Anda di halaman 1dari 18

GEJALA KEHENDAK (KONASI)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Disusun Oleh Kelompok 3 :


PAI N
Sindy Nur Avitasari : 201190461
Umarul Janah : 201190469
Z.I.A Ifham Bustomi : 201190479

Dosen Pengampu:
Yulia Rahmatika Aziza M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PONOROGO
2020

BAB I
1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Konasi atau disebut juga kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan
manusia, dapat diartikan sebagai aktivitas psikis yang usaha aktif dan berhubungan dengan
pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada suatu
arah.
Adapun tujuan kemauan adalah pelaksanaan suatu tujuan yang harus diartikan
dalam suatu hubungan.Misalnya, seseorang yang mempuyai tujuan untuk menjadi sarjana,
dengan dasar kemauannya, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil
bekerja.
Dan pada manusia pada umumnya, kecenderungan nafsunya pada hakekatnya tidak
terbatas dan tanpa kekangan. Karena itu manusia harus membatasi diri, harus mengatur dan
menguasai diri sendiri supaya tidak tenggelam dalam keliaran arus nafsu. Dengan
demikian akan tercipta dunia manusia yang teratur, dalam mana dia dapat membatasi diri
sendiri, yaitu secara individual dengan kemauannya dan secara kolektif dengan norma-
norma sosial, konvensi hukum. Sebab semua nafsu manusia itu merupakan inti
kecenderungan manusiawi yang tidak terbatas sifatnya dan tanpa kekangan sehingga perlu
diatur dan dikendalikan oleh kemauan.

B.    Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kemauan atau konasi itu?
2. Apa sajakah hasrat yang berpusat pada kejasmanian?
3. Apa sajakah hasrat yang berpusat pada psikologi atau perbuatan kemauan?
4. Jelaskan macam- macam motif dan perkembangannya?

C.  Tujuan

2
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang gejala kemauan atau konasi
(kehendak,hasrat) yang ada dan timbul pada kondisi psikis makhluk hidup.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang kekuatan sebuah kemauan
atau konasi dan bagian-bagian yang terdapat dalam kemauan atau konasi makhluk hidup.

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemauan atau Konasi

Konasi adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan
dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Jadi pada kemauan itu ada kebijaksanaan akal
dan wawasan, juga ada kontrol dan persetujuan dari pusat kepribadian.
Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak atau hasrat.
Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini
merupakan kekuatan dari dalam. Dan tampak dari luar sebagai gerak gerik. Dalam
fungsinya kehendak ini berhubungan dengan pikiran dan perasaan. Untuk memudahkan
mempelajarinya dibagi atas:
a. Dorongan.
b. Keinginan.
c. Hasrat.
d. Kecenderungan.
e. Hawa nafsu.
f. Kemauan.

Keterangan:

a. Dorongan, ialah suatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu dan
berlangsung diluar kesadaran kita. Dorongan ini dibedakan menjadi 2 golongan.
Yakni, dorongan nafsu dan dorongan rohaniyah.
b. Keinginan, ialah dorongan nafsu yang tertuju kepada sesuatu benda tertentu, atau
yang konkret. Keinginan yang dipraktikkan bisa menjadi kebiasaan.
c. Hasrat, ialah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang.
Ciri-ciri hasrat:

 Hasrat merupakan "motor" penggerak perbuatan dan kelakuan manusia.


4
 Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif atau negatif.
Positif berarti mencapai barang sesuatu yang dianggap berharga dan berguna
baginya. Sedang negative berarti menghindri sesuatu yang tidak mempunyai
harga/berguna baginya.
 Hasrat selamanya tidak berpisah dari gejala mengenal (kognisi) dan perasaan
(emosi). Dengan kata lain : hasrat tidak dapat di pisah-pisahkan dengan
pekerjaan jiwa yang lain.
 Hasrat diarahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan, maka didalam hasrat
terdapat bibit-bibit penjelmaan kegiatan.

d. Kecenderungan, ialah hasrat yang aktif yang menyuruh kita agar lekas bertindak.
Kecenderungan, ialah hasrat yang aktif yang menyuruh kita agar lekas bertindak.

e. Hawa nafsu, ialah hasrat yang besar dan kuat yang dapat menguasai seluruh fungsi
jiwa kita. Hawa nafsu ini bergerak dan berkuasa di dalam kesadaran.

f. Kemauan, ialah kekuatan yang sadar dan hidup atau menciptakan sesuatu yang
berdasarkan perasaan dan pikiran.

