Anda di halaman 1dari 9

QS.

AR-RAHMAN 1-4 DAN AN-NAHL 43


1. Lafal Dan Terjemah Q.S.Ar-RahmanAyat 1-4dan Q.S. An-NahlAyat 43
a. Q.S. Ar-Rahman
Surah Ar-Rahman terdiri dari 78 ayat, ter,masuk kelompok surah Madaniyyah,
diturunkan sesudah Ar-Ra’d. dinamai Ar-Rahman (Yang maha pemurah), diambil dari kata
Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini., sebagian besar dari surah inin
menerangkan kemurahan Allah kepada hamba-hambanya, dengan memberikan nikmat-nikmat
yang tak terhingga kepada mereka baik, didunia maupun di akhirat.
٤ َ‫ َعلَّ َمهُ ۡٱلبَيَان‬٣ َ‫ق ٱإۡل ِ ن ٰ َسن‬
َ َ‫ َخل‬٢ َ‫ َعلَّ َم ۡٱلقُ ۡر َءان‬١ ُ‫ٱلر َّۡح ٰ َمن‬

1. (Tuhan) Yang Maha Pemurah,


2. Yang telah mengajarkan al Quran.
3. Dia menciptakan manusia.
4. Mengajarnya pandai berbicara.

b. Q.S. An-Nahl
Surah An-Nahl terdiri dari 128 ayat, yang termasuk, kelompok surah ,Makiyyah, Kecuali
tiga ayat terakhir, Ayat-ayat ini turun pada waktu Rasulullah SAW kembali dari peperangan
Uhud. Surah iini di namakan An-Nahl yang berarti “Lebah” ,karenadidalamnyaterdapatfirman
Allah ayat 68 yang artinya, “dantuhanmu ,mewahyukankepadalebah”. Lebahadalahmakhluk
yang sangatbergunabagimanusia. Ada persamaanhakikatantara, madu yang
dihasilkanlebahdenganintisari yang terdapatdidalam Al-Qur’an.
٤٣ َ‫سلُ ٓو ْا أَ ۡه َل ٱل ِّذ ۡك ِر إِن ُكنتُمۡ اَل ت َۡعلَ ُمون‬ َ ِ‫َو َمٓا أَ ۡر َس ۡلنَا ِمن قَ ۡبل‬
‍ٔ_ََٔۡ َ‫ك إِاَّل ِر َجااٗل نُّو ِح ٓي إِلَ ۡي ِهمۡۖ ف‬

43. Dan Kami tidak mengutus sebelumkamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri
wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui,

