Anda di halaman 1dari 21

RESUME PBL CULTURE

SKENARIO 1

BLOK 7.3

Nama : Alfi Meitasari

NPM : 117170007

Kelompok : 3

Blok : 7.3

Tutor : dr. Bambang Wibisono M.HKes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON

1
2021

SKENARIO 1

STATUS KESEHATAN

Seorang dokter PNS mendapat penempatan di daerah pedalaman. Dokter


tersebut terkejut melihat sikap dan perilaku masyarakat yang berbeda dari tempat
asalnya. Setelah beberapa lama bekerja di daerah tersebut dokter mendapatkan data
tentang status kesehatan yang masih rendah, hal ini mungkin saja dipengaruhi banyak
hal seperti sikap dan prilaku masyarakat. Tantangan ini dijadikan motivasi dokter
tersebut untuk merubah pola pikir warga demi terwujudnya status kesehatan yang
lebih baik melalui pendekatan dengan komunikasi yang efektif serta melakukan
pendekatan dari aspek ras, etnis dan budaya setempat.

STEP 1

1. Etnis
Adalah suatu kesatuan sosial yang dapat membedakan kesatuan berdasarkan
persamaan asal usul seseorang sehingga dapat dikategorikan dalam status
mana ia dimasukan/
2. Ras
Adalah pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik individu yg
diwariskan secara turun menurun.
3. Budaya
Adalah sesuatu mengenai kebudayaan yg sudah berkembang dan sesuatu
kebiasaan yg sukar diubah.
4. Status Kesehatan

2
Adalah hasil interaksi beberapa faktor dari dalam individu (internal) dan
faktor luar (eksternal). Faktor internal meliputi psikis dan fisik, dan faktor
eksternal meliputi budaya, ekonomi, politik, lingkungan fisik, dll.

STEP 2

1. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan di lingkungan


masyarakat ?
2. Bagaimana cara komunikasi yang efektif ?
3. Bagaimana dokter tersebut merubah pola pikir warga ?

STEP 3

1. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan di lingkungan


masyarakat ?
 Factor sosial meliputi self concept, image kelompok.
 Umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, pekerjaan.
 Faktor internal psikis fisik
 faktor eksternal sosisal budaya masyarakat, lingkungan fisik, pendidikan
dan ekonomi.
2. Bagaimana cara komunikasi yang efektif ?
 Komunikasi yang terjadi antara dokter pasien meliputi :
 verbal adalah komunikasi disampaikaan lisan.
 non verbal komunikasi dg menyampaikan gerak gerik
 7 cara untuk komunikasi efektif
1. Krediabilitas
2. Konteks
3. Konten
4. Kontunuity kosistensi

3
5. Cavability
6. Clarity
7. Channels of distribusi
 Komunikasi efektif Sikap saling menghargai, empati, humble atau rendah

 Komunikasi efektif tujuannya yaitu :


 Memberitahu
 Memotivasi
 Mendidik
 Menyebar informasi
 Mendukung pembuatan keputusan
 Faktor yang mempengaruhi strategi komuniaksi agar tepat sasaran yaitu :
 Mengenali sasaran komunikasi
 Pemilihan media komunkasi
 Pengkajian tujuan pesan
 Peran komunikator dalam komunikasi
 Metode SBAR (situasi, background, assessment, recommendation)
 pendekatan komunikasi. Cara komunikasi efektif antar budaya yaitu dari
bahasa.
3. Bagaimana dokter tersebut merubah pola pikir warga ?
 Tahu budaya setempat, mendekati tokoh2 masyarakat, cara pandang
masyarakat thd kesehatan.
 Dokter melakukan adaptasi, dr tdk hanya promosi kesehatan tetapi harus
memberi tahu perjalanan penyakit, upaya merubah perilaku. Mendukung
perilaku positif.
 Dengan pendekatan ras, etnis, budaya
 Adaptasi ada 2 tahap 1 cultural adaptation dan post adaptation.