Proses kemauan untuk sampai kepada tindakan biasanya melalui beberapa tingkat,
ialah:
a) Motif (alasan, dasar, dan pendorong).
b) Perjuangan motif. Sebelum mengambil keputusan, pada batin biasanya ada
beberapa motif, yang bersifat luhur dan rendah. Di sini berlangsung suatu
pemilihan.
c) Keputusan. Inilah yang sangat penting. Di sini kita mengadakan pemilihan
antara motif-motif tersebut dan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab
tidak mungkin kita punya macam-macam keinginan pada waktu yang sama.
d) Perbuatan kemauan. Kalau sudah mengambil keputusan maka bertindak sesuai
dengan keputusan yang diambil. Tetapi ini sangat sukar.

B. Hasrat yang Berpusat pada Kejasmanian.


5
Gejala hasrat ini berhubungan dengan gerak dan perubahan yang berpusat pada
kejasmanian atau kebiasaan. Diantara gejala hasrat ini ada yang terdapat pada tumbuh-
tumbuhan, binatang, maupun manusia.
1. Tropisme.

Tropisme adalah peristiwa yang menyebabkan timbulnya gerak ke suatu arah


tertentu. Gejala tropisme terdapat pada barang-barang tingkat vegetatif (tumbuh-
tumbuhan) dan animal (binatang). Misalnya, bunga menghadap mengarah sinar
matahari, laron terbang menyongsong sinar, dan sebagainya. Tropisme terjadi jika
mendapat perangsang dari luar semata-mata, jadi tidak ada pendorong dari dalam
untuk tujuan tertentu.
Dengan adanya jenis perangsang yang berbeda maka tropisme dapat
dibedakan menurut jenis perangsangnya, antara lain:
a) Foto-tropisme (fotos = cahaya)
Yaitu tropisme yang timbul karena adanya perangsang cahaya menurut
arah geraknya, foto-tropisme dapat dibedakan atas:
b) Helio-tropisme (Helios = matahari)
Yaitu tropisme yang timbul karena adanya perangsang matahari. Menurut
arah geraknya helio-tropis dapat dibedakan atas:
 Helio-tropisme positif, yaitu bergerak mengarah pada matahari. Misalnya,
bunga matahari.
 Helio-tropisme negatif, yaitu bergerak menghindari matahari. Misalnya,
kelelawar.
2. Refleks.

Refleks adalah gerak reaksi yang tidak disadari terhadap perangsang. Refleks
ini dihubungkan dengan gejala konasi yang rendah tingkatannya maka refleks hanya
boleh dikatakan gerak refleks, hukum perbuatan refleks.
a. Ciri-ciri gerak gefleks

6
 Gerak refleks bersifat mekanis (bergerak dengan sendirinya) dan tidak
mempunyai tujuan tertentu.
 Sangat terikat oleh perangsang tertentu, boleh dikatakan bahwa tiap jenis
perangsang tertentu menimbulkan gerak refleks tertentu.
 Tidak berhubungan dengan pusat susunan urat saraf dan bertalian dengan
susunan saraf, Yakni sumsum tulang belakang.
 Gerak refleks merupakan cara bertindak tertentu yang dibawa sejak lahir.
b. Proses terjadinya gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak di luar kesadaran, jadi reaksi-reaksi yang
ditimbulkan tidak bersumber pada pusat susunan syaraf (otak) tanpa suatu
pertimbangan. Proses terjadinya gerak refleks: perangsang panca indera sel-sel
sensoris urat saraf motoris reaksi.
c.  Macam-macam refleks
 Refleks bawaan, yaitu refleks yang dibawa sejak lahir, disebut juga refleks
asli atau refleks sewajarnya yang berfungsi menjamin hidupnya mahkluk
yang baru lahir yang harus menghindarkan hal-hal yang tidak
menyenangkan,misalnya: menutup mata karena menentang sinar yang
sangat terang, gemetar karena lapar,dan sebagainya.
 Refleks latihan, yaitu refleks yang diperoleh dari pengalaman. Refleks ini
tidak dibawa sejak lahir, melainkan hasil dari pengalaman atau perbuatan
yang selalu diulang. Jadi, terjadinya refleks ini tidak tergantung dari adanya
perangsang, melainkan terbentuk karena pengalaman. Misalnya: kecakapan
mengendarai sepeda ataupun motor, keterampilan mengemudi mobil.
 Refleks bersyarat, refleks yang timbul karena rangsangan lain yang
berasosiasi dengan rangsangan alam. Supaya timbul asosiasi dengan
perangsang alamperlu adanya suatu perantara yang disebut syarat. Hal-hal
yang dapat menimbulkan asosiasi hingga terjadi suatu refleks disebut syarat
atau kondisi. Misalnya, orang yang sedang merasa haus melihat buah asam,
air liurnya terus keluar.
3. Insting.

