Dalam penelitian, setelah memperoleh pengertian tentang konsep dan definisi operasional
variabel, langkah berikutnya adalah menentukan variabel yang memiliki hubungan antar
variabel yang satu dengan variabel lain. Berikut adalah macam-macam variabel dan bisa
dibedakan menjadi :
1. Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti
perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk
meneliti preferensi konsumen bioskop.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti
mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau
metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang
menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
1. Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara
internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
2. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi.
Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi
pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah
jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna.
Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para
ahli terhadap psikopat dan lain-lain.
1. Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-
ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
2. Data Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai
yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan
sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
Penyajian dalam bentuk teks banyak digunakan dalam bidang sosial, ekonomi, psikologi dan
lain-lain, dan berperan sebagai laporan hasil penelitian kualitatif, misalnya, untuk mengetahui
persepsi masyarakat tentang suatu produk yang telah dipasarkan atau penerimaan, pendapat serta
kepercayaan masyarakat terhadap suatu program pemerintah atau program pelayanan kesehatan
pada masyarakat atau keberadaan petugas kesehatan yang terdapat didaerah.
a. Nomor Tabel.
Bila abel yang disajikan lebih dari satu, maka hendaknya diberi nomor agar mudah untuk
mencari kembali bila dibutuhkan. Nomor tabel biasanya ditempatkan diatas sebelah kiri sejajar
dengan nomor tabel.
b. Judul Tabel.
Setiap tabel harus diberi judul karena dari judul tabel orang dapat mengatahui tentang apa yang
disajikan. Kalimat pada judul tebel harus singkat, jelas, dan berisi keterangan tentang apa,
dimana, dan bila mana.
Judul harus konsisten dan menggambarkan judul tabel
Judul
Baris
Badan tabel
c. Catatan Pendahuluan.
Catatan pendahuluan biasanya diletakkan dibawah judul dan berfungsi sebagai keterangan
tambahan tentang tahun pembuatan tabel atau jumlah pengamatan yang dilakukan.
d. Badan Tabel.
Badan tabel terdiri dari judul kolom, judul baris, judul konpartemen dan sel.
e. Catatan Kaki.
Catatan kaki dimaksudkan untuk member keterangan terhdap singkatan atau ukuran yang
digunakan. Biasanya dengan member tanda sesuai dengan tanda yang terdapat di kanan atas
singkatan yang digunakan. Tanda yang biasa yang dapat berupa *x dan lain-lain. Catatan kaki
diletakkan dibawah kiri tabel.
f. Sumber Data.
Sumber data diletakkan dibagian kiri bawah (dibawah catatan kaki) sumber data ini mempunyai
arti penting bila data yang disajikan berupa data sekunder. Penulisan sumber data harus jelas dan
lengkap, seperti dari mana data tersebut diambil, oleh siapa, judul penyusunan dan penerbitnya
serta tahun penerbitannya, misalnya diambil dari hasil penelitian berjudul Peningkatan Peran
Petugas Kesehatan Dalam Memeberikan Penerangan, dilakukan oleh bagian ketenagakerjaan
Rumah Sakit X, yang diterbitkan dalam Bulletin Kesehatan Vol 3 nomor 2, Maret 1988 Halaman
32. Hal ini dimaksudkan agar orang dapat mencari tabel aslinya.
Berdasar penggunaannya, tabel dalam penyajian data epidemiologi ini mempunyai bentuk tabel
bermacam-macam, tetapi yang banyak digunakan adalah :
1) Tabel Sinopsis.
Tabel ini berisi semua variable yang akan dikumpulkan
dalam tulisan dalam kolom dan baris dengan urutan yang sama.
Tabel ini mempunyai arti penting dalam perencanaan suatu
penelitian, karena dengan tabel synopsis dapat diketahui jumlah
tabel yang dihasilkan dan variabel yang akan dicari hubungannya
sehingga memudahkan penulisan laporan. Contoh :
Tabel 2. Tabel Sinopsis
1234567
1
2
3
4
5
6
7
Variabel-variabel dalam sauatu peelitian yang akan dikumpulkan
adalah sebagai berikut :
a) Tingkat pendidikan.
b) Jenis pekerjaan.
c) Jumlah anak.
d) Pertolongan persalinan.
e) Pembuangan sampah.
f) Kepemilikan rumah.
g) Penghasilan keluarga.
2) Tabel Induk
Tabel ini berfungsi sebagai referensi, tabel ini dapat diambil
sebagian dan disisipkan dalam penulisan laporan. Pada tabel
induk ini terdapat semua variabel yang dikumpulkan, tabel ini tidak
dapat digunakan sebagai perbandingan. Tabel induk biasanya
ditempatkan dibelakang sebagai lampiran. Contoh tabel induk : 5
Gol.
Umur
Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Ket
Pria Wanita Tani Buruh Dagang SD SMP SMU
Jumlah
3) Tabel Kerja (Tabel Teks)
Tabel yang menggambarkan beberapa variabel secara rinci.
Tabel ini berguna untuk mengadakan pembahasan lebih mendalam
terhadap hasil penelitian, mengadakan perbandingan antar variabel
atau untuk memberikan gambaran tentang adanya hubungan antar
dua variabel. Tabel ini diambil dari tabel induk atau gabungan dari
beberapa tabel kerja. Sesuai fungsinya tabel ini disisipkan dalam
teks penulisan laporan sesuai dengan topic bahasannya. Tabel ini
disusun berdasarkan progresivitas, tahun atau bergantung pada
kebutuhan.
Dari tabel teks ini dapat dibuat tabel silang untuk
mengetehui adanya hubungan antara dua variabel. Contoh untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan jenis
pekerjaan.
Tabel 4. Tabel Teks
Tingkat
Pendidikan
Jenis Pekerjaan
Buruh Tani Dagang PNS
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMU
Perg. Tinggi
Lain-lain
Jumlah
b Tabel kontingensi.
Tabel kontigensi disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom,
tabel ini disajikan untuk memberikan gambaran hasil penelitian. Tabel ini
juga banyak digunakan dalam perhitungan statistic inferensial untuk
pengujian hipotesis, misalnya penrhitungan menggunakan uji "t" atau "X2", dll. Tabel ini
digunakan sesuai banyaknya kolom sehingga dikenal tabel
2 x 2 atau 2 x 3, dll. Contoh : 6
Jumlah
Tabel 6. Tabel Kontigensi 2 x 2
Jumlah
1) Berdasarkan abjad.
Tabel ini dimaksudkan untuk memudahkan pencarian
kembali tabel yang dibutuhkan, oleh karena itu tabel ini banyak
terdapat pada tabel induk. Tabel ini dapat digunakan sebagai
referensi, tetapi tabel ini tidak dapat digunakan untuk
perbandingan.
2) Berdasarkan geografis.
Tabel ini bertujuan untuk mengetahui keadaan berbagai
daerah. Tabel ini disusun menurut letak geografis, tabel seperti ini
banyak dikeluarkan oleh instansi pemerintah, seperti Biro Statistik
Pusat. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tabel ini tidak
dapat digunakan sebagai tabel induk maupun tabel kerja.
Judul
baris
Judul
baris
Judul
baris 7
2001 325
2002 367
2003 563
2004 425
2005 342
Jumlah 2022
4) Berdasarkan besarnya angka.
Tabel berdasarkan penyusunan angka dapat dilakukan dari
angka terkecil sampai angka terbesar atau sebaliknya, tergantung
pada fokus pembahasan. Penulisan angka diletakkan di kiri tabel.
Dalam bidang Kesmas, bentuk tabel ini dapat digunakan untuk
mendapatkan gambaran distribusi penyakit, misalnya distribusi
penyakit menurut jenis kelamin. Contoh :
Tabel 9. Distribusi Penyakit Menurut Jenis Kelamin.
AB
Grafik 2. Grafik Distribusi penyakit Hepar di RS X.
frekuensi
10
200 -
100 -
0 Tahun
2000 2001
Grafik 4 Grafik batang dapat digambarkan bersusun
25 - = Gizi baik 25 -
20 - = Gizi sedang 20 -
15 - = Gizi kurang 15 -
10 - 10 -
5-5-
(1) Histogram
Histogram merupakan grafik batang yang
disusun secara teratur dan berimpitan satu dengan
yang lain tanpa ruang antara. Grafik ini diperoleh dari
data kumulatif yang kontinu dalam bentuk distribusi
frekuensi. Lebar setiap batang merupakan proporsi
dari seluruh batang. Tinggi batang merupakan
frekuensi yang terdapat dalam kelas interval yang
bersangkutan hingga luas tiap batang merupakan
proporsi dari seluruh luas histogram, dimana luas
seluruh histogram sama dengan 1.0 atau 100%. Oleh
karena itu histogram disebut sebagai diagram luas.
11
Jumlah 1.000
Cara menggabar grafik lingkaran :
- Ubah frekuensi penyakit menjadi %.
- Ubah presentase menjadi derajat (% x 360).
- Gambar setiap penyakit sesuai derajat yang dihasilkan.
Grafik 6.
1
5%
5
5%
20 %
20 %
50 %
2 13
12345
Grafik frekuensi komulatif
Grafik yang dihasilkan dari data frekuensi distribusi komulatif
dan digunakan untuk mengetahui posisi individu dalam satu
kelompok.
Contoh
Distribusi komulatif tekanan darah stolik dari 50 orang.
Tabel 11 Distribusi Frek. Komultif tekanan darah sistolik (n=50)
A. Pendahuluan.
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitan yang
telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data
yang disajikan harus sederhana dan jelas agar muda dibaca.
Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang
kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan, dan lain-lain.
B. Tujuan.
Penyajian data Epidemiologi mempunyai tujuan :
1. Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil
penelitian atau observasi Epidemiologi.
2. Data lebih cepat ditangkap dan dimengerti.
3. Memudahkan dalam membuat analisis data.
4. Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.