Anda di halaman 1dari 8

Metode Penelitian

BAB V
VARIABEL DAN HUBUNGAN ANTAR –VARIABEL

A. Pengertian Variabel
Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah dari
satu subyek ke subyek yang lainnya, seperti dalam pengukuran yang
dimaksud dengan variabel adalah karakteristik suatu benda atau subyek,
bukan bendanya itu sendiri. Misalnya : badan, kelamin, darah,
haemoglobin bukan variabel yang dinamakan variabel adalah : tinggi
badan, berat badan, jenis kelamin, tekanan darah atau kadar
haemoglobin.
Secara umum dinyatakan bahwa variabel merupakan
operasionalisasi dari suatu konsep. Dengan demikian variabel adalah
konsep yang telah operasional yaitu dapat diamati dan dapat diukur
sehingga dapat terlihat adanya variasi.

B. Macam Variabel
1. Variabel Bebas (Independence Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang bila berubah akan
mengakibatkan perubahan variabel lain, dapat berfungsi
mempengaruhi terjadinya/ munculnya variabel lain (variabel terikat),
Variabel bebas biasa juga disebut : variabel independen, prediktor,
resiko atau kausa.
2. Variabel Terikat/ Tergantung (Dependence Variabel)
Variabel terikat/ tergantung adalah variabel yang mengalami
perubahan akibat variabel bebas. Variabel terikat/tergantung biasa
juga disebut variabel dependen, efek, hasil, out come, atau event.
Misalnya : a. Pemberian obat A menyebabkan penurunan
tekanan darah
59
Nurwiyana Abdullah
Metode Penelitian

b. Perbedaan kadar kolesterol pada siswa lelaki dan wanita


Pada contoh pertama pemakaian obat A merupakan variabel bebas,
sedang tekanan darah adalah variabel tergantung. Pada contoh kedua
kadar kolesterol serum adalah variabel tergantung sedang jenis
kelamin merupakan variabel bebas.
3. Variabel Kontrol
Berfungsi mengendalikan agar variabel terikat yang muncul
bukan karena pengaruh variabel yang lain, tetapi benar-benar karena
pengaruh variabel bebas tertentu. Pengendalian dimaksudkan agar
tidak merubah/ menghilangkan variabel bebas tertentu yang akan
diteliti pengaruhnya.
4. Variabel Antara (inter Vining Variabel)
Berfungsi mengendalikan agar variabel terikat yang muncul,
benar-benar karena pengaruh variabel bebas, dengan
memperhitungkan pengaruhnya pada kedua variabel tersebut.
Pengaruh variabel ini terhadap variabel bebas dan variabel terikat
dapat diukur intensitasnya, sehingga pengaruh murni dari variabel
bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui.
5. Variabel Perancu (confounding)
Variabel perancu adalah jenis variabel yang berhubungan
(asosiasi) dengan variabel bebas dan berhubungan dengan variabel
tergantung, tetapi bukan merupakan variabel antara. Identifikasi
variabel perancu ini amat penting karena jika tidak dapat membawa
pada kesimpulan yang salah, misalnya ditemukan terdapat hubungan
antar variabel pada hal sebenarnya tidak ada, tidak ditemukan
hubungan itu ada, atau sebaliknya. Perhatikan gambar disebelah ini :

60
Nurwiyana Abdullah
Metode Penelitian

C. Hubungan Antar – Variabel


Dalam hubungan antar variabel ini perlu dipahami bahwa satu jenis
variabel dapat berfungsi berbeda, tergantung kepada konteks penelitian.
Misalnya dalam penelitian berbagai faktor resiko terjadinya hipertensi,
maka hipertensi merupakan variabel tergantung (dengan variabel bebas
misalnya dengan faktor keturunan, merokok, kegemukan dan lain – lain).
Namun dalam penelitian penyebab kematian pada manula,
hipertensi merupakan variabel bebas, sedang variabel tergantungnya
ialah kematian. Meskipun namanya variabel bebas – tergantung , atau
prediktor efek, hubungan antar variabel bebas dengan variabel tergantung
tidak selalu merupakan hubungan sebab akibat. Perhatikan gambar
disebelah ini :

