Riwayat Alamiah Penyakit Kanker Payudara1
Riwayat Alamiah Penyakit Kanker Payudara1
1. Tahap prepatogenesis
Tahap prepatogenesis kanker payudara terjadi ketika seseorang memiliki faktor-
faktor resiko kanker payudara. Beberapa faktor resiko kanker payudara adalah
sebagai berikut 1) Jenis kelamin (sex)[ CITATION Nat09 \l 1033 ], 2) Umur[ CITATION
Nat09 \l 1033 ], 3) Tingkat kemakmuran atau kekayaan[ CITATION Nat09 \l 1033 ], 4)
Riwayat Keluarga, 5) Hormon[ CITATION Sho11 \l 1033 ], 6) Karsinogen.
2. Tahap Presimtomatis
Tahap presimtomatis kanker payudara terjadi pada saat karsinogenesis.
Karsinogenesis adalah mekanisme dimana bahan karsinogen menyebabkan
terjadinya kanker[ CITATION Und99 \l 1033 ]. Ada tiga tahapan dalam proses
karsinogenesis, yiatu inisiasi, promosi dan progresi [ CITATION Sho11 \l 1033 ].
Dalam salah satu jurnal, tahapan inisiasi dan promosi dijadikan satu dalam
tahap yaitu fase induksi[ CITATION Pon90 \l 1033 ]. Tahap inisiasi merupakan tahap
permulaan dimana sel normal berubah menjadi premaligna. Karsinogen harus
merupakan mutagen yaitu zat yang dapat menimbulkan mutasi gen. Pada tahap
ini, karsinogen bereaksi dengan DNA menyebabkan ampifikasi gen dan
produksi copy multiple gen. Tahap kedua adalah promosi. Promotor adalah zat
non mutagen tetapi dapat menaikkan reaksi karsinogen dan dapat menimbulkan
amplifikasi gen, contohnya adalah ester phorbol yang terdiri dari TPA
( Tetradeconyl pharbol Acetat) dan RPA (12-Retinoyl Phorbol Acetat)[ CITATION
Sho11 \l 1033 ]. Dua tahap diatas masuk ke dalam fase induksi yaitu perubahan sel
normal menjadi sel maligna. Teradapat tiga cara perubahan sel normal menjadi
sel maligna yaitu hyperplasia, direct transformation dan small self limited
cancers[ CITATION Pon90 \l 1033 ]. Tahap ketiga yaitu progresi. Pada proses ini
terjadi aktifikasi,mutasi atau hilangnya gen. Pada tahap ini terjadi perubahan
benigna menjadi premaligna dan maligna. Lamanya tahap progresi telah dapat
diperkirakan. Dari mammografi dapat dilihat volume tumor menjadi dua kali
lipat dengan waktu berkisar 44-1869 hari (rata-rata 212 hari)[ CITATION Pon90 \l
1033 ].
3. Tahap Klinis
a. Masa inkubasi
Lamanya masa inkubasi kanker payudara yaitu sekitar 10-15 tahun atau
lebih[ CITATION Cli14 \l 1033 ].
Stadium 0: Pada stadium ini kanker digambarkan pada kondisi non infasif.
Tidak ada bukti sel-sel kanker atau sel abnormal non-kanker keluar dari
bagian payudara, dan tidak ada bukti sel kanker atau sel abnormal non
kanker melalui atau menyerang jaringan lain. Stadium ini sering disebut
karsinoma in situ (CIS).
Stadium 1 : Pada stadium ini sudah memasuki kondisi infasif. Stadium ini
dibagi menjadi dua yaitu stadium 1A dan stadium 1B. Pada stadium 1A,
benjolan kanker tidak melebihi dari 2 cm dan tidak menyebar keluar dari
payudara. Perawatan sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini,
tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjutan.
Sedangkan pada stadium 1B,ada dua kemungkinan yaitu pertama tidak ada
tumor di daerah payudara, namun terdapat sekelompok kecil sel kanker di
kelenjar limpa dengan ukur lebih besar dari 0,2 milimeter namun tidak
melebihi 2 milimeter. Kedua adalah adanya tumor di daerah payudara namun
tidak melebihi 2 cm dan ada sekelompok sel kanker di kelenjar limpa dengan
ukuran lebih besar dari 0,2 milimeter namun tidak melebihi 2 milimeter.
