Anda di halaman 1dari 6

PIODE

RMA
• Infeksi kulit disebabkan kuman-kuman pembentuk nanah (bakteri
piogenik).
 Faktor predisposisi:
• Imunosupresi
• Dermatitis atopi
• Kerusakan jaringan sebelumnya
• Inflamasi
 Klasifikasi

Ditinjau dari etiologi:


• Superficial staphylococcus
• Streptococcal
• Corynebacterium minutissimum

PIODERMA
SEKUNDER
 Superficial staphylococcus

 Impetigo kontagiosa bulosa

• Nama lain Impetigo neonatorum


• Infeksi bakterial menyerang epidermis (st. korneum – st. granulosum)
• Neonatal 10-14 hari  telapak tangan, wajah, membran mukosa disertai
dengan gejala konstitusional.
• Anak pra-sekolah  leher, lengan
• UKK: bula berdinding tipis, di atas kulit normal, bula berisi cairan kuning
jernih  kuning gelap  pus, menggantung (hipopion), bula mudah pecah 
erosi.

hipopion
 Folikulitis

• Peradangan pada folikel rambut


• Superfisial folliculitis/ Bokchart impetigo: pustul milier dgn muara folikel/
pangkal rambut.
– Predileksi: skalp (anak), aksila, ekstremitas, bokong.

Folikulitis Sycosis barbae

 Furunkel dan Karbunkel

• Peradangan pada folikel rambut dan jaringan sekitarnya (perifolikuler).


• UKK: nodul eritema berbatas tegas, beberapa hari bertambah besar, nyeri,
dgn supurasi sentral dan pecah di pusatnya  “blind boil”.
• Predileksi: leher, wajah, aksila, bokong.
• Fx predisposisi: DM, dermatitis atopi, malnutrisi.
• DD: akne, kerion, hidradenitis supurativa.
• Karbunkel: gabungan dari beberapa furunkel  peradangan lebih hebat,
nyeri>>, disertai demam dan malaise.
• UKK: nodul eritema, indurasi, multipel pustul dgn muara folikel rambut 
lesi mjd kuning keabuan pd pusat  granulasi.
• Karbunkel superfisial dan deep (ulkus karbunkel).
• Px: Pewarnaan gram  coccus gram (+), kultur.
• Tx: nodul  kompres hangat, abses  insisi.

Furunkel

Karbunkel
 Abses

• Predileksi: daerah rentan trauma, benda asing, terbakar, tmp pemasangan


kateter IV.
• UKK: lesi inisial nodul eritema  membesar dan rongga berisi pus.
• Tx: insisi dan drainage abses (a.i lesi berat dan disertai selulitis).

 Streptococcus
1) Impetigo kontagiosa krustosa

• Etiologi: Streptococcus grup A


serotype 2
• Predileksi: wajah, ekstremitas
• UKK: vesikel, pustul  mudah pecah
mengeluarkan cairan seropurulen 
plakat, krusta kecoklatan  krusta
terlepas mjd erosi merah dan basah.
• Komplikasi: glomerulonefritis akut.

2) Ektima

• Infeksi piogenik ditandai dgn krusta


melekat  bila dilepas akan terbentuk
ulkus.
• Etio: Streptococcus β hemoliticus.
• Predileksi: tungkai, bokong.
• Perjalanan penyakit: vesikopustul
membesar dan mengering  krusta tebal
 diangkat mjd ulkus dangkal menyerupai
cawan dengan tepi meninggi.
• DD: Impetigo kontagiosa krustosa.
• Tx: Sistemik: general pyoderma
treatment.
Topikal: krim ab.
3) Erisipelas

• Perjalanan penyakit: berawal dari ulkus, luka, pustul.


– Cepat  nyeri, demam, malaise.
– UKK: eritema meluas ke perifer, berbatas tegas, edema, pada
perabaan panas, dan nyeri tekan. Dapat juga vesikel dan bula di atas
kulit eritema.
– Eksaserbasi di tmp yg sama  perubahan menetap: edema,
bendungan vena/ limfe  bibir, pipi, tungkai bawah, kaki 
Elephantiasis nostras.
• Tx:
– Istirahat
– Sistemik: general pyoderma treatment.
– Topikal: Kompres dingin, krim ab.