2. Tafsir.S. Ar-Rahman Ayat 1-5dan Q.S. An-NhlAyat 43


a. Q.S. ArRahman
Tafsir Kemenag
(1-2) Pada ayat ini Allah yang maha Pemurah ,menyatakan bahwa Dia telah mengajarkn
Al-Qur’an kepada Muhammad SAW yang selnjutnya ,diajarkan ke umatnya.
Ayatiniturunsebagaibantahan ,bagipendudukMekah yang mengatakan:
‫اِنَّما َ يَ ْعلَ ُمهُ بَ ِش ًر‬
Sesungguhnya Al-Qur’an itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya
(Muhammad). (An-Nahl/16: 103)
Oleh karena itu ayat ini mengungkapkan beberapanikmat Allah atas hamba-Nya, maka
surah ini dimulai dengan menyebut nikmat yang paling besar faedahnya dan paling banyak
manfaatnya bagi hamba-Nya, yaitu nikmat mengajarkan Al-Qur’an kepadam,anusia. Hal ini
karena manusia dengan mengikuti ajaran Al-Qura’an akan bahagia di dunia dan di akhirat dan
dengan berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk-Nya akan tercapai tujuan dikedua tempat
tersebut. Al-Qur’an adalah induk ,kitab-kitab samawi yang diturunkan melalui makhluk Allah
yang terbaik di bumi ini yaitu Nabi Muhammad SAW.
(3-4) pada ayat ini Allah menyebutkan nikmat-Nya yang lain yaitu penciptaan manusia.
Nikmat itu merupakan landasan nikmat-nikmat yang lain. Sesudah Allah menyatakan nikmat
mengajarkan Al-Qur’an pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini dia menciptakan jenis
makhluk-Nya yang terbaik yaitu manusia dan diajarinya pandai mengutarakan apa yang
tergores dalam hatinya dan apa yang terpikir dalam otaknya, karena kemampuan berpikir dan
berbicara itulah Al-Qur’an bisa diajarkan kepada umat manusia.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna. Ia dijadikan-Nya tegak, sehingga
tangannya lepas. Dengan tangan yang lepas, otak bebas berpikir dan tangan dapat
merealisasikan apa yang dipikirkan oleh otak. Otak menghasilkan ilmu pengetahuan, dan
tangan menghasilkan teknologi. Ilmu dan teknologi adalah peradaban, dengan denikian hanya
manusia yang memiliki peradaban.
Lidah adalah organ yang terletak pada rongga mulut. Organ ini, yang merupakan struktur
berotot yang terdiri atas tujuh belas otot yang memiliki beberapa fungsi. Fungsi pengecap rasa
adalah salah satu fungsi lidah yang utama. Terdapat sekitar 10.000 titik pengecap di lidah.
Lidah juga berfungsi untuk turut membantu mengatur bunyi untuk berkomunikasi.
Lidah, dalam agama hampir selalu dikaitkan dengan hati, dan digunakan untuk mengukur
baik dan buruknya prilaku seseorang. Manusia akan menjadi baik apabila keduanya baik. Dan
manusia akan menjadi buruk, apabila keduanya buruk. Nabi Muhammad SAW menunjuk
lidah sebagai faktor utama membawa bencana bagi manusia, dan ia merupakan tolak ukur
untuk bagian untuk bagian tubuh lainnya. Beliau bersabda dalam hadisnya:
)‫صاِئ ُد أَ ْل ِسنَتِ ِه ْم (رواه التر مذي وابن ماجه عن معذ بن جبل‬
َ ‫ار إِاَّل َح‬
ِ َّ‫اس عَل َى ُوجُوْ ِه ِه ْم فِ ْى الن‬
َ َّ‫َوهَلْ يُ ِكبُّ الن‬

Bukanlah manusia dijungkir balikkan wajah mereka di neraka karena lidah mereka?
(Riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Mu’az bin jabal)
Untuk dapat mengeluarkan bunyi yang berbeda-beda, atau yang disebut berbicara, lidah
bekerjasama dengan beberapa organ lainnya, seperti bibir, rongga mulut paru-paru,
kerongkongan dan pita suara. Kita dapat berkomunikasi dengan berbicara, setelah seluruh
masyarakat menyepakati arti dari satu bunyi. Kemudian bunyi-bunyi yang masing-masing
sudah disepakati artinya tersebut digabungkan dalam susunan yang tepat untuk menjadi
kalimat. Pada tahap selanjutnya, akan tercipta suatu bahasa. Bahasa diuraikan dalam salah
satu ayat Allah demikian:

٢٢ َ‫ت لِّ ۡل ٰ َعلِ ِمين‬ َ ِ‫ٱختِ ٰلَفُ أَ ۡل ِسنَتِ ُكمۡ َوأَ ۡل ٰ َونِ ُكمۡۚ إِ َّن فِي ٰ َذل‬
ٖ َ‫ك أَل ٓ ٰي‬ ۡ ‫ض َو‬ ُ ‫َو ِم ۡن َءا ٰيَتِ ِهۦ َخ ۡل‬
‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو ِ أۡل‬
ِ ‫ت َوٱ َ ۡر‬
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.(Ar-Rum/30:22)

Tafsir Jalalain
(1) (Yang mahapemurah)yakni Allah SWT. (2) (Telah Mengajarkan) Kepada Siapa
yang dikehendakin-Nya (Al-Qur’an). (3) (Dia menciptakan manusia) jenis manusia. (4)
(Mengajarnya pandai berbicara) atau dapat berbicara.

