Refleksi Bahan Ajar-Setelah kita mempelajari bagaimana menyusun bahan ajar sekarang kita akan merefleksikan dalam beberapa pertanyaan sebagai
umpan balik untuk kita selaku mahasiswa PPG 2020
Selain itu kita juga harus memetakan model pembelajaran karena akan berpengaruh kepada aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Setiap model
memiliki sintaks yang berbeda beda sehingga aktifitas peserta didik akan berbeda beda pula tentunya.
Selanjutnya adalah alokasi waktu yang tersedia harus kita sesuaikan dengan bahan ajar yang kita buat. Jangan sampai peserta didik membutuhkan
waktu tambahan karena alokasi waktu yang kita punya sangat terbatas sementara bahan ajar yang kita buat membutuhkan waktuyang lama untuk
menyelesaikannya.
Hal penting apa saja yang harus dilakukan dalam mengembangkan bahan ajar daring?
Untuk mengembangkan bahan ajar daring kita harus mempertimbangkan beberapa aspek antara lain
1. Karakteristik peserta didik. Masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang cukup membaca saja. Ada juga yang
membutuhkan penjelasan.
2. Termasuk kondisi geografis peserta didik juga harus kita perhatikan. Jangan sampai peserta didik yang tinggal di pegunungan tetapi guru membuat
bahan ajar berupa video pembelajaran yang tidak bisa diakses.
3. Aktifitas pembelajaran peserta didik. Meskipun bahan ajar bersifat daring, aktifitas peserta didik juga harus kita perhatikan. Harus ada kegiatan
untuk melatih peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Pada bagian manakah terdapat hal yang menarik dari kegiatan pengembangan bahan ajar ini? Apa alasannya?
Sangat menarik ketika penyusunan bahan ajar yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Hal ini menjadi latihan dasar bagi kita untuk
membuat buku paket misalnya dan kita tahu royalty yang kita daatkan apabila lolos dan diterbitkan oleh percetakan .
Selanjutnya adalah menentukan jenis bahan ajar yang akan kita buat. Apakah dalam bentuk modul, handout, audio, video dan lain sebagainya. Dalam
menentukan jenis bahan ajar juga memperhatikan strategi pembelajarankarena berpengaruh kepada aktifitas peserta didik.
Setelah membuat bahan ajar maka perlu dilakukan semacam umpan balik atau evaluasi diri sehingga kita dapat mengetahu kekurangan bahan ajar kita
dan kita dapat merevisi bahan ajar tersebut
Apa saja yang ingin Saudara tingkatkan dalam melakukan pengembangan bahan ajar daring?
Sejujurnya saya ingin membuat bahan ajar daring seperti LMS yang kita laksanakan selama PPG ini. Hanya saja masih dalam tahap observasi dan
pengumpulan informasi tutorial pembuatan LMS.
Apa saja yang ingin Saudara tingkatkan dalam melakukan pemanfaatan bahan ajar daring?
Akan sangat bermanfaat apabila bahan ajar daring yang kita susun memiliki daya tarik sehingga minat belajar peserta didik dapat meningkat dan efek
jangka panjangnya adalah tercapianya kompetensi dasar oleh peserta didik.
Manfaat Bahan Ajar dalam Proses Pembelajaran
Manfaat Bahan Ajar dalam Proses Pembelajaran– Bahan ajar merupakan salah satu alternatif yang dapat membantu peserta didik untukmencapai
tujuan belajar. Selain itu juga dapat meringankan tugas guru sebagai pengganti penjelasan yang membutuhkan waktu yang relatif lama. Berbeda
dengan bahan ajar yang dapat dipelajari dalam waktu yang relatif singkat.
2. Bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit pendidik guna keperluan kenaikan pangkat atau jabatan. Jadi
cepat naik golongan jabatan
3. Menambah penghasilan bagi pendidik jika hasil karyanya diterbitkan. Lumayan juga apabila bahan ajar yang sudah kita buat selama ini kemudian
dibukukan dan diterima oleh penerbit. Berapa royalty yang akan kita dapatkan
2. Peserta didik lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan berbagai petunjuk bahan ajar dari pendidik;
Mereka bisa memilih waktu yang nyaman bagi mereka untuk belajar. Selain itu juga dengan banyaknya aktifitas tentu akan membantu mereka dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Peserta didik mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya
Demikian tadi Manfaat Bahan Ajar dalam Proses Pembelajaran yang kami kutip dari http://pengembangbahanajar.blogspot.com/2015/02/manfaat-
