Tujuan Kurikuler :
Agar Bintara Mahasiswa mampu merancang dan memperbaiki sistem analog digital serta motor
servo pada sistem mekatronika.
Materi Pokok :
Mengukur rangkaian Analog Digital Converter (A/D Converter)
1
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode – kode digital.
ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian
pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang
kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan
sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
Perangkat ADC (Analog To Digital Convertion) dapat berbentuk suatu modul atau rangkaian
elektronika maupun suatu chip IC. ADC (Analog To Digital Converter) berfungsi untuk
menjembatani pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital.
Converter
Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan
informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar pengukuran variabel-
variabel dinamik dilakukan oleh piranti ini yang menerjemahkan informasi mengenai vaiabel ke
bentuk sinyal listrik analog. Untuk menghubungkan sinyal ini dengan sebuah komputer atau
rangkaian logika digital, sangat perlu untuk terlebih dahulu melakukan konversi analog ke
digital (A/D).
Pada proses pengubahan dari sinyal analog ke digital ADC melalui tiga tahap, yaitu, sampling,
kuantisasi, endcoding.
2
Tahap-tahap nya adalah sebagai berikut:
Sinyal
Sinyal Sinyal Quantizer Sinyal Diskrit
/
pengelomp Encoder/
Sampler okan penyandi
Analog Sampling Terkuantisasi (Biner)
a) Sampler
Merupakan blok untuk mengubah sinyal analog menjadi beberapa sampel yang diinginkan. Salah
satu proses sampling adalah pembagian berdasarkan waktu. Misalnya, suatu saklar dalam 1 detik
on selama 0,01 detik dan off selama 0,05 detik. Maka ada berapa sampling?
Artinya rentang antara saklar on adalah 0,01+0,05=0,06 detik. Maka, dalam 1 detik saklar akan on
sebanyak 1 detik / 0,06 detik = 16,67 kali (jumlah sampel harus dibulatkan ke bawah, maka
nilainya menjadi 16). Idealnya saklar on pertama kali pada detik 0 maka jumlah saklar on (jumlah
sampel) adalah 16+1=17.
SOAL 1:
Misalnya, suatu saklar dalam 1 detik on selama 0,02 detik dan off selama 0,03 detik. Maka
ada berapa sampling?
3
Contoh soal (menurut teorema Nyquist):
1. Suatu sinyal x(t) = 2 cos (2.000 π.t) akan dilewatkan ke ADC. Berapa frekuensi sampling
minimum agar sinyal diskrit kembali ke semula?
Ingat bahwa persamaan sinyal analog adalah x(t) = A sin (2.π.f.t) atau A cos(2.π.f.t).
Maka, frekuensi maksimum sinyal x(t) adalah f = 2.000/2 = 1.000 Hz. Berdasarkan
teorema nyquist, frekuensi sampling minimum adalah 2 x f.max, maka frekuensi
sampling minimum dari x(t) adalah 2 x 1.000 Hz = 2.000 Hz
Perhatikan bahwa, ketika sampel sinyal (sinyal diskrit) tersimpan dalam memori komputer,
informasi waktu menjadi hilang. Oleh karena itu, komputer memerlukan informasi frekuensi
sampling agar dapat memperlakukan sinyal tersebut dengan benar.
Berdasarkan teorema nyquist, frekuensi sampling minimum agar sinyal diskrit dapat
dikembalikan ke sinyal analog semula adalah 2x frekuensi maksimum sinyal yang disampling.
Frekuensi suara manusia = 300 – 3400 Hz
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan detik dengan satuan
Hz.
Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian
peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Pada Sistem Satuan
Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama
pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali.
Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik.
Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian / peristiwa (dan
menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi (f) sebagai hasil kebalikan dari
periode (T), seperti tampak dari rumus di bawah ini:
1
f=
T
dengan f adalah frekuensi (hertz) dan T periode (sekon atau detik).
Selain itu frekuensi juga berhubungan dengan jumlah getaran dengan rumusan:-
n
f=
T
dengan n adalah jumlah getaran dan t adalah waktu
4
Contoh gelombang sinusoida:
Gelombang sinusoida dengan beberapa macam frekuensi; gelombang yang bawah mempunyai frekuensi yang
lebih tinggi.
Range pengelompokan = (batas atas nilai – batas bawah nilai) / jumlah kuantisasi = (2-0)/8 =
0,25. Tabel pengelompokan nilai bisa dilihat di bawah ini:
Tegangan
No. masuk Tegangan Keluar Kode
(Hasil Kuantisasi) (Hasil Encoder)
1 [0 – 0,25) 0,125 000
2 [0,25 – 0,5) 0,375 001
3 [0,5 – 0,75) 0,625 010
4 [0,75 – 1) 0,875 011
5 [1 – 1,25) 1,125 100
6 [1,25 – 1,5) 1,375 101
7 [1,5 – 1,75) 1,625 110
8 [1,75 – 2] 1,875 111
Pertanyaan Lanjutan:
Pada system di atas, keluaran sampler adalah 1,3 volt. Apakah bit keluaran
encoder? Jawab: Cek, 1,3 volt pada pengelompokan no.6 artinya hasil
encodernya adalah 101.
