Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Akuntansi Internasional
Manajemen Resiko Keuangan

(Disusun untuk menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Internasional pada
semester genap)

Dosen Pengampu:
Tatik Zulaika, SE., M.Sc

Disusun Oleh kelompok 2:


Nama Nim
Anisa Mukaromah BCA 117 112
Dina Agustrinita BCA 118 087
Felinsia Agustina BCA 117 148
Ferry Timur Ardiansyah BCA 118 085
I Komang Sumerte Diarte BCA 118 083
Margareth Tecer Padang BCA 117 179
Ruky Wija Saputra BCA 118 095
Shinta Bella Anugrah BCA 117 093
Sonia Ramadani BCA 117 146
Vania Augusta BCA 117 178

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah yang
berjudul “Manajemen Risiko Keuangan Internasional” dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Internasional.

Makalah ini tidak hanya ditujukan kepada kalangan akademis tetapi juga ditujukan
masyarakat luas khususnya di dalam dunia kerja. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Internasional
yang terhormat Ibu Tatik Zulaika, SE., M.Sc., dan kepada teman-teman satu kelompok yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Apabila dalam pembuatan makalah ini belum lengkap dan belum sempurna, mohon
dimaafkan. Karena Penulis adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Dan
kesempurnaanlah hanya milik Tuhan YME. Semoga makalah ini mampu menambahkan
pengetahuan, khususnya bagi Penulis sebagai penyusun dan umumnya bagi pembaca. Terima
Kasih

Palangka Raya, Juni 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................1
BAB I..............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..........................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang...................................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Pentingnya Manajemen Risiko Keuangan........................................................................6
2.2 Peran Akuntansi..................................................................................................................7
2.2.1 Menilai/Identifikasi Risiko Pasar...........................................................................7
2.2.2 Mengukur Trade-offs...................................................................................................7
2.2.3 Manajemen Risiko di Dunia Nilai Tukar Mengambang..........................................7
2.2.4 Meramalkan Perubahan Nilai Tukar.........................................................................8
2.2.5 Mengukur Pemajanan..................................................................................................9
2.2.6 Pemajanan Translasi....................................................................................................9
2.2.7 Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai....................................................................9
2.3 Lindung nilai aset dan kewajiban yang diakui atau kesepakatan perusahaan yang
tidak diakui..............................................................................................................................10
2.4. Berspekulasi Dalam Mata Uang Asing...........................................................................11
2.5 Pengungkapan....................................................................................................................11
2.5.1 Kendali Keuangan......................................................................................................12
2.6 Tolak Ukur Yang Sesuai...................................................................................................12
2.6.1 Sistem Pelaporan............................................................................................................13
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk
penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif
risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.untuk mengelolanya dan
mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang
dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.

Bisnis wajarnya terkait dengan produksi dan distribusi produk dan jasa, kontribusi nyata dari
sebuah bisnis kepada masyarakat merupakan manajemen risiko. Namun para manajer lebih
memilih berasumsi bahwa manajemen risiko yaitu risiko mengontrak manusia, modal fisik dan
uang untuk membentuk suatu produk atau jasa yang mungkin bisa diterima oleh masyarakat. Jika
sukses akan untun, dan jika kalah akan bangkrut. Jadi manajemen sangat menantang level
internasional karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan.

Manajemen risiko dalam level perusahaaan, saat ini risiko banyak dilihat dari portofolio
investasi dengan banyak fungsi bisnis yang dikoordinasikan oleh manajer keuangan senior.
Namun faktor-faktor dari berbagai dimensi bervariasi antar perusahaan. Jadi akuntan manajemen
harus bisa mengamati faktor ini untuk diberikan ke manajer risiko dengan data yang relevan dan
terbaru. Selanjutnya dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko, informasi yang terdapat dalam
laporan kinerja manajemen risiko ditinjau kembali yang mana akan mempengaruhi atau
mengubah tujuan strategis dan proses identifikasi risiko.

Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk)
keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh
di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang
diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat

1
pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan
statistika.

Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang
lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Ada trade off
antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternative keputusan keuangan yang
mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda- beda, pengambilan keputusan
keuangan perlu memperhtungkan risiko relative keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif
digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang
ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang diharapkan.

Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan
perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik
berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang
saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi
pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih (net
income) lebih besar.

Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk
memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang saham.
Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami
kerugian.

Meskipun manajemen risiko merupakan perkara yang dapat diatur, bukan berarti
mengurangi pentingnya manajemen risiko ditingkat individu. Pada tingkat ini, biasanya
bendaharawan diseluruh dunia menghargai cara-cara yang baru dan unik untuk menghindari
risiko pasar. Usaha pelayanan keuangan pun juga menawarkan prpoduk perlindungan keuangan.
Begitupun para penyusun standar akuntansi di dunia juga sedang berusaha menyusun prinsip
pengukuran dan pelaporan yang cocok untuk produk keuangan ini.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan Masalah yang penulis ambil dari Makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pentingnya manajemen resiko keuangan?

2. Apa saja peran akuntansi?

1
3. Apa itu nilai asset dan kewajiban yang atau kesepakatan perusahaan yang tidak diakui?

4. Bagaimana berspekulasi dalam mata uang asing?

5. Bagaimana pengungkapannya?

6. Bagaimana tolak ukur yang sesuai?

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Manajemen Risiko Keuangan
Resiko keuangan adalah segala macam resiko yang berkaitan dengan keuangan, biasanya
diperbandingkan dengan resiko non keuangan, seperti resiko operasional. Jenis resiko keuangan
misalnya adalah resiko nilai tukar, resiko suku bunga, dan resiko likuiditas.
Risiko keuangan adalah risiko yang timbul akibat ketidakpastian target keuangan sebuah
usaha atau ukuran keuangan usaha. Target keuangan usaha adalah besaran target yang ditetapkan
oleh wirausaha dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan ukuran keuangan usaha adalah kondisi
keuangan usaha yang bisa berupa arus kas, laba usaha, dan pertumbuhan penjelasan.
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Tujuan manajemen risiko keuangan dalam tingkatan risiko individu adalah untuk
mengurangi peluang meningkatnya kerugian yang berasal dari perubahan-perubahan yang tidak
diperkirakan pada harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.

Pentingnya Manajemen Resiko Keuangan :


a. Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan.
b. Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer
keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara
aktif.

Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensial
resiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan :

1. Eksposur membantu dalam menstabilkan ekspetasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas yang
stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus
kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan kebangkrutan
atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.

1
2. Eksposur yang aktif memungkinkan perushaan untuk berkonsentrasi pada resiko bisnisnya
yang utama. Dengan demikian, suatu perusahaan manufaktur dapat melakukan lindung nilai
resiko suku bunga dan mata uang dan berkonsentrasi pada prosuksi dan pemasaran.
3. Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen
eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi resiko yang lebih rendah
dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan untuk
menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi.

Derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola pemberi kerja memperoleh
imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk berinvestasi dalam instrumen
tertentu tanpa harus membeli atau menjual instrument terkait secara nyata. Akhirnya, karena
kerugian yang ditimbulkan oleh resiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada
pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi resiko yang
dihadapi

2.2 Peran Akuntansi


Akuntansi manajemen membantu para akuntan manajemen untuk memerankan peran
penting dalam proses manajemen risiko. Mereka membantu mengenali risiko pasar yang
mungkin terjadi, mengukur trade off, memberikan penjelasan atas produk-produk pencegahan
risiko tertentu dan menilai keefektifan program pencegahan risiko ini. Seperti yang di jelaskan
berikut ini :

2.2.1 Menilai/Identifikasi Risiko Pasar


Kerangka dasar yang bermanfaat  untuk mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market
yang  berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan
pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan
pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu
pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai
suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko
harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan
hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.

2.2.2 Mengukur Trade-offs


Mengukur trade-offs yang berhubungan denga strategi alternative dalam merepon suatu
risiko. Manajemen dapat memilih untuk tetap menghadapi risiko daripada melakukan
pencegahan bila biaya perlindungan risiko lebih tinggi daripada keuntungannya.

1
Seorang akuntan akan mengukur keuntungan dari pencegahan risiko dan biaya yang
dikeluarkan, juga biaya-biaya dan keuntungan terdahulu dengan cara mengamati pergerakan
pasar.

