Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

2.1.1 Pengertian Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.43 tahun 2019, Pusat

Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

diatas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi: Pertama, Penyelenggaraan UKM tingkat pertama

di wilayah kerjanya. Kedua, Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Ketiga

sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan (Permenkes RI Nomor 43 tahun 2019).

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 43 tahun 2019, dalam melaksanakan fungsi

penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:

1. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan masyarakat

dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang

kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan

pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan wilayah

dan sektor lain terkait

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas dan upaya

kesehatan bersumber daya masyarakat

6. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

Puskesmas

7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

8. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok, dan

masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, dan

spiritual

9. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan

Pelayanan Kesehatan

10. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan

daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan

penyakit

11. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga

12. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan rumah

sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas.

Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

Puskesmas berwenang untuk:


1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan,

bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya

dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat dan setara;

2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif

3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada

keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat

4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan,

keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja

5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter

dan antar profesi

6. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis; g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan

evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan

7. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

Puskesmas

8. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan

9. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di wilayah

kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.1.3 Pelayanan Puskesmas

Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi pelayanan:

a. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama (UKP) dalam bentuk:

1. Rawat jalan, baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit

2. Pelayanan gawat darurat


3. Pelayanan persalinan normal

4. Perawatan di rumah (home care)

5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

b. Upaya kesehatan masyarakat (UKM) meliputi:

1. Pelayanan promosi kesehatan

2. Pelayanan kesehatan lingkungan

3. Pelayanan kesehatan keluarga

4. Pelayanan gizi, dan

5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

(Permenkes, 2019)

2.2 Persyaratan Puskesmas

Persyaratan berdirinya suatu puskesmas (PERMENKES No 43 tahun 2019) yaitu :

Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu)

kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu dapat ditetapkan

berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas. Puskesmas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,

peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium klinik.

Selain persyaratan di atas, Puskesmas juga memiliki beberapa persyaratan lain yaitu:

a. Persyaratan Lokasi Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Geografis

2. Aksesibilitas untuk jalur transportasi

3. Kontur tanah
4. Fasilitas parkir

5. Fasilitas keamanan

6. Ketersediaan utilitas publik

7. Pengelolaan kesehatan lingkungan dan kondisi lainnya

b. Persyaratan Bangunan

Bangunan puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi:

1. Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, serta persyaratan

teknis bangunan

2. Bangunan bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain.

3. Bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan

keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang

termasuk yang berkebutuhan khusus/penyandang disabilitas, anak- anak dan lanjut usia.

4. Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta

kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus,

anak-anak dan lanjut usia.

c. Persyaratan Prasarana

Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri atas:

1. Sistem penghawaan (ventilasi)

2. Sistem pencahayaan

3. Sistem air bersih, sanitasi dan hygiene

4. Sistem kelistrikan

5. Sistem komunikasi

6. Sistem gas medik


7. Sistem proteksi petir

8. Sistem proteksi kebakaran

9. Sarana evakuasi

10. Sistem pengendalian kebisingan

11. Kendaraan puskesmas keliling

d. Persyaratan Peralatan

Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan:

1. Jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan:

2. Kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan:

3. Standar mutu, keamanan, keselamatan;

4. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.

e. Persyaratan Ketenagaan

Ketenagaan di Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan

jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja,

dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan

persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja. Jenis tenaga

kesehatan sedikitnya terdiri atas:

1. Dokter atau dokter layanan primer

2. Dokter gigi

3. Perawat

4. Bidan

5. Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku


6. Tenaga sanitasi lingkungan

7. Nutrisionis

8. Tenaga Apoteker dan / atau Tenaga Teknis Kefarmasian

9. Ahli Teknologi Laboratorium Medik.

2.3 Puskesmas Landasan Ulin Timur

2.3.1 Sejarah Puskesmas Landasan Ulin Timur

Puskesmas Landasan Ulin Timur didirikan pada tahun 2019 terletak di Jalan Kenanga RT

06 RW 09 Kelurahan Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru. Luas

wilayah kerja Kelurahan Landasan Ulin Timur 4.413,6 Ha/m2. Wilayah landasan Ulin Timur

terbentang pada ketinggian 66 feed dari permukaan laut dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Syamsudin Noor

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pandaan Kabupaten Tanah Laut

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Guntung Manggis

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Landasan Ulin Tengah

Data tenaga kerja di Puskesmas Landasan Ulin Timur berdasarkan data profil puskesmas

dapat dilihat pada Tabel 1. Berikut ini

Jenis Jenis
ketenagaan/profesi Jumlah (orang) ketenagaan/profesi Jumlah (orang)
Dokter umum 3 S1 keperawatan 3
Dokter gigi 1 D3 Perawat Gigi 2
SKM 1 D3 Kebidanan 5
Apoteker 2 D4 Kebidanan 1
Asisten Apoteker 1 D3 Kesling 2
S2 Tenaga Gizi 1 D3 Analis 1
D3 Perawat 2 Administrasi 4
Umum

Jumlah = 29 orang

2.3.2 Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya pelayanan kesehatan dasar yang beritegritas, dinamis, dan professional demi

mewujudkan masyarakat sehat.

b. Misi

1. Meningkatkan integritas dalam menjaga mutu pelayanan kesehatan

2. Mengembangkan inisiatif dalam berinovasi agar terciptanya kemandirian dan peran serta

masyarakat dalam pembangunan di bidang kesehatan secara paripurna dan berkarakter

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang professional

2.3.3 Moto dan Kebijakan Mutu

a. Motto

Kesehatan Anda Prioritas Utama Kami

b. Strategi

Adapun strategi yang digunakan antara lain sebagai berikut :

1. Strategi 1 antara lain :

- Memantapkan rencansa program kesehatan

- Pengorganisasian lintas program yang baik

- Evaluasi hasil kinerja yan baik


- Optimalisasi tenaga, sarana dan prasarana

- Peningkatan sdm melalui diklat, baik formal maupun informal

- Pemantapan pelaksanaan good government

2. Strategi 2 antara lain :

- Meningkatkan mutu ukbm (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat)

- Meningkatkan masyarakat yang ber PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat)

- Meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan oleh

masyarakat

3. Strategi 3 antara lain :

- Lokakarya mini (Bulanan, Triwulan dan Tahunanan)

- Meningkatkan kerja sama tim/ pemantapan kooordinasi lintas sektor

2.3.4 Struktur Organisasi

Organisasi puskesmas bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja secara

profesional. Puskesmas berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap Puskesmas harus memiliki organisasi yang

efektif, efisien, dan akuntabel. Organisasi Puskesmas berdasarkan PMK No. 43 tahun 2019

paling sedikit terdiri atas:

a. Kepala Puskesmas

b. Kepala tata usaha

c. Penanggung jawab.
Gambar 1. Struktur Organisasi Puskesmas Landasan Ulin Timur

2.3.5 Profil Layanan Puskesmas


Pelayanan di Puskesmas Landasan Ulin Timur dilaksanakan dari hari Senin sampai hari

Sabtu. Loket pelayanan hari Senin-Kamis dimulai pada pukul 08.00-15.00 WITA, pada hari

Jumat dimulai pada pukul 07.30-11.00 WITA dan hari Sabtu pada pukul 08.00-14.00 WITA.

Selama pandemic covid 19 seperti sekarang ini pelyananan dilaksanakan setiap hari pada pukul

08.00 WITA – selesai. Pelayanan farmasi di Puskesmas Landasan Ulin Timur terdiri atas 2

orang tenaga Apoteker yaitu Ibu apt. Herlin Tyassari, S.Farm dan Bapak apt. Mustaffa

Rahmatillah, S.Farm serta 1 orang tenaga teknis kefarmasian yaitu Bapak Didi Nugroho, A.Md.

Pelayanan resep di Puskesmas Landasan Ulin Timur dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu resep

Umum, Gratis dan BPJS. Obat-obatan yang tersedia di farmasi sumber dananya berasal dari

Dana rutin Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Banjarbaru, Dana Alokasi

khusus non fisik bidang kesehatan (Bantuan Operasional Kesehatan/BOK) dan Dana Anggaran

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan visi dan misi

organisasi maka Puskesmas Landasan Ulin Timur melakukan upaya pelayanan kesehatan yang

meliputi sebagai berikut :

1. Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

- Pelayanan Pemeriksaan Umum

- Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

- Pelayanan KIA-KB Yang bersifat UKP

- Pelayanan Gawat Darurat

- Pelayanan Persalinan

- Pelayanan Gizi bersifat UKP

- Pelayananan Kefarmasian
- Pelayanan Laboratorium

2. Pelayanan UKM Esensial Dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

- Pelayanan Promkes dan UKS,UKGS,UKGM

- Pelayanan Kesling

- Pelayanan KIA-KB bersifat UKM

- Pelayanan Gizi bersifat UKM

- Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

- Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS)

3. Pelayanan UKM Pengembangan

- Pelayanan Kesehatan Jiwa

- Pelayanan Kesehatan Tradisional/Komplementer

- Pelayanan Kesehatan Olahraga

- Pelayanan Kesehatan Indera

- Pelayanan Kesehatan Lansia

- Pelayanan Kesehatan Kerja

2.4 Pengelolaaan Sediaan Farmasi, Alkes dan Bahan Medis Habis Pakai

2.4.1 Perencanaan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016, Perencanaan merupakan

proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis

dan jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan

perencanaan adalah untuk mendapatkan:


1. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati

kebutuhan

2. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional

3. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.

Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas

setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas. Proses seleksi Sediaan Farmasi

dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola

konsumsi Sediaan Farmasi periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana

pengembangan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus

mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi

ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan,

dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan

kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas

diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan

Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan

melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di wilayah

kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan

Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih.

2.4.2 Permintaan

Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi

kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan

perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan

pemerintah daerah setempat (Permenkes No. 74, 2016).

2.4.3 Penerimaan

Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam

menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota

atau hasil pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.

Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan

permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan

mutu. Tenaga Kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab atas ketertiban

penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

berikut kelengkapan catatan yang menyertainya. Tenaga Kefarmasian wajib melakukan

pengecekan terhadap Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup

jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan

isi dokumen LPLPO, ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh Kepala

Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan

keberatan. Masa kedaluwarsa minimal dari Sediaan Farmasi yang diterima disesuaikan dengan

periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan (Permenkes No. 74, 2016).

2.4.4 Penyimpanan

Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Penyimpanan Sediaan Farmasi dan

Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang

diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya

tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu Sediaan

Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bentuk dan jenis sediaan;

2. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan Farmasi, seperti suhu

penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;

3. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar;

4. Narkotika dan Psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

5. Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang

lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

(Permenkes No. 74, 2016)

2.4.5 Pendistribusian

Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan

pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan

teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan

yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.

Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:

1. Sub unit pelayanan kes ehatan di dalam lingkungan Puskesmas;

2. Puskesmas Pembantu;

3. Puskesmas Keliling;

4. Posyandu;

5. Polindes.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan dengan cara

pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian Obat per sekali minum

(dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas

dilakukan dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock) (Permenkes No.

74, 2016).

2.4.6 Pengendalian

Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan

Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan

sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan

kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak

terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.

Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:

1. Pengendalian persediaan;

2. Pengendalian penggunaan; dan

3. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa

(Permenkes No. 74, 2016)

2.4.7 Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian kegiatan dalam pengelolaan

Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan

lainnya. Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:

1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan;

2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan


3. Sumber data untuk pembuatan laporan

(Permenkes No. 74, 2016).

2.4.8 Pemusnahan dan penarikan

Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak

dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan

peraturan perundang- undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan

oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar

(voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Bahan

Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.

Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai bila:

1. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;

2. Telah kedaluwarsa;

3. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan

ilmu pengetahuan; dan/atau

4. Dicabut izin edarnya.

Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri dari:

1. Membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan;

2. Menyiapkan berita acara pemusnahan;

3. Mengkoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait;

4. Menyiapkan tempat pemusnahan; dan

5. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang

berlaku.
(Permenkes No. 74, 2016).

2.4.9 Pemantauan dan evaluasi

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan

secara periodik dengan tujuan untuk:

1. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi

dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan

pelayanan;

2. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai; dan

3. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

(Permenkes No. 74, 2016)

2.5 Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung

dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:

1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan dan

efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.

3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait

dalam Pelayanan Kefarmasian.


4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan penggunaan Obat

secara rasional.

Pelayanan farmasi klinik meliputi:

1. Pengkajian dan pelayanan Resep

2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

3. Konseling

4. Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)

5. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

7. Evaluasi Penggunaan Obat . (Permenkes No. 74, 2016)

Anda mungkin juga menyukai