STEP 4

4
1. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan di lingkungan
masyarakat ?
 sosial ekonomi
contohnya pada penderita obesitas biasanya terjadi pada masyarakat yang
status ekonominya tinggi sedangkan pada penderita malnutrisi biasanya
terjadi pada masyarakat yang status ekonominya rendah.
 Aspek budaya
1. Pengaruh tradisi
Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam
bentuk kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat.
2. Sikap fatalistis
Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh :
beberapa anggota masyarakat di kalangan 4 kelompok tertentu (fanatik)
sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha
untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit.
3. Pengaruh nilai
Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan.
4. Sikap ethnosentris
5. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya.
 Faktor internal
 umur akan menimbulkan penyakit berdasarkan umur, balita terkena
infeksi.
 jenis kelamin. Wanita lebih banyak menderita kanker payudara. Laki2
kanker prostat.
 Faktor eksternal
 pekerjaan Buruh yang bekerja di pabrik industry.
 Faktor lingkungan fisik dan biologis dari sumberdaya alam dan rekayasa
manusia termasuk sumber air. Daerah kalimantan banyak pabrik yg

5
membuang limbah ke lingkungan berpengaruh terhadap sstatus
kesehatan.
 budaya berpengaruh karena kultur tempat tinggal akan mempengaruhi
kebiasaan. 3 kelompok social yang akrab, kelurga dan teman. Orang
bayak kelompok. Orang yg berkuasa.

 sikap dan perilaku berpengaruh terhadap status kesehatan.


 pelayanan kesehatan
perseorangan banyak yang diselenggarakan secara mandiri dan
masyarakat diselenggarakan oleh masyarakat dan kelompok. Sosialisasi
edukassi diharapkan masyaraktnya akan terpengaruh dari perilaku.
 gaya hidup
menyebabkan status kesehatannya berbeda2. Masyarakat pedesaan
lebih sehat dari masyarakat perkotaan dan factor genetik
mempengaruhi status kesehatan karena ada beberapa golongan
enyakit yg diturunkan secara turun menrun.
 kepercayaan
kepercayaan terhadap pengobatan merupakan hal yang penting untuk
menunjang status kesehatan yang lebih baik. Contohnya beberapa
masyarakat masih percaya berobat ke dukun.
 Idikator
 Lamanya usia harapan hidup dari masyarakat
 Keadaan sakit atau cacat secara anatomis dan fisiologis
 Keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatic, kejiwaan
maupun social pada dirinya
 Ketidakmampuan seseorang untuk bersosialisasi dan melakukan
pekerjaan dikarenakan sakit
 Kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berprtisipasi dalam
menjaga dirinya untuk tetap selalu dalam keaadaan sehat.

6
 Perilaku individu secara langsung berkaitan dengan masalah
kesehatan
 Perilaku masyarakat terhadap lingkungan dan ekosistem
 Perilaku individu atau masyarakat terhadap sesamanya, keluarga
dan komunitasnya
 Kualitas komunikasi anggota masyarakat
 Kepuasaan anggota masyarakat terhadap lingkungan social meliputi
rumah, pekerjan, sekolah, dll.
 Kepuasan individu atau masyarakat terhadap seluruh aspek
kehidupan dirinya sendiri

 Gaya hidup sehat

yaitu olahraga teratur, tidak merokok, mengendalikan stress, istirahat


yang cukup.

2. Bagaimana cara komunikasi yang efektif ?


 Respect sikap menghargai, menghargai setiap individu. Sikap saling
menghargai maka efektivitas kinerja baik.
 Empati. Kemampuan individu menempatkan diri thd situasi
 Dapat didengarkan dan dimengerti dg baik oleh penerima pesan.
Mampu menerima umpan balik yang baik.
 Kejelasan sehingga tdk menimbulkan salah penafsiran
 rendah hati, sikap menghargai, mau mendengar dan memandang
rendah orang lain, rela memaafkan.
 7 prinsip
 kredibilitas berkaitan erat dg kepercayaan. Agar pesan
tersampaikan dengan baik.
 konteks nya yaitu kntes yg diberikank harus menarik,
 konten harus mengandung yang berrti

7
 Clarity pesannya harus jelas
 Contuinity/konsisten berkesinambungan
 Capability menerima pesan
 Channel of distribution menggunakan media

