Dasar teori
a) DEFINISI
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah lebih dari
normal. Untuk laki-laki, ambang normalnya dalam darah adalah 7,0 mg/dL, sedangkan pada
perempuan normalnya adalah 5,7 mg/dL darah.
Hiperurisemia primer
Hiperurisemia primer merupakan hiperurisemia yang tidak disebabkan oleh penyakit lain.
Biasanya berhubungan dengan kelainan molekuler yang belum jelas dan adanya kelainan
enzim spesifik.
Hiperurisemia sekunder
Hiperurisemia sekunder merupakan hiperurisemia yang disebabkan oleh penyakit atau
penyebab lain. Hiperurisemia jenis ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu kelainan
yang menyebabkan peningkatan de novo biosynthesis, peningkatan ATP, dan underexcretion.
Hiperurisemia idiopatik
Hiperurisemia idiopatik merupakan jenis hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primernya
dan tidak ada kelainan genetik, serta fisiologi yang jelas.
c) PATOFISIOLOGI
Purin adalah protein yang termasuk dalam golongan nukleo-protein. Selain didapat
dari makanan, purin juga berasal dari penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.
Pembuatan atau sintesis purin juga bisa dilakukan oleh tubuh sendiri dari bahan - bahan seperti
CO2, glutamin, glisin, asam urat, dan asam folfat. Diduga metabolit purin diangkut ke
hati, lalu mengalami oksidasi menjadi asam urat. Kelebihan asam urat dibuang melalui
ginjal dan usus.
Manusia mengubah adenosin dan guanosin menjadi asam urat. Adenosin mula-mula diubah
menjadi inosin oleh adenosin deaminase. Selain pada primata tingkat tinggi, uratase (uricase)
mengubah asam urat menjadi alatoin, suatu produk yang larut air pada mamalia. Namun,
karena manusia tidak memiliki uratase, produk akhir metabolisme purin adalah asam urat.
Ketika kadar asam urat serum melebihi batas kelarutannya, terjadilah kristalisasi natrium
urat di jaringan lunak dan sendi sehingga menimbulkan reaksi inflamasi, artritis gout
d) MANIFESTASI KLINIS
Hiperurisemia asimptomatik
Hiperurisemia asimptomatik adalah keadaan hiperurisemia (kadar asam urat
serum tinggi) tanpa adanya manifestasi klinik gout. Fase ini akan berakhir ketika
muncul serangan akut arthritis gout, atau urolitiasis, dan biasanya setelah 20
tahun keadaan hiperurisemia asimptomatik. Terdapat 10-40% subyek dengan gout
mengalami sekali atau lebih serangan kolik renal, sebelum adanya serangan
arthritis.
Arthritis gout
Arthritis gout akut
Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada laki-laki, dan
setelah 60 tahun pada perempuan. Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang
sendi yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien
tidur tanpa ada gejala apapun, kemudian
bangun tidur terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Keluhan
monoartikuler berupa nyeri, bengkak, merah dan hangat, disertai keluhan
sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah, disertai lekositosis dan
peningkatan laju endap darah. Keluhan cepat membaik setelah beberapa jam
bahkan tanpa terapi sekalipun.
Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan stadium gout akut, dimana secara klinik tidak
muncul tanda-tanda radang akut, meskipun pada aspirasi cairan sendi masih
ditemukan kristal urat, yang menunjukkan proses kerusakan sendi yang terus
berlangsung progresif. Stadium ini bisa berlangsung beberapa tahun sampai 10
tahun tanpa serangan akut dan tanpa tata laksana yang adekuat akan berlanjut ke
stadium gout kronik.
Arthritis gout kronik
Stadium ini ditandai dengan adanya tofi dan terdapat di poliartikuler, dengan
predileksi cuping telinga, MTP-1, olekranon, tendon Achilles dan jari tangan.
Tofi sendiri tidak menimbulkan nyeri, tapi mudah terjadi inflamasi di
sekitarnya, dan menyebabkan destruksi yang progresif pada sendi serta
menimbulkan deformitas.
Penyakit ginjal
Terdapat tiga bentuk kelainan ginjal yang diakibatkan hiperurisemia, diantaranya
sebagai berikut :
Nefropati urat, yaitu deposisi kristal urat di interstitial medulla dan pyramid ginjal,
merupakan proses yang kronik, ditandai dengan adanya reaksi sel giant di
sekitarnya.
Nefropati asam urat, yaitu presipitasi asam urat dalam jumlah yang besar pada
duktur kolektivus dan ureter, sehingga menimbulkan keadaan gagal ginjal
akut. Disebut juga sindrom lisis tumor, dan sering didapatkan pada pasien
leukemia dan limfoma pasca kemoterapi.
Nefrolitiasis, yaitu batu ginjal yang didapatkan pada 10-25% dengan gout
primer.
e) Algoritma
Non farmako
PERUBAHAN GAYA HIDUP
Diet
Pengaturan diet juga disarankan untuk menjaga berat tubuh yang ideal.Diet yang
ketat dan tinggi protein sebaiknya dihindari.Selain pengaturan makanan, konsumsi air
yang cukup juga menurunkan risiko serangan gout. Asupan air minum >2 liter per hari
disarankan pada keadaan gout dengan urolithiasis. Sedangkan saat terjadi serangan gout
direkomendasikan untuk meningkatkan asupan air minum minimal 8 – 16 gelas per hari.