Variabel
Luar C

Variabel Bebas Variabel tergantung


= independent = dependen
= predictor Variabel = efek
= resiko antara = respons
= kausa = event
= outcome

Variabel Perancu
Variabel = Compounding Variabel
Luar Luar

A B

Variabel
luar
D

61
Nurwiyana Abdullah
Metode Penelitian

Gambar : Hubungan antar variabel, penelitian mencari hubungan antar


variabel bebas dengan variabel tergantung. Variabel perancu
merupakan variabel yang tidak diteliti namun dapat mempengaruhi
hasil penelitian karena hubungan dengan variabel bebas dengan
variabel tergantung bukan merupakan variabel antara. Variabel lain
yang tidak diteliti yang hanya berhubungan dengan variabel bebas
saja (A) atau dengan variabel tergantung saja (B) atau yang tidak
berhubungan baik dengan variabel bebas maupun dengan variabel
tergantung (C,D), disebut sebagai variabel luar.
Sumber : Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis
(Sostroasmoro S, 1995)

Sebagai contoh kita lihat penelitian yang mencari hubungan antara


kebiasaan minum kopi dan kejadian penyakit jantung koroner, dalam hal
ini yang bertindak sebagai variabel bebas adalah kebiasaan minum kopi,
dan variabel tergantung adalah insidens penyakit jantung koroner.
Kebiasaan merokok dapat merupakan variabel perancu oleh karena :
a. Kebiasaan minum kopi berhubungan dengan kebiasaan merokok,
perokok lebih sering minum kopi daripada bukan perokok.
b. Merokok berhubungan dengan jantung koroner.
Jadi kebiasaan merokok memenuhi syarat sebagai perancu, oleh
karena berhubungan dengan kebiasaan minum kopi (variabel bebas)
dan berhubungn pula dengan kejadian penyakit jantung koroner
(variabel bergantung). Jika kebiasaan merokok ini tidak diidentifikasi,
mungkin akan ditemukan hubungan yang positif antara kebiasaan
minum kopi dengan kejadian jantung koroner, misalnya ditemukan
bahwa subyek mempunyai kebiasaan minum kopi lebih banyak yang
menderita penyakit jantung koroner dari pada subyek yang tidak minum
kopi.
Penemuan ini mungkin benar, namun mungkin juga tidak benar.
Dapat saja yang sebenarnya terjadi adalah tidak ada hubungan minum
kopi dengan kejadian penyakit koroner, karena perokok banyak yang

62
Nurwiyana Abdullah
Metode Penelitian

minum kopi, tampaknya kebiasaan minum kopi ini berhubungan dengan


kejadian penyakit jantung koroner.

Minum + ? Penyakit
kopi jantung
koroner
+ +

Merokok

Keterangan Gambar : Peran variabel perancu (kebiasaan merokok) dalam


hubungan antara variabel bebas (kebiasaan minum
kopi) dengan variabel tergantung (kejadian penyakit
jantung koroner). Bila kebiasaan merokok mempunyai
hubungan positif dengan kebiasaan minum kopi dan
dengan kejadian penyakit jantung koroner, maka akan
dapat ditemukan asosiasi semu antara kebiasaan
minum kopi dengan kejadian penyakit jantung koroner.

Penelitian mencari hubungan antara kebiasaan makan permen


dengan terjadinya karies dentis, apabila siswa yang sering makan permen
lebih rajin menggosok gigi daripada siswa yang jarang makan permen,
maka mungkin tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara
kebiasaan makan permen dengan kejadian karies dentis, pada hal
perbedaan tersebut sebenarnya ada. Dalam hal ini sering menggosok gigi
merupakan variabel perancu yang berhubungan negatif dengan karies
dentis, yang menyembunyikan hubungan antara makan permen dengan
karies dentis. Lihat gambar di bawah ini :

63
Nurwiyana Abdullah
Metode Penelitian

Makan Karies
Permen Dentis

+
Rajin
gosok
gigi

Keterangan Gambar : Hubungan antara kebiasaan makan permen


(variabel bebas) dengan karies dentis (variabel
tergantung) dapat ”tersembunyi” bila anak yang
sering makan permen ternyata lebih rajin menggosok
gigi. Kerajinan menggosok gigi merupakan perancu
karena berhubungan (+) dengan kebiasaan makan
permen dan berhubungan (-) karies dentis.

