Anda di halaman 1dari 4

“Ramadhan Efect” Terhadap Pasar Modal

Oleh : Lina Herlina

Investasi dalam islam merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan. Selain untuk
berjaga-jaga atas kebutuhan yang tak terduga dimasa yang akan datang, dengan berinvestasi
harta yang dimiliki menjadi produktif. Perintah untuk berinvestasi dalam Al-Qur’an terkandung
dalam surah yusuf ayat 46-49 yang mengisahkan mimpi raja firaun yang ditakwilkan akan
datang suatu masa paceklik yang panjang sehingga harus bercocok tanam untuk sedikit dimakan
dan sebagiannya untuk disimpan sebagai persediaan. Untuk mengimplementasikan seruan
investasi tersebut maka harus diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan orang
untuk menanamkan modalnya untuk berinvestasi, salah satu bentuk investasi adalah
menanamkan hartanya di pasar modal.

Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbnagai instrumen keuangan atau surat-
surat berharga jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk utang maupun
modal. Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu penjawantahan dari seruan Allah
tentang investasi. Pasar modal mrupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat
ini. Investasi dalam islam selain sebagai pengetahuan juga bernuansa spiritual karena
menggunakan norma syariah,

Dalam berinvestasi, seorang investor harus mengamati factor-faktor yang berpengaruh terhadap
pergerakan harga saham baik factor internal maupun eksternal. Factor internal seperti kondisi
perusahaan, potensi pertumbuan perusahaan, prospek perusahaan, dan kenaikan deviden. Artikel
ini akan membahas salah satu factor eksternal yaitu Efek bulan ramadhan atau sering dikenal
dengan nama Ramadhan Efect yang mungkin mempengaruhi pergerakan harga saham suatu
peusahaan dan prilaku investor di pasar modal dalam menentukan pilihan untuk menjual atau
membeli saham.

Kondisi yang terjadi di Indonesia selama bulan Ramadhan, yaitu cenderung terjadi peningkatan
harga bahan pokok. Selain itu perusaaan tranportasi seperti jasa marga juga akan mengalami
peningkatan penumpang yang berpuluh kali lipat, yang berdampak pada peningkatan return
saham yang terjadi selama bulan Ramadhan yang mengindikasikan terdapat anomali bulan
Ramadhan, yang kemudian akan berdampak pada kenaikan harga saham. Namun kenaikan harga
saham pada bulan ramadhan juga akan mempengaruhi pembelian dan penjualan saham oleh
investor.

Menurut akmal dan abasi (2010) pada umumnya persepsi masyarakat terhadap bulan ramadhan
adalah mengenai naiknya tingkat harga barang terutama produk makanan, pakaian dan hadiah.
Pengaruh bulan ramadhan terhadap return saham terjadi pada beberapa sektor tertentu. Yaitu
pada index consumer goods, mining dan JII. Pada sektor consumer goods sehari sebelum hari
raya mengalami penurunan return sedangkan pada sektor mining dan JII mengalami kenaikan
return.

Disatu sisi, Pada bulan ramadhan konsumsi masyarakat akan meningkat. Meningkatnya belanja
barang dan jasa akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan, sehingga nilai perusahaan
akan meningkat yang akan meningatkan harga saham. Artinya, untuk sebagian investor, sebelum
ramadhan tiba adalah moment yang baik untuk membeli saham. karena sebagian investor
percaya harga saham dari emiten-emiten tersebut selama bulan ramadhan akan bergerak naik.
Sehingga para investor memiliki keinginan untuk membeli saham-saham dari perusahaan
tersebut dikarenakan memiliki persepsi serta optimisme bahwa selama bulan Ramadhan akan
memperoleh return yang positif yang didasarkan pada informasi bahwa selama bulan Ramadhan
terdapat perilaku masyarakat yang lebih konsutif sehingga pasar lebih bergairah.

Kondisi sebaliknya, terdapat investor yang justru cenderung tidak berinvestasi bahkan
melakukan penjualan saham menjelang ramadhan. Dikarenakan pada bulan ramadhan kebutuhan
akan keuangan yang diakibatkan dari harga bahan pokok yang cenderung meningkat serta
kegiatan jalan-jalan liburan panjang/ mudik, dan kebutuhan lainnya yang memaksa investor
harus menjual saham nya sebelum ramadhan tiba untuk mendapat deviden untuk mencukupi
kebutuhan. Maka pada persepsi ini, untuk sebagian investor, ketika ramadhan tiba adalah
moment untuk menjual sahamnya untuk mencukupi kebutuhan bulan Ramadhan.

Maka dapat disimpulkan pengaruh ramadhan atau Ramadhan Efect terhadap pasar modal tidak
terlalu signifikan secara menyeluruh terhadap perusahaan di bursa efek, namun tidak dapat
dipungkiri pada beberapa perusahaan consumer goods dan perusahaan yang termasuk JII
memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Karena terdapat dua sisi kondisi investor dalam
menghadapi ramadhan efect yang menimbulkan perspktif yang berbeda, ada yang memanfaatkan
ramadhan sebagai peluang dengan optimis melihat pergerakan harga saham akan meningkat,
maka akan memutuskan untuk membeli saham sebelum bulan ramadhn tiba. Namun ada kondisi
lain yang menyebabkan perspektif yang berbeda bahwa sebelum ramadhan adalah saat yang
tepat untuk menjual saham untuk mencukupi kebutuhan Ramadhan.

Pada dasarnya pergerakan harga saham adalah sebuah persepsi, karena harga saham yang
fluktuatif bisa naik bisa juga turun, hanya bagaimana cara menganalisa kapan waktu yang tepat
untuk membeli dan kapan waktu yang tepat untuk menjual saham.

Anda mungkin juga menyukai