Anda di halaman 1dari 30

Doktrin Tentang Roh Kudus

“Pneumatologi”

I. Pendahuluan
Perlu dipertegas diawal diskusi ini bahwa “manusia memiliki dua kebutuhan dasar” yang
menjadi keluhan hati untuk dipenuhi, yaitu kebutuhan akan pengampunan dan kebaikan
atau hidup yang berarti atau produktif. Keluhan terhadap dua kebutuhan dasar ini akhirnya
telah dijawab oleh Tuhan melalui jalan yang telah disediakan. Alkitab menjelaskan bahwa
pengorbanan Anak Allah di kayu salib merupakan jaminan pengampunan bagi dosa manusia
(2 Kor. 5:21; Kol. 2:13-14; 1 Ptr. 2:24; 1 Yoh. 2:2) dan sesudah itu Ia juga menyediakan
karunia Roh Kudus bagi orang-orang milik kepunyaan-Nya, supaya mereka hidup dalam
kemenangan, bukan dalam kekalahan atau keputusasaan.

Kepada murid-murid yang sedang gelisah hatinya, karena menyadari bahwa Guru mereka
akan segera berpisah dengan mereka, Tuhan Yesus menghibur dengan berkata “...adalah
lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jika Aku tidak pergi, Penghibur [parakletos]
itu tidak akan datang kepadamu, tetapi Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu....
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran....” (Yoh. 16:7, 13).

II. Kepribadian Roh Kudus


Roh Kudus adalah Pribadi atau oknum sama seperti Allah Bapa dan Allah Anak. Hal-hal ini
terlihat dari:
1. Dibuktikan dari ciri-cirinya, yakni:
a. Ia memiliki akal (1 Kor. 2:10-11)
b. Ia memiliki perasaan (Ef. 4:30)
c. Ia memiliki kemauan atau kehendak (1 Kor. 12:11)

2. Dibuktikan melalui karya-Nya, yaitu:


a. Ia mengajar (Yoh. 14:26)
b. Ia membimbing (Rm. 8:14)
c. Ia mengutus (Kis. 13:4)
d. Ia memberi perintah (Kis. 8:29)
e. Ia menahan dosa (Kej. 6:3)
f. Ia berdoa syafaat (Rm. 8:26)
g. Berkata-kata (Yoh. 15:26; 2 Ptr. 1:21)

3. Dibuktikan kuasa-Nya
a. Ia dapat ditaati (Kis. 10:19-20)
b. Ia dapat ditipu (Kis. 5:3)
c. Ia dapat ditolak (Kis. 7:51)
d. Ia dapat dihormati (Maz. 51:11)
e. Ia dapat dihujat (Mat. 12:31)
f. Ia dapat didukacitakan (Ef. 4:30)
g. Ia dapat dihina (Ibr. 10:29)
4. Dibuktikan dari tata bahasa yang tidak biasa. Biasanya bahasa Yunani untuk roh
adalah dalam jenis neuter (netral) beberapa kali kat ganti maskulin dipakai untuk
menggantikan kata benda neuter, kontradiksi dengan aturan tata bahasa yang
normal, tetapi menunjukkan bahwa Roh Kudus itu pibadi (Yoh. 16:13-14; 15:26; 16:
7-8).

III. Keilahian Roh Kudus

Roh Kudus adalah Ilahi, yaitu memiliki kesetaraan dengan oknum Allah yang lain. Hal itu
dibuktikan oleh bukti-bukti berikut:

1. Bukti melalui nama-Nya


a. Nama yang sejajar dengan nama Pribadi yang lain dalam Tritunggal (1 Kor.
6:11; Mat. 28:19)
b. Nama yang menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan hanyalah dapat
dilakukan oleh Allah (Rm. 8:15; Yoh. 14:16)

2. Bukti melalui atribut-atribut-Nya, yaitu atribut ilahi seperti berikut:


a. Ia Maha tahu (1 Kor. 2:10-11)
b. Ia Maha hadir (Maz. 139:7)
c. Ia Maha kuasa (Kej. 1:2)
d. Kebenaran (1 Yoh. 5:6)
e. Kekudusan (Luk. 11:13)
f. Kehidupan (Rm. 8:2)
g. Hikmat (Yes. 40:13)

3. Bukti melalui karya-karya-Nya


a. Menciptakan (Kej. 1:2)
b. Mengilhami (2 Ptr. 1:21)
c. Memperanakkan Kristus (Luk. 1:35)
d. Menginsafkan manusia (Yoh. 16:8)
e. Melahirkan secara baru (Yoh. 3:3,5)
f. Menghibur (Yoh. 14:16, 26)
g. Berdoa syafaat (Rm. 8:26-27)
h. Menguduskan (2 Tes. 2:13)

4. Bukti melalui kesamaan dengan Pribadi-pribadi yang lain dalam Tritunggal (Kis.
5:3-5; Mat. 28:19; 2 Kor. 13:13; Kej. 1:26).
IV. Prosesi Roh Kudus
1. Definisi:
Prosesi adalah upaya menjelaskan hubungan yang kekal antara Roh Kudus
dengan Pribadi-pribadi lainnya dalam Tritunggal. Ia keluar dari Bapa dan Anak,
tanpa ada perubahan dari sifat Allah.

2. Sejarah:
konsep ini dirumuskan dalam pengakuan Konsili Konstantinopel pada tahun 381
M. Pada tahun 589 M, sinode Toledo menambah ungkapan filique, yang
menyatakan bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa dan Anak.

3. Teks Alkitab:
Dalam Yohanes 15:26 mengemukakan dengan jelas bahwa Roh Kudus keluar dari
Bapa. Sedangkan gagasan bahwa Ia keluar dari Anak terdapat dalam Galatia 4:6;
Roma 8:9 dan Yohanes 16:7.

V. Tipe dan Gambaran Roh Kudus


Terlihat beberapa deskripsi dalam Alkitab, yang menunjukkan kepada Roh Kudus
untuk melukiskan tentang Pribadi-Nya. Lukisan-lukisan tersebut dapat disebut
sebagai tipe atau simbol-simbol dari Pribadi kudus ini. Hal-hal tersebut adalah:

1. Simbol “Pakaian” (Luk. 24:49).


Kata ini diterjemahkan dari enduo, yang artinya “pakaian atau memakaikan
seseorang.” Kata kerja pasif dari kata ini mengindikasiakn bahwa seseorang tidak
bisa memakinkan dirinya sendiri. Jadi Allahlah yang melakukan akan hal ini, yakni
memperlengkapi murid-murid-Nya dengan kuasa di dalam Roh Kudus.

2. Simbol “Merpati” (Mat. 3:16; Mark. 1:10; Luk. 3:22; Yoh. 1:32). “langit terkoyak
dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya” (Mark. 1:10). “...Roh turun
dari langit seperti burung merpati ...” (Yoh. 1:32). Fakta-fakta ini menegaskan
bahwa Roh Kudus datang dari hadirat Allah di sorga, mengurapi dan memenuhi
Anak Allah dengan kuasa untuk pelayanan publik-Nya. “Merpati” sebagai simbol
ketulusan (Mat. 10:16), tetapi juga sebagai simbol kedamaian.

3. Roh Kudus sebagai “Jaminan” (2 Kor. 1:22; Ef. 1:1-14; 4:30).


Kata yang dipakai dalam bahasa Yunani adalah arrabon, yang artinya “uang
panjar” (down payment). Artinya Roh Kudus yang di dalamnya orang-orang
percaya telah dimeteraikan (Ef. 1:13), menjadi jaminan untuk keselamatan
sepenuhnya (glorifikasi) yang akan datang (Ef. 1:14). Penebusan kita
menunjukkan pada finalnya di masa datang, dan Roh Kudus dijadikan jaminan
tentang kepastian tersebut.
4. Simbol “Api” (Kis. 2:3).
Fenomena yang terlihat dalam “lidah-lidah seperti nyala api ... hinggap pada
mereka masing-masing.” Peristiwa tersebut menbunjukkan kehadiran Allah (bnd.
Kel. 3:2). Api itu juga merupakan simbol dari penghakiman Allah (bnd. Im. 10:2).
Orang-orang yang tidak percaya di hari Pentekosta, kemudian hari mengalami
kenyataan yang sangat memilukan di tahun 70 M (terutama bagi orang-orang
Yahudi yang bersikap menolak Mesias mereka).

5. Simbol “Minyak.”
Pada masa Perjanjian Lama, minyak dipakai untuk mengurapi raja dan nabi, yang
melambangkan Roh Kudus. Dalam Zakharia 4:1-14 menggambarkan minyak
sebagai tipe yang menunjukkan kepada kuasa Roh Kudus dalam menguatkan
Yosua dan Zerubabel untuk memimpin umat di dalam menyelesaikan
pembangunan bait Suci pada tahun 515 S.M. Mengalirnya minyak dari kandil
kepada kedua orang tersebut (ayat 2, 3, 14), yang ditafsirkan dalam ayat 6
dengan berbunyi bahwa “bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan
kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman Allah semesta alam.” Dalam 1
Samuel 10:1, Samuel mengurapi Saul sebagai raja Israel, pengurapan itu
menyatakan Roh Kudus yang turun ke atas Saul untuk memimpin bangsanya (1
Sam. 10:6, 10).
Minyak Sebagai Tipe Roh Kudus

Makna Teks
Roh Kudus diberikan untuk pelayanan Keluaran 40:9-16; Kisah Para Rasul 1:8.
Roh Kudus mengiluminasi Keluaran 27:20-21; 1 Yohanes 2:20.
Roh Kudus Menyucikan dan Imamat 8:30; 14:17; Roma 8:2-3.
menguduskan

6. Simbol “meterai” (2 Kor. 1:22; Ef. 1:13; 4:30).


Meterai artinya “terlindungi” (bnd. Mat. 27:66). Secara figuratif “diberi tanda
milik” dengan tujuan bahwa :
a. Orang-orang percaya adalah milik Allah.
b. Juga berarti aman atau dijamin artinya keselamatan orang percaya dijamin.
c. Meterai itu menunjukkan tanda wewenang Allah terhadap orang percaya.
Bandingkan dengan meterai yang dibuat oleh pemerintah Romawi atas kubur
Tuhan Yesus, yaitu segel yang tidak dapat dibuka oleh penguasa apapun.