D. Cara Mengontrol Variabel


Pengaruh variabel perancu sangat besar terhadap hasil penelitian
yakni dapat menimbulkan bias yang serius, maka peneliti harus :
1. Mengidentifikasi variabel Perancu.
Dalam hal ini yang paling tahu adalah peneliti, caranya dengan
melakukan studi literatur yang memadai, disamping faktor pengalaman
dan logika. Disini berperan kerangka konsep penelitian yang
mengidentifikasi semua variabel, menggolongkannya dan membuat
diagram yang jelas.
2. Menyingkirkan Perancu.
Terdapat 2 cara untuk menyingkirkan variabel perancu, yakni
dalam desain dan analisis. Cara menyingkirkan perancu dalam desain
lebih kuat daripada dalam analisis antara lain karena analisis
64
Nurwiyana Abdullah
Metode Penelitian

multivariat yang sering digunakan untuk tujuan ini, sering dipakai


berbagai asumsi yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh data yang ada.

E. Jenis Hubungan Antar – Variabel


1. Hubungan Simetris
Apabila variabel satu tidak disebabkan atau tidak dipengaruhi
oleh variabel lainnya.
a Kedua variabel merupakan indikator konsep yang sama. Misalnya
jumlah anak lahir hidup dan tingkat kelahiran kasar.
b Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama. Misalnya
meningkatnya mobil disertai meningkatnya kualitas rumah.
c Kedua variabel berkaitan secra fungsional, misalnya ada
Puskesmas – ada pasien berobat di Puskesmas, ada guru – ada
murid.
d Kedua variabel terjadi karena faktor kebetulan semata. Misalnya
kasus kanker meningkat bersamaan terjadinya kurs rupiah
menguat.
2. Hubungan Timbal Balik
Yaitu variabel yang satu dapat menjadi sebab dan dapat
menjadi akibat variabel yang lain. Misalnya makin besar investasi
makin besar untung yang diperoleh, dan makin besar untung makin
mampu melakukan investasi.
3. Hubungan Asimetris
Satu variabel dapat mempengaruhi variabel yang lain dan tidak
dapat sebaliknya.
a Hubungan antara stimulus dengan respon
b Hubungan antara disposisi dengan respon : yang dimaksud
dengan disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkan

65
Nurwiyana Abdullah
Metode Penelitian

respon tertentu pada kondisi tertentu, sedang stimulus datang dari


luar sedang disposisi berada dalam diri seseorang. Misalakan
hubungan antara kepercayaan dengan kecenderungan memakai
obat tradisional.
c Hubungan antara ciri individu dengan disposisi atau tingkah laku,
ciri individu yang dimaksud adalah sifat individu yang relatif tidak
mudah berubah, misalnya jenis kelamin, contoh dari hubungan
jenis ini adalah kecenderungn wanita untuk mengerjakan pekerjaan
masak memasak.
d Hubungan antara prekondisi dan akibat tertentu, misalnya agar
pemanfaatan bidang desa meningkat maka tarif persalinan dibuat
serendah mungkin.
e Hubungan yang imanen : kedua variabel terjadi satu sama lain
sedemikian rupa sehingga bila variabel yang satu berubah variabel
yang lain ikut berubah. Contoh : makin besar organisasi, makin
rumit prosedur administrasinya.
f Hubungan antara tujuan dan cara misalnya : hubungan antara
tingginya nilai anak didik dan jumlah jam belajar.

66
Nurwiyana Abdullah

Anda mungkin juga menyukai