Tafsir Ar-Rahman
(1) surat yang mulian nan agung ini allah awali dengan (salah satu) namanya, yaitu ar-
rahman(yang maha pengasih), yang menunjukan betapa luas rahmat dan pemberiannya, serta
betapa melimpah kebaikan dan karunianya. Kemudian allah menyebutkan ap yang
menunjukan rahmatnya serta pengaruh yang allah berikan kepada para hamba berupa nikmat
keduniaan, keagamaan, dan keakhiratan. Stelah Allah menyebutkan segala macam dan jenis
kenikmatannya, selanjutnya dia memperingatkan jin dan manusia untuk bersyukur kepadanya,
dengan berfirman,
ِّ َ ‫فَبِأ‬
‫ي َءآاَل ِء َربِّ ُك َما تُ َك ِّذبَا ِن‬
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

(2) Allah SWT menyebutkan (dalam ayat ini) bahwa Dia ‫عَلّ َم القران‬Telahmengajarkan Al-
Qur’an, Yakni mengajarkan para hamba-Nya lafadz-lafadz dan makna Al-Qur’an serta
memudahkannya untuk mereka. Hal ini merupakan karunia teragung dan kasih sayang yang
dia anugrahkan kepada hamba-hamba-Nya, diman Dia telah menurunkan Al-Quran berbahasa
Arab dengan lafadz paling indah dan makna paling jelas, yang mencakup segala bentuk
kebaikan dan mencegah dari segala kejahatan.
(3-4) "‫ "خلق االنسان‬Dia menciptakan manusiadalam bentuk yang sebaik baiknya, dengan
anggota badan yang sempurna dan bentuk tubuh yang mantap. Allah SWT benar-benar telah
menciptakannya dengan sempurna, dan telah memberinya keistimewaan. Sehingga berbeda
dengan binatang, dimana dia "‫"علم__ه البي__ان‬Mengajarnya pandai berbicara, untuk dapat
menjelaskan apa yang ada di dalam hatinya. Hal ini mencakep pengajaran berbicara dan
menulis. Oleh karena itu, kemampuan berbicara (menjelaskan) yang dengannya Allah SWT
mengistimewakan manusia daripada makhluk lainnya, adalah diantara nikmat yang paling
agung dan paling besar.

b. Q.S. An-Nahl
Tafsir Kemenag
(43) Allah menyatakan bahwa Dia tidak mengutus seorang rasul pun sebelum Nabi
Muhammad kecuali manusia yang diberi-Nya wahyu. Ayat ini menggamabrkan bahwa rasul-
rasul yang di utus itu hanyalah laki-laki dari keturunan Adam a.s sampai Nabi Muhammad
saw yang bertugas membimbing umatnya agar mereka beragama tauhid dan mengikuti
bimbingan wahyu. Oleh karena itu, yang pantas di utus untuk melakukan tugas itu adalah
rasul-rasul dari jenis mereka dan berbhasa mereka. Pada waktu Nabi Muhammad saw diutus,
orang-orang Arab menyangkal bahwa Allah tidak mungkin mengutus utusan yang berjenis
mausia seperti mereka. Mereka menginginkan agar yang di utus itu haruslah seorang
malaikat, seperti firman Allah swt:
ُ ۡ
َ‫ك فَيَ ُكون‬ٞ َ‫نز َل إِلَ ۡي ِه َمل‬ ِ ‫وا َما ِل ٰهَ َذا ٱل َّرسُو ِل يَأ ُك ُل ٱلطَّ َعا َم َويَمۡ ِشي فِي ٱأۡل َ ۡس َو‬
ِ ‫اق لَ ۡوٓاَل أ‬ ْ ُ‫َوقَال‬

‫َم َع ۥهُ نَ ِذيرًا‬


Dan mereka berkata: "Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-
pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu
memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? (Al-Furqon/25:7)

Dan firman-Nya:

َ _َ‫ق ِعن_ َد َربِّ ِهمۡۗ ق‬


‫_ال‬ ِ ‫_و ْا أَ َّن لَهُمۡ قَ_ َد َم‬
ٍ ‫ص_ ۡد‬ َ َّ‫_ل ِّم ۡنهُمۡ أَ ۡن أَن_ ِذ ِر ٱلن‬
ٓ _ُ‫اس َوبَ ِّش_ ِر ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬ ٖ _‫اس َع َجبً__ا أَ ۡن أَ ۡو َح ۡينَ__ٓا إِلَ ٰى َر ُج‬ِ َّ‫أَ َك__انَ لِلن‬
ٌ ِ‫ر ُّمب‬ٞ ‫ۡٱل ٰ َكفِرُونَ إِ َّن ٰهَ َذا لَ ٰ َس ِح‬
‫ين‬
Pantaskah manusia menjadi heran bahwa kami memberi wahyu kepada seorang laki-laki
di antara mereka, “ Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang
beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan.” Orang-orang kafir
berkata, “Orang ini (Muhammad) benar-benar penyihir. “(Yunus/10:2)
Mengenai penolakan orang-orang Arab terhadap kerasulan Muhammad karena ia seorang
manusia biasa, dapat di baca dari sebuah riwayat ad-Dahhak yang disandarkan kepada Ibnu
‘Abbas bahwa setelah Muhammad saw diangkat menjad utusan, orang Arab yang
mengingkari kenabiannya berkata, “Allah lebih Agung bila rasul-Nya itu bukan manusia.”
Kemudian turun ayat-ayat Surah Yunus di atas.
Dalam ayat ini, Allah swt meminta orang-orang musyrik agar bertanya kepada orang-
orang Ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, apakah di dalam kitab-kitab mereka terdapat
keterangan bahwa Allah pernah mengutus malaikat kepada mereka. Kalau memang di
sebutkan di dalam kitab mereka bahwa Allah pernah menurunkan malaikat sebagai utusan
Allah, mereka boleh mengingkari kerasulan Muhammad. Akan tetapi, apabila di sebutkan di
dalam kitab mereka bahwa Allah hanya mengirim utusan kepada mereka seorang manusia
yang sejenis dengan mereka, maka sikap mereka mengingkari kerasulan Muhammad saw itu
tidak benar.

Tafsir Jalalain
‫(ؤ م__ا ا ر س__لنا من قبل__ك ا الال ر جلال ن__ؤ حي ا ليهم‬Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali
orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka) bukannya para malaikat
‫( فسئلؤااهل ا ل__ذ كر‬maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan) yakni para
ulama yang ahli dalam kitab Taurat dan kitab Injil
‫ ( ا ن كنتم ال تعلم_ؤ ن‬jika kalian tidak mengetahui ) hal tersebut, mereka pasti mengetahuinya
karena kepercayaan kalian kepada mereka lebih dekat daripada kepercayaan kalian terhadap
Nabi Muhammad SAW.

3. NilaiPendidikanDalam Q.S. Ar-Rahman Ayat 1-4 dan Q.S. An-NahlAyat 43


a. Q.S. Ar-Rahman
Kandungan Hukum dalam Surat ar-Rahman ayat 1-4 , dari ayat pertam ( ‫)ال__رحمن‬ ar-
Rahman, yang memiliki arti pengasih kepada makhluknya tanpa keterkecuali baik kepada
yang beriman maupun yang mengingkarinya, disini jika dikaitkan dengan pendidikan adalah
kita sebagai pendidik harus memilik sifat yang pengasih tanpa pengecualian baik kepada yang
pintar, pendiam, dan yang nakal. Kita harus menyayanginya tanpa pandang bulu.
Mengajarkan Qur’an. Ini menunjukan bahwa seorangguru harus terlebih dahulu
mempersiapkan Qur’an, dalam konteks ini qur’an diterjemahkan dengan materi pelajaran,
sebelum guru berada dihadapan siswa. guru harus terlebih dahulu mempersiapkan dalam
artian menguasai, memahami materi yang akan disampaikankepada siswa. sehingga seorang
guru dapat maksimal mentransfer ilmunya kepadasiswa.
Khalaqal InsanMenciptakan Manusia. Menilik tujuan utama dari pendidikan adalah
mencetak manusia yang sempurna, yang berpengetahuan, berakhlak dan beradab. tentu
tidak ada manusia yang sempurna, namun berusaha menjadi manusia yang sempuranaadalah
suatu kewajiban. Seorang guru apapun materi yang ia ajarkan hendaknyamengarahkan
siswanya menjadi manusia yang berpengetahuan, beradab dan bermartabat yang berujung
kepada ketaqwaan kepada Yang Maha Esa. bukan hanyamengarahkan pada aspek prestasi
saja.
Allamahul Bayan MengajarkanDengan Jelas. Ayat ini kaitannya dengan proses
pendidikan adalah seorang guru apapun pelajaran yang disampaikan, sampaikanlah dengan
sejelas-jelasnya, sampai pada tahap seorang siswa benar-benar faham. jangan sampai seorang
siswa belum betul-betul faham pada materi yang diajarkan sudah pindah kemateriyang lain.
banyak kasus di negeri ini, demi mengejar target
pencapaiankurikulum,prinsipmemberikefahamandiabaikan, efeknyakitatahusemua.