7
Insting yaitu kemampuan berbuat tertentu yang dibawa sejak lahir yang
tertuju pada pemuasan dorongan-dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain.
Insting ini terdapat pada hewan dan juga pada manusia, namun fungsi peranannya
tidak sama.
a.      Ciri-ciri insting
 Instingtif lebih majemuk dari refleks. Gerak insting lebih kompleks dari
pada gerak refleks yang serba terikat dengan jenis perangsang.
 Instingtif merupakan kemampuan untuk bergerak kepada suatu tujuan
dengan tidak memerlukan latihan lebih dahulu.
 Gerak instingtif merupakan pembawaan, kemampuan alami yang dibawa
sejak lahir, jadi bukannya kecakapan yang diperoleh dari pengalaman dan
latihan.
 Gerang instingtif berjalan secara mekanis (berjalan dengan sendirinya),
berjalan tanpa menggunakan kesadaran dan pertimbangan.
 Instingtif sedikit banyak dapat dilatih atau diubah, disesuaikan dengan
keadaan-keadaan baru.
 Gerak instingtif berakar pada dorongan nafsu dan dorongan-dorongan lain
untuk mendapatkan pemuasan.
 Gerak instingtif pada hewan sejak lahir tetap, tidak berubah, sedang insting
pada manusia berubah.
b.     Macam-macam insting
1.     Dorongan Insting mempertahankan diri, meliputi
 Insting makan
 Insting bernafas
 Insting bermain
 Insting melindungi diri
 Insting takut
 Insting istirahat
2.     Dorongan Insting mempertahankan jenis, meliputi:
 Insting seksual

8
 Insting membela diri
 Insting minta tolong
 Insting sosial
 Insting melindungi
 Insting memelihara
3.     Dorongan Insting mengembangkan diri, meliputi:

 Insting Belajar

 Insting Menyelidiki

 Insting Ingin Tahu

c.      Perbedaan antara Insting yang dimiliki binatang dan manusia.


 Insting pada hewan:
Dengan insting, hewan dapat bergerak dimana perlu dan dimana
ada kesempatan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya
dengan cara yang tetap. Hewan hanya hidup dan bergerak dalam keadaan
tertentu dan sukar menyesuaikan diri dengan keadaan yang serba berubah.
 Insting pada manusia:
manusia mempunyai kesadaran, daya pikir, mempunyai perasaan,
dan mempunyai bermacam-macam pertimbangan seperti: baik-buruk, hina-
mulia, benar-salah, luhur-rendah, dan sebagainya. Lebih tinggi lagi manusia
mempunyai kepribadian, kebudayaan, dan cita-cita.

4. Otomatisme
Otomatisme adalah Gejala-gejala yang menimbulkan gerak-gerak yang
terselenggara dengan sendirinya.
a.   .Macam-macam Otomatisme:
 Otomatisme Asli: ialah gerak otomatis yang tidak digerakkan oleh gejala
hasrat, contoh: gerak jantung, paru-paru, dll.

9
 Otomatisme Latihan: ialah gerakan-gerakan yang berjalan secara automatis
karena seringnya gerakan itu diulang. Contoh berjalan, berbicara, bersepeda,
main piano, memetik gitar, menggesek biola, menulis, bercakap-cakap, dan
sebagainya.

5. Kebisaan
Kebiasaan adalah tingkah laku yang sudah distabilkan dan berjalan dengan
lancar dan seolah-olah berjalan dengan sendirinya, yang mana kebutuhan-kebutuhan
tertentu mendapat kepuasan karenanya. Perbedaan antara kebiasaan dan otomatisme,
kebiasaan itu sendiri pada mulanya dipengaruhi oleh kerja pikir, didahului oleh
pertimbangan dan perencanaan dan lancarnya perbuatan dikarenakan perbuatan itu
banyak sekali diulang-ulang. Dan otomatisme itu suatu gerak otomatis yang
sebelumnya tidak didahului oleh pekerjaan pikir atau karena banyak diulang atau
dilatih.