Pada stadium I, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak
70%.
Stadium 2: Stadium 2 dibagi menjadi dua yaitu stadium 2A dan stadium 2B.
Pada stadium 2A ada tiga kemungkinan yaitu pertama tidak adanya tumor di
daerah payudara tetapi kanker dengan ukuran lebih dari 2 milimeter
ditemukan di 1 sampai 3 kelenjar getah bening yang berada di bawah lengan
(kelenjar getah bening aksila) atau di kelenjar getah bening di daerah tulang
dada. Kedua, adanya tumor dengan ukuran 2 sentimeter atau kurang yang
telah menyebar ke kelenjar getah bening aksila. Ketiga ditemukannya tumor
dengan ukuran lebih besar dari 2 sentimeter tetapi tidak lebih dari 5
sentimeter, namun tidak menyebar ke kelenjar getah bening aksila.
Sedangkan pada stadium 2B, adanya tumor lebih besar dari 2cm namun
kurang dari 5cm disertai adanya sel-sel kanker yang ebrukuran lebih dari
0,2mm namun kurang dari 2mm di daerah kelenjar getah bening OR. Selain
itu bisa juga ditemukannya tumor lebih besar dari 2cm namun kurang dari
5cm, kanker yang telah menyebar ke 1 sampai 3 kelenjar getah bening aksila
atau kelenjar getah bening di sekitar tulang dada. Yang terakhir yaitu adanya
tumor lebih dari 5cm tetapu tidak menyebar ke kelenjar getah bening aksila.
Stadium 3: Stadium ini dibagi menjadi tiga yaitu stadium 3A, 3B dan
3C.
Stadium 3A Berdasarkan data dari Depkes, 87% kanker payudara
ditemukan pada stadium ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5
cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa disertai perlengketan satu sama
lain atau perlengketan ke struktur lainya. Pada stadium 3B, tumor dengan
ukuran baik kecil maupun besar telah menyebar ke dinding dada dan atau
kulit dada yang menyebabkan pembengkakan atau ulkus, tumor juga
kemungkinan telah menyebar sampai ke kelenjar getah bening aksila 9 dan
mungkin juga telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar tulang
dada. Selain itu pada stadium 3B terjadi imflamasi kanker payudara.
Sedangkan pada stadium 3C, kemungkinan tidak adanya tanda kanker
payudara atau bila ada tumor bisa dalam ukuran berapapun dan telah
menyebar ke dinding dada atau kulit payudara, dan kanker telah menyebar
sampai ke kelenjar getah bening aksila 10 atau ke kelenjar getah bening di
atas atau di bawah tulang selangka atau telah menyabar ke kelenjar getah
bening aksila atau kelenjar getah bening di sekitar tulang dada.
Works Cited
x
1. National Breast and Ovarian Cancer Centre (NBOCC). Breast cancer risk factors a
review of the evidence New South Wales: National Breast and Ovarian Cancer
Centre 2009; 2009.
2. Balasubramaniam B. USU Institutional Repository. [Online].; 2011 [cited 2014
March 18. Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter%20II.pdf.
3. Shodiq MA. PENGARUH KOMBINASI CYCLOPHOSPHAMIDE - TRANSFER
FACTOR TERHADAP SKOR SEL T CD4+ PADA ADENOCARSINOMA
MAMMAE MENCIT C3H. Master Thesis. Semarang: Diponegoro University,
Pendidikan Dokter Spesialis I Bedah; 2011.
4. Underwood JCE. Patologi Umum dan Sistemik. 2nd ed. Sarjadi , editor. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1999.
5. Ponten J. NATURAL HISTORY OF BREAST CANCER. Acia Oncologica. 1990;
29.
6. Clinical Key. Clinical Key ELSEVIER. [Online]. [cited 2014 March 19. Available
from: https://www.clinicalkey.com/topics/surgery/breast-cancer.html.
7. BREASTCANCER.ORG. BREASTCANCER.ORG. [Online].; 2014 [cited 2014
March 19. Available from:
http://www.breastcancer.org/symptoms/diagnosis/staging.
8. Djamaloeddin. Kelainan pada Mamma (Payudara). Dalam: Wiknjosastro, H. A.,
Saifuddin, dan Trijatmo, R.(eds). In Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. p. 486-493.
x