Self Driving Mentality
Self Driving Mentality
“Masa depan itu milik orang muda. Mental mereka harus dibimbing dari mental
“passenger” menjadi “self driver.” katanya. “Kemampuan mengelola diri sendiri itu
penting agar kita tumbuh menjadi bangsa yang besar dan maju.”
Rhenald ingin mendobrak passanger mentality yang melekat dalam diri kita, menjadi
driver mentality. Jangan hanya menjadi pendompleng yang ikut ke sana kemari.
Jadilah driver yang mampu mengendalikan diri dengan tujuan jelas. Kita ini sudah
terlalu lama menjadi bangsa yang dijajah. Mental budak itu masih menghantui kita.
Kita harus menjadi bangsa yang merdeka, mampu menentukan nasib sendiri. Itulah
revolusi mental.
Di Bait Suci Yerusalem,Yesus melakukan tindakan kenabian. Bait Suci tidak lagi
menjadi pusat doa, tetapi pusat bisnis. Yesus ingin membuat “change” mentalitas
orang-orang di situ. Jangan ada orang-orang yang mendompleng demi kepentingan
sendiri, mencari keuntungan di Bait Suci.
Tidak seperti Rhenald Kasali yang membuat kuliah di kelas, Yesus langsung frontal
mengusir pedagang lembu, kambing domba, merpati, para penukar uang. Pasti calo-
calo dan preman-preman serta “penumpang” yang diuntungkan adanya Bait Suci
meradang. Pundi-pundi pungli mereka hilang karena tindakan Yesus.
Orang-orang yang punya kepentingan itu menantang Yesus, “Tanda apakah dapat
Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Mereka
tidak terima karena Yesus ingin memperbaharui mental mereka yang mulai bergeser
tentang Bait Suci.
Mengubah mental memang sulit. Revolusi mental membutuhkan waktu. Tetapi harus
dimulai. Kalau tidak, kita tidak akan pernah maju. Mari kita sejalan seirama dengan
Yesus membangun mental demi Kerajaan Allah.