7. Simbol “air.”
Pada puncak perayaan Tabernakel, para imam membawa air dari kolam Siloam
dan mencurahkannya dalam corong asap di samp[ing mezbah di tengah-tengah
nyanyian dari para penyembah dilantunkan. Peristiwa ini terjadi dengan penuh
sukacita, dalam mengantisipasi pemerintahan yang penuh kemuliaan dari Mesias
(Zak. 14:16-21). Selama peristiwa tersebut, Tuhan Yesus menyeruhkan bahwa :
“barangsiapa yang haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa
percaya kepada-Ku seperti yang dikatakan oleh kitab Suci: dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran air hidup” (Yoh. 7:37-38). Ayat berikut dikatakan
bahwa yang dimaksud adalah Roh Kudus (7:39).

Jadi beberapa poin perlu diperhatikan bahwa: Air sebagai lambang dari Roh
Kudus yang menbyatakan hidup kekal (Yoh. 4:14; 7: 37-39). Air menyatakan
penerimaan atau sambutan terhadap Roh Kudus (Yeh. 36:25-27; Yoh. 7:39).

8. Simbol “angin.”
Angin memang lebih tepat sebagai representatif terhadap Roh Kudus, kata “roh”
dalam bahasa Yunani disebut “pneuma” yang dapat diterjemahkan dengan
“angin” tetapi juga “roh.”

Dalam penjelasan tentang kelahiran baru kepada Nikodemus, Tuhan Yesus


membandingkan kelahiran baru oleh Roh Kudus dengan angin (Yoh. 3:8). Sama
seperti tiupan angin terhadap pohon-pohon, demikianlah juga terjadinya
kelahiran baru oleh Roh Kudus. Roh Kudus melakukan sesuai dengan apa yang
dikehendaki-Nya, tanpa didorong atau didikte oleh apapun sama seperti angin
(bnd. 1 Kor. 12:11).

VI. Karya Roh Kudus dalam Perjanjian Lama


Dalam sepanjang zaman Perjanjian Lama terlihat nyata tentang karya Roh Kudus.
Karya Roh Kudus pada zaman terlihat dalam berbagai bentuk, dalam berbagai cara
dan kepada bermacam-macam pribadi. Karya tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Dalam ciptaan
a. Kehidupan (Maz. 104:30; Ayub 33:4);
b. Ketertiban atau keteraturan (Yes. 40:12; Ayub 26:13);
c. Dandanan (Maz. 33:6; Ayub 26:13);
d. Pemeliharaan (Maz. 104:30);

2. Dalam manusia
a. Kelahiran baru (regeneration)
Apakah Roh Kudus juga mengerjakan kelahiran baru di zaman Perjanjian
Lama?

Yehezkiel 36 merupakan nas paralel dengan Yohanes 3, karena kedua nas ini
berbicara tentang air dan roh. Dalam Yehezkiel 11:19 dan 36:25-27, Allah
menjanjikan kepada Israel tentang pengfalaman kelahiran baru dalam
Millenium. Allah akan memberikan kepada mereka hati yang baru dan roh
yang baru. Ia akan menaruh Roh-Nya dalam mereka. Meskipun bagian nas ini
lebih menunjuk kepada masa depan, namun orang-orang percaya di PL juga
seharusnya mengalami kelahiran baru. Dalam Yehezkiel 18:31, umat
diperintahkan dengan perintah “perbaharuilah hatimu dan rohmu.”

Jadi Yehezkiel 36:25-27 adalah paralel dengan Yohanes 3:5 yang


mengindikasikan bahwa umat PL juga mengalami pengalaman kelahiran baru
ini (bnd. Maz. 51:10).

b. Pendiaman yang selektif


Dalam Yohanes 14:16-17, Tuhan Yesus mengindikasikan bahwa mulai dari
hari Pentekosta, Roh Kudus mulai pelayanan yang baru bagi orang-orang
percaya, yang tidak sama seperti di zaman PL. Penekanan terhadap paragraf
tersebut bahwa pelayanan yang baru itu adalah pendiamanRoh Kudus dan
juga tentang permanen. Sementara itu, janji dalam Yohanes 14 tersebut
adalah untuk semua orang percaya. Sedangkan dalam zaman PL pendiaman
Roh Kudus adalah secara selektif dan temporal. Misalnya: Roh Kudus
mendiami (Bil. 27:18), kepada Daud (1 Sam. 16:12-13).

Pendiaman Roh Kudus kepada seseorang di PL dengan untuk melakukan


tugas tertentu. Misalnya: Roh Kudus turun atas Otniel (Hak. 3:10), atas
Gideon (6:34), atas Yefta (11:29), atas Simson (14:6). Jika dicermati,
penguasaan tersebut adalah berhubungan dengan kegiatan fisik, tidak ada
kaitan dengan keselamatan dari dosa atau hal-hal yang berkaitan dengan
rohani. Yefta adalah anak dari seorang perempuan sundal, hidup dalam
lingkungan percabulan. Simson seorang yang hidup menurut nafsu daging,
yaitu hidup ghanya untuk kepuasan dirinya.

Roh Kudus juga memenuhi beberapa orang percaya di zaman PL. Misalnya:
Allah memenuhi Besalel dengan Roh Hikmat (Kel. 31:2-5), yang berhubungan
pekerjaan Tabernakel.

John Walvoord membuat tiga observasi, yaitu:


a) Roh Kudus mendiami hidup seseorang di PL, tanpa syarat kondisi
kerohanian orang tersebut;
b) Pendiaman Roh Kudus adalah pekerjaan kedaulatan Allah dalam
seseorang untuk mengerjakan sesuatu tugas khusus. Misalnya: dalam
hal membebaskan orang Israel dari peperangan atau dalam hal
membangun kemah pertemuan;
c) Pendiaman Roh Kudus adalah bersifat temporal. Misalnya: Roh Allah
datang kepada Saul, tetapi kemudian meninggalkan dia (1 Sam. 10:10;
16:14). Daud sangat takut dan memohon agar Roh Allah jangan
diambil daripadanya (Maz. 51:11-13).
3. pencegahan terhadap dosa
dalam Kejadian 6:3, terlihat ada pentunjuk bahwa Roh Kudus melakukan
pencegahan terhadap dosa. Namun hal itu terbatas karena manusia menolak
untuk mengindahkan pelayanan Roh Kudus ini. Sesuai dengan konteks, akhirnya
Tuhan menghukum manusia dengan air bah.

Bagi penganut pandangan pretribulasi rapture, dapat terlihat paralel antara PL


dan PB sebagai berikut:
Penghukuman Paralel: Air Bah dan Tribulasi

Nas Pencegahan oleh Pencegahan Roh diakhiri Paralel hukuman


Roh Allah
Kej. 6:3 Pelayanan Nuh Nuh disingkirkan Air Bah
2 Tes. 2:7- Pelayanan Gereja Gereja disingkirkan Tribulasi
8

VII. Karya Roh Kudus dalam Pewahyuan dan Inspirasi

1. Definisi
Istilah “pewahyuan atau penyataan” dalam bahasa Yunani adalah apokalypsis,
yang dapat diterjemahkan dengan “pengungkapan atau penyingkapan.” Kata
penyataan ini hubungan dengan kebenaran Alkitab berarti Allah menyatakan
kepada manusia tentang sesuatu yang sebelumnya tersembunyi (bnd. Yeh. 2:2;
8:3). Pewahyuan berhubungan dengan “materi atau bahan.”

Inspirasi adalah “pengawasan Allah terhadap para penulis, sehingga melalui


kepribadian masing-masing, menyusun dan menulis tanpa salah tentang
penyataan Allah dalam kata-kata dari naskah asli.” Inspirasi berhubungan dengan
“cara atau metode.” Kata inspirasi diterjemahkan dari kata Yunani theopneustos,
yang artinya “Allah menghembuskan keluar” (2 Tim. 3:16),

2. Saluran-Saluran dari Penyataan


a. Nabi-nabi PL.
Berita yang disampaikan oleh para nabi PL tidak berasal dari diri mereka
sendiri. Para nabi adalah alat atau instrumen yang dikhususkan, agar melalui
mereka Allah berbicara kepada umat manusia. Para nabi dipimpin oleh Roh
kudus ketika menyampaikan pesan mereka (bnd. Yer. 1:2, 4, 9, 11, 17).

b. Roh Kudus
Para penulis dibimbing langsung oleh Roh Kudus dalam menuliskan Kitab
Suci. Hal ini dijelaskan dalam 2 Petrus 1:21 bahwa Roh Kuduslah yang
menjaga para nabi dan para penulis dari kata-kata yang salah.
Dalam 2 Samuel 23:2 menjelaskan bahwa Daud dikuasai oleh Roh Kudus
Kisah para rasul 4:25; Matius 22:43
Yehezkiel 2:2; 3:24; 8:3; 11:24 – menjelaskan bahwa Roh Kudus
memampukan nabi melalui visi yang diperolehnya.
Mikha 3:8 – Roh Kudus memampukan nabi untuk berkata-kata kepada
bangsanya.

3. Cara penyataan diberikan


Allah menyatakan diri melalui berbagai cara dalam PL. Antara lain adalah
a. Melalui kata-kata yang diucapakan
Ia berbicara kepada Abraham (Kej. 18:13). Ia berbicara kepada Musa supaya
umat mau mendengar (Kel. 19:9; 20:1). Ia berbicara kepada Yesaya (Yes. 6:8).

b. Melalui mimpi
Komunikasi khusus kepada orang-orang kafir, seperti kepada Abimelekh (Kej.
18:3). Kepada Nebukadnezar (Dan, 2). Tetapi juga kepada Yakub (Kej. 31:10-
13), dan kepada Yusuf (Kej. 37:5-9).