Keadaan dehidrasi merupakan pemicu potensial terjadinya serangan gout akut.
Latihan fisik
Latihan ϐisik dilakukan secara rutin 3−5 kali seminggu selama 30−60 menit.
Olahraga meliputi latihan kekuatan otot, ϐleksibilitas otot dan sendi, dan ketahanan
kardiovaskular. Olahraga bertujuan untuk menjaga berat badan ideal dan menghindari
terjadinya gangguan metabolisme yang menjadi komorbid gout. Namun, latihan yang
berlebihan dan berisiko trauma sendi .
2. Penatalaksanaan kasus
a. Subjek : nyeri seluruh badan
b. Objek : asam urat 10 (meningkat)
c. Assessment : hiperuresemia
d. Plan : Kolkisin dan asam mefenamat
e. Pembahasana
I. Mekanisme kerja obat
OBAT KOLKISIN
Kolkisin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati Arthritis Gout. Kolkisin
adalah produk alami yang bersifat toksik dan metabolit sekunder, yang berasal dari
ekstraksi tanaman genus Colchicum. Selain untuk gout Kolkisin juga digunakan
untuk pengobatan pericarditis dan Behcet’s disease.
ASAM MEFENAMAT
Bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan
menghambat enzim siklooksigenase (COX) sehingga mempunyai efek analgesik,
antiinflamasi dan antipiretik.
II. Indikasi
OBAT KOLKISIN
Kolkisin adalah obat terpilih untuk penyakit pirai. Pemberian harus dimulai
secepatnya pada awal serangan dan diteruskan sampai gejala hilang atau timbul efek
samping yang mengganggu. Gejala penyakit umumnya menghilang 24-48 jam setelah
pemberian obat.
Bila terapi terlambat efektivitas obat berkurang. Kolkisin juga berguna untuk
profilaktik serangan penyakit pirai atau mengurangi beratnya serangan.
ASAM MEFENAMAT
Meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi,
nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri sehabis operasi.
III. Kontraindikasi
OBAT KOLKISIN
wanita hamil, gangguan saluran pencernaan, penyakit ginjal
ASAM MEFENAMANT
IV. Dosis
Kolkisin
Dosis Kolkisin 0,5-0,6mg tiap jam, atau 1,2mg sebagai dosis awal diikuti 0,5-
0,6mg tiap 2 jam sampai gejala penyakit hilang atau gejala saluran cerna timbul.
Mungkin perlu diberikan sampai dosis maksimum 7-8mg tetapi umunya pasien tidak
dapat menerima dosis ini. Untuk profilaksis diberikan 0,5-1mg sehari.
Pemberian IV : 1-2mg dilanjutkan dengan 0,5mg tiap 12-24 jam. Dosis jangan
melebihi 4mg dengan satu regimen pengobatan. Untuk mencegah iritasi akibat
ekstravasasi sebaiknya larutan 2mL diencerkan menjadi 10mL dengan larutan garam
faal.
Asam mefenamant
Dewasa 500mg pemakaian 3x sehari. Nyeri akut dan demam bisa di atasi dengan
325 – 500 mg empat kali sehari.
V. Efek Samping :
KOLKISIN
a) Muntah, mual, diare. → hentikan pengobatan walaupun efek terapi belum
tercapai.
b) Pada pemberian IV dengan dosis terapi, bila terjadi ekstravasasi → peradangan
dan nekrosis kulit serta jaringan lemak.
c) Kolkisin harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan usia lanjut, lemah,
atau pasien dengan gangguan ginjal, kardiovaskular, dan saluran cerna.
ASAM MEFENAMAT
Efek samping dari asam mefenamat terhadap saluran cerna yang sering timbul
adalah diare, diare sampai berdarah dan gejala iritasi terhadap mukosa lambung,
selain itu dapat juga menyebabkan eritema kulit, memperhebat gejala asma dan
kemungkinan gangguan ginjal.
VI. Interaksi Obat
kolkisin
Antikuagulan dapat memperpanjang perdarahan
asam mefenamat
Obat-obat anti koagulan oral seperti warfarin; asetosal (aspirin) dan insulin.
VII. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit dan riwayat
pengobatan
Memiliki hubungan dengan riwayat pasien pada gagal jatung kongestif, penyakit
jantung coroner, dan diabetes mellitus
VIII. ADME
kolkisin
cerna baik. Obat ini dengan protein kolkisin yang masuk diekskresikan
mikrotubular dan ke dalam tubuh 80% via feses
didistribusi secara luas
menyebabkan dimetabolisme di dalam bentuk
dalam jaringan tubuh;
depolimerisasi dan hepar oleh enzim metabolit dan
volume distribusinya 49,5 menghilangnya CYP3A4 menjadi obat yang tidak
± 9,5 L. Kadar tinggi mikrotubul fibrilar 2-O- berubah. Sisanya,
granulosit dan sel demethylcolchicine, diekskresikan
didapat di ginjal, hati,
bergerak lainnya. Hal dan 3-O- melalui urin.
limpa, dan saluran cerna;
ini menyebabkan demethylcolchicine. Waktu paruh
tetapi tidak terdapat di otot penghambatan eliminasi
rangka, jantung, dan otak. migrasi granulosit ke dilaporkan
IV.
asam mefenamant