pembuatan-bahan-ajar.html
Semoga bermanfaat
1. Menganailisis Kurikulum.
Kurikulum yang dimaksud disini tidak hanya Kompetensi Dasar melainkan ada karakter yang harus dikuatkan seperti religiusitas, nasionalisme, dan
lain sebagainya. Kompetensi dasar akan kita terjemahkan menjadi tujuan pembelajaran kemudian secara detail tertuang dalam indikator pencapaian
kompetensi. Sehingga diharapkan bahan ajar yang kita buat tidak hanya mampu mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran namun juga
ada penguatan karakter yang kita tuangkan secara interaktif di dalam bahan ajar
2. Menganalisis Materi
Materi yang akan kita susun dalam bahan ajar harus sesuai dengan indikator-indikator yang sudah kita tentukan. APabila terdapat materi yang masih
berkaitan dengan kompetensi dasar namun di luar indikator yang sudah kita tentukan maka bisa kita jadikan bahan pengayaan untuk peserta didik yang
sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal dalam pembelajaran
3. Pengalaman Belajar
Adapun yang dimaksud dalam pengalaman belajar disini adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik ketika mendalami bahan ajar yang
diberikan. Artinya peserta didik tidak hanya sekedar membaca layaknya koran yang menyertai terbitnya mentari di pagi hari melainkan ada aktivitas-
aktivitas lain yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Hal ini tidak boleh terlewatkan karena peserta didik mempunyai gaya belajar yang berbeda.
Tidak cukup dengan membaca atau melihat melainkan harus ada kinestetik atau aktivitas dalam pembelajaran. Termasuk di dalamnya adalah
penyelesaian permasalahan yang dibuat secara terstruktur dari yang termudah hingga yang sukar untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta
didik dalam menyelesaikan permasalahan.
1. Cetak : Handout, Buku, Modul, LKS ( Lembar Kerja Siswa ) dan lain lain
2. Audio : Rekaman suara, musik, dll
3. Audiovisual : Video, Film, dll
4. Alat Peraga : Patung, dll
Masing-masing bahan ajar mempunyai karakteristik, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita harus jeli dalam melihat mana yang cocok dengan
materi yang akan kita sampaikan kepada peserta didik.
1.Analisis KD terlebih dahulu. Sebagai contoh terdapat materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum mempelajari KD tersebut maka kita sebaiknya
memunculkan materi prasyarat tersebut secara sekilas hanya sebagai pengingat saja. Selain itu juga penerjemahan KD kedalam indikator pencapaian
kompetensi juga harus tepat karena bahan ajar yang akan kita susun adalah sebagai jawaban dari indikator-indikator pencapaian kompetensi tersebut.
Jangan sampai bahan ajar yang kita buat tidak mencakup semua indikator dan sebaliknya materi yang diatas IPK dapat kita jadikan bahan pengayaan di
luar bahan ajar.
2. Pemilihan metode pembelajaran juga sangat berpengaruh kepada bentuk dari bahan ajar tersebut. Setiap metode memiliki sintaks yang berbeda-beda
sehingga aktifitas peserta didik dalam menyelesaiakan bahan ajar tentu akan menyesuaikan metode yang akan diterapkan dalam pembelejaran.
3. Mengembangkan instrumen permasalahan dari yang paling mudah ke yang paling sukar supaya kitatahu sejauh mana kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
4.Menyesuaikan antara alokasi waktu dengan bahan ajar yang akan kita buat. Jangan sampai peserta didik dituntut untuk menyelesaiakan bahan ajar
dan kekurangan waktu
Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Satuan pendidikan pada kondisi khusus dalam pelaksanaan pembelajaran dapat 1) tetap mengacu
pada Kurikulum Nasional; 2) menggunakan kurikulum darurat; atau 3) melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri. “Semua jenjang
pendidikan pada kondisi khusus dapat memilih dari tiga opsi kurikulum tersebut,” terang Mendikbud.
Kurikulum Darurat Corona Harus digunakan ? Tidak
harus
Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) yang disiapkan oleh Kemendikbud merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum
tersebut dilakukan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial dan
kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.
Kemendikbud juga menyediakan modul-modul pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang diharapkan
dapat membantu proses belajar dari rumah dengan mencakup uraian pembelajaran berbasis aktivitas untuk guru, orang tua, dan peserta didik. “Dari
opsi kurikulum yang dipilih, catatannya adalah siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan, dan pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran,” tegas Mendikbud.