 Komunikasi verbal
dimulai dg mengucapkan salam Dengan memberikan ucapan selamat
pagi. Mencangkup beberapa aspek yaitu, pembendaharaan kata
(kata2 mudah dimengerti), kecepatan, intonasi, singkat dan jelas
tidak berbelit2, waktu yang tepat.
 Komunikasi Non verbal
dilihat dari gerak gerik, membangun motivasi pasien tujuannya untuk
memberikn penghargaan diamati dari penampilan fisik, karakter fisik,
pakaian (menggambarkan status social, agama), jarak, gerakan tubuh
bisa dari gerakan tangan, kaki, ekspresi wajah, kontk mata
menggambarkan komunikasi nonverbal. Sentuhan contohnya berjabat
tangan.
 Hambatan komunikasi efektif contohnya yaitu hambatan bahasa,
mengenali sasaran komunikasi yaitu perlu memahami komunikan,
media komunikasi, pengajian tujuan pesan. Pesan komunikasi, peran
komunikasi yaitu day tarik sumber dan kreadibilitas sumber.
 SBAR banyak digunakan, sama seperti SOAP, Situasi (situasi
pembcara), Backgrround, Assesment, Rekomendasi (tindak lanjut yg
terjadi selanjutnya).
 Bahasa merupakan faktor yg paling penting karena nanti
mempengaruhi perilku masyrakat.
 media komunikasi, dijembatanioleh bahasa juga, bahasa yang baik
maka akan lebih tersamaikan kesan kita.
3. Bagaimana dokter tersebut merubah pola pikir warga ?

8
 mendekati tokoh2 masyarakat, jika tokoh masyarkat mau bergabung
dengan dunia kedokteran maka akan membantu kesehatan masyarakat
tersebut.
 Upaya adaptasi dalam proses pengobatan yang dilakukan terhadap
pasien yaitu dalam bentuk upaya menggali beberapa latar belakang
terkait penyakit pasien yang diderita, dokter berusaha menggunakan
bahasa yang lokal dan tidak menggunakan bahasa medis dalam
menyampaikan permasalahan kesehatan, dokter melakukan
pengobatan dengan metode holistik, metode tersebut akan memberikan
rasa dan kesan nyaman terhdap pasien. Selanjutnya dokter
menyampaikan proses pengobatan melalui media gambar tujuannya
yaitu agar mempermudah penyampaian pada pasien.

MINDMAP

STATUS
KESEHATAN

sikap dan
Faktor yang komunikasi pendekatan yang
perilaku
mempengaruhi efektif dilakukan dokter
masyarakat

faktor internal faktor eksternal

usia sosial ekonomi

jenis kelamin budaya

genetik kepercayaan

pelayanan
kesehatan

gaya hidup

STEP 5

9
1. Status kesehatan ditinjau dari aspek genetik (keturunan) ?
2. Status kesehatan ditinjau dari aspek pelayanan kesehatan ?
3. Status kesehatan ditinjau dari aspek sistem kepercayaan, teknologi dan
pengetahuan ?
4. Status kesehatan ditinjau dari lingkunagn fisik, sosial ekonomi dan budaya?
5. Keberagaman (ras, etnis, budaya) ddalam pelayanan kesehatan ?

Refleksi Diri
Alhamdulillah PBL Skenario 1 pertemuan pertama sudah dilakukan dan
berjalan cukup lancar. Semoga PBL pertemuan kedua saya dapat lebih baik lagi.

STEP 6

Belajar Mandiri

STEP 7

1. Status kesehatan ditinjau dari aspek genetic

Secara sederhana, penyakit manusia dapat dibagi ke dalam beberapa kategori,


salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor gen. Penyakit ini disebut
juga sebagai penyakit herediter atau keturunan.

Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya, Seperti apa
keturunan generasi muda yang diinginkan? Oleh sebab itu kita harus terus
meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan
memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya

Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa
inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. Namun
masih banyak saja anak Indonesia yang status gizinya kurang bahkan buruk. Padahal
potensi alam Indonesia cukup mendukung. oleh sebab itulah program
penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih tetap
diperlukan. Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat

10
RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi
masyarakat dan cepat dapat tertangani

Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus


dijalankan, terutamanya daeraha yang miskin dan tingkat pendidikan masyarakatnya
rendah. Pengukuran berat badan balita sesuai dengan KMS (Kartu Menuju Sehat)
harus rutin dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi secara dini status gizi balita. Bukan
saja pada gizi kurang kondisi obesitas juga perlu dihindari. Bagaimana kualitas
generasi mendatang sangat menentukan kualitas bangas Indonesia mendatang.