2.2.3 Manajemen Risiko di Dunia Nilai Tukar Mengambang


Dalam analisis ini ditekankan pada perubahan nilai tukar. Ada tiga alasan yang mendasari
hal ini, yaitu :

 Nilai tukar merupakan bentuk risiko umum dihadapi perusahaan diberbagai negara.
 Eksekutif keuangan yang berpengalaman menyatakan bahwa risiko valuta adalah salah
satu risko eksternal yang paling sulit dan harus ditangani manajer keuangan.
 Konsep manajemen risiko dan perlakuan akuntansi asosiasi terhadap risiko valuta asing
bersifat sejajar dengan yang digunakan untuk risiko suku bunga, harga komoditas, dan
harga ekuitas.

Dalam dunia nilai tukar mengambang, manajemen risiko terdiri atas:

 Mengantisipasi pergerakan nilai tukar


 Mengukur pemajanan perusahaan terhadap risiko bursa
 Merancang strategi perlindungan yang sesuai
 Membangun kembali manajemen risiko internal

2.2.4 Meramalkan Perubahan Nilai Tukar


Manajer keuangan dalam mengembangkan program manajemen risiko harus memiliki
informasi tentang arah, waktu, dan besarnya perubahan nilai tukar dengan mengetahui prospek
nilai tukar. Informasi yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai tukar berhubungan
dengan perubahan-perubahan faktor berikut :

a. Perbedaan inflasi, tingkat inflasi yang lebih tinggi sering kali cenderung diimbangi oleh
pergerakan yang sama dan berlawanan pada nilai mata uang negara tersebut.
b. Kebijakan moneter, Kenaikan uang beredar suatu negara dapat menyebabkan inflasi,
yang mempengaruhi nilai tukar.
c. Neraca Perdagangan, yaitu ketika eskpor < impor.
d. Neraca Pembayaran, suatu negara yang meng-impor dan berinvestasi lebih besar di luar
negeri daripada yang diperolehnya (ekspor) atau dari investasi yang diterima dari luar
negeri akan mengalami penurunan nilai mata uang asing.
e. Cadangan moneter internasional dan kepastian utang, Jika sumber-sumber berkurang
kemungkinan terjadinya devaluasi akan meningkat.
1
f. Anggaran negara, pengeluaran pemerintah yang berlebihan akan memperburuk inflasi.
g. Penentuan bursa berjangka,
h. Kurs tidak resmi, kenaikan dalam sebaran antara nilai tukar pasar resmi dan tidak resmi.
i. Perilaku mata uang terkait, Mata uang negara biasanya akan berjalan serupa dengan mata
uang negara yang ekonominya sama.
j. Diferensiasi suku bunga, Diferensiasi suku bunga antara dua negara dapat
memperkirakan perubahan yang akan terjadi pada nilai tukar.
k. Harga opsi ekuitas asing, Oleh karena abritase menghubungkan harga ekuitas asing di
pasar negaranya dengan nilai mata uang dalam negerinya, perubahan-perubahan pada
harga beli mata uang dalam negeri eukuitas asing menunjukkan perubahan ekspektasi
pasar akan kurs valuta asing dimasa yang akan datang.

2.2.5 Mengukur Pemajanan


Proses Penyusunan permasalahan perusahaan untuk mengurangi akibat perubahan nilai
tukar yang merugikan memerlukan informasi mengenai pemajanannya terhadap resiko kurs
valuta asing ekspour valuta asing muncul ketika perubahan kurs vauta asing mengubah nilai aset
bersih, pendapatan, dan arus kas suatu perubahan.

Pengukuran Akuntansi tradisional akan eksposur valuta asing memutuskan pada dua jenis
pemajanan besar : translasi dan transaksi.

2.2.6 Pemajanan Translasi


Pemanjanan translasi mengukur dampak perubahan kurs valuta asing terhadap kesetaraan
mata uang dalam negeri dari aset dan kewajiban mata uang asing suatu perusahaan. Misalhnya,
sebuah perusahaab induk di Amerika serikat yang menjalankan anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya di ekudor (yang menguakan dollar AS sebagai mata uang resmi) mengalami
perubahan nilai dolar aset moneter bersih ekuador ketika nilai tukar mata uang SUCRE Ekuador
berubah terhadap dolar. Oleh karena jumlah mata uang asing biasanya ditranslasikan terhadap
kesetaraan mata uang dalam negeri untuk tinjauan manajemen atau maksud pelaporan keuangan
eksternal.

Dampak translasi memiliki akibat yang langsung terhadap keuangan dilaporkan aset atau
kewajiban mata uang asing yang dipaparkan pada risiko nilai tukar merupakan hal-hal yang
ditranslasikan pada nilai tukar terkini (berlawanan) dengan nilai tukar terdahulu). Oleh karena
itu, pemajanan transalasi dapat diukur dengan megambil perbedaan antara aset dan kewajiban
mata uang asing terbuka oleh suatu perusahaan.

1
2.2.7 Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai
Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang
memungkinkan penggunanya untuk mengurangi, menghilangkan, atau sebaliknya mengalihkan
resiko pasar kepada orang lain. Produk lindung nilai ini terdiri dari kontrak berjangka, kontrak
ijon, SWAP, Opsi, dan kombinasi produk-produk tersebut. Sementara banyak instrumen derivatif
bertambah rumit, hasil survei pengguna menunjukkan kecenderungan manajemen terhadap
varietas yang lebih dasar.

Pengetahuan tentang aturan-aturan manajemen akuntansi berkenaan dengan derifatif


merupakan hal yang penting ketika kita sedang merancang strategi lincung nilai yang efektif bagi
perusahaan. Untuk memahami seberapa penting Akuntansi nilai lindung, kita menggambarkan
beberapa praktik akuntansi lindung nilai dasar. Pertama-tama, tinajulah kompnen dasar dari
laporan keuangan (pajak hilang).

Para analis biasanya terfokus pada pendapatan operasional dalam mengevaluasi beberapa
baik manajemen dalam menjalankan bisnis intinya. Pendapatan bersih terdiri atas dampak
pembauran dari kejadian kejadian yang tidak biasa.

Perlakuan akuntansi terhadap derivatif keuangan yang mendapat sambutan secara


internasional adalah menandai produk untuk dipasarkan dengan keuntungan atau kerugian yang
dianggap sebagai komponen pendapatan non-operasional.

2.3 Lindung nilai aset dan kewajiban yang diakui atau kesepakatan perusahaan yang tidak
diakui
Ketika anak perusahaan asing dengan posisi asset terbuka bersih dikonsolidasi dengan
perusahaan induknya, kerugian translasi akan terjadi jika mata uang asing kehilangan nilai
terhadap mata uang yang digunakan perusahaan induk. Kerugian translasi juga muncul jika anak
perusahaan di luar negeri memiliki posisi kewajiban terbuka bersih dan nilai mata uang asingnya
meningkat terhadap mata uang induk. Satu cara untuk mengurangi kerugian semacam ini adalah
dengan membeli kontrak berjangka. Strateginya adalah untuk mendapatkan keuntungan transaksi
yang dicapai pada kerugian translasi kompensasi kontrak berjangka.

Contohnya :

Jika pada tanggal 1 Sep sebuah perusahaan Kanada menjual dengan angsuran barang-barang
kepada importir Meksiko sebesar 1 juta peso Meksiko (MXP). Perubahan nilai tukar Kanada/
Peso adalah sebesar CAD 0,13 = MXP 1. Pada 1 Des menjadi CAD 0,11 = MXP 1. Eksportir
Kanada berharap menerima CAD 140.000 untuk MXP 1.000.000 yang diutangkan jika nilai spot

1
tetap tidak berubah hingga 1 Des. Untuk menghindari menerima kurang dari CAD 140.000 jika
peso sebelum 1 Des kehilangan nilai, eksportir Kanada melakukan kontrak berjangka pada 1 Sep
untuk mengirimkan MXP 1.000.000 untuk dolar Kanada pada 1 Des dengan nilai berjangka
sebesar CAD 0,13 = MXP 1.

Keuntungan atas kontrak berjangka secara efektif telah mengimbangi devaluasi nilai peso.
Perkiraan margin kotor dan laba operasi dapat dibuat. Diskon kontrak berjangka merupakan
biaya atas lindung nilai risiko valas.Perlakuan akuntansi yang sama dapat terjadi jika eksportir
kanada tersebut melakukan perjanjian penjualan pada tanggal 1 September untuk mengirimkan
barang dan menerima pebayaran sebesar Rp 1.000.000 dari importir Meksiko dalam 3 bulan ke
depan, dan untuk mengirimkan barang segera dan menunggu beberapa saat untuk menerima
pembayaran. Jenis kontrak wajib ini dikenal sebagai komitmen mata uang asing.

2.4. Berspekulasi Dalam Mata Uang Asing


Dalam upaya meningkatkan laba, dapat dilakukan dengan menggunakan kontrak forward
dan kontrak opsi dalam pasar valuta asing. Kontrak forward yang dibeli untuk spekulasi awalnya
dicatat sebesar kurs forward. Kerugian atau keuntungan translasi yang diakui sebelum
penyelesaian bergantung pada antara kurs forward awal dan kurs yang tersedia untuk periode
kontrak yang tersisa.

Kesulitan dalam pengukuran nilai wajar dan perubahan dalam nilai instrumen lindung nilai
terjadi apabila derivatif keuangan tidak diperdagangkan secara aktif. Contohnya, pengukuran
keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan kontrak opsi akan bergantung pada apakah opsi
tersebut diperdagangkan pada suatu bursa efek utama atau di luar bursa utama.

Penilaian opsi dapat dengan mudah dilakukan apabila opsi diperdagangkan melalui
perantara. Model penentuan harga opsi yang disebut model Black-Scholes dapat digunakan
untuk menentukan nilai opsi pada suatu waktu

2.5 Pengungkapan
Sebelum adanya ketetapan seperti FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan
perusahaan tidak memberikan para pembaca laporan, apakah atau sejauh manakah manajemen
telah menjalankan kontrak derivatif. Memperkirakan dampak yang mungkin terjadi terhadap
kinerja yang dilaporkan dan kompleksitas risiko yang dihadapi perusahaan merupakan hal yang
sulit. Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sangatlah membantu proses
perkiraan ini. Pengungkapan itu antara lain:

 Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi program lindung nilai.

1
 Deskripsi pos – pos yang nilainya dilindungi.

 Pengenalan risiko pasar sebuah perusahaan yang dicegah.

 Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.

 Jumlah yang tidak dimasukkan dalam pengkajian keefektifan lindung nilai.

 Pembenaran justifikasi awal (apriori) bahwa hubungan perlindungan nilai akan sangat efektif
dalam meminimalkan risiko pasar.

 Pengkajian perlindungan nilai yang berkelanjutan dari semua derivatif yang digunakan
selama periode ini.

2.5.1 Kendali Keuangan


Strategi manajemen risiko harus mengevaluasi keefektifan dari program lindung nilai.
Masukan dari sistem evaluasi yang menyeluruh dapat membantu membangun pengalaman
institutional dalam praktik manajemen risiko. Penaksiran kinerja dari program manajemen risiko
juga memberikan informasi jika strategi yang ada tidaklah lagi sama.

Ada beberapa area di mana sistem evaluasi dapat berjalan lancar. Area-area ini terdiri atas,
tetapi juga tidak terbatas pada, bendahara perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar
negeri. Kendali bendahara perusahaan memperkirakan kinerja program manajemen risiko
pertukaran total. Perkiraannya antara lain lengukur semua pemajanan yang telah diatur,
menemukan lindung nilai yang digunakan, dan melaporkan hasil dari lindung nilai. Sistem
evaluasi seperti ini juga melibatkan pencatatan tentang bagaimana dan seberapa jauh bendahara
perusahaan membantu unit bisnis lain dalam organisasinya.

Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup
tetapi tidak terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri.
Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan terdiri dari pengukuran kinerja seluruh program
manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan dan pelaporan
hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian treasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.

2.6 Tolak Ukur Yang Sesuai


Objek dari manajemen risiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan
risiko dan biaya. Dengan demikian standar yang tepat yang digunakan untuk menilai kinerja
aktual merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan ini perlu
di perjelas dibagian awal sebelum pembuatan program perlindungan dan harus didasarkan pada

1
konsep biaya kesempatan (opportunity cost). Opportunity Cost atau biaya peluang adalah biaya
yang timbul akibat hilangnya kesempatan dari pemenuhan suatu kebutuhan lain. Secara konsep
ekonomi, pelaku akan merelakan satu kesempatan untuk mengambil kesempatan lain, dengan
menggunakan biaya tertentu. Biasanya biaya ini muncul karena adanya sumber-sumber daya
ekonomi yang terbatas, sehingga memaksa manusia untuk memilih hal sesuai kebutuhannya.
Misalnya, ketika kamu memutuskan untuk melakukan ekspansi bisnis dari meminjam dana
hingga 2 miliar dengan bunga rendah mulai 0,75% di sebuah bank atau mendapatkan suntikan
ekuitas dari investor. Gunakan analisa biaya peluang untuk mengetahui apakah pertambahan
modal tersebut adalah keputusan yang tepat. Ketika meminjam suatu modal usaha, tentu kamu
harus melakukan pembayaran pinjaman yang mana di satu sisi, dana pembayaran tersebut bisa
saja digunakan untuk investasi untuk mendapatkan imbal hasil.

Sebagai pemilik bisnis, kamu harus memutuskan apakah ekspansi yang berasal dari
pinjaman ini akan menghasilkan keuntungan lebih besar daripada yang dapat dihasilkan melalui
investasi. Memang, opportunity cost atau biaya peluang adalah perhitungan yang berpandangan
ke depan, aktual tingkat pengembalian hanya bisa diasumsikan. Katakanlah mengambil poin
kedua sebagai contoh, di mana perusahaan kehilangan kesempatan untuk memiliki peralatan
produksi baru dan berinvestasi. Jika perusahaan tersebut, melakukan investasi di pasar saham,
lalu instrumen yang dipilih menurun nilainya, maka perusahaan bisa berakhir kehilangan uang
daripada menikmati pengembalian yang diharapkan. Maka dari itu, penting juga untuk
membandingkan opsi-opsi investasi yang sekiranya risikonya sesuai dengan keadaan kamu.

2.6.1 Sistem Pelaporan


Sistem pelaporan resiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal
dan eksternal. Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya
mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akun keuangan
untuk keperluan pelaporan eksternal. Biasanya jatuh di bawah yuridiksi departemen pengatur
perusahaan. Pendekatan tim bersifat paling efektif dalam menentukan tujuan risiko keuangan,
standar kinerja, dan sistem pengawasan serta sistem palaporan. Manajemen risiko keuangan
merupakan contoh utama dari hal di mana keuangan dan akuntansi perusahaan terkait erat.
Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar atau kecilnya resiko yang akan terjadi.
Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian
bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan
prioritisasi resiko, resiko mana yang relevan.

Dimensi yang di ukur adalah besarnya frekuensi kerugian, artinya berapa kali terjadinya
suatu kerugian selama suatu periode tertentu serta tingkat kegawatan (severity) atau keparahan
1
dari kerugiankerugian tersebut. Artinya untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh dari
suatu kerugian terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya. Dari hasil
pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling tidak dapat diketahui nilai rata-rata dari
kerugian selama suatu periode anggaran, variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke
periode anggaran yang lain naik-turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu serta dampak
keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama kerugian yang ditanggung sendiri
(diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.

1
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko keuangan adalah risiko yang timbul akibat ketidakpastian target keuangan sebuah
usaha atau ukuran keuangan usaha. Target keuangan usaha adalah besaran target yang ditetapkan
oleh wirausaha dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan ukuran keuangan usaha adalah kondisi
keuangan usaha yang bisa berupa arus kas, laba usaha, dan pertumbuhan penjelasan
Tujuan dari manajemen risiko keuangan dalam tingkatan risiko individu adalah untuk
mengurangi peluang meningkatnya kerugian yang berasal dari perubahan-perubahan yang tidak
diperkirakan pada harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.

Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk)
keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh
di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang
diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat
pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan
statistika.

1
DAFTAR PUSTAKA

Choi, F. D. (2010). International Accounting. Jakarta: Salemba Empat .

http://kartikaratnas.blogspot.com/2016/06/akuntansi-internasional-bab-11.html?m=1

https://datakata.wordpress.com/2014/05/14/manajemen-risiko-keuangan/

https://machdarhelmi.wordpress.com/2016/05/08/manajemen-resiko-keuangan/

http://rosdianaz.blogspot.com/2019/01/makalah-manajemen-risiko-akuntansi.html

Anda mungkin juga menyukai