Modul belajar PAUD dijalankan dengan prinsip “Bermain adalah Belajar”. Proses pembelajaran terjadi saat anak bermain serta melakukan kegiatan
sehari-hari. Sementara itu, untuk jenjang pendidikan SD modul belajar mencakup rencana pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh
pendamping baik orang tua maupun wali. “Modul tersebut diharapkan akan mempermudah guru untuk memfasilitasi dan memantau pembelajaran
siswa di rumah dan membantu orang tua dalam mendapatkan tips dan strategi dalam mendampingi anak belajar dari rumah,” ucap Mendikbud.
Untuk membantu siswa yang terdampak pandemi dan berpotensi tertinggal, Mendikbud mengimbau guru perlu melakukan asesmen diagnostik.
Asesmen dilakukan di semua kelas secara berkala untuk mendiagnosis kondisi kognitif dan non-kognitif siswa sebagai dampak pembelajaran jarak
jauh.
Asesmen non-kognitif ditujukan untuk mengukur aspek psikologis dan kondisi emosional siswa, seperti kesejahteraan psikologi dan sosial emosi
siswa, kesenangan siswa selama belajar dari rumah, serta kondisi keluarga siswa.
Asesmen kognitif ditujukan untuk menguji kemampuan dan capaian pembelajaran siswa. Hasil asesmen digunakan sebagai dasar pemilihan strategi
pembelajaran dan pemberian remedial atau pelajaran tambahan untuk peserta didik yang paling tertinggal.
Pemerintah juga melakukan relaksasi peraturan untuk guru dalam mendukung kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. “Guru tidak lagi
diharuskan untuk memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu sehingga guru dapat fokus memberikan pelajaran interaktif kepada
siswa tanpa perlu mengejar pemenuhan jam,” jelas Mendikbud.
Mendikbud berharap kerja sama semua pihak dapat terus dilakukan. Orang tua diharapkan dapat aktif berpartisipasi dalam kegiatan proses belajar
mengajar di rumah, guru dapat terus meningkatkan kapasitas untuk melakukan pembelajaran interaktif, dan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan
belajar mengajar dengan metode yang paling tepat. “Kerja sama secara menyeluruh dari semua pihak sangat diperlukan untuk menyukseskan
pembelajaran di masa pandemi Covid-19,” pesan Mendikbud.
Kemudian kita juga harus memperhatikan karakter dari materi pembelajaran yang akan kita sampaikan. Apabila materinya bersifat teoritis tentu akan
berbeda dengan materi yang bersifat praktis. Nantinya akan berpengaruh kepada metode pembelajaran yang akan dipilih, hingga sistem penilaian yang
akan dilaksanakan.
Demikian Refleksi Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dapat kami bagikan kepada rekan-rekan. Ada kurangnya mohon dimaafkan.
Terima kasih telah berkunjung ke website ini. Sukses selalu…
20 apri 17 Komentar
Pengembangan Perangkat Pembelajaran – Setelah kita mempelajari modul bagaimana membuat analisis hari efektif, program tahunan, program
semester dan silabus sekarang kita masuk ke perangkat pembelajaran yang paling kita hormati yaitu RPP.
Sebelumya kita jawab dulu untuk pertanyaan koneksi terlebih dahulu.
3. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang dapat dikerjakan oleh siswa.
5. Evaluasi pembelajaran yang dapat mengukur sikap, keterampilan maupun pengetahuan siswa
Berdasarkan pengalaman Saudara, apa kesulitan-kesulitan dalam proses pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
Kesulitan yang saya alami dalam proses pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah dalam memilih metode serta model
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran serta karakteristik peserta didik.
selain itu saya juga kesulitan dalam menyusun tujuan pembelajaran agar sesuai dengan KKO yang berorientasi HOTS, dan juga kesulitan dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran agar RPP yang buat sesuai dengan pembelajaran abad 21, yang mengandung TPACK, STEAM, 4C, ICT
serta berorientasi HOTS, serta menyusun LKPD yang sesuai dengan karakteristik perserta didik sehingga peserta didik secara aktif membangun suatu
konsep pembelajaran.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Bagaimana memanfaatkan rekaman video praktik pembelajaran sebagai bahan untuk melakukan perbaikan kualitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)?
