A. HAKIKAT BUDAYA
Budaya merupakan hasil pikiran, akal, budi, adat istiadat yang diperoleh dari
hasil belajar dalam kehidupan masyarakat yang kemudian dijadikan milik manusia itu
sendiri, dimana hal tersebut akan mempengaruhi individu dalam berperilaku, cara
berfikir, mempersepsi, menilai merasa, berbicara, hubungan interpersonalnya.
Budaya juga dapat menyangkut ide, nilai, keyakinan, membentuk suatu kebiasaan
individu. Sehingga budaya membuat individu menjadi unik dan berbeda satu sama
lain, karena setiap individu memiliki nilai-nilai yang berbeda.
Sudut pandang etik dan emik adalah sebuah sudut pandang dalam menilai suatu
hal baik itu fenomena atau budaya dan lain lain. Di mana dalam dua sudut pandang
ini terdapat dua perbedaan yang besar yaitu sudut pandang etik menilai suatu hal itu
menggunakan sudut pandang orang luar atau dalam menilai sesuatu di gunakan sudut
pandang dari luar fenomena/budaya dari masyarakat itu sendiri. Sedangkan sudut
pandang emik adalah sudut pandang yang menilai sesuatu hal dari dalam ruang
lingkup masyarakat itu sendiri tanpa menggunakan sudut pandang dari luar.
Bagaimana sudut pandang etik dan emik dalam proses konseling? Sudut
pandang etik dalam proses konseling menganggap bahwa teori konseling itu bersifat
universal dan mencoba menemukan perilaku yang sama yang di mana jika di lakukan
proses konseling terdapat treatmen yang sama pada semua budaya dan masyarakat.
Sedangkan sudut pandang emik dalam proses konseling mengacu pada pemeriksaan
perilaku dan norma untuk menentukan apa yang penting dari budaya tersebut terkait
dengan nilai-nilai dan perspektif yang ada dalam budaya tersebut.
Kata bias menurut kamus besar bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai
pembelokan, atau tidak adanya kesamaan atau tidak adanya titik temu dalam suatu
masalah. Bias di sini merupakan kecenderungan berprasangka yang menghambat,
membelokkan, atau mencegah penilaian yang imparsial.
Bias budaya terjadi karena adanya ketidak samaan dalam memahami kebenaran
atau nilai-nilai budaya. Hal ini terjadi antara satu dengan yang lain, memahami
budaya yang ada dengan menggunakan kerangka pandangnya sendiri-sendiri. Ketika
dua orang berbeda budaya bertemu dan berkomunikasi baik dengan bahasa verbal
maupun bahasa tubuh, komunikasi yang efektif terjadi apabila memiliki banyak
kesamaan. Sebaliknya, komunikasi yang terjadi di antara dua pihak yang memiliki
banyak perbedaan sulit untuk berjalan efektif. Disinilah terjadi bias budaya.
Faktor-faktor yang mendasari terjadinya bias budaya antara lain: komunikasi
dan bahasa, pakaian dan penampilan, waktu dan kesadaran akan waktu, penghargaan
dan pengakuan, kepercayaan dan sikap, nilai dan norma.