2. Status kesehatan ditinjau dari aspek pelayanan kesehatan

Defenisi Pelayanan kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia


Tahun 2009 (Depkes RI) yang tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan tentang
kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan, perorangan, keluarga,
kelompok ataupun masyarakat. Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan,
pelayanan kesehatan secara umum terdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan yaitu:

1). Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service). Pelayanan kesehatan ini


banyak diselenggarakan oleh perorangan secara mandiri (self care), dan keluarga
(family care) atau kelompok anggota masyarakat yang bertujuan untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.
Upaya pelayanan perseorangan tersebut dilaksanakan pada institusi pelayanan
kesehatan yang disebut rumah sakit, klinik bersalin, praktik mandiri.
2). Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). Pelayanan kesehatan
masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan masyarakat yang bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang mengacu pada tindakan promotif

11
dan preventif. Upaya pelayanan masyarakat tersebut dilaksanakan pada pusat-
pusat kesehatan masyarakat tertentu seperti puskesmas.

Kegiatan pelayanan kesehatan secara paripurna diatur dalam Pasal 52 ayat (2) UU
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:

(1).Pelayanan kesehatan promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan


pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan.
(2).Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit
(3).Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, pengendalian kecacatan agar
kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
(4).Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi
lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

3. Status kesehatan ditinjau dari aspek sistem kepercayaan, teknologi dan


pengetahuan?

 Kepercayaan

Setiap individu memiliki berbagai macam kepercayaan terhadap suatu perilaku,


namun ketika dihadapkan pada suatu kejadian tertentu, hanya sedikit dari keyakinan
tersebut timbul untuk mempengaruhi perilaku. Keyakinan lebih menonjol dalam
memengaruhi perilaku individu. Keyakinan yang menonjol ini dapat dibedakan
menjadi :

12
1) Behavior belief yaitu keyakinan individu akan hasil suatu perilaku dan evaluasi
atas hasil tersebut. Behavior belief akan mempengaruhi sikap terhadap perilaku
(attitude toward behavior).

2) Normatif belief yaitu keyakinan individu terhadap harapan normatif orang lain
yang menjadi rujukannya seperti keluarga, teman dan lingkungan. Harapan normatif
ini membentuk variabel norma subjektif (subjective norm)

3) Control belief yaitu keyakinan individu tentang keberadaan hal-hal yang


mendukung, menghambat perilaku dan persepsi tentang seberapa kuat hal-hal
tersebut mempengaruhi perilakunya. Control belief membentuk variabel persepsi
kontrol keperilakuan (perceived behavior control).

 Teknologi

Era Globalisasi sekarang ini kemajuan teknologi sangat berkembang dengan begitu
pesat. Salah satu kemajuan teknologi tersebut ialah teknologi informasi (TI) yang
telah merambah keberbagai bidang kehidupan manusia. Defenisi Teknologi Informasi
itu sendiri adalah Studi atau penggunaan peralatan elektronika, untuk menyimpan,
menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja melalui berbagai media
(seperti internet), termasuk katakata, bilangan dan gambar. Salah satu kemajuan
teknologi informasi merambah pada bidang kesehatan seperti kedokteran.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan. Media dibagi


menjadi tiga kategori yaitu media cetak, media eletronik dan media papan (billboard)
(Anitah, 2009; Notoatmodjo, 2012; Suparman, 2012) Adapun keterangan dari ketiga
jenis media tersebut adalah sebagai beriku

 Media Cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat


bervariasi antara lain:

13
a). Booklet, adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan dalam bentuk
buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
b). Leaflet, adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun
gambar, atau kombinasi keduanya.
c). Flyer (selebaran), berbentuk seperti leaflet namun tidak berlipat.
d). Flip chart atau biasa disebut lembar balik merupakan media penyampaian pesan
atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Media ini berbentuk buku
dimana tiap halaman berisi gambar peragaan dan halaman sebaliknya berisi
kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.
e). Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah
kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
f). Poster adalah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan informasi kesehatan
yang biasanya ditempelkan ditembok-tembok, tempat umum maupun kendaraan
umum
g). Foto mengungkapkan informasi kesehatan hasil bidikan kamera atau lensa.
 Media Elektronik

Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesanpesan atau informasi


kesehatan memiliki jenis yang berbeda antara lain:

 Televisi
 Video
 Radio
 Internet
 Media Papan (Bill Board)

Papan (Bill board) merupakan media yang dipasang di tempat umum seperti dipinggir
jalan ataupun gedung bertingkat dapat digunakan sebagai media pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan pada bill board diisi dengan pesan-pesan kesehatan

14
yang menarik dan dapat pula dituliskan pada lembaran seng kemudian ditempelkan
pada kendaraan umum seperti bus.