6.   Nafsu

Dorongan yang terdapat pada tiap-tiap manusia dan memberi kekuatan


bertindak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup tertentu, disebut nafsu.
a. Macam-macam Nafsu:
1) Nafsu individual (perseorangan), misalnya: nafsu makan, nafsu bermain,
nafsu merusak, nafsu berkuasa, nafsu bertindak, nafsu berkelahi, dan
sebagainya.
2) Nafsu sosial (kemasyarakatan), misalnya: nafsu meniru, nafsu
mempertahankan diri, nafsu mencari ilmu, nafsu kawin, nafsu berkumpul
dengan orang lain, nafsu melindungi, nafsu bersujud kepada Allah, dan
sebagainya.
b. Hubungan nafsu dengan perasaan:

10
Perasaan yang hebat dapat menimbulkan bergeraknya suatu nafsu dan
sebaliknya nafsu kadang-kadang dapat menimbulkan perasaan yang hebat, dan
adakalanya kemampuan berpikir dikesampingkan.
c. Nafsu dan Pendidikan:
Nafsu terdapat pada setiap orang walaupun berbeda macam dan
tingkatannya. Kebiasaan-kebiasaan yang baik atau positif dan pengaruh-pengaruh
positif pendidikan yang sudah tertanam dalam jiwa seseorang dapat
mempengaruhi nafsu dan pertanyaan-pertanyaan nafsu.

7.   Kecenderungan (Tendency)

Ialah keinginan yang sering muncul atau timbul. Kecenderungan sama


dengan kecondongan. Kecenderungan dapat menimbulkan dasar kegemaran
terhadap sesuatu. Kecenderungan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan:

 Kecenderungan vital (hayat),misalnya: lahap, gemar makan, gemar minuman


keras, dan sebagainya.

 Kecenderungan perseorangan, menimbulkan sifat-sifat loba, tamak, kikir, dan


egoistik.

 Kecenderungan sosial, misalnya: persahabatan, persaudaraan, berbuat amal,


dan sebagainya.

 Kecenderungan abstrak yang positif, misalnya: taat kepada Allah, jujur, patuh,
bertanggungjawab, dan sebagainya. Yang negatif, misalnya: dusta, bohong,
lancung, dan sebagainya.

8.   Keinginan

Yaitu nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu. Kalau
dorongan sudah menuju kearah tujuan yang nyata/kongkret dan tertentu, misalnya

11
disitu akan terjadi dorongan keras dan terarah pada suatu objek tertentu maka nafsu
itu disebut keinginan. Misalnya nafsu untuk makan menimbulkan keinginan untuk
makan sesuatu, nafsu kegiatan menimbulkan keinginan untuk mengerjakan sesuatu,
dan sebaginya. Lawan dari keinginan adalah keseganan.

9.   Hawa nafsu.


Yaitu kecenderungan atau keinginan yang sangat kuat dan mendesak yang
sedikit banyak mempengaruhi jiwa seseorang. Ciri-ciri hawa nafsu yaitu:
 Perasaan sangat terpengaruh dan daya berpikir dapat dilumpuhkan.
 Biasanya hawa nafsu disertai timbulnya kekuatan-kekuatan yang hebat.

10.  Kemauan.
Ciri-ciri kemauan:
 Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang dimiliki oleh manusia.
 Gejala kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan.
 Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan didasarkan
atas berbagai timbangan.
 Pada gejala kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan pikiran dan perasaan
saja, tetapi seluruh pribadi memberi pertimbangan, pengaruh, memberi corak
pada perbuatan kemauan.
 Di dalam gejala kemauan terkadang sifat aktif atau giat, karena timbulnya
dorongan kemauan tertentu sekaligus timbul tujuan apa yang akan dicapai
dengan dorongan itu.

C. Hasrat yang berpusat pada psikologi atau perbuatan kemauan

Kemaun adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu,
dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Jadi pada kemauan itu ada kebijakan akal
dan wawasaan, di samping juga ada control dan persetujuan dari pusat kepribadian. Maka
kemauan lebih tinggi tingkatannya dari pada insting, refleks, otomatisme, kebiasaan,
nafsu, keinginan, kecerendungan. Ciri-ciri kemauan :
12
 Gejala Kemauan merupakan dorongan dari dalam yang khusus dimiliki oleh manusia.

