Al-Irshad yaitu: Yaitu membuat paragraf atau sajak dari ayat yang ayat

tersebut menunjukkan atas kelemahan yang sudah diketahui sebelumnya oleh seorang
rowi
Gaya penulisan Irshad dapat kita lihat dibanyak tempat di dalam Al-Qur'an.
Karena Al-Qur’an merupakan kalam terbaik yang menunjukkan sebagian darinya, dan
kalam yang paling tepat dalam pembahasan ini adalah firman Allah SWT Ta’ala:

ْ َ‫ظلِ َمهُ ْم َولَ ِك ْن َكانُوا أَ ْنفُ َسهُ ْم ي‬

{ َ‫ظلِ ُمون‬ ْ َ‫] } َو َما َكانَ هَّللا ُ لِي‬40 :‫ [العنكبوت‬3

{ َ‫ض َي بَ ْينَهُ ْم فِي َما فِي ِه يَ ْختَلِفُون‬

ِ ُ‫ك لَق‬
َ ِّ‫ت ِم ْن َرب‬ ْ َ‫}و َما َكانَ النَّاسُ إِاَّل أُ َّمةً َوا ِح َدةً ف‬
ْ َ‫اختَلَفُوا َولَوْ اَل َكلِ َمةٌ َسبَق‬ َ
[19 :‫]يونس‬
Yang artinya:
{Dan Allah sama sekali tidak hendak mendzalimi mereka, tetapi merekalah
yang mendzolimi diri mereka sendiri} [Al-Ankabut: 40]
{Dan manusia itu dahulunya hanya satu umat, kemudian mereka berselisih.
Kalau tidak karena satu ketetapan yang telah ada dari Tuhan-mu pastilah telah diberi
keputusan (didunia) diantara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu}
[Yunus: 19].
Jika sami’ berhenti pada Firman Allah Swt yang berupa: { ‫} لقضي بينهم فيما فيه‬
dia tahu bahwa setelahnya { ‫ون‬l‫ }يختلف‬karena bukti yang disebutkan di atas dalam
perkataannya: { ‫}فاختلفوا‬.

Irshad juga biasa dinamakan dengan “At-tashim” yaitu sesuatu yang diambil
dari mashum (susunan) yang ada, Al mashum sendiri yaitu sesuatu yang menunjukkan
atas salah satu dari susunan yang lain, karena untuk memberikan corak khusus yang
dikehendaki pada corak sebelumnya. Dan juga disebuta sebagai “At-taysyeh”
sedangkan Abu halal lebih memilih dengan penamaan “At-tabyin” beliau
mengungkapkan didalam pengertian Al-Irsyad, “At-Tabyin merupakan bagian dari
At-Tausyeh, dan sebutn ini tidak umum digunakan, walaupun penggunaan nama
Tabyin lebih memungkinkan untuk di pakai” . Irshad merupakaan permulaan kalam
yang disusun dari satu kata awal atau akhir. Dan kata itu di gunakan untuk memberi
ketegasan definisi sebelum sampai ke pada sami’ alaih.