Pada system di atas, keluaran sampler adalah 0,25 volt. Apakah bit keluaran encoder?
Jawab: Cek, 0,25 volt pada pengelompokan no.2 karena pengelompokan no.1 sebenarnya
adalah [0 - 0.25) artinya dari 0 sampai sesaat sebelum 0,25. Maka, 0,25 memiliki nilai
diskrit/kode 001.
1) Sinyal dengan frekuensi maksimum 100 Hz, disampling dengan 1,5 frekuensi Nyquist. Sinyal
melewati encoder 4 bit/sampel. Ada berapa bit dalam 1 detik?
Dalam 1 detik ada 300 sampel. Maka, dalam 1 detik dilewati 4 bit/sampel x 300 sampel =
1.200 bit.
2) Pada blok ADC diperoleh keluaran sebanyak 64.000 bit/detik. Encoder memakai 8 bit/sampel.
Berapa frekuensi sampling yang digunakan?
3) Dalam blok ADC, bit rate 128.000 Bps, frekuensi sampling = 8.000 Hz. Berapa jumlah bit
encoder yang digunakan?
Error Kuantisasi
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan
resolusi.
Resolusi ADC
Resolusi ADC menentukan “ketelitian nilai hasil konversi ADC”. Sebagai contoh: ADC 8 bit
akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 (2 n – 1)
nilai diskrit. Nilai 255 hasil dari 2 pangkat 8 dikurangi 1 ADC 12 bit memiliki 12 bit output data
digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096-1 = 4095 nilai diskrit. Dari contoh
diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada
ADC 8 bit.
Contoh Soal:
Bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%.
Jika menggunakan ADC 12 bit, hitung sinyal digital ?
7
Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah piranti
(biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara skematik pada
gambar dibawah, secara sederhana membandingkan dua tegangan pada kedua terminal inputnya.
Bergantung pada tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal digital 1 (high)
atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke komputer atau sistem
pemroses digital.
Gambar diatas memperlihatkan sebuah komparator merubah keadaan logika output sesuai fungsi
tegangan input analog. Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah op amp yang memberikan
output terpotong untuk menghasilkan level yang diinginkan untuk kondisi logika (+5 dan 0 untuk
TTL 1 dan 0).
1. Kaki 1 : Offset Null. Kaki ini berfungsi untuk mengontrol offset tegangan untuk meminimalkan
kebocoran, karena Op Amp berjenis differensial.
2. Kaki 2: Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op Amp. Sifat keluaran dari
masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan berlawanan dengan sinyal masukan.
8
3. Kaki 3: Non Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op Amp. Sifat keluaran
da ri masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan berfasa sama dengan sinyal
masukan.
4. Kaki 4: V negatif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan negatif pada Op Amp agar
dapat bekerja.
5. Kaki 5: Offset Null. Fungsi kaki ini sama dengan kaki 1.
6. Kaki 6: Output. Kaki ini berfungsi sebagai keluaran dari Op Amp.
7. Kaki 7: V positif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan positif.
8. Kaki 8: Not Connected. Kaki ini befungsi pelengkap kemasan standar komponen 8 pin. Kaki ini
tidak terhubung ke manapun pada rangakaian.
SOAL 2:
9
Diketahui tegangan sumber (VS) ± 12 Volt, jika Vi 1= 5 V dan Vi 2= 4V. Tentukan berapa
nilai Vout (Vo) ?
Tegangan outputnya akan berlawanan phasa dan merupakan selisih antara kedua inputnya, dan
ditentukan dengan persamaan :
Komparator close loop dapat memberika penguatan jika perbandingan Ro1 dan Ri1 sama dengan
perbandingan Ro2 dan Ri2 sehingga tegangan outputnya adalah:
10
SOAL 3:
Jika Vi 1 = 5 V dan Vi 2 = 3 V,
Ri1= Ri 2 = 1K Ohm
11
SOAL MANDIRI:
Buatlah rangkaian close loop seperti gambar diatas dengan ketentuan sebagai berikut:
12
PRAKTIKUM A/D CONVERTER
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC
8 Bit.
2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC 8 Bit dengan rangkaian analog
secara teori dengan benar.
3. Mahasiswa dapar merancang rangkaian ADC 8 Bit dengan rangkaian analog
secara praktik dengan menggunakan alat ukur.
4. Mahasiswa dapat membuat analisa dan kesimpulan dari hasil praktikum
ADC 8 Bit dengan rangkaian analog.
B. DASAR TEORI
ADC (Analog To Digital Converter) adalah perangkat elektronika yang
berfungsi mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital.