 Gejala Kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan. Kemauan mendorong


timbulnya perhatian dan minat, serta mendorong gerak aktifitas kearah tercapainya
tujuan.

 Gejala Kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang didasarkan


atas pertimbangan, baik pertimbangan akal atau pikiran, yang menentukan benar
salahnya perbuatan kemauan maupun pertimbangan perasaan yang menentukan baik
buruknya atau halus tidaknya perbuatan kemauan.

 Dalam Kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan pikir dan perasaan saja,
melainkan seluruh pribadi memberikan pertimbangan, memberikan pengaruh dan
memberikan corak pada perbuatan kemauan.

 Pada perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan, melainkan


tindakan yang di sengaja dan terarah pada tercapainya suatu tujuan.

 Kemauan menjadi pemersatu dari semua tingkah laku manusia dan


mengkoordinasikan segenap fungsi kejiwaan menjadi bentuk kerjasama yang super
harmonis.

Terdapat momen-momen dalam proses munculnya kemauan antara lain:

1.   Momen "rangsang-rangsang" atau saat penerimaan pada saat ini individu menerima
kesan-kesan dengan melalui proses pengindraan yang kuat, disertai dengan gerakan-
gerakan misalnya mengerutkan kening, tangan dikepal-kepalkan, meleletkan lidah dll.

2.  Momen Objektif; pada saat ini individu menyadari akan peristiwa dalam psikisnya,
kesadaran yang menimbulkan gambaran ke arah yang akan dituju.

3.   Momen Aktual; pada saat ini individu menyadari benar, bahwa dirinya sedang
mengarahkan pikirannya terhadap perbuatan yang akan dilakukan.

4.   Momen Subjektif; pada saat ini individu menyadari benar tentang arah tujuannya,
sehingga terbentuk kemauan yang sesungguhnya. Inilah saat individu mengambil
keputusan

13
Diantara keputusan-keputusan dan perbuatan terdapat satu waktu, (bisa pendek,
dapat pula agak lama) yang disebut sebagai Tendens Determinatif. Tendens atau
kecenderungan determinatif ini akan menjadi semakin kuat, apabila keputusan menjadi
semakin tegas dan jelas dalam pusat kesadara. Maka tendens determinatif ini merupakan
tenaga yang dimunculkan oleh keputusan kemauan. Hal-hal yang mempengaruhi
kemauan:

 Keadaan Fisik: adalah pengaruh yang berhubungan dengan kondisi jasmani,


yakni; sanggup tidaknya, kuat tidaknya untuk melaksankan keputusan kemauan.
 Keadaan materi: yaitu bahan-bahan, syarat-syarat dan alat-alat yang digunakan
untuk melaksanakan keputusan kemauan.

 Keadaan Milieu (lingkungan), apakah lingkungan itu sesuai untuk melakukan


kemauan itu ataupun apakah lingkungan dapat membantu atau sebaliknya.

 Kata Hati (consciensia), adalah pemegang peranan samangat penting dalam


melaksankan kemauan, karena keputusan hati dapat mengalahkan pertimbangan-
pertimbangan yang lain.

D. Motif, Perkembangan, dan Macamnya

1) Motif

Dorongan yang datang dari dalam dirinya untuk berbuat itu dinamak motif.
Karena itu motif diartikan sebagai sesuatu kekuatan yang terdapat dari dalam diri
organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat. Namun
demikian, ada pula perbuatan yang tidak didorong oleh motif, di mana perbuatan itu
berlangsung secara otomatik. Hal ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

Perbuatan organisme itu dapat dibedakan: perbuatan yang refleksif dan


perbuatan yang disadari.

14
1. Perbuatan yang refleksif, yaitu perbuatan yang terjadi tanpa disadari oleh individu
yang bersangkutan. Oleh karena itu maka sudah barang tentu perbuatan sebagai
suatu reaksi dari stimulus yang diterima tidak sampai ke otak sebagai pusat
kesadaran. Dengan demikian, reaksi refleksif dapat digambarkan sebagai berikut.

Stimulus- reseptor-efektor-respon

2. Perbuatan yang disadari, yaitu perbuatan organisme atas dasar adanya motif dari
individu yang bersangkutan. Jadi, perbuatan ini merupakan respons dari stimulus
yang disadari maka stimulus yang diterima oleh individu itu sampai ke pusat.
Jalan yang ditempuh stimulus sampai terjadinya reaksi ialah:

Stimulus-reseptor-pusat-efektor-respons

2) Perkembangan Motif

Telah kita ketahui bahwa manusia sebagai mahkluk hidup yang mengalami
perkembangan. Dan perkembangan ini berhubungan dengan masalah kematangan
(maturation), latihan, dan proses belajar. Berhubungan dengan hal tersebut dapat
dikemukakan bahwa sewaktu individu dilahirkan telah membawa dorongan-
dorongan atau motif-motif tertentu. Kemudian motif yang dibawa itu sebagai akibat
dari perkembangan individu, akan mengalami perkembangan juga. Dengan demikian
maka dapat dikemukakan bahwa ada motif alami (natural) yang merupakan motif
dasar yang ada pada individu yaitu motif yang berkaitan erat dengan motif untuk
minum, motif untuk mencari udara segar, motif seksual. dan ada motif yang
diperoleh dengan melalui pengalaman proses belajar, yaitu merupakan motif yang
dipelajri (learned motives).

3) Macam-macam Motif

Menurut Woodworth dan Marquis, motif dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

15
a. Motif yang berhubungan dengan kejasmanian (organic needs), yaitu merupakan
motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu atau organisme,
misalnya motif minum, motif makan, kebutuhan istirahat, dan sbagainya.
b. Motif darurat (emergency motives), yaitu merupakan motif untuk tindakan-
tindakan dengan segera karena keadaan sekitar menuntutnya, misalnya motif
untuk melepaskan diri dari bahaya, motif melawan, dan sebagainya.

c. Motif objektif (obyective motives), yaitu merupakan motif untuk mengadakan


hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap orang-orang atau benda-
benda misalnya motif eksplorasi, motif manipulasi, minat

Bila individu menghadapi bermacam-macam motif ada beberapa


kemungkinan respons yang dapat dimbil, yaitu:

1. Pemilihan atau penolakan

Dalam menghadapi bermacam-macam motif individu dpt mengambil


pemilihan yang tegas, dan akan dihadapkan kepada situasi di mana individu harus
mmberikan salah satu renspon (pemilihan atau penolakan).

2. Kompromi

Contoh pengambilan sikap yang kompromis:

Seorang siswa lulusan SMP ingin melanjutkan belajar, tetapi juga ingin
bekerja. Orang tua sudah tidak bis memberikan biaya untuk belajar. Orang
tersebut dihadapkan pada dua persoalan, yaitu belajar terus dengan segala macam
risiko, atau bekerja saja tidak usah melanjutkan belajar. Sikap kompromis yang di
ambil ialah belajar sambil bekerja.

3. Meragu- ragukan (Bimbang)

Contoh kebimbangan seseorang:

16
Seorang pemuda menghadapi pemilihan antara dua orang gadis yang
sama-sama baiknya. Kedua gadis tersebut menarik perhatiannya dan semua
diindinkannya, semua mempunyai sifat-sifat yang sama kuat. Pemilihan secara
kompromis tidak mungkin diambil. Seakan- akan pemuda tersebut berayun dan
satu objek ke objek yang lain, individu mengalami konflik.

Pada umumnya kebimbangan atau keragu- raguan tidak menyenangkan


bagi individu dan kadang-kaadang menimbulkan perasaan yang mengacaukan
hingga keadaan psikis individu mengalami hambatan atau gangguan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Kemauan atau sering disebut konasi adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-
tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi yang merupakan
salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia.

17
 Hasrat yang berpusat pada kejasmanian, hasrat ini berhubungan dengan gerak dan
perbuatan yang berpusat pada kejasmanian, yang meliputi:
a. Tropisme. f. Nafsu
b. Refleks. g. Keinginan.
c. Insting. h. Kecenderungan.
d. Otomatisme. i. Hawa nafsu.
e. Kebiasaan. j. Kemauan.
 Hasrat yang berpusat pada kemauan, ciri-ciri kemauan yaitu:
a. Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang khusus dimiliki oleh
manusia.
b. Gejala kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan.
c. Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang
didasarkan atas berbagai pertimbangan.

18

Anda mungkin juga menyukai