4. Melalui penglihatan-penglihatan
Penglihatan-penglihatan kelihatannya merupakan kategori yang lebih tinggi
dalam hal penyataan, karena erat kaitannya dengan kedewasaan rohani. Para
nabi sering menerima penglihatan-penglihatan. Itulah sebabnya salah satu
panggilan atau nama para nabi adalah “pelihat” yang dalam bahasa Ibrani
disebut seer, arttinya “melihat.” Misalnya: Abraham (Kej. 15:1), Nathan (1 Taw.
17:15), Yehezkiel (Yeh. 1:1), Daniel (Dan. 8:1).

5. Theophani-tehophani
Penampakkan diri Allah dalam PL merupakan suatu manifestasi fisik yang jyga
sering terlihat. Theophani berasal dari kata “theos (Allah), phanein
(penampakkan diri Allah). Kelihatannya penampakan tersebut terkait erat
dengan orang yang telah dewasa secara rohani, sebagai suatu hak istimewa.
Misalnya: Kepada Abraham (Kej. 18), kepada Yosua (5:14), kepada Daniel (Dan.
6:22).

6. Pengilhaman Perjanjian Lama


Roh Kudus sendiri adalah pemberi dari seluruh Kitab suci termasuk PL. Ada
beberapa catatan tentang fakta tersebut, yaitu:
a. Para penulis PL sadar bahwa Roh Kudus telah membimbing mereka dalam
menulis (2 Sam. 23:2-3). Kurang lebih disebutkan empat kali dalam bagian ini
bahwa Allah berfirman kepada Daud.
b. Dalam pengajaran Tuhan Yesus menekankan bahwa para penulis PL dituntun
oleh Roh kudus (Mark. 12:36). Dengan mengutip Mazmur 110, Yesus
menjelaskan bahwa Daud mengucapkan kata-kata oleh Roh Kudus. Artinya
Yesus mendasarkan argumentasi-Nya pada kata-kata Daud sebagai ilham Roh
Kudus.

c. Rasul-rasul mengajar bahwa para penulis PL dituntun oleh Roh Kudus (Kis.
1:16; 4:24-25; 28:25). Dalam menjelaskan tentang kematian Yudas Iskariot,
Petrus menegaskan bahwa hal itu terjadi karena sudah dinubuatkan oleh Roh
Kudus melalui Daud (Kis. 1:16).

7. Pengilhaman Perjanjian Baru


Selain paragraf yang menjadi dasar pengilhaman Kitab Suci (2 Tim. 3:16), juga
terdapat bagian-bagian lain yang menunjuk pada pengilhaman Perjanjian Baru.
a. Pengesahan Kristus tentang PB
Tuhan Yesus memprediksiakn bahwa para rasul akan dijaga dalam tulisan
mereka, yang memampukan mereka menulis tanpa salah, sesuai dengan apa
yang mereka dengar daripada-Nya (Yoh. 14:26; 16:14). Hal ini menegaskan
bahwa Yohanes masih tetap mengingat secara detail tentang kehidupan
Yesus pada waktu ia menulis kitab Injilnya beberapa tahun kemudian. Pada
waktu itu Tuhan Yesus mengajar bahwa mereka belum sanggub memahami
semua yang disampaikan saat itu, tetapi sesudah itu Roh Kudus
memampukan mereka untuk mengerti semua pengajaran-Nya (Yoh. 16:12-
15).

Roh Kudus membimbing para penulis PB melalui cara-cara sebagai berikut:


 Ia mendorong para penulis untuk mengingat fakta-fakta tentang
ajaran Kristus;
 Ia memampukan mereka untuk memahami secara teologis tentang
apa yang sedang ditulis;
 Ia menjamin kekomplitan dari keseluruhan PB. Semua hal yang
terdapat dalam Yohanes 14:26, menunjukkan kepada semua
kebenaran rohani yang perlu bagi manusia, dan hal ini selaras dengan
kanon PB yang telah lengkap.

b. Kesadaran para penulis PB akan kepenulisannya


Para penulis PB menyadari bahwa sedang menulis Kitab Suci. Rasul Paulus
mengecam orang-orang Korintus tentang beberapa hal yang salah dan
memberikan kepada mereka koreksi terhadap kesalahan-kesalahan tersebiut
melalui surat pertama Korintus. Ia tegaskan bahwa “apa yang kutuliskan
kepadamu adalah perintah Tuhan” (1 Kor. 14:37). Paulus menyadari bahwa ia
sedang menulis firman dari Tuhan kepada orang-orang Kristen di Korintus.

Beberapa kesimpulan dapat diambil berkaitan dengan tulisan dan pengajaran


rasul Paulus, yakni:
 Ajaran Paulus diterima dari Tuhan melalui penyataan langsung (Gal.
1:12);
 Ajaran Paulus disampaikan kepadanya oleh Roh Kudus (1 Kor. 2:13);
 Ajaran Paulus adalah perintah Allah. Karena itu bebas dari kesalahan
(1 Kor. 14:37; 1 Tes. 4:2, 15);
 Ajaran Paulus diakui sebagai firman dari Allah oleh Gereja Mula-mula
(1 Tes. 2:13);

c. Saling Mengakui para penulis PB


Para penulis PB saling menagkui tulisan-tulisan mereka sebagai yang diilhami.
Dalam 1 Timotius 5:18, Paulus memulai pernyataannya dengan mengatakan
bahwa “Kitab Suci berkata,” kemudian ia mengutip kitab Ulangan 25:4 dan
Lukas 10:7. Dengan mengutip baik PL maupun PB, Paulus menegaakui
kewenangan keduanya. Dalam 2 Petrus 3:16, Petrus menyamakan tulisan-
tulisan Pulus sebagai bagian dari Kitab Suci.

VIII. Karya Roh Kudus dalam kehidupan Kristus


Nabi Yesaya telah menubuatkan bahwa Roh Kudus akan ditaruh di atas Mesias (Yes.
42:2), yang memberikan hikmat, kekuatan/kuasa, dan pengetahuan dalam
pelayanan-Nya (Yes. 11:2-3). Kisah dalam Injil-injil merefleksikan kuasa Roh Kudus
atas Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya sebagai penggenapan atas nubuat Yesaya.
Bukan berarti bahwa Kristus tidak memiliki kuasa dalam diri-Nya sendiri, karena Ia
juga memiliki kuasa (Yoh. 10:18). Fakta bahwa Kristus melayani di dalam kuasa Roh
Kudus, menekankan tentang kesatuan dalam Trinitas (bnd. Yoh. 5:31-44; 6:29; 8:18;
10:37-38).

1. Dalam Kandungan seorang perawan.


Baik Matius maupun Lukas menegaskan tentang pelayanan Roh Kudus dalam
menyebabkan kandungan Maria. Kata “dari [Yun: ek] Roh Kudus” (Mat. 1:20).
Ada ungkapan “Roh Kudus akan turun atasmu” (Luk. 1:35), dan “menaungi...”
menunjukkan peran Roh Kudus dalam memperanakkan Yesus. Kata “turun
atasmu” dari eperchomai dipakai juga dalam Kisah Para Rasul 1:8. Kata
“menaungi” menegaskan tentang kehadiran kuasa Allah yang turun ke atas
Maria, supaya ia dapat mengandung seorang bayi, yang akan disebut Anak Allah.
Hasilnya.
a. Sifat kemanusiaan Yesus menjadi eksis. Walaupun demikian, bukan
Kristus baru eksis, karena sesungguhnya eksistensi Kristus sudah sejak
kekal di masa lampau. Namun demikian, kemanusiaan-Nya baru mulai
dalam kandungan Maria.
b. Sifat kemanusiaan Kristus tidak berdosa (Ibr. 4:14-15). Walaupun
kemanusiaan-Nya seratus persen sejati, namun Ia tidak dicemari oleh
dosa. Walaupun Ia dikandung oleh ibu manusia, namun konsepsinya
adalah oleh Roh Kudus yang menjamin ketidakberdosaan Kristus. Ini
sebuah doktrin yang mendasar dalam keimanan Kristen yang perlu
disadari oleh kekristenan, sebab jika tidak, maka Kristus tidak berbeda
dengan manusia lainnya. Rasul Yohanes menyatakan bahwa “di dalam Dia
tidak ada dosa” (1 Yoh. 3:5).
c. Sifat kemanusiaan Yesus menyebabkan keterbatasan-keterbatasan.
Walaupun Kristus tanpa dosa, Ia juga secara manusia mengalami
kelelahan (Yoh. 4:6); ia mengalami kehausan (Yoh. 4:7); Ia tidur (Mat.
8:24); Ia menangis (Yoh. 11:35); ia menyerahkan diri-Nya secara rela
kepada keterbatasan-keterbatasan manusia.