 Pengetahuan

Tingkat pengeahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang untuk
memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan
pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatannya. Pendidikan juga secara tidak
langsung akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam menjaga kesehatannya.
Biasanya, orang yang berpendidikan (dalam hal ini pendidikan formal) mempunyai
resiko lebih kecil terkena penyakit atau masalah kesehatan lainnya.

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang mempengaruhi


pengetahuan antara lain:

a). Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah dan makin banyak seseorang menerima informasi yang dapat
menambah pengetahuannya.
b). Paparan Informasi
Paparan informasi mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Pada
individu yang kurang terpapar informasi maka dia akan mengalami deficit
pengetahuan tentang suatu masalah. Sebaliknya individu yang menerima banyak
informasi akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai permasalahan.
c). Sosial budaya dan ekonomi
Sosial budaya seperti kebiasaan dapat mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki
seseorang tanpa melalui penalaran. Ekonomi juga membuat seseorang dapat
memiliki fasilitas yang menunjang untuk peningkatan pengetahuan sehingga hal
ini juga dapat mempengaruhi pengetahuan.
d). Lingkungan
Lingkungan memengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam individu. Hal
ini karena adanya interaksi timbale balik antara individu dengan lingkungan.

15
e). Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik pepatah tersebut bisa diartikan bahwa
pemngalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan
yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa lalu
Pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap individu,
maka pengalaman mempunyai kaitan dengan pengetahuan. seseorang yang
mempunyai pengalaman banyak akan menambah pengetahuan.
f). Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan
masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup
tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa, makin tua
umur seseorang maka proses– proses perkembangan mentalnya bertambah baik,
akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan ini tidak
secepat ketika berusia belasan tahun.

4. Status kesehatan ditinjau dari lingkunagn fisik, sosial ekonomi dan budaya?

 Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan


lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif pada terwujudnya status kesehatan
yang optimal pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup:
perumahan, pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
pembuangan air kotor (limbah). Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan
adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia
yang merupakan media yang baik agar terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia
yang hidup didalamnya.

16
Secara umum, lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Lingkungan fisik, yaitu lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar manusia. Lingkungan
fisik ini meliputi banyak hal, seperti cuaca, musim, keadaan geografis, struktur geologis, dan
lain-lain.

2) Lingkungan non fisik, yaitu lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi antarmanusia.
Lingkungan non fisik ini meliputi sosial-budaya, norma, nilai, adat istiadat, dan lain-lain.

Untuk memahami hubungan lingkungan dengan kesehatan, dapat digunakan model


segitiga yang menjelaskan hubungan antara agens, hopes, dan lingkungan. Agens
merupakan faktor yang dapat menyebabkan penyakit, seperti faktor biologis, kimiawi,
mekanis, dan psikologis. Penjamu (hopes) adalah semua faktor yang terdapat pada diri
manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit serta perjalanan suatu penyakit.
Faktor tersebut antara lain keturunan, mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin,
status perkawinan, pekerjaan, kebiasaan hidup, dan sebagainya.

 sosial ekonomi

Ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan antara lain adalah

(1). Umur Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan
golongan umur. Misalnya balita lebih rentan terkena penyakit infeksi, sedangkan
golongan usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit
jantung koroner, kanker, dan lainlain.
(2). Jenis Kelamin Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula.
Misalnya di kalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-
laki banyak menderita kanker prostat. Karena perempuan dan laki-laki memiliki hormon
yang berbeda dan potensi memiliki suatu penyakit juga berbeda.
(3). Pekerjaan Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Misalnya
sebaliknya buruh yang bekerja di industri, semisal dipabrik bahan kimia, maka pekerka
terebut juga lebih rentan terganggu kesehatannya terlebih mengenai organ pernapasan
oleh karena itu disetiap industri memiliki SOP nya masingmasing.

