan Yohanes 16:7.
2. Simbol “Merpati” (Mat. 3:16; Mark. 1:10; Luk. 3:22; Yoh. 1:32). “langit terkoyak
dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya” (Mark. 1:10). “...Roh turun
dari langit seperti burung merpati ...” (Yoh. 1:32). Fakta-fakta ini menegaskan
bahwa Roh Kudus datang dari hadirat Allah di sorga, mengurapi dan memenuhi
Anak Allah dengan kuasa untuk pelayanan publik-Nya. “Merpati” sebagai simbol
ketulusan (Mat. 10:16), tetapi juga sebagai simbol kedamaian.
5. Simbol “Minyak.”
Pada masa Perjanjian Lama, minyak dipakai untuk mengurapi raja dan nabi, yang
melambangkan Roh Kudus. Dalam Zakharia 4:1-14 menggambarkan minyak
sebagai tipe yang menunjukkan kepada kuasa Roh Kudus dalam menguatkan
Yosua dan Zerubabel untuk memimpin umat di dalam menyelesaikan
pembangunan bait Suci pada tahun 515 S.M. Mengalirnya minyak dari kandil
kepada kedua orang tersebut (ayat 2, 3, 14), yang ditafsirkan dalam ayat 6
dengan berbunyi bahwa “bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan
kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman Allah semesta alam.” Dalam 1
Samuel 10:1, Samuel mengurapi Saul sebagai raja Israel, pengurapan itu
menyatakan Roh Kudus yang turun ke atas Saul untuk memimpin bangsanya (1
Sam. 10:6, 10).
Minyak Sebagai Tipe Roh Kudus
Makna Teks
Roh Kudus diberikan untuk pelayanan Keluaran 40:9-16; Kisah Para Rasul 1:8.
Roh Kudus mengiluminasi Keluaran 27:20-21; 1 Yohanes 2:20.
Roh Kudus Menyucikan dan Imamat 8:30; 14:17; Roma 8:2-3.
menguduskan
7. Simbol “air.”
Pada puncak perayaan Tabernakel, para imam membawa air dari kolam Siloam
dan mencurahkannya dalam corong asap di samp[ing mezbah di tengah-tengah
nyanyian dari para penyembah dilantunkan. Peristiwa ini terjadi dengan penuh
sukacita, dalam mengantisipasi pemerintahan yang penuh kemuliaan dari Mesias
(Zak. 14:16-21). Selama peristiwa tersebut, Tuhan Yesus menyeruhkan bahwa :
“barangsiapa yang haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa
percaya kepada-Ku seperti yang dikatakan oleh kitab Suci: dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran air hidup” (Yoh. 7:37-38). Ayat berikut dikatakan
bahwa yang dimaksud adalah Roh Kudus (7:39).
Jadi beberapa poin perlu diperhatikan bahwa: Air sebagai lambang dari Roh
Kudus yang menbyatakan hidup kekal (Yoh. 4:14; 7: 37-39). Air menyatakan
penerimaan atau sambutan terhadap Roh Kudus (Yeh. 36:25-27; Yoh. 7:39).
8. Simbol “angin.”
Angin memang lebih tepat sebagai representatif terhadap Roh Kudus, kata “roh”
dalam bahasa Yunani disebut “pneuma” yang dapat diterjemahkan dengan
“angin” tetapi juga “roh.”
1. Dalam ciptaan
a. Kehidupan (Maz. 104:30; Ayub 33:4);
b. Ketertiban atau keteraturan (Yes. 40:12; Ayub 26:13);
c. Dandanan (Maz. 33:6; Ayub 26:13);
d. Pemeliharaan (Maz. 104:30);
2. Dalam manusia
a. Kelahiran baru (regeneration)
Apakah Roh Kudus juga mengerjakan kelahiran baru di zaman Perjanjian
Lama?
Yehezkiel 36 merupakan nas paralel dengan Yohanes 3, karena kedua nas ini
berbicara tentang air dan roh. Dalam Yehezkiel 11:19 dan 36:25-27, Allah
menjanjikan kepada Israel tentang pengfalaman kelahiran baru dalam
Millenium. Allah akan memberikan kepada mereka hati yang baru dan roh
yang baru. Ia akan menaruh Roh-Nya dalam mereka. Meskipun bagian nas ini
lebih menunjuk kepada masa depan, namun orang-orang percaya di PL juga
seharusnya mengalami kelahiran baru. Dalam Yehezkiel 18:31, umat
diperintahkan dengan perintah “perbaharuilah hatimu dan rohmu.”
Roh Kudus juga memenuhi beberapa orang percaya di zaman PL. Misalnya:
Allah memenuhi Besalel dengan Roh Hikmat (Kel. 31:2-5), yang berhubungan
pekerjaan Tabernakel.
1. Definisi
Istilah “pewahyuan atau penyataan” dalam bahasa Yunani adalah apokalypsis,
yang dapat diterjemahkan dengan “pengungkapan atau penyingkapan.” Kata
penyataan ini hubungan dengan kebenaran Alkitab berarti Allah menyatakan
kepada manusia tentang sesuatu yang sebelumnya tersembunyi (bnd. Yeh. 2:2;
8:3). Pewahyuan berhubungan dengan “materi atau bahan.”
b. Roh Kudus
Para penulis dibimbing langsung oleh Roh Kudus dalam menuliskan Kitab
Suci. Hal ini dijelaskan dalam 2 Petrus 1:21 bahwa Roh Kuduslah yang
menjaga para nabi dan para penulis dari kata-kata yang salah.
Dalam 2 Samuel 23:2 menjelaskan bahwa Daud dikuasai oleh Roh Kudus
Kisah para rasul 4:25; Matius 22:43
Yehezkiel 2:2; 3:24; 8:3; 11:24 – menjelaskan bahwa Roh Kudus
memampukan nabi melalui visi yang diperolehnya.
Mikha 3:8 – Roh Kudus memampukan nabi untuk berkata-kata kepada
bangsanya.
b. Melalui mimpi
Komunikasi khusus kepada orang-orang kafir, seperti kepada Abimelekh (Kej.
18:3). Kepada Nebukadnezar (Dan, 2). Tetapi juga kepada Yakub (Kej. 31:10-
13), dan kepada Yusuf (Kej. 37:5-9).
4. Melalui penglihatan-penglihatan
Penglihatan-penglihatan kelihatannya merupakan kategori yang lebih tinggi
dalam hal penyataan, karena erat kaitannya dengan kedewasaan rohani. Para
nabi sering menerima penglihatan-penglihatan. Itulah sebabnya salah satu
panggilan atau nama para nabi adalah “pelihat” yang dalam bahasa Ibrani
disebut seer, arttinya “melihat.” Misalnya: Abraham (Kej. 15:1), Nathan (1 Taw.
17:15), Yehezkiel (Yeh. 1:1), Daniel (Dan. 8:1).
5. Theophani-tehophani
Penampakkan diri Allah dalam PL merupakan suatu manifestasi fisik yang jyga
sering terlihat. Theophani berasal dari kata “theos (Allah), phanein
(penampakkan diri Allah). Kelihatannya penampakan tersebut terkait erat
dengan orang yang telah dewasa secara rohani, sebagai suatu hak istimewa.
Misalnya: Kepada Abraham (Kej. 18), kepada Yosua (5:14), kepada Daniel (Dan.
6:22).
c. Rasul-rasul mengajar bahwa para penulis PL dituntun oleh Roh Kudus (Kis.
1:16; 4:24-25; 28:25). Dalam menjelaskan tentang kematian Yudas Iskariot,
Petrus menegaskan bahwa hal itu terjadi karena sudah dinubuatkan oleh Roh
Kudus melalui Daud (Kis. 1:16).
Akhirnya kesimpulan puncak yang mereka ambil adalah pada Matious 12 itu
sebagai kulminasi atau puncak dosa dengan jalan melawan Roh Kudus. Narasi
dalam Matius 12:22 menjelaskan bahwa seorang dirasuk Setan disembuhkan
oleh Tuhan Yesus. Dalam ayat 23 menunjukkan bahwa banyak takjub dan
berkata: “Ia ini agaknya Anak Daud.” Namun para pemimpin agama menjawab
dengan berkata: “Dengan Baalzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.” Jadi di
sini titikpuncak penolakan kepada Yesus sebagai Mesias oleh bangsa Yahudi.
Orang atas-Nya Allah menaruh Roh-Nya kepada-Nya (Mat. 12:18), dikatakan oleh
orang-orang farisi bahwa Ia melakukan pekerjaan-Nya dengan kuasa setan. Dan
dalam konteks ini, Yesus mengaskan bahwa menghujat Roh Kudus, tidak akan
pernah diampuni.
2. Penjelasan
Dosa melawan Kristus. Para pemimpin agama telah mendengar ajaran Yesus, dan
telah melihat mujizat-mujizat-Nya, namun evaluasi mereka tentang Kristus ialah
bahwa Kristus melakukan mujizat dengan bantuan kuasa Setan. Inilah dosa
melawan Kristus. Seharusnya mereka mengakui Dia sebagai Mesias, justru
sebaliknya mereka mengatakan Yesus melakukan mujizat dengan kuasa setan.
Mereka tidak menyangka mujizat yang dilakukan oleh Yesus, tetapi menyangkal
sumber dari mujizat tersebut, yang sesungguhnya dari Allah.
Dosa melawan Roh Kudus. Allah berkata: “Aku akan menaruh Roh-Ku ke atas-
Nya” (Mat. 12:18), tetapi para pemimpin agama berkata: “orang ini mengusir
setan dengan Beelzebul, penghulu seta” (Mat.12:24). Orang-orang Farisi telah
melihat pekerjaan Yesus, tetapi menyebut pekerjaan Yesus itu adalah pekerjaan
setan. Dosa melawan Roh Kudus adalah final, karena mereka adalah saksi-saksi
mata terhadap kata-kata dan pekerjaan Yesus. Mereka diampuni ketika berdosa
melawan Kristus, tetapi karena mereka tidak mempercayai kesaksian Roh Kudus
yang adalah kesaksian final, maka mereka tidak akan pernah diampuni. Tidak ada
lagi kesaksian selanjutnya yang akan diberikan. Jadi, dosa melawan Roh Kudus
adalah kekal (Mat. 12:31-32). Tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat,
sehingga tidak akan ada pengampunan.
3. Pertanyaan
Apakah dosa melawan Roh Kudusdapat dilakukan pada masa sekarang? Dari
peristiwa yang terdapat dalam Matius 12:22 dan seterusnya tentang dosa
penghujatan Roh Kudus itu adalah berkaitan dengan melihat Yesus secara
langsung, dan menanggapi mujizat yang dilakukan sebagai pekerjaan setan. Perlu
disadari bahwa hal menghujat Roh Kudus itu tidak sama dengan
ketidakpercayaan. Tidak ada indikasi dalam Kitab Suci bahwa jika seseorang
bpernah menolak percaya kepada Injil, maka ia tidak akan pernah lagi mendapat
kesempatan untuk percaya, atau tidak ada dosa pada hari ini yang tidak
diampuni. Seseorang yang pertama mendengar Injil kemudian menolak, tetapi
lalu pada hari ini berubah dan percaya. Kecuali seseorang membuat penolakan
secara permanen dan terus dalam ketidak percayaan.
b. Menginsyafkan tentang
Insyafkan dosa. Kenyataan dosa adalah karena tidak percaya ;
Insyafkan kebenaran. Menginsyafkan tentang kebenaran Kristus,
karena Ia telah turun ke kuburan, Ia telah bangkit dan telah naik ke
sorga;
Insyafkan penghakiman. Menginsyafkan tetang penghukuman karena
setan telah dihukum;
b. Cara
Ini sepenuhnya pekerjaan Pibadi ketiga di dalam ke-Tritunggal-an Allah, yakni
Roh Kudus (Yoh. 3:3-7; Titus 3:5). Iman adalah persyaratan yang dituntut dari
manusia yang memungkin Roh Kudus melakukan kelahiran baru dan firman
Allah yang menjadi isi dari iman itu.
c. Ciri-cirinya
Terjadi seketika, bukan proses;
Tidak tergantung pada pengalaman emosi, walaupun ada keterlibatan
emosi;
d. Hasil / Akibat
Menjadi ciptaan baru (2 Kor. 5:17);
Menjadi hidup baru (1 Yoh.1:9);
3. Mendiami
a. Ayat kunci yang menjelaskan tentang pelayanan Roh Kudus ini adalah
Yohanes 14:16. Dalam teks ini menjelaskan bahwa Roh Kudus akan mendiami
orang-orang percaya, dan bahwa pendiaman itu adalah permanen.
b. Roh Kudus adalah karunia. Roh Kudus dikaruniakan kepada semua orang
percaya dalam Yesus tanpa kecuali, tidak ada syarat yang lain kecuali iman
kepada Yesus (Yoh. 7:37-39). Beberapa ayat yang menyinggung tentang
kebenaran ini dapat direnungkan: 2 Korintus 1:22; 1 Tesalonika 4:8 dan 1
Yohanes 4:13. Karena Roh Kudus diberikan sebagai suatu karunia, maka tidak
ada alasan bagi manusia kecuali menerima-Nya.
d. Orang yang tidak memiliki Roh Kudus bukanlah orang percaya. Dalam Roma
8:9 menekankan bahwa “jika seorang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan
milik Kristus.” Yudas menunjuk kepada orang-orang yang tidak percaya
sebagai orang-orang “tanpa Roh Kudus” (Yud. 19).
f. Roh Kudus mendiami orang-orang percaya secara permanen. Bukan saja Roh
Kudus mendiami orang percaya, tetapi bahwa pendiaman tersebut adalah
bersifat permanen (Yoh. 14:16). Roh Kudus diberikan kepada orang-orang
percaya sebagai “jaminan” sebagai suatu verifikasi masa depan mereka yang
penuh kemuliaan (2 Kor. 1:22; Ef. 1:14; 4:30).
4. Membaptis
a. Definisi
Pembaptisan Roh Kudus adalah pekerjaan Roh Kudus yang melaluinya orang
percaya ditempatkan dalam kesatuan dengan Kristus dan kesatuan dengan
sesama orang percaya dalam tubuh Kristus (1 Kor. 12:13).
b. Penjelasan
Pembaptisan Roh Kudus adalah unik dalam masa gereja. Karena
peristiwa ini tidak pernah terjadi dalam PL, dan ini hanya terjadi pada
masa Gereja.
Pembaptisan Roh Kudus melibatkan semua orang percaya dalam masa
gereja ini. Kata “semua” dalam 1 Korintus 12:13 menegaskan kebenaran
tersebut. Dalam Surat Galatia 3:27-28 mengindikasikan “semua
kamu”dibaptis dalam Kristus, dan menjadi “satu dalam Kristus,” tidak
menjadi soal apakah mereka orang Yahudi atau Yunani, budak atau
merdeka, perempuan atau laki-laki, semua disatukan dalam Kristus.
Penting diperhatikan juga bahwa kehidupan orang Kristen yang masih
duniawi, seperti orang Korintus, bukanlah halangan untuk menjadi satu
dalam pembaptisan ini.
Baptisan Roh Kudus bukanlah pengalaman. Baptisan Roh Kudus terjadi
pada saat seorang diselamatkan, maka hal ini bukanlah pengalaman.
Baptisan Roh Kudus dilakukan oleh Roh Kudus. Tidak ada dua baptisan
Roh Kudus. Sebagian orang Kristen berkata bahwa 1 Korintus 12:13
yang berkata: “oleh Roh Kudus” [by one Spirit], yang menempatkan
orang percaya ke dalam tubuh, dan Kisah Para Rasul 1:5 menggunakan
“dengan Roh Kudus” [with the Spirit], yang diartikan sebagai kuasa
untuk pelayanan.
5. Memetraikan
a. Definisi
Pemeteraian Roh Kudus adalah salah satu karya Allah untuk menjamin
keselamatan orang-orang yang telah diselamatkan (2 Kor. 1:22; Ef. 1:13-14;
4:30).
Dalam PL, meterai dipakai dalam berbagai cara yang menunjukkan sebuah
dokument otentik (misalnya: perkawinan), keaslian dari peralihan kekuasaan
dari seorang penguasa kepada penguasa yang lain, dipakai juga sebagai
penutup untuk menjamin sesuatu, juga dipakai untuk memverifikasi
penceraian.
Jadi, Roh Kudus diberikan kepada orang yang percaya kepada Yesus sebagai
meterai, mengindentifikasikan bahwa orang percaya tersebut adalah milik
Allah.
b. Penjelasan
Ide utama dari pemeteraian itu adalah “pemilikan” [ownership]. Orang
percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus yang membuktikan bahwa orang
percaya itu adalah milik Allah. Hal ini ibarat seorang peternak yang menyelar
lembu sebagai tanda kepemilikannya. Allah menaruh meterainya, yaitu Roh
Kudus dalam kehidupan orang percaya yang menyatakan bahwa orang yang
percaya Yesus adalah milik-Nya.
Kata “penuh” [dipenuhi – kata kerja pasif] dari kata plereusthe, yang artinya
“dikontrol.” Jadi yang dimaksudkan adalah Roh Kudus terus menerus mengontrol
dan mendominasi kehidupan orang percaya. Contoh lain dapat dilihat dari 1
Korintus 2:9 – 3:4. Orang duniawi yang hidup dibawah kuasa daging, sesuai
dengan pendiktean oleh daging, sedang orang-orang rohani adalah orang yang
hidup oleh kuasa Roph Kudus.
2. Penjelasan
Dipenuhi oleh Roh Kudus di dasarkan pada dua alasan:
a. Pertumbuhan kehidupan rohani, agar makin menyerupai Kristus (Gal. 5:22-
23; bnd. Rm. 8:29).
Dalam Efesus 5:18, ada tiga faktor kaitan dengan dipenuhi Roh Kudus atau
pemenuhan Roh Kudus, yaitu:
a. Pemenuhan itu adalah perintah. Dalam Kitab Suci, tidak ada perintah untuk
didiami Roh Kudus dan dimeteraikan Roh Kudus, kecuali hanya pemenuhan
Roh Kudus. “Hendaklah kamu terus dipenuhi Roh Kudus” untuk kedewasaan
rohani dan pelayanan.
b. Pemenuhan itu adalah bersyarat. Pelayanan Roh Kudus yang lain tidak
bersyarat, kecuali hanya dipenuhi adalah bersyarat. Persyaratan itu adalah
ketaatan terhadap perintah itu.
c. Pemenuhan itu terjadi berulang-ulang. Kata kerja “dipenuhi” dipakai dengan
bentuk pasif dalam kala kini, yaitu present tense. Hal ini memberi arti bahwa
pemenuhan Roh Kudus bukanlah pengalaman satu kali, sebaliknya peristiwa
yang terjadi berulang-ulang.
3. Persyaratan
Meskipun dalam Efesus 5:18 berisi perintah untuk dipenuhi oleh Roh kudus,
namun ada persyaratan-persyaratan yang berkaitan dengan pemenuhan oleh
Roh Kudus. Karena itu perlu menyimak beberapa peringatan berikut ini:
a. Jangan mendukacitakan Roh Kudus (Ef. 4:30). Konteks nas ini berkaitan
dengan dosa.
Orang-orang percaya diperingatkan agar tidak berdusta (Ef. 4:25);
Janganmarah berkepanjangan (Ef. 4:26);
Janganmenyimpan kepahitan atau tidak memaafkan (Ef. 4:31-32);
b. Jangan memandamkan Roh Kudus (1 Tes. 5:19). Konteks dari ayat ini
berkaitan dengan pelayanan.
Orang percaya dihimbau agar berdoa dengan tidak putus-putusnya (1
Tes 5:17);
Mengucap syukur (1 Tes. 5:18);
Dan jangan meremehkan nubuat-nubuatan (1 Tes. 5:20);
c. Hiduplah oleh Roh (Gal. 5:16). “Hidup” berarti dipimpin Roh dan tidak
dikontrol atau didominasi oleh sifat lama. Orang-orang percaya dinasihati
untuk hidup dalam kuasa Roh Kudus. Hal-hal yang berhubungan dengan
tantangan di atas adalah dengan sebuah solusi, yaitu pengakuan dosa (1 Yoh.
1:9), serta penyerahan diri secara total kepada Allah (Rm. 6:13; 12:1-2).
d. Akibat. Hasil dari kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah
1. Pengertian
Ada dua istilah yang dipakai untuk menjelaskan karunia-karunia rohani.
Pertama: pneumatikos yang artinya “hal-hal rohani” atau hal-hal yang berkaitan
dengan Roh. Kata ini menekankan tentang sifat rohani dan asal karunia-karunia
rohani [spiritual things]. Karunia-karunia yang dimaksud di sini berbeda dengan
talenta. Karunia rohani bersumber dari Roh Kudus, yang secara adikodrati
diberikan kepada orang-orang percaya oleh Roh Kudus saat seorang percaya
Kristus (1 Kor. 12:11).
Kedua: Kata yang juga sering dipakai adalah charisma, yang artinya “pemberian
anugerah” [grace gift]. Kata ini menekankan bahwa karunia-karunia ini
merupakan pemberian yang berasal dari Allah. Karunia bukan suatu
pengembangan kemampuan, namun pemberian yang dikaruniakan kepada orang
percaya (1 Kor. 12:4). Dalam Roma 12, Paulus menjelaskan bahwa karunia-
karunia rohani adalah diterima melalui pemberian anugerah kepada orang
percaya (Rm. 12:3, 6).
Jadi, definisi yang sederhana dari penjelasan ini adalah “pemberian Ilahi yang
berupa kemampuan yang khusus kepada anggota-anggota tubuh Kristus untuk
pelayanan.”
2. Penjelasan
Ada dua konsep yang perlu dijelaskan berkaitan dengan karunia-karunia rohani:
a. Karunia rohani kepada seorang percaya secara individu untuk
memampukannya dalam pelayanan rohani (1 Kor. 12:11).
b. Karunia rohani kepada Gereja adalah orang yang secara unik diperlengkapi
untuk pembangunan dan pendewasaan gereja (Ef. 4:11-13).
Konsep yang salah berkaitan dengan karunia-karunia rohani. Bahwa karunia
rohani itu adalah tempat melayani. Misalnya: seseorang dianggap mempunyai
karunia rohani untuk melayani di tempat kumuh. Atau ada yang mengatakan
bahwa ia diberi karu nia untuk melayani di antara pelajar atau siswa. Perlu
diingat bahwa karunia rohani tidak sama dengan talenta alamiah. Mungkin ada
hubungan antara karu nia rohani dengan talenta, namun perlu diingat bahwa
talenta atau bakat adalah sesuatu yang dibawah sejak lahir, kemudian
dikembangkan. Sedangkan karunia rohani diberikan secara supranatura oleh
Allah pada saat seseorang bertobat dan percaya.
Jadi, ketika seseorang lahir satu kali secara jasmani, maka bakat atau talenta
dibawah saat itu. Sedangkan karunia rohani adalah hanya kepada otrang-orang
telah lahir dua kali, yaitu secara roh, maka karunia rohani dikaruniakan saat itu.
Namun keduanya saling mendukung di dalam melayani Tuhan.
Kualifikasi para rasul sudah jelas sebagaimana dijelaskan dalam Kisah Rasul
1:21-22, yakni mereka yang menjadi rasul adalah yang berjalan nbersama
Tuhan dari saat baptisan Yohanes sampai kenaikan Yesus ke Sorga. Paulus
juga sebagai rasul adalah unik. Rasul Paulus menyebut dirinya sebagai anak
yang lahir sebelum waktunya (1 Kor. 15:8-9).
Karunia Rasul disebutkan dalam 1 Korintus 12:28 dan Efesus 4:11. Kata
“rasul” dari istilah Yunani “apostle” berasal dari kata apo artinya “dari” stello
artinya “mengirim.” Jadi apostle berarti orang yang “diutus dari.” Dalam arti
teknis, rasul adalah keduabelas murid yang dipilih oleh Tuhan, yang memiliki
jabatan kerasulan, tetapi juga sebagai karunia. Dengan pengertian ini, para
rasul diberi karunia untuk meletakan dasar gereja (Ef. 2:20). Dan ketika dasar
gereja telah diletakan, maka karunia rasul tidak diperlukan lagi, sama seperti
keduabelas itu tidak ada lagi, karena tidak ada seorangpun sesudah itu
menaruh persyaratan yang disebutkan dalam Kisah Rasul 1:21-22 tersebut.
Nabi menerima penyataan langsung dari Allah dan mengajar umat bagi
pembangunan, dorongan dan penghiburan (1 Kor. 14:3). Karena penyataan
itu langsung datang dari Allah, maka penyataan itu benar adanya dan
kesejatian nabi dapat diperlihatkan melalui akurasi nubuatannya (bnd. Ul.
18:20, 22). Nubuatan melibatkan baik ramalan tentang peristiwa-peristiwa
yang akan terjadi di masa depan, maupun tentang kebenaran Allah yang
berkaitan dengan nasihat dan instruksi atau pengajaran. Karunia nabi juga
berkaitan dengan fondasi gererja yang telah diletakan (Ef. 2:20). Mengingat
dasar Gereja telah diletakan, dan kanon PB telah komplit, maka tidak
diperlukan karunia lain. Jadi karunia Nabi sudah berakhir namun fungsi
kenabiaannya masih berlaku hingga, yaitu berbicara atas nama Allah kepada
umat melalui Alkitab.
Ada beberapa kasus juga dalam Alkitab yang memberitahukan kepada kita
bahwa Allah memutuskan untuk tidak menyembuhkan (2 Kor. 12:8-9; 1 Tim.
5:23).