b. Q.S. An-Nahl
Wahai Muhammad, Kami tidak mengutus para rasul sebelum kamu kepada umat-umat
terdahulu kecuali orang-orang lelaki yang telah Kami beri wahyu sesuai dengan kehendak
Kami. Kami tidakpernahmengutusmalaikat sebagaimana yang dikehendaki oleh kaummu
yang kafir. Jika kalian, hai orang-orang kafir, tidak mengetahui itu, maka bertanyalah kepada
orang-orang berilmu yang mengetahui kitab-kitab samawi. Kalian akantahubahwasemuarasul
Allah itumanusia, bukanmalaikat.
QS. An- Nahl : 43 memerintah kita untuk bertanya kepada orang yang lebih tahu. Kita
juga diajarkan untuk bersabar dalam pendidikan, baikdalam proses menuntut ilmu maupun
mengajarkan ilmu kita.

QS. ATTAHRIM AYAT 6 DAN QS. ASY-SYUARAH AYAT 214-215


A. QS. ATTAHRIM AYAT 6
1. Surah At-Tahrim Ayat 6 dan Terjemahannya
Surat At-Tahrim ini terdiri dari 12 ayat, merupakan surat ke-66 dalam Alquran setelah
surat Al-Hujurat dan sebelum surat At-Taghabun. Surat At-Tahrim tergolong ke dalam surat
Madaniyah. Penamaan surat At-Tahrim berdasarkan pada awal surat ini, yaitu terdapat kata
tuharrim yang berasal dari kata at-Tahrim yang berarti pelarangan Surat ini memperhatikan
urusan syariat, yaitu mengenai rumah tangga kenabian dan para Umul Mukminin yang suci.
Hal ini bertujuan untuk membentuk rumah tangga yang bahagia (Syaikh Muhammad Ali Ash-
Shab uni jil. 4, 2011: 398-399). Di dalam surat ini secara tidak langsung mengajarkan bahwa
seorang istri mempunyai kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri. Surat ini juga memberikan
contoh istri-istri yang teguh mempertahankan keyakinan mereka sendiri.
Berikut ini adalah surat At-Tahrim ayat 6 dengan terjemahnya.

‫ص ْونَ هللاَ َمآ أَ َم َر ُه ْم‬ ُ َّ‫س ُك ْم َوأَ ْهلِ ْي ُك ْم نَا ًرا َوقُ ْو ُدهَا الن‬
ِ ٌ‫اس َوال ِح َجا َرةُ َعلَ ْي َها َمآلئ َكةٌ ِغالَظ‬
ُ ‫شدَا ٌد الَ يَ ْع‬ َ ُ‫يَاأَيُّ َهاال ِذيْنَ أَ َمنُ ْواقُ ْوآ أَ ْنف‬
‫َويَ ْف َعلُ ْونَ َما يُؤْ َم ُر ْونَ ۝‬
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
2. Tafsir mufrodat surat At-Tahrim ayat 6
Untuk lebih memahami kandungan surat At-Tahrim ayat 6, maka peneliti akan
memaparkan terlebih dahulu penafsiran beberapa mufrodat sebagai berikut:
َ ُ‫قٌ ْوا أَ ْنف‬,Qu Anfusakum, peliharalah diri kamu antara lain dengan meneladani Nabi
‫س ُكم‬
‫ َوأَ ْهلِ ْي ُك ْم‬, WaAhlikum,dan keluargamu yakni istri, anak-anak dan seluruh yang berada di bawah
tanggung jawab kamu dengan membimbing dan mendidik mereka agar terhindar dari api
neraka.
‫اس‬ُ َّ‫ َوقُ ْو ُدهَا الن‬, Waquduhannas, bahan bakarnyamanusia yang kafir
ُ‫الح َجا َرة‬ ِ ‫و‬, َ Walhijarah, dan batu yang dijadikan berhala.
ٌ‫ َمآلئ َكة‬,malaikat penjaga neraka
‫غ َل اظ‬,Ghilaz,
ِ kasar hati dan perlakuannya
‫شدَاد‬,Syidad,
ِ keras perlakuannya dalam melaksanakan tugas penyiksaan
َ ُ ‫الَ يَ ْع‬, Laa ya’shuuna Allaha maa amarahum, tidak mendurhakai Allah
‫ َر ُه ْم‬dd‫آ أ َم‬dd‫ ْونَ هللاَ َم‬dd‫ص‬
menyangkut apa yang Dia diperintahkan kepada mereