BAB II Sri Fix
BAB II Sri Fix
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.43 tahun 2019, Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
di wilayah kerjanya. Kedua, Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Ketiga
kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan
pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan wilayah
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas dan upaya
Puskesmas
spiritual
9. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan
Pelayanan Kesehatan
10. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
penyakit
12. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan rumah
sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter
Puskesmas
8. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan
meliputi pelayanan:
(Permenkes, 2019)
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu)
kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu dapat ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
Selain persyaratan di atas, Puskesmas juga memiliki beberapa persyaratan lain yaitu:
a. Persyaratan Lokasi Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Geografis
3. Kontur tanah
4. Fasilitas parkir
5. Fasilitas keamanan
b. Persyaratan Bangunan
teknis bangunan
keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang
termasuk yang berkebutuhan khusus/penyandang disabilitas, anak- anak dan lanjut usia.
kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus,
c. Persyaratan Prasarana
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri atas:
2. Sistem pencahayaan
4. Sistem kelistrikan
5. Sistem komunikasi
9. Sarana evakuasi
d. Persyaratan Peralatan
4. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
e. Persyaratan Ketenagaan
Ketenagaan di Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan
jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja,
persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja. Jenis tenaga
2. Dokter gigi
3. Perawat
4. Bidan
7. Nutrisionis
Puskesmas Landasan Ulin Timur didirikan pada tahun 2019 terletak di Jalan Kenanga RT
06 RW 09 Kelurahan Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru. Luas
wilayah kerja Kelurahan Landasan Ulin Timur 4.413,6 Ha/m2. Wilayah landasan Ulin Timur
terbentang pada ketinggian 66 feed dari permukaan laut dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Data tenaga kerja di Puskesmas Landasan Ulin Timur berdasarkan data profil puskesmas
Jenis Jenis
ketenagaan/profesi Jumlah (orang) ketenagaan/profesi Jumlah (orang)
Dokter umum 3 S1 keperawatan 3
Dokter gigi 1 D3 Perawat Gigi 2
SKM 1 D3 Kebidanan 5
Apoteker 2 D4 Kebidanan 1
Asisten Apoteker 1 D3 Kesling 2
S2 Tenaga Gizi 1 D3 Analis 1
D3 Perawat 2 Administrasi 4
Umum
Jumlah = 29 orang
a. Visi
Terwujudnya pelayanan kesehatan dasar yang beritegritas, dinamis, dan professional demi
b. Misi
2. Mengembangkan inisiatif dalam berinovasi agar terciptanya kemandirian dan peran serta
a. Motto
b. Strategi
- Meningkatkan masyarakat yang ber PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat)
masyarakat
Organisasi puskesmas bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja secara
profesional. Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, sesuai dengan
efektif, efisien, dan akuntabel. Organisasi Puskesmas berdasarkan PMK No. 43 tahun 2019
a. Kepala Puskesmas
c. Penanggung jawab.
Gambar 1. Struktur Organisasi Puskesmas Landasan Ulin Timur
Sabtu. Loket pelayanan hari Senin-Kamis dimulai pada pukul 08.00-15.00 WITA, pada hari
Jumat dimulai pada pukul 07.30-11.00 WITA dan hari Sabtu pada pukul 08.00-14.00 WITA.
Selama pandemic covid 19 seperti sekarang ini pelyananan dilaksanakan setiap hari pada pukul
08.00 WITA – selesai. Pelayanan farmasi di Puskesmas Landasan Ulin Timur terdiri atas 2
orang tenaga Apoteker yaitu Ibu apt. Herlin Tyassari, S.Farm dan Bapak apt. Mustaffa
Rahmatillah, S.Farm serta 1 orang tenaga teknis kefarmasian yaitu Bapak Didi Nugroho, A.Md.
Pelayanan resep di Puskesmas Landasan Ulin Timur dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu resep
Umum, Gratis dan BPJS. Obat-obatan yang tersedia di farmasi sumber dananya berasal dari
Dana rutin Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Banjarbaru, Dana Alokasi
khusus non fisik bidang kesehatan (Bantuan Operasional Kesehatan/BOK) dan Dana Anggaran
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan visi dan misi
organisasi maka Puskesmas Landasan Ulin Timur melakukan upaya pelayanan kesehatan yang
- Pelayanan Persalinan
- Pelayananan Kefarmasian
- Pelayanan Laboratorium
- Pelayanan Kesling
2.4 Pengelolaaan Sediaan Farmasi, Alkes dan Bahan Medis Habis Pakai
2.4.1 Perencanaan
proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis
dan jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan
kebutuhan
Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas
setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas. Proses seleksi Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola
konsumsi Sediaan Farmasi periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus
mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi
ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan,
dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan
kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas
diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan
melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di wilayah
kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan
2.4.2 Permintaan
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi
kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
2.4.3 Penerimaan
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
atau hasil pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan
mutu. Tenaga Kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab atas ketertiban
penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
pengecekan terhadap Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup
jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan
isi dokumen LPLPO, ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan
keberatan. Masa kedaluwarsa minimal dari Sediaan Farmasi yang diterima disesuaikan dengan
periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan (Permenkes No. 74, 2016).
2.4.4 Penyimpanan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Penyimpanan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu Sediaan
Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
2. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan Farmasi, seperti suhu
undangan;
2.4.5 Pendistribusian
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan
pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.
2. Puskesmas Pembantu;
3. Puskesmas Keliling;
4. Posyandu;
5. Polindes.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan dengan cara
pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian Obat per sekali minum
dilakukan dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock) (Permenkes No.
74, 2016).
2.4.6 Pengendalian
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak
1. Pengendalian persediaan;
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan
1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan;
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
peraturan perundang- undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan
oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar
(voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Bahan
Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai bila:
2. Telah kedaluwarsa;
3. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri dari:
1. Membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan;
5. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang
berlaku.
(Permenkes No. 74, 2016).
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan
pelayanan;
2. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai; dan
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung
dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait
secara rasional.
3. Konseling