 Staphylococcus dan Streptococcus


 Selulitis

• Infeksi akut, pada kulit meluas ke jar subkutan dengan gejala eritema pada
kulit dgn batas tidak tegas.
• Etio: Streptococcus grup A dan S. aureus; Strep. grup B (neonatus).
• Perjalanan peny: port d’entre (gigitan serangga)  1-2 hr mjd eritema
disertai demam, menggigil  lesi eritema meluas, batas tidak jelas, perabaan
panas, nyeri tekan  vesikel pd permukaan pecah  abses lokal  nekrosis.
• Gas gangrene atau necrotizing fasciitis  infeksi sampai fascia dan
trombosis pemb darah subkutan  tanda krepitasi (+).

• Tx: Bed rest Selulitis


Sistemik: Ab
Topikal: akut  kompres dingin, abses  insisi, debridement.
 Corynebacterium minutissimum
 Eritrasma

• Infeksi bakteri gram positif,


lesi superfisial dgn batas tegas.
• Etio: Corynebacterium
minutissimum
• Predileksi: lipatan  aksila,
genitokruris, sela jari kaki.
• UKK: makula/ plakat merah
kecoklatan, skuama halus.
• Fx predisposisi: panas,
kelembaban, obesitas.
• Tx: Eritromisin 4 x 250mg/ hr

PIODERMA SEKUNDER

1) Hidradenitis supurativa
• Infeksi kelj. apokrin, kronis
dan rekuren.
• Etio: S. aureus, Proteus sp.
• Didahului o/ trauma: keringat
>>, pemakaian deodoran,
rambut ketiak digunting.
• Predileksi: aksila, perianal,
genital.
• Gejala konstitusi (+)

• Gamb klinis: nodul


eritema  melunak 
abses  pecah menjadi
fistula  hidradenitis
supurativa.
2) Intertrigo
• Radang pada lipatan kulit yg saling melekat 
erosi.
• Predileksi: inguinal, aksila, sela-sela jari,
intergluteal, lipatan mammae.
• Faktor yg mempengaruhi:
– Obesitas
– Udara panas dgn kelembaban tinggi
– Populasi bakteri
• Tx:

Edukasi:
• Mencuci dgn sabun 2x/hr  ringan
• Talcum powder
• Penggunaan bra yg tepat
• Pakaian dalam berbahan katun
• Penggunaan kipas angin/ AC
– Farmakologi:
• Sistemik: Ab
• Topikal: KS (ringan), Ab (sedang)
• Prognosis: baik
4) Lymphangitis

• Infeksi pada kelj. limfe  mrpkn inf. sekunder.


• Fx predisposisi:
– Luka tusuk
– Infeksi kulit berat yang
tidak tertangani dgn baik, cth:
selulitis
– Insect bite
– Luka yg membutuhkan
jahitan
– Luka bedah terinfeksi
– Infeksi jamur pada kulit
• Pred: aksila, inguinal
• Gamb klinis: garis kemerahan, dgn infeksi kulit sebelumnya.
Gejala konstitusi (+).
• Komplikasi: sepsis
• Tx: simptomatis, ab intravena

Tatalaksana Pioderma
Tx sistemik:
• Penicillin:
– Ampicillin 4x500mg
– Amoxicillin 4x500mg Tx topikal:
– Penicillin resistant strain: • Antibiotik  Mupirosin, asam
amoxicillin+clavulanate acid fusidat, neomisin, basitrasin
3x250-500mg, cloxacillin oles 2x per hari.
3x250mg. • Kompres NaCl 0,9% 2x per
• Makrolide: hari.
– Erythromycin 4x250-500mg • Pioderma sekunder  tx
• Sefalosporin: penyakit penyebab
– Sefadroksil 2x500mg • Kronis  kultur dan tes
– Ciprofloxacin: 2 x 500-750 mg resistensi.

Anda mungkin juga menyukai