Memanfaatkan rekaman video praktik pembelajaran sebagai bahan untuk melakukan perbaikan kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah dengan menjadikan rekaman video praktik pembelajaran tersebut sebagai bahan refleksi dan evaluasi, sehingga ada perbaikan kualitas Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di KBM selanjutnya.
Guru itu sendiri yang harus mengkaji bagaimana dirinya mengajar dan secara jujur melihat bagaimana proses membantu siswanya mendapatkan
kompetensi diberikan dan dinilai. Merekam aktivitas dan menjadikannya video, sangat mudah dilakukan dengan tersedianya sarana tersebut
pada smartphone.
Selain mudah dilakukan,merekam pembelajaran sangat menolong guru untuk melihat banyak hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Guru,
misalnya, dapat mengukur berapa banyak waktu bicara yang digunakannya selama mengajar.
a. Identitas Sekolah
b. Tujuan Pembelajaran
d. media pembelajaran
f. LKPD
Menurut saya hal yang menarik dari kegiatan mempersiapkan perangkat pembelajaran ini adalah yang pertama menganalisis keterkaitan antara KI dan
KD, menyusun IPK yang sesuai dengan KI dan KD karena semua perangkat pembelajaran bersumber dari KI KD dan IPK.
Kedua dalam penyusunan RPP, dalam menentukan atau memilih model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Dimana sesuai dengan pengalaman yang saya temui di lapangan peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi kemampuan awal,
motivasi, minat, bakat dan gaya belajarnya. Dengan karakteristik yang berbeda di masing-masing peserta didik, bagimana model pembelajaran yang
kita pilih dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar yaitu dapat secara aktif membangun konsep dari suatu materi
pembelajaran.
yang sulit adalah menyiapakan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan abad 21, khusunya di matematika SMA kadang bingung dalam
menenetukan konteks masalah yang berhubungan dengan materi yang ada. selain itu juga dalam hal integrasi ICT yang kadang sebagai seorang guru
saya ketinggalan informasi terkait teknologi yang bisa digunakan, kadang juga pada keterbatasan kemampuan di bidang ICT khususnya saat pendemi
ini, hal ini juga sudah muncul sejak penyusunan silabus, artinya yang menarik sekaligus sulit adalah dalam menyusun silabus karena di sana ada
gambaran terkait pembelajaran yang akan kita laksanakan yaitu pembelajaran yang dituntut untuk bisa menjawab kebutuhan abad 21
Diskusi bersama tim MGMP terkait Silabus dan KKM bisa dilakukan pada waktu pertengahan semester genap berlangsung, Sehingga tidak terkesan
padat agendanya diakhir semester genap sampai menjelang tahun ajaran baru akan di mulai. Dan supaya tidak seperti di kejar dateline dari Tim
kurikulum dan guru menjadi lebih produktif juga dalam menyelesaikan tugas.
Pembuatan Kalender Pendidikan dari sekolah bisa di mintakan untuk dijadikan lebih cepat oleh Tim Kurikulum, Jadi setelah kalender Pendidikan
dijadikan lebih cepat, maka proses selanjutnya juga bisa dipercepat sesuai kebutuhan dari guru pastinya untuk Menyusun perangkat pembelajaran.
Pembagian tugas mengajar guru oleh tim kurikulum juga dapat disegerakan diakhir semester genap oleh tim kurikulum, sehingga tupoksi perangkat
kelas berapa yang di buat lebih tepat nantinya. Jadi guru bisa lebih efisien terkait apa yang akan dikerjakan, fokus dengan kelas yang di ampunya saja
dalam pembuatan perangkat mengajarnya.
Panduan guru dalam proses pembelajaran harus di buat, sehingga Guru dapat memperkirakan apa yang harus di persiapkan dalam Rancangan
Perangkat Pembelajaran.
REFLEKSI PENDAHULUAN PEMBELAJARAN
Apa saja yang ingin bapak/ibu tingkatkan dalam melakukan persiapan perangkat pembelajaran ?
Ketelitian dalam menganalisis KD karena sering kali setelah jadi semuanya baru terpikirkan bahwa salah satu KD seharusnya membutuhkan waktu
yang lebih banyak karena tingkatan kesulitan dari KD tersebut. Semoga seiring berjalannya waktu kami bisa lebih teliti lagi sehingga perencanaan
yang kami buat benar-benar sesuai dengan harapan
Demikian refleksi pendahuluan pembelajaran yang dapat kami bagikan kepada rekan-rekan semuanya. Semoga bermanfaat dan selamat melaksanakan
ppg semoga sukses selalu untuk rekan rekan semuanya. Jangan lupa tugas akhirnya segera dikerjakan dan disubmit di LMS
1. Pengembangan perangkat pembelajaran berorientasi kepada pengembangan HOTS (Higher Order Thingking Skills) peserta didik dengan
menggunakan pendekatan TPACK (Technological and Pedagogical Content Knowledge). Karakter TPACK dan HOTS harus nampak pada RPP
dan kelengkapan perangkat pembelajaran yang disusun.