Implikasi
Bahasa roh tidak akan diteruskan sampai “yang sempurna itu tiba” –
waktunya ketika pengetahuan dan nubuat berakhir jika penggunaannya
berakhir. Jika tongue akan berlanjt sampai “yang sempurna itu tiba,” maka
kata kerja yang dipakai seharusnya pasif. Jadi, nampaknya bahasa roh yang
diberikan pada orang-orang percaya di Korintus yang kanak-kanak secara
rohani (1 Kor. 13:10-11; 14:20).
Catatan
Tongue dipakai bagi orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dengan
pengertian sebagai penginjilan (1 Kor. 12:21-22). Pada waktu orang Yahudi
yang tidak percaya memasuki pertemuan dan orang-orang berbicara dalam
bahasa asing, maka itu akan memimpin mereka untuk percaya Yesus sebagai
Mesias mereka.
Catatan
Dalam Kisah Rasul 20:28, rasul Paulus memberi nasihat kepada para penatua
di Efesus, agar menggembalakan jemaat Allah. Pelayanan penggembalaan
dilakukan dengan cara sukarela,, bukan karena mencari keuntungan meteri,
juga jangan mau memerintah, tetapi sebaliknya menjadi teladan dari
kerendahan hati (1 Ptr. 5:2-5).
Ada beberapa istilah yang terkait dengan karunia di atas adalah elder atau
penatua (Tit. 1:5).Elder menunjukankepada jabatannya, sedangkan overseer
atau penilik menunjuk kepada fungsinya (1 Tim. 3:2). Pastor atau gembala
menun juk kepada karunia serta menekanakn pekerjaan penggembalaan
termasuk di dalamnya mengajar. Teacher atau guru (Rm. 12:7; 1 Kor. 12:28).
Gembala juga adalah pengajar, seorang guru tidak selamnya menjadi seorang
gembala.
Catatan
Terdapat cukup banyak fakta yang menunjukkan tentang orang yang
berkarunia sebagai guru atau pengajar. Ia memiliki perhatian yang tinggi
terhadap firman Allah dan menyerahkan diri untuk belajar firman. Ia
mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan firman secara jelas dan
memberi aplikasi-aplikasi yang tepat bagi kehidupan yang diajar. Bahkan
orang-orang yang sederhana pun akan memahami dan meresap dengan
baik. Dan melalui pelayanan ini umat dapat dibawa kepada kedewasaan
iman (Kis. 2:42; 4:2; 5:42; 11:26; 13:1; 18:11).
Melayani dalam pengertian kitab suci adalah melayani Allah dengan cara
melayani umat-Nya. Orang yang terpanggil dan memiliki kemampuan
melayani adalah orang yang sikap sebagai seorang hamba yang mau
melayani.
j. Memberi pertolongan (1 Kor. 12:28).
Kata yang dipakai adalah “antilempsis, yang artinya “perbuatan-perbuatan
yang mendatangkan pertolongan” atau “memberi bantuan.” Pertolongan
yang dimaksud adalah pertolongan diberikan kepada orang yang tidak
berdaya, seperti orang miskin, janda atau orang asing. Hal hanya dilakukan
oleh orang yang berkemampuan atau memiliki beban untuk memberi. Itulah
yang disebut berkarunia memberi pertolongan atau memberi.
2. Pembagian
Buah Roh ini terbagi dalam tiga kelompok, yaitu:
“Sukacita” - karena hubungan kita dengan Allah di dalam Kristus, maka kita dapat
memiliki buah ini, yang kemudian dapat berkembang dalam kehidupan (1 Ptr.
1:8; Fil. 4:4).
“Damai sejahtera” - damai dengan Allah baru sesudah itu, maka damai sejahtera
itu dapat dipantulkan dalam hidup dengan sesama.
“kemurahan” – istilah ini mengandung arti sikap bersahabat, sopan santun, rasa
punya perhatian terhadap orang blain.
“Kebaikan” – kesediaan untuk berbuat kepada orang lain termasuk berbuat baik
kepada masyarakat.
“penguasaan diri” – seperti ada kuasa dalam diri untuk mengontrol dan
mengendalikan diri.
3. Membaptiskan
a. Unik dan hanya ada pada masa kini (dalam jemaat)
b. Semua orang percaya pada masa kini
c. Menyatukan dengan orang percaya yang lain
d. Menyatukan dengan Kristus
e. Terjadi satu kali saat seseorang percaya Yesus