17
(4). Sosial Ekonomi Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit. Misalnya
penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus
ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan
masyarakat yang status ekonominya rendah. Dari sini dapat kita simpulka bahwa
ekonomi dalam suatu keluarga sangat berdampak pada kesehatan
 Budaya

Menurut G.M. Foster (1973), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan :

1). Pengaruh tradisi Tradisi adalah suatu wujud budaya yang abstrak dinyatakan dalam
bentuk kebiasaan, tata kelakuan dan istiadat. Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat
yang dapat berpengaruh negatif juga positif.
a Contoh negatif : tradisi cincin leher. Meskipun berbahaya karena penggunaan cincin
ini bisa membuat tulang leher menjadi lemah dan bisa mengakibatkan kematian jika
cincin dilepas, namun tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian perempuan Suku
Kayan. Mereka meyakini bahwa leher jenjang seperti jerapah menciptakan seksual
atau daya tarik seksual yang kuat bagi kaum pria. Selain itu, perempuan dengan
leher jenjang diibaratkan seperti naga yang kuat sekaligus indah.
b Contoh positif: tradisi nyirih yang dapat menyehatkan dan menguatkan gigi.
2). Sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh : beberapa anggota
masyarakat di kalangan kelompok tertentu (fanatik) sakit atau mati adalah takdir,
sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan
bagi anaknya yang sakit.
3). Pengaruh Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan. Contoh masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daripada beras
merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi pada beras merah
daripada beras putih.
4). Sikap ethnosentris Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika
dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Misal sikap seorang yang menggunakan
vitsin pada makanannya yang menganggap itu lebih benar daripada orang yang tidak
menggunakan vitsin padahal vitsin tidak bagi kesehatan.

18
5). Pengaruh perasaan bangga pada statusnya Contoh : dalam upaya perbaikan gizi, di
suatu daerah pedesaan tertentu menolak untuk makan daun singkong, walaupun
mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat
beraggapan daun singkong hanya pantas untuk makanan kambing dan mereka
menolaknya karena status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing. 6
6). pengaruh norma Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
banyak mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara
dokter yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan.
7). Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan Apabila seorang
petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat, maka
yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan
perubahan, menganalisis faktorfaktor yang terlibat/berpengaruh pada perubahan dan
berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan
tersebut.

5. Keberagaman (ras, etnis, budaya) ddalam pelayanan kesehatan

Menurut (Murniati, 2013)

 Suku Bangsa dan Ras


Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari Sulawesi adalah termasuk
ras Mongoloid Melayu Muda (Deutero Malayan Mongoloid). Kecuali Batak
dan Toraja yang termasuk Mongoloid Melayu Tua (Proto Malayan Mongoloid).
Sebelah Timur Indonesia termasuk ras Austroloid, termasuk bagian NTT.
Sedangkan kelompok terbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi adalah
golongan China yang termasuk Astratic Mongoloid.
 Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari
manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra,
namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia
seharai-hari. Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara

19
tepat dan rinci. Hal ini pula yang barangkali menyulitkan para ahli untuk
memberikan definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk
kepercayaan yang dianggap sebagai agama, tampaknya memang memiliki ciri
umum yang hampir sama, baik dalam agama primitif maupun agama
monoteisme. Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukan bahwa agama
berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa sebagai ukuran yang menentukan yang
tak boleh diabaikan.
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain
adalah:
1. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan
melarang
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai perdamaian
4. Berfungsi sebagai sosial control
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi transformative
7. Berfungsi kreatif
8. Berfungsi sublimatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam
keragaman bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui
di Indonesia.
 Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh
penganut budaya yang di anggap baik atau buruk. Norma –norma budaya adalah
suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya
terkait. Yang perlu di kaji pada factor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang
oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang
dipantang dalam kondisi sakit, perseosi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari dan kebiasaan membersihkan diri.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori
dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika. 2009.
2. Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI: 2009.
3. Depkes. 2013. Dasar Pembentukan BPJS. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan Undang-undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pasal 5 ayat (1) dan Pasal
52.
4. Mila Mardotillah, Budhi Gunawan, Rini S. Soemarwoto. Pengaruh Kepercayaan,
Pengetahuan dan Sikap Terhadap Akses Jamban Di Perkotaan. Jurnal Sosial
Humaniora (JSH). , Volume 12, Ed. 2. 2019
5. Hidayat, A.Aziz alimul, S.Kep. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: buku
kedokteran EGC. 2002.
6. Soekidjo Notoadmodjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta.
Jakarta. 2005.

21

Anda mungkin juga menyukai