2. Dalam hidup dan pelayanan Kristus


a. Roh Kudus mengurapi Kristus (Luk. 4:18; Kis. 10:38). Hal ini merupakan
penggenapan dari nubuatan dalam kitab Yesaya 61:1. Pengurapan tersebut
memberi arti bahwa:
 Penetapan Yesus sebagai Mesias dan Raja Israel (proklamasi). Dalam
Yohanes 1:31, Yohanes pembaptis menyatakan Yesus kepada bangsa
Israel. Hal ini sebagai cara yang biasa dilakukan dalam PL (1 Sam.
16:6-13).
 Pengurapan memperkenalkan Yesus kepada pelayanan publik-Nya
(Kis. 10:38). Seudah pembaptisan, Yesus memulai pelayanan,
mengajar dan melakukan banyak mujizat.
 Pengurapan menyebabkan Yesus dipenuhi dengan kuasa bagi Yesus
untuk pelayanan publik-Nya (Luk. 4:18). Meskipun Yesus sendiri
memiliki kuasa dari diri-Nya sendiri, namun hal itu menyatakan
kesatuan dalam ke-Tritunggal-an Allah, dan saling ketergantungan
Yang Satu terhadap Yang lainnya dalam Trinitas itu.
 Pengurapan itu ialah otentitas Ilahi Yesus. Di saat pembaptisan-Nya,
terdengan suatu pernyataan yang bersifat otentitas dari Allah Bapa
bahwa “Inilah Anak-Ku yang kekasih, kepada-Nya Aku berkenan”
(Mat. 3:17).
b. Roh Kudus memenuhi Kristus
Dalam Lukas 4:1 berkata “Yesus ... penuh dengan Roh Kudus ...di bawah oleh
Roh Kudus....” Bentuk kata kerjanya imperfect tence yang menjelaskan
kegiatan yang berlanjut. Artinya Yesus sejak saat itu dan seterusnya di bawah
tuntunan Roh Kudus. Dalam Markus 1:12 berkata: “ Roh Kudus membawa Dia
ke padang gurun.” Kata “membawa” [Yun: imple] menegaskan seluruh hidup
kemanusiaan-Nya dikuasai oleh Roh Kudus, yaitu dari kelahiran-Nya sampai
kepada kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Ini juga merupakan
penggenapan dari Yesaya 11:2 dan 42:1, bahwa Kristus secara terus menerus
dipenuhi oleh Roh Kudus.

c. Peranan Roh Kudus, hubungan Kematian Kristus


Bukan saja Roh Kudus bertanggung jawab untuk membawa kemanusiaan
Yesus eksis di bumi dan memenuhi Dia dalam pelayanan Yesus di bumi,
melainkan juga Roh Kudus memainkan peranan penting dalam hubungan
dengan kematian-Nya (Ibr. 9:14). Rupanya konsep kematian Yesus sangat
mempengaruhi pikiran penulis surat Ibrani ketika menulis kitabnya. Jika
demikian, maka Roh Kudus yang turun ke atas Hamba dalam Yesaya 42:1,
itulah juga Roh Kudus yang memimpin Hamba itu agar memikul dosa banyak
orang (Yes. 52:13 – 53:12).

d. Peranan Roh Kudus, hubungan dengan nkebangkitan Kristus


Catatan Alkitab mengindikasikan bahwa setiap Pibadi dari ke-Tritunggal-an
Allah mengambil bagian dalam kegiatan besar dari kebangkitan Kristus.
Kristus dibangkitkan oleh kuasa Allah Bapa (Ef. 1:19-20; Maz. 16:10), tetapi
Kristus juga memiliki kuasa untuk membangkitkan diri-Nya sendiri (Yoh.
10:18). Roh Kudus juga terlibat secara efektif dalam kebangkitan Kristus (Rm.
1:4; 8:11; 1 Ptr. 3:18).

IX. Dosa melawan Roh Kudus

1. Latar belakang sejarah


Meskipun dalam Kitab Suci telah dinyatakan tentang dosa-dosa melawan Roh
Kudus, yang disebut “memandamkan” (1 Tes. 5:19), dan “mendukacitakan” (Ef.
4:30), namun selalu dalam pikiran orang bahwa dosa melawan Roh Kudus adalah
hanyalah “menghujat.”

Perlu memahami konteks tentang dosa penghujatan yang dilakukan terhadap


Roh Kudus (Mat. 12:31-32). Yesus sudah menyatakan diri kepada bangsa Israel
melalui ajaran-ajaran-Nya (Mat. 5 - 7), dan mujizat-mujizat-Nya (Mat. 8:10). Jadi
tanda-tanda ke-Mesias-an-Nya telah ditunjukkan di tengah-tengah bangsa ini.
Kemudian, para pemimpin agama bertanya-tanya, bahwa “Siapakah Kristus?”
(Luk. 5:14 dengan 5:17). Apakah Dia Mesiah? Apa yang mereka katakan tentang
mujizat-mujizat-Nya?

Akhirnya kesimpulan puncak yang mereka ambil adalah pada Matious 12 itu
sebagai kulminasi atau puncak dosa dengan jalan melawan Roh Kudus. Narasi
dalam Matius 12:22 menjelaskan bahwa seorang dirasuk Setan disembuhkan
oleh Tuhan Yesus. Dalam ayat 23 menunjukkan bahwa banyak takjub dan
berkata: “Ia ini agaknya Anak Daud.” Namun para pemimpin agama menjawab
dengan berkata: “Dengan Baalzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.” Jadi di
sini titikpuncak penolakan kepada Yesus sebagai Mesias oleh bangsa Yahudi.

Orang atas-Nya Allah menaruh Roh-Nya kepada-Nya (Mat. 12:18), dikatakan oleh
orang-orang farisi bahwa Ia melakukan pekerjaan-Nya dengan kuasa setan. Dan
dalam konteks ini, Yesus mengaskan bahwa menghujat Roh Kudus, tidak akan
pernah diampuni.

2. Penjelasan
Dosa melawan Kristus. Para pemimpin agama telah mendengar ajaran Yesus, dan
telah melihat mujizat-mujizat-Nya, namun evaluasi mereka tentang Kristus ialah
bahwa Kristus melakukan mujizat dengan bantuan kuasa Setan. Inilah dosa
melawan Kristus. Seharusnya mereka mengakui Dia sebagai Mesias, justru
sebaliknya mereka mengatakan Yesus melakukan mujizat dengan kuasa setan.
Mereka tidak menyangka mujizat yang dilakukan oleh Yesus, tetapi menyangkal
sumber dari mujizat tersebut, yang sesungguhnya dari Allah.

Orang sesungguhnya diutus untuk membebaskan Israel baik secara rohani


maupun secara nasional, justru ditolak bahkan dituduh melakukan konspirasi
dengan setan. Penolakan tersebut adalah dasar dari dosa melawan Roh Kudus.

Dosa melawan Roh Kudus. Allah berkata: “Aku akan menaruh Roh-Ku ke atas-
Nya” (Mat. 12:18), tetapi para pemimpin agama berkata: “orang ini mengusir
setan dengan Beelzebul, penghulu seta” (Mat.12:24). Orang-orang Farisi telah
melihat pekerjaan Yesus, tetapi menyebut pekerjaan Yesus itu adalah pekerjaan
setan. Dosa melawan Roh Kudus adalah final, karena mereka adalah saksi-saksi
mata terhadap kata-kata dan pekerjaan Yesus. Mereka diampuni ketika berdosa
melawan Kristus, tetapi karena mereka tidak mempercayai kesaksian Roh Kudus
yang adalah kesaksian final, maka mereka tidak akan pernah diampuni. Tidak ada
lagi kesaksian selanjutnya yang akan diberikan. Jadi, dosa melawan Roh Kudus
adalah kekal (Mat. 12:31-32). Tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat,
sehingga tidak akan ada pengampunan.
3. Pertanyaan
Apakah dosa melawan Roh Kudusdapat dilakukan pada masa sekarang? Dari
peristiwa yang terdapat dalam Matius 12:22 dan seterusnya tentang dosa
penghujatan Roh Kudus itu adalah berkaitan dengan melihat Yesus secara
langsung, dan menanggapi mujizat yang dilakukan sebagai pekerjaan setan. Perlu
disadari bahwa hal menghujat Roh Kudus itu tidak sama dengan
ketidakpercayaan. Tidak ada indikasi dalam Kitab Suci bahwa jika seseorang
bpernah menolak percaya kepada Injil, maka ia tidak akan pernah lagi mendapat
kesempatan untuk percaya, atau tidak ada dosa pada hari ini yang tidak
diampuni. Seseorang yang pertama mendengar Injil kemudian menolak, tetapi
lalu pada hari ini berubah dan percaya. Kecuali seseorang membuat penolakan
secara permanen dan terus dalam ketidak percayaan.

X. Karya Roh Kudus dalam Keselamatan

1. Menginyafkan (Yoh. 16:8-11)


a. Definisi
Menginsyafkan artinya menempatkan kebenaran Injil begitu jelas dihadapan
orang yang belum diselamatkan sehingga diakuinya sebagai kebenaran,
apakah Kristus akan diterima sebagai Tuhan dan Juru selamat, atau ditolak.

b. Menginsyafkan tentang
 Insyafkan dosa. Kenyataan dosa adalah karena tidak percaya ;
 Insyafkan kebenaran. Menginsyafkan tentang kebenaran Kristus,
karena Ia telah turun ke kuburan, Ia telah bangkit dan telah naik ke
sorga;
 Insyafkan penghakiman. Menginsyafkan tetang penghukuman karena
setan telah dihukum;

2. Melahirkan Baru (Yoh. 3:3, 5; Titus 3:5)


a. Definisi kelahiran baru
Kelahiran baru adalah tindakan Roh Kudus kepada seseorang di dalam
melahirkan baru saat percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamtanya. Dengan jalan itu, Allah mengaruniakan hidup yang kekal
kepada orang itu.

b. Cara
Ini sepenuhnya pekerjaan Pibadi ketiga di dalam ke-Tritunggal-an Allah, yakni
Roh Kudus (Yoh. 3:3-7; Titus 3:5). Iman adalah persyaratan yang dituntut dari
manusia yang memungkin Roh Kudus melakukan kelahiran baru dan firman
Allah yang menjadi isi dari iman itu.

c. Ciri-cirinya
 Terjadi seketika, bukan proses;
 Tidak tergantung pada pengalaman emosi, walaupun ada keterlibatan
emosi;

d. Hasil / Akibat
 Menjadi ciptaan baru (2 Kor. 5:17);
 Menjadi hidup baru (1 Yoh.1:9);