2. Pengembangan perangkat pembelajaran meliputi pembuatan/penyusunan:
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk pembelajaran daring yang dibuat berdasarkan hasil analisis kurikulum dan program
semester. RPP yang disusun harus dapat dilaksanakan saat PPL yang akan dilakukan secara daring. Mode daring yang dirancang dapat berupa
mode sinkron melalui aplikasi video conference (misalnya zoom, webex, google meet), asinkron melalui LMS (misalnya moodle, edmodo,
google classroom) atau kombinasi sinkron dan asinkron sesuai kebutuhan dan kesiapan.
Bahan ajar digital yang disampaikan dalam jaringan, misalnya berbentuk modul atau handout.
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) digital yang dapat dikerjakan oleh siswa secara secara daring dan luring.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring, misalnya dalam bentuk powerpoint, video scribe, video
animasi, virtual laboratory, dan augmented reality.
Evaluasi pembelajaran yang dapat dilakukan secara daring, misalnya dengan memanfaatkan aplikasi CBT (Computer Based Test), fitur
asesmen pada sistem LMS, atau aplikasi lain yang sejenis.
3. RPP dibuat untuk 3 (tiga) kali pertemuan PPL daring. Materi yang dipilih disesuaikan dengan waktu penyampaian materi tersebut pada
saat tahap PPL, sesuai kurikulum yang berlaku.
B. Aktivitas pembuatan Satu rekaman video praktik pembelajaran
1. Mahasiswa membuat satu rekaman video praktik pembelajaran daring untuk salah satu dari 3 (tiga) RPP yang telah disusun yang akan
digunakan pada kegiatan PPL daring.
2. Rekaman video praktik pembelajaran untuk satu pertemuan, namun video yang dikirimkan harus diedit menjadi 7 – 10 menit dengan
tetap memperlihatkan tahap-tahap penting kegiatan pembelajaran.
3. Rekaman video tersebut dikirim kepada dosen pembimbing dan guru pamong melalui LMS.
4. Dosen pembimbing dan guru pamong melakukan reviu awal dan memberikan feedback terhadap video praktik pembelajaran yang dibuat
oleh mahasiswa.
5. Reviu komprehensif terhadap video praktik pembelajaran dilakukan pada tahap berikutnya yaitu Reviu Perangkat Pembelajaran PPG
Dalam Jabatan.
a. Perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan asesmen untuk 3 pertemuan.
b. Rekaman video pembelajaran dari salah satu pertemuan RPP yang disusun untuk PPL dengan format data video MPEG berdurasi 7 – 10 menit.
Koneksi
1. Berdasarkan pengalaman Saudara, bagaimana Saudara melakukan analisis kurikulum sebelum menyusun perangkat pembelajaran?
Jawab :
Menetukan hari efektif dengan cara menghitung jumlah hari sesuai dengan jadwal mengajar. Kemudian dikurangkan dengan acara sekolah
ataupun tanggal merah yang jatuh di hari sesuai jadwal mengajar.
Kemudian mengkalikan dengan jam kbm tiap tatap muka. Nah dalam langkah ini akan menjadi sebuah masalah apabila kita mempunyai dua hari
dalam sepekan namun jumlah jamnya tidak sama untuk kedua hari tersebut. Jadi membutuhkan ketelitian dalam menentukan hari efektif dan jumlah
tatap muka.
2. Berdasarkan pengalaman Saudara, bagaimana Saudara melakukan analisis program tahunan dan program semester sebelum menyusun
perangkat pembelajaran?
jawab
Setelah mendapatkan hari efektif dan jumlah jam KBM dalam setahun maka selanjutnya adalah menganalisis KD yang ada di dalam
permendikbud. Kita harus menghitung jumlah kebutuhan jam mengajar lalu disesuaikan dengan jumlah hari efektif dalam setahun. Jangan
sampai kita melakukan kesalahan sehingga terjadi kekurangan ataupun kelebihan hari yang seharusnya bisa kita optimalkan namun akhirnya
malah kita sia siakan.