ADC memiliki 2 karakter prinsip, yaitu:
1. Kecepatan sampling
2. Resolusi
Kecepatan sampling ADC adalah menyatakan “seberapa sering sinyal analog
dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu”. Kecepatan
sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Resolusi ADC adalah menentukan “ketelitian nilai hasil konversi ADC”. Sebagai
contoh ADC 8 Bit akan memiliki output 8 Bit data digital. Ini berarti sinyal input
dapat dinyatakan dalam 255 atau ( - 1) nilai diskrit. ADC 12 Bit akan memiliki
output 12 Bit data digital. Ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 data
diskrit. Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa ADC 12 bit akan memberikan
resolusi yang lebih baik daripada ADC 8 Bit
13
Komparator ADC
Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah
piranti yang disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara skematik pada
gambar di bawah, secara sederhana membandingkan dua tegangan pada kedua
terminal inputnya. Bergantung pada tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan
berupa sinyal digital 1 (high) atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas
untuk sinyal alarm ke komputer atau sistem pemrosesan digital. Elemen ini juga
merupakan satu bagian dengan konverter analog ke digital dan digital ke analog.
f. LED = 8 buah
4. Jumper= secukupnya
14
D. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1) Periksalah terlebih dahulu semua komponen aktif maupun pasif sebelum
digunakan!
2) Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan belajar!
3) Pastikan tegangan keluaran catu daya sesuai yang dibutuhkan.
4) Dalam menyusun rangkaian, perhatikan letak kaki-kaki komponen.
5) Power supply yang digunakan adalah simetri, yaitu terdapat VCC (+), VDD (-),
dan ground, jangan sampai antara VCC (+) dan VDD (-) tersambung, tanpa ada
nya komponen lain sebagai beban.
6) Kalibrasi terlebih dahulu alat ukur yang akan digunakan.
7) Hati-hati dalam penggunaan peralatan praktikum!
E. GAMBAR RANGKAIAN
15
3. Buatlah rangkaian di project board sesuai gambar rangkaian ADC 8 bit
dengan IC ADC 0804.
4. Hubungkan vcc dengan power supply sebesar 5 volt.
5. Hubungkan ground dengan power supply sebesar 5 volt.
6. Tekan tombol push button untuk memulai praktikum.
7. Putar potensio sesuai perintah tabel percobaan.
8. Ukur output dengan avometer.
9. Buatlah grafik hasil percobaan.
10. Analisa hasil percobaan dengan membandingkan antara hasil pengukuran dan
perhitungan teori.
Keterangan:
Ket: 0 = untuk LED menyala, 1 = untuk LED mati
H. ANALISA DATA
-Perhitungan desimal output
-Grafik hasil percobaan (Vout dengan nilai decimal)
-Grafik hasil perhitungan (Vout dengan nilai decimal)
-Analisa secara menyeluruh
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
16
I. KESIMPULAN
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................
LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan ADC 8 bit?
2. Bagaimana prinsip kerja ADC 8 bit 0804?
3. Berapa nilai per 1desimal ADC 8 bit ? Hitunglah!
Least significant bit adalah bagian dari barisan data biner (basis dua) yang mempunyai nilai paling tidak
berarti/paling kecil. Letaknya adalah paling kanan dari barisan bit. Sedangkan most significant bit adalah
sebaliknya, yaitu angka yang paling berarti/paling besar dan letaknya disebelah paling kiri.
Contohnya adalah bilangan biner dari 255 adalah 11111111 (kadang-kadang diberi huruf b pada akhir bilangan
menjadi 1111 1111b). Bilangan tersebut dapat berarti:
1x27 + 1x26 + 1x25 + 1x24 + 1x23 + 1x22 + 1x21 + 1x20 = 128+64+32+16+8+4+2+1 = 255
Dari barisan angka 1 di atas, angka 1 paling kanan bernilai 1, dan itu adalah yang paling kecil. Bagian tersebut
disebut dengan least significant bit (bit yang paling tidak berarti), sedangkan bagian paling kiri bernilai 128
dan disebut dengan most significant bit (bit yang paling berarti).
17
Rangkaian clock sirkuit
Gambar rangkaian diatas menunjukkan sebuah pengetes rangkaian yang menggunakan IC ADC
0804 dimana input tegangan analog dimasukkan dengan mengatur potensio 10 Kohm yang
dihubungkan dengan ground dan tegangan (+5 volt). Hasil dari ADC adalah 1/255 (255 dari 28 –
1) dari skala penuh tegangan 5 Volt. Untuk setiap penambahan 0,02 volt (1/255 x 5 volt = 0,02
volt ). Jika input analog diberi 0,1 volt maka keluaran binernya = 0000 0101 ( 0,1 volt/0,02 volt
= 5 maka binernya = 0000 0101 ).
Catatan:
5/255 = 0,0196 dibulatkan menjadi 0,02
Hitung keluaran binernya bila input analognya: 0,5 V; 1,0 V ; 1,5 V ; 2,0 V ; 2,5 V ; 3,0 V ;
3,5 V ; 4,0 V ; 4,5 V dan 5,0 V. (Buat bentuk tabel untuk mempermudah pembacaan ).
18
19
successive approximation converter (SAC)/Pengubah pendekatan yang
berurutan.
20