3. Mendiami
a. Ayat kunci yang menjelaskan tentang pelayanan Roh Kudus ini adalah
Yohanes 14:16. Dalam teks ini menjelaskan bahwa Roh Kudus akan mendiami
orang-orang percaya, dan bahwa pendiaman itu adalah permanen.

b. Roh Kudus adalah karunia. Roh Kudus dikaruniakan kepada semua orang
percaya dalam Yesus tanpa kecuali, tidak ada syarat yang lain kecuali iman
kepada Yesus (Yoh. 7:37-39). Beberapa ayat yang menyinggung tentang
kebenaran ini dapat direnungkan: 2 Korintus 1:22; 1 Tesalonika 4:8 dan 1
Yohanes 4:13. Karena Roh Kudus diberikan sebagai suatu karunia, maka tidak
ada alasan bagi manusia kecuali menerima-Nya.

c. Roh Kudus diberikan pada waktu seseorang diselamatkan. Pernyataan ini


menegaskan bahwa orang yang belum diselamatkan tidak memiliki Roh
Kudus. Dalam Efesus 1:13 mengatakan bahwa Roh Kudus diberikan pada saat
seseorang diselamatkan. Dan pada saat yang sama orang percaya
dimeteraikansebagai tanda milik sah dari Allah.

d. Orang yang tidak memiliki Roh Kudus bukanlah orang percaya. Dalam Roma
8:9 menekankan bahwa “jika seorang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan
milik Kristus.” Yudas menunjuk kepada orang-orang yang tidak percaya
sebagai orang-orang “tanpa Roh Kudus” (Yud. 19).

e. Roh Kudus mendiami orang-orang percaya yang cara hidupnya duniawi.


Orang-orang Kristen di Korintus yang sedang terjerumus dalam perbuatan-
perbuatan yang sumbang, yang membawa saudara-saudaranya ke
pengadilan, serta dosa lain, mereka tetap didiami oleh Roh Kudus (1 Kor.
6:19). Jika hanya orang Kristen tertentu saja yang didiami Roh Kudus, maka
tentu orang-orang Kristen Korintus akan dikatakan tidak didiami oleh Roh
Kudus. Dalam Roma 8:9 dan 2 Kor. 1:22 menyebabkan konklusi yang harus
diambil, yaitu bahwa semua orang percaya, tak peduli kondisi rohani mereka,
didiami oleh Roh Kudus.

f. Roh Kudus mendiami orang-orang percaya secara permanen. Bukan saja Roh
Kudus mendiami orang percaya, tetapi bahwa pendiaman tersebut adalah
bersifat permanen (Yoh. 14:16). Roh Kudus diberikan kepada orang-orang
percaya sebagai “jaminan” sebagai suatu verifikasi masa depan mereka yang
penuh kemuliaan (2 Kor. 1:22; Ef. 1:14; 4:30).

Perbedaan Pendiaman Roh Kudus

No. Masa PL Masa PB


1. Pada beberapa orang Pada semua orang percaya
2. Tempopral Permanen
3. Untuk tugas khusus Untuk kehidupan Kristen
4. Di atas – pada Diam
5. Aktivitas fisik Aktiviotas rohani
6. Tidak harus orang percaya. Hanya orang percaya

4. Membaptis
a. Definisi
Pembaptisan Roh Kudus adalah pekerjaan Roh Kudus yang melaluinya orang
percaya ditempatkan dalam kesatuan dengan Kristus dan kesatuan dengan
sesama orang percaya dalam tubuh Kristus (1 Kor. 12:13).

b. Penjelasan
 Pembaptisan Roh Kudus adalah unik dalam masa gereja. Karena
peristiwa ini tidak pernah terjadi dalam PL, dan ini hanya terjadi pada
masa Gereja.
 Pembaptisan Roh Kudus melibatkan semua orang percaya dalam masa
gereja ini. Kata “semua” dalam 1 Korintus 12:13 menegaskan kebenaran
tersebut. Dalam Surat Galatia 3:27-28 mengindikasikan “semua
kamu”dibaptis dalam Kristus, dan menjadi “satu dalam Kristus,” tidak
menjadi soal apakah mereka orang Yahudi atau Yunani, budak atau
merdeka, perempuan atau laki-laki, semua disatukan dalam Kristus.
Penting diperhatikan juga bahwa kehidupan orang Kristen yang masih
duniawi, seperti orang Korintus, bukanlah halangan untuk menjadi satu
dalam pembaptisan ini.
 Baptisan Roh Kudus bukanlah pengalaman. Baptisan Roh Kudus terjadi
pada saat seorang diselamatkan, maka hal ini bukanlah pengalaman.
 Baptisan Roh Kudus dilakukan oleh Roh Kudus. Tidak ada dua baptisan
Roh Kudus. Sebagian orang Kristen berkata bahwa 1 Korintus 12:13
yang berkata: “oleh Roh Kudus” [by one Spirit], yang menempatkan
orang percaya ke dalam tubuh, dan Kisah Para Rasul 1:5 menggunakan
“dengan Roh Kudus” [with the Spirit], yang diartikan sebagai kuasa
untuk pelayanan.

5. Memetraikan
a. Definisi
Pemeteraian Roh Kudus adalah salah satu karya Allah untuk menjamin
keselamatan orang-orang yang telah diselamatkan (2 Kor. 1:22; Ef. 1:13-14;
4:30).

Dalam 2 Korintus 1:22 berkata: Allah “memeteraikan kita dan memberikan


Roh-Nya dalam hati kita sebagai jaminan.”

Dalam PL, meterai dipakai dalam berbagai cara yang menunjukkan sebuah
dokument otentik (misalnya: perkawinan), keaslian dari peralihan kekuasaan
dari seorang penguasa kepada penguasa yang lain, dipakai juga sebagai
penutup untuk menjamin sesuatu, juga dipakai untuk memverifikasi
penceraian.

Jadi, Roh Kudus diberikan kepada orang yang percaya kepada Yesus sebagai
meterai, mengindentifikasikan bahwa orang percaya tersebut adalah milik
Allah.

b. Penjelasan
Ide utama dari pemeteraian itu adalah “pemilikan” [ownership]. Orang
percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus yang membuktikan bahwa orang
percaya itu adalah milik Allah. Hal ini ibarat seorang peternak yang menyelar
lembu sebagai tanda kepemilikannya. Allah menaruh meterainya, yaitu Roh
Kudus dalam kehidupan orang percaya yang menyatakan bahwa orang yang
percaya Yesus adalah milik-Nya.

XI. Kepenuhan Roh Kudus


Pemenuhan Roh Kudus berbeda dengan pelayanan-pelayanan lainnya dari Roh
Kudus. Pendiaman, baptisan Roh Kudus, kelahiran baru dan pemeteraian tidak
menekankan tentang pengalaman emosional, dan terjadi pada saat pertobatan.
Sedangkan pemenuhan Roh Kudus adalah pengalaman dan dapat terjadi berulang-
ulang pada kehidupan orang percaya.
1. Definisi pemenuhan
Nats yang menjadi dasar dari pemenuhan Roh Kudus adalah dalam Efesus 5:18,
yang berbunyi “Hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus.” Perintah ini
diberikan dengan kontras terhadap larangan, “jangan mabuk anggur.”
Pemabukan anggur menyebabkan seseorang tidak dapat mengontrol atau
mengendalikan dirinya. Sedangkan sifat dari kehidupan Kristen adalah kontras
dengan pemabukan yang tidak dikontrol.

Kata “penuh” [dipenuhi – kata kerja pasif] dari kata plereusthe, yang artinya
“dikontrol.” Jadi yang dimaksudkan adalah Roh Kudus terus menerus mengontrol
dan mendominasi kehidupan orang percaya. Contoh lain dapat dilihat dari 1
Korintus 2:9 – 3:4. Orang duniawi yang hidup dibawah kuasa daging, sesuai
dengan pendiktean oleh daging, sedang orang-orang rohani adalah orang yang
hidup oleh kuasa Roph Kudus.

2. Penjelasan
Dipenuhi oleh Roh Kudus di dasarkan pada dua alasan:
a. Pertumbuhan kehidupan rohani, agar makin menyerupai Kristus (Gal. 5:22-
23; bnd. Rm. 8:29).

Dalam 1 Korintus 3:1-3, Paulus menyebutkan orang-orang Kristen di Korintus


dengan “manusia duniawi” [Yun: sarkikos], yaitu kehidupan yang dikontrol
oleh kedagingan. Jalan untuk mengatasi persoalan ini adalah hidup yang
dikontrol atau dipenuhi oleh Roh Kudus.

b. Penting untuk pelayanan orang percaya (Kis. 4:31; 9:17, 20).


Dalam Kisah Rasul 4:31 terlihat kaitan yang erat antara pemenuhan Roh
Kudus yang menyebabkan orang percaya beroleh keberanian untuk
memberitakan Firman Allah. Pada waktu Paulus dipenuhi Roh kudus, ia mulai
memberitakan bahwa Yesus adalah Anak Allah (Kis. 9:17, 20).

Dalam Efesus 5:18, ada tiga faktor kaitan dengan dipenuhi Roh Kudus atau
pemenuhan Roh Kudus, yaitu:

a. Pemenuhan itu adalah perintah. Dalam Kitab Suci, tidak ada perintah untuk
didiami Roh Kudus dan dimeteraikan Roh Kudus, kecuali hanya pemenuhan
Roh Kudus. “Hendaklah kamu terus dipenuhi Roh Kudus” untuk kedewasaan
rohani dan pelayanan.
b. Pemenuhan itu adalah bersyarat. Pelayanan Roh Kudus yang lain tidak
bersyarat, kecuali hanya dipenuhi adalah bersyarat. Persyaratan itu adalah
ketaatan terhadap perintah itu.
c. Pemenuhan itu terjadi berulang-ulang. Kata kerja “dipenuhi” dipakai dengan
bentuk pasif dalam kala kini, yaitu present tense. Hal ini memberi arti bahwa
pemenuhan Roh Kudus bukanlah pengalaman satu kali, sebaliknya peristiwa
yang terjadi berulang-ulang.

3. Persyaratan
Meskipun dalam Efesus 5:18 berisi perintah untuk dipenuhi oleh Roh kudus,
namun ada persyaratan-persyaratan yang berkaitan dengan pemenuhan oleh
Roh Kudus. Karena itu perlu menyimak beberapa peringatan berikut ini:
a. Jangan mendukacitakan Roh Kudus (Ef. 4:30). Konteks nas ini berkaitan
dengan dosa.
 Orang-orang percaya diperingatkan agar tidak berdusta (Ef. 4:25);
 Janganmarah berkepanjangan (Ef. 4:26);
 Janganmenyimpan kepahitan atau tidak memaafkan (Ef. 4:31-32);

Pada waktu orang-orang percaya melakukan hal-hal di atas, mereka sedang


mendukacitakan Roh Kudus, dan dosa akan mencegah terjadinya pemenuhan
Roh Kudus.

b. Jangan memandamkan Roh Kudus (1 Tes. 5:19). Konteks dari ayat ini
berkaitan dengan pelayanan.
 Orang percaya dihimbau agar berdoa dengan tidak putus-putusnya (1
Tes 5:17);
 Mengucap syukur (1 Tes. 5:18);
 Dan jangan meremehkan nubuat-nubuatan (1 Tes. 5:20);

Padawaktu orang-orang percaya menyiram air dingin pada api pelayanan,


maka mereka sedang memandamkan Roh. Pelayanan Roh tidak patut untuk
dihalangi, juga orang-orang Kristen tidak patut menghalangi orang lain dalam
pelayanannya bagi Allah.

c. Hiduplah oleh Roh (Gal. 5:16). “Hidup” berarti dipimpin Roh dan tidak
dikontrol atau didominasi oleh sifat lama. Orang-orang percaya dinasihati
untuk hidup dalam kuasa Roh Kudus. Hal-hal yang berhubungan dengan
tantangan di atas adalah dengan sebuah solusi, yaitu pengakuan dosa (1 Yoh.
1:9), serta penyerahan diri secara total kepada Allah (Rm. 6:13; 12:1-2).

d. Akibat. Hasil dari kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah

 Menghasilkanbuah melalui diri seorang percaya (Gal. 5:22-23).


 Orang-orang yang baru percaya menerima pengajaran dari Roh Kudus
(1 Kor. 2:9-14; Yoh. 16:12-15);
 Orang-orang percaya akan memperlihatkan sukacita, kesatuan, ucapan
syukur dalam jemaat (1 Tes. 5:19-20);
 Orang-orang percaya akan dipersatukan dalam pelayanan (1Tes. 5:17-
22);
 Menunjukkan penyerahan diri kepada Allah dan tidak mengikuti pola
hidup duniawi (Rm. 12:1-2);

XII. Karunia-karunia Roh Kudus

1. Pengertian
Ada dua istilah yang dipakai untuk menjelaskan karunia-karunia rohani.

Pertama: pneumatikos yang artinya “hal-hal rohani” atau hal-hal yang berkaitan
dengan Roh. Kata ini menekankan tentang sifat rohani dan asal karunia-karunia
rohani [spiritual things]. Karunia-karunia yang dimaksud di sini berbeda dengan
talenta. Karunia rohani bersumber dari Roh Kudus, yang secara adikodrati
diberikan kepada orang-orang percaya oleh Roh Kudus saat seorang percaya
Kristus (1 Kor. 12:11).

Kedua: Kata yang juga sering dipakai adalah charisma, yang artinya “pemberian
anugerah” [grace gift]. Kata ini menekankan bahwa karunia-karunia ini
merupakan pemberian yang berasal dari Allah. Karunia bukan suatu
pengembangan kemampuan, namun pemberian yang dikaruniakan kepada orang
percaya (1 Kor. 12:4). Dalam Roma 12, Paulus menjelaskan bahwa karunia-
karunia rohani adalah diterima melalui pemberian anugerah kepada orang
percaya (Rm. 12:3, 6).

Jadi, definisi yang sederhana dari penjelasan ini adalah “pemberian Ilahi yang
berupa kemampuan yang khusus kepada anggota-anggota tubuh Kristus untuk
pelayanan.”

2. Penjelasan
Ada dua konsep yang perlu dijelaskan berkaitan dengan karunia-karunia rohani:
a. Karunia rohani kepada seorang percaya secara individu untuk
memampukannya dalam pelayanan rohani (1 Kor. 12:11).
b. Karunia rohani kepada Gereja adalah orang yang secara unik diperlengkapi
untuk pembangunan dan pendewasaan gereja (Ef. 4:11-13).
Konsep yang salah berkaitan dengan karunia-karunia rohani. Bahwa karunia
rohani itu adalah tempat melayani. Misalnya: seseorang dianggap mempunyai
karunia rohani untuk melayani di tempat kumuh. Atau ada yang mengatakan
bahwa ia diberi karu nia untuk melayani di antara pelajar atau siswa. Perlu
diingat bahwa karunia rohani tidak sama dengan talenta alamiah. Mungkin ada
hubungan antara karu nia rohani dengan talenta, namun perlu diingat bahwa
talenta atau bakat adalah sesuatu yang dibawah sejak lahir, kemudian
dikembangkan. Sedangkan karunia rohani diberikan secara supranatura oleh
Allah pada saat seseorang bertobat dan percaya.

Jadi, ketika seseorang lahir satu kali secara jasmani, maka bakat atau talenta
dibawah saat itu. Sedangkan karunia rohani adalah hanya kepada otrang-orang
telah lahir dua kali, yaitu secara roh, maka karunia rohani dikaruniakan saat itu.
Namun keduanya saling mendukung di dalam melayani Tuhan.

Perbedaan Karunia roh dan Talenta/bakat

No. Talenta/ bakat Karunia Rohani


1. Sarana Lewat orangtua Langsung dari Tuhan
2. Dimiliki Semua orang Hanya orang percaya
3. Waktu memiliki Sejak lahir Sejak lahir baru
4. Tujuan Untuk kepentingan Untuk kepentingan rohani
jasmani

3. Deskripsi tentang karunia-karunia rohani


a. Rasul (Ef. 4:11).
Di sini perlu diadakan perbedaan antara karunia rohani dan jabatan. Rasul
sebagai jabatan sangat terbatas, yaitu hanya kepada 12 murid Tuhan Yesus
dan Paulus. Dalam Lukas 6:13, Tuhan Yesus memanggil para murid dan
menjadikan mereka sebagai rasul-rasul. Kemudian kepada ke 12 rasul itu
diberikan otoritas yang unik dan terbatas hanya pada mereka yang ada dalam
jabatan tersebut (Luk. 9:1; Mat. 10:1).

Kualifikasi para rasul sudah jelas sebagaimana dijelaskan dalam Kisah Rasul
1:21-22, yakni mereka yang menjadi rasul adalah yang berjalan nbersama
Tuhan dari saat baptisan Yohanes sampai kenaikan Yesus ke Sorga. Paulus
juga sebagai rasul adalah unik. Rasul Paulus menyebut dirinya sebagai anak
yang lahir sebelum waktunya (1 Kor. 15:8-9).

Karunia Rasul disebutkan dalam 1 Korintus 12:28 dan Efesus 4:11. Kata
“rasul” dari istilah Yunani “apostle” berasal dari kata apo artinya “dari” stello
artinya “mengirim.” Jadi apostle berarti orang yang “diutus dari.” Dalam arti
teknis, rasul adalah keduabelas murid yang dipilih oleh Tuhan, yang memiliki
jabatan kerasulan, tetapi juga sebagai karunia. Dengan pengertian ini, para
rasul diberi karunia untuk meletakan dasar gereja (Ef. 2:20). Dan ketika dasar
gereja telah diletakan, maka karunia rasul tidak diperlukan lagi, sama seperti
keduabelas itu tidak ada lagi, karena tidak ada seorangpun sesudah itu
menaruh persyaratan yang disebutkan dalam Kisah Rasul 1:21-22 tersebut.

b. Nabi (Rm. 12:6; 1 Kor. 12:10; dan Ef. 4:11).


Rasul menerima informasinya langsung melalui pernyataan dari Allah.
Misalnya, nabi Agabus mengumumkan kelaparan yang akan datang menimpa
seluruh dunia (Kis. 11:28), dan penawanan Paulus di Yerusalem (Kis. 21:110-
11). Melqlui penyataan langsung nabi menerima pengetahuan Ilahi yang
“misteri” (1 Kor. 13:2), yang tentu saja manusia tidak dapat memahaminya.
Sebelum kempletnya kanon, karunia nabi adalah penting untuk edifikasi
Gereja (1 Kor. 14:3).

Nabi menerima penyataan langsung dari Allah dan mengajar umat bagi
pembangunan, dorongan dan penghiburan (1 Kor. 14:3). Karena penyataan
itu langsung datang dari Allah, maka penyataan itu benar adanya dan
kesejatian nabi dapat diperlihatkan melalui akurasi nubuatannya (bnd. Ul.
18:20, 22). Nubuatan melibatkan baik ramalan tentang peristiwa-peristiwa
yang akan terjadi di masa depan, maupun tentang kebenaran Allah yang
berkaitan dengan nasihat dan instruksi atau pengajaran. Karunia nabi juga
berkaitan dengan fondasi gererja yang telah diletakan (Ef. 2:20). Mengingat
dasar Gereja telah diletakan, dan kanon PB telah komplit, maka tidak
diperlukan karunia lain. Jadi karunia Nabi sudah berakhir namun fungsi
kenabiaannya masih berlaku hingga, yaitu berbicara atas nama Allah kepada
umat melalui Alkitab.

c. Mujizat (1 Kor. 12:10).


Mujizat tidak didemonstrasikan secara semparangan di seluruh Alkitab, tetapi
hanya terjadi dalam tiga periode utama, yaitu:
 pada zaman Musa dan Yosua;
 pada zaman Elia dan Elisa;
 pada Kristus dan para rasul-Nya;

Mujizatterjadi dengan maksud untuk membuktikan keaslian berita. Karena


itu, dalam periode-periode diatas, Allah memampukan para utusan-Nya
untuk melakukan mujizat-mujizat yang luar bisa demi meneguhkan berita
yang mereka sampaikan.
Karunia mujizat memiliki pengertian yang lebih luas dari karunia kesembuhan.
Kata mujizat berarti kuasa atau pekerjaan yang disertai kuasa. Misalnya:
ketika Petrus menghukum Ananias dan Safira (Kis. 5:3, 5), Paulus menghukum
Elimas, penyihir dengan menjadi buta (Kis. 13:8-11). Kata ini juga dipakai
untuk melukiskan mujizat-mujizat yang dilakukan Kristus (Mat. 11:20, 21, 23;
13:54).

Perlu dibedakan antara mujizat dan karunia mujizat. Meskipun karunia


mujizat –kemampuan dari seseorang melakukan aksi-aksi yang ajaib –
berakhir pada masa rasul-rasul. Hal ini bukan berarti mujizat telah berhenti
sekarang. Allah bisa saja langsung menjawab doa seorang percaya dan
melakukan mujizat dalam hidupnya. Allah juga menyembuhkan seorang yang
sedang mengalami penyakit yang mematikan dengan jalan mnenjawab doa.

d. Kesembuhan (1 Kor. 12:9).


Aspek yang sempit dari karunia mujizat adalah kesembuhan (1 Kor. 12:9, 28,
30). Kata ini dipakai dalam bentuk jamak, yakni iamaton yang artinya
kesembuhan-kesembuhan. Dalam kitab 1 Korintus 12:9 menyebutkan
“berbagai kelompok penyakit yang berbeda disembuhkan.”

Karunia kesembuhan melibatkan kemampuan seseorang untuk


mendatangkan kesembuhan bagi yang mengalami berbagai penyakit.

Jika diperhatikan dalam mujizat-mujizat yang terjadi dalam PB, maka


kesembuhan tersebut adalah:

No. Sifat Mujizat Nas


1. instan atau seketika (Markus. 1:42
2. Komplit Matius 14:36
3. Permanent Matius 14:36
4. Terbatas Markus 1:40
5. Tanpa syarat – termasuk orang Yohanes 5:25
yang tidak percaya atau tanpa
Yesus
6. Atas dasar permohonan Lukas 5:15
7. Subordinasi – artinya sesudah Lukas 9:6
firman Allah disampaikan
8. Signifikan – untuk konfirmasi Yohanes 3:2; Kisah Rasul 2:22;
tentang pribadi-Nya dan rasul- Ibrani 2:3
rasul sebagai utusan Allah dan
kata-katanya berasal dari Allah
9. Penuh sukses – kecuali kasus di Matius 17:20
mana murid-murid kurang iman
sehingga gagal
10. Inklusif – demonstrasi yang Markus 5:39-43; Lukas 7:14;
unggul dalam membangkitkan Yohanes 11:44; Kisah Rasul
orang mati 9:40.

Perlu dibedakan antara “karunia kesembuhan” dan kesembuhan itu sendiri.


Sama seperti karunia mujizat, karunia kesembuhan juga dianggap telah
berhenti sesudah kanon kitab suci menjadi komplit. Namun demikian, Allah
dapat saja mendengarkan doa dengan jalan menyatakan kesembuhan kepada
seseorang yang sedang menderita kesakitan.

Ada beberapa kasus juga dalam Alkitab yang memberitahukan kepada kita
bahwa Allah memutuskan untuk tidak menyembuhkan (2 Kor. 12:8-9; 1 Tim.
5:23).

e. Bahasa Roh (1 Kor. 12:28).


Dalam beberapa tempat di Alkitab, ditemukan tentang karunia bahasa Roh,
antara lain adalah:

Intisari Keterangan Nas


Bahasa Roh adalah Ketika orang Yahudi asli dari luar Kis. 2:6, 8, 11
languages mengunjungi Yerusalem pada hari
Pentekosta, maka mereka mendengar
para rasul berbicara dalam bahasa
mereka.
Bahasa roh dalam Tidak ada bukti tongues di Korintus 1 Kor. 13:1
Kisah Rasul dan berbeda, artinya di Korintus itu adalah
dalam Korintus bahasa Malaikat – tidak ada bukti.
adalah sama
Tongues adalah Karunia-karunia yang sangat mendasar 1 Kor. 12:28;
karunia yang lebih diberuikan untuk pembangunan Gereja Ef. 4:11
rendah. adalah rasul, nabi, pemberita Injil,
gembala-pengajar dan guru. Bahasa roh
disebutkan terakhir mengindisikasikan
bahwa roh itu bukan karunia utama.
Bahasa roh Frase yang berbunyi: “they will cease” 1 Kor. 13:8
bersifat temporal dalam bentuk middle voice,
menekankan bahwa bahasa roh itu
“akan berhenti dengan sendirinya.”

Implikasi
Bahasa roh tidak akan diteruskan sampai “yang sempurna itu tiba” –
waktunya ketika pengetahuan dan nubuat berakhir jika penggunaannya
berakhir. Jika tongue akan berlanjt sampai “yang sempurna itu tiba,” maka
kata kerja yang dipakai seharusnya pasif. Jadi, nampaknya bahasa roh yang
diberikan pada orang-orang percaya di Korintus yang kanak-kanak secara
rohani (1 Kor. 13:10-11; 14:20).

Catatan
Tongue dipakai bagi orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dengan
pengertian sebagai penginjilan (1 Kor. 12:21-22). Pada waktu orang Yahudi
yang tidak percaya memasuki pertemuan dan orang-orang berbicara dalam
bahasa asing, maka itu akan memimpin mereka untuk percaya Yesus sebagai
Mesias mereka.

f. Menafsirkan Bahasa Roh (1 Kor. 12:10).


Karunia menafsirkan bahasa roh menuntut kemampuan supra natura dari
seseorang dalam pertemuan jemaat untuk menafsirkan bahasa asing, yang
disampaikan oleh seseorang yang berkarunia bahasa roh.

g. Penginjilan (Ef. 4:11).


Kata “euanggelistas” diterjemahkan dalam bahasa Inggris denmgan
evangelists, yang berarti “seorang yang memberitakan kabar baik.”

Definisinya adalah “karunia untuk memberitakan Injil, yaitu berita tentang


keselamatan secara efektif” sehingga orang menanggapinya dengan
pertobatan untuk akhirnya dilakukan pemuridan.

Beberapa hal yang berhubungan dengan karunia penginjilan, yaitu:


 Beban yang terkandung di dalamnya bagi jiwa-jiwa yang terhilang.
Orang-orang yang bmemiliki karunia ini mempunyai kerinduhan
besar untuk melihat orang berdosa diselamatkan;
 Melibatkan pemberitaan kabar baik. Seorang pemberita Injil adalah
orang yang siap dan bersedia secara sendiri. Kegiatan penginjilan itu
terjadi baik dalam jumlah yang besar maupun kepada orang per
orang.
 Melibatkan presentasi Injil secara jelas. Seorang yang berkarunia
penginjilan memiliki kemampuan untuk mempresentasikan Injil
secara simple, jelas dan mudah dimengerti orang lain. Is terpanggil
untuk memberitakan kebutuhan mendasar dari keselamatan jiwa
manusia, yaitu: menyadarkan akan dosa memiliki konsekuensi besar
untuk kehancuran manusia, tentang Kristus menjadi pengganti di
dalam menanggung konsekuensi besar itu, beriman kepada-Nya,
terjadi pengampunan dosa dan terjadi pendamaian, sehingga
pendengar memahami dan menyadari kebutuhan tersebut untuk
merespon Injil tersebut.
 Terkandung di dalamnya adalah respons terhadap proklamasi Injil.
Orang yang berkarunia penginjilan melihat melihat respon terhdap
pemberitaan Injil.
 Ada kesukacitaan melihat orang yang datang kepada Kristus. Karena
inilah beban hatinya, maka ia begitu bersukacita melihat jiwa-jiwa
yang mengambil keputusan untuk mempercayai Kristus.

Catatan

Walaupun hanya beberapa orang saja yang diberi karunia penginjilan,


namun sesungguhnya orang-orang percaya yang lain juga memiliki
tanggung jawab dalam hal pemberitaan Injil. Semua orang percaya patut
mengambil bagian dalam pemberitaan Injil (2 Tim. 4:5). Cara
keterlibatan orang percaya dalam tugas pemberitaan Injil itu sangat
beragam, yaitu baik melalui doa, dana maupun melalui kontribusi yang
lain.

h. Gembala dan Pengajar (Ef. 4:11).


Kelihatannya gembala dan pengajar itu merupakan satu karunia. Kata pastor
dalam bahasa Yunani disebut “poimenas”, yaitu secara literal berarti
shepherd, hanya dipakai di sini sebagai karunia. Kata ini juga dipakai kepada
Tuhan Yesus yang adalah “Gembala Yang Baik” (Yoh. 10:11, 14, 16; Ibr. 13:20;
1 Ptr. 2:25). Kata ini juga menunjuk kepada kepada penggembalaan rohani,
yang diberikan kepada orang yang adalah Gembala dan pengajar.

Gembala. Tugas seorang gembala adalah jelas melakukan kepedulian


terhadap domba-domba (umat gembalaannya). Gembala membimbing,
menjaga, melindungi, dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang
digembalakan.

Dalam Kisah Rasul 20:28, rasul Paulus memberi nasihat kepada para penatua
di Efesus, agar menggembalakan jemaat Allah. Pelayanan penggembalaan
dilakukan dengan cara sukarela,, bukan karena mencari keuntungan meteri,
juga jangan mau memerintah, tetapi sebaliknya menjadi teladan dari
kerendahan hati (1 Ptr. 5:2-5).

Pengajar. Aspek kedua dari karunia ini adalah kemampuan untuk


mengajar.Tugas mengajar tidak dapat dipisahkan dengan tugas seorang
seorang gembala. Karena selain menstransfer ilmu juga menunjukkan
keteladanan kepada yang diajar atau yang digembalakan, yaitu seperti
membimbing, melindungi, dan menjaga.

Pekerjaan ini penting bagi pembinaan dan pendewasaan warga Gereja.


Proses juga yang disebut “proses pemuridan” agar terjadi pelipatgandaan
seperti yang dirangkumkan oleh Tuhan Yesus dalam amanat agung (Mat.
28:19-20). Hal yang sama, Paulus mendorong Timotius agar setia dalam hal
mengajar firman Allah (1 Tim. 1:3, 5; 4:11; 6:2, 17). Dan hal itu akan menjadi
efektif hanya dilakukan oleh orang yang berkemampuan sebagai gembala dan
pengajar.

Ada beberapa istilah yang terkait dengan karunia di atas adalah elder atau
penatua (Tit. 1:5).Elder menunjukankepada jabatannya, sedangkan overseer
atau penilik menunjuk kepada fungsinya (1 Tim. 3:2). Pastor atau gembala
menun juk kepada karunia serta menekanakn pekerjaan penggembalaan
termasuk di dalamnya mengajar. Teacher atau guru (Rm. 12:7; 1 Kor. 12:28).
Gembala juga adalah pengajar, seorang guru tidak selamnya menjadi seorang
gembala.

Catatan
Terdapat cukup banyak fakta yang menunjukkan tentang orang yang
berkarunia sebagai guru atau pengajar. Ia memiliki perhatian yang tinggi
terhadap firman Allah dan menyerahkan diri untuk belajar firman. Ia
mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan firman secara jelas dan
memberi aplikasi-aplikasi yang tepat bagi kehidupan yang diajar. Bahkan
orang-orang yang sederhana pun akan memahami dan meresap dengan
baik. Dan melalui pelayanan ini umat dapat dibawa kepada kedewasaan
iman (Kis. 2:42; 4:2; 5:42; 11:26; 13:1; 18:11).

i. Melayani (Rm. 12:7).


Kata melayani diterjemahkan dari istilah Yunani “diakonia,” yakni suatu istilah
yang memiliki pengertian umum termasuk dalam melayani orang lain.
Misalnya, Timotius dab Erastus melayani Paulus (Kis. 19:20). Paulus melayani
orang-orang percaya di Yerusalem dengan jalan membawa kepada mereka
persembahan (Rm. 15:25). Onesiforus melayani di Efesus (2 Tim. 1:18).
Onesimus melayani Paulus di penjara (Fil.1:3).

Melayani dalam pengertian kitab suci adalah melayani Allah dengan cara
melayani umat-Nya. Orang yang terpanggil dan memiliki kemampuan
melayani adalah orang yang sikap sebagai seorang hamba yang mau
melayani.
j. Memberi pertolongan (1 Kor. 12:28).
Kata yang dipakai adalah “antilempsis, yang artinya “perbuatan-perbuatan
yang mendatangkan pertolongan” atau “memberi bantuan.” Pertolongan
yang dimaksud adalah pertolongan diberikan kepada orang yang tidak
berdaya, seperti orang miskin, janda atau orang asing. Hal hanya dilakukan
oleh orang yang berkemampuan atau memiliki beban untuk memberi. Itulah
yang disebut berkarunia memberi pertolongan atau memberi.

k. Menasihati (Rm. 12:8).


Kata menasihati diterjemahkan dari dari bahasa Yunani “parakalon.” Bentuk
kata bendanya digunakan untuk Roh Kudus, yaitu parakletos (Yoh. 14:16, 26).
Seorang penasihat adalah seorang yang diberi kemampuan untuk
menyatakan kepada kehendak seseorang untuk bertindak. Karunia
menasihati seringkali sama dalam fungsinya dengan karunia mengajar (1 Tim.
4:13, 6:2). Dan ditujukan kepada kesadaran dan hati. Pelayanan ini ditujukan
kepada seseorang yang sedang mengalami pencobaan atau tragedi yang
sangat memerlukan penghiburan.

l. Dan masih banyak kemampuan rohani yang dapat dikategorikan sebagai


karunia, yang diberikan kepada seseorang sejak percaya Yesus sebagai Tuhan
dalam hidupnya. Misalnya: Membedakan macam-macam roh (1 Kor. 12:10),
Menunjukkan kemurahan (Rm. 12:8), Memberi (Rm. 12:8), Memberi
pimpinan [administrasi] (Rm. 12:8; 1 Kor. 28), dan Hikmat (1 Kor. 12:28).

XIII. Buah Roh Kudus


1. Pendahuluan
Buah Roh dalam Galatia 5:22-23 adalah dalam bentuk tunggal, sedangkan
perbuatan daging adalah jamak. Ada yang mengatakan bahwa buah adalah Kasih
(bnd. 1 Kor. 13:1-8), sedangkan delapan lainnya adalah aspek-aspek dari Kasih itu
sendiri.

Istilah “buah” menunjuk kepada kebaikan-kebaikan yang dihasilkan oleh orang-


orang percaya. Buah ini menyatakan unsur proses, yaitu sesuatu yang terus
menerus seumur hidup.

2. Pembagian
Buah Roh ini terbagi dalam tiga kelompok, yaitu:

Kelompok I: buah yang hubungan dengan Allah (vertical);


“Kasih” - adalah kebaikan-kebaikan yang bernilai. Tekanannya adalah pada
pengorbanan dan usaha untuk kebaikan atau keuntungan obyek.

“Sukacita” - karena hubungan kita dengan Allah di dalam Kristus, maka kita dapat
memiliki buah ini, yang kemudian dapat berkembang dalam kehidupan (1 Ptr.
1:8; Fil. 4:4).
“Damai sejahtera” - damai dengan Allah baru sesudah itu, maka damai sejahtera
itu dapat dipantulkan dalam hidup dengan sesama.

Kelompok II: buah yang hubungan dengan manusia (horizontal);


“kesabaran” – kesediaan untuk menanggung beban, misalnya perlakuan orang (1
Kor. 13:4).

“kemurahan” – istilah ini mengandung arti sikap bersahabat, sopan santun, rasa
punya perhatian terhadap orang blain.

“Kebaikan” – kesediaan untuk berbuat kepada orang lain termasuk berbuat baik
kepada masyarakat.

Kelompok III: buah yang hubungan dengan diri sendiri


“Kesetiaan” – adalah tindakkan di mana orang dengan sadar melakukan
pekerjaan Allah.

“lemah lembut” - artinya tidak sombong dan tidakkasar.

“penguasaan diri” – seperti ada kuasa dalam diri untuk mengontrol dan
mengendalikan diri.

XIV. Roh Kudus Adalah Allah

No. Memiliki Nama Memiliki sifat Allah Memiliki tindakan


Allah
1. Yahweh (Yes. 6:6-13; Kis. Self existence (Rm. Menciptakan alam
28:25) 8:2) (Kej. 1:2; Ayub 26:13)
2. Roh Allah, Kristus, Bapa/ Omni-present (Yoh. Menghidupkan orang
Dia. 14:17; Maz. 139:7- (Yoh. 5:21; Rm. 8:14)
(Rm. 8:9-11) 10)
3. Roh Kudus (Kis. 1:8) Omni-science (1 Kor. Mengilhamkan firman
2:10-12; Rm. 11:33) Allah (2 Tim. 3:16)
4. Roh yang baik Omni-potence (Ayub Membuat Kristus
33:4; Kej. 1:2) dikandung (Mat. 1:20),
dst.
Jadi Tuhan itu Roh adanya (2 Kor.3:16-17 ). Disejajarkan dengan Bapa dan Anak
(Mat. 28:19-20; 2 Kor. 13:13). Sehakekat dengan Tuhan Yesus (Yoh. 14:16).
Keluar dari Bapa dan Anak (Yoh. 15:25). Jadi Roh Kudus adalah Allah.

XV. Karya Roh Kudus masa kini dalam keselamatan


1. Meyakinkan dunia (Yoh. 16:7-11)
a. Atas dosa karena tidak percaya
b. Atas dosa ketidakbenaran
c. Atas dosa karena penguasa dunia sidah dikalahkan

2. Melahirkan kembali (Yoh. 3:3, 5; Tit. 3:1-5)


a. Karya Roh Kudus
b. Lahir kedua, yaitu secara rohani atau dilahirkan dari atas (Yoh. 3:5-8)
c. Memiliki hidup baru (1 Yoh. 2:29; 3:9; 4:7; 5:1, 4, 18)
d. Memiliki sifat baru (2 Kor. 5:17; Rm. 6:18, 20)

3. Membaptiskan
a. Unik dan hanya ada pada masa kini (dalam jemaat)
b. Semua orang percaya pada masa kini
c. Menyatukan dengan orang percaya yang lain
d. Menyatukan dengan Kristus
e. Terjadi satu kali saat seseorang percaya Yesus

4. Mendiami orang percaya (Yoh. 14:6)


a. Sebagai karunia (Yoh. 7:38-39)
b. Terjadi saat percaya (Ef. 1:13)
c. Tinggal permanen (Ef. 4:30; 2 Kor. 1:22)
d. Tinggal dan doam dalam setiap orang percaya. Tetapi jika tidak ada Roh
Kudus dalam hidupnya, maka dia tidak percaya (Rm. 8:9)

5. Memeteraikan (Ef. 1:13; 2 Kor. 1:22)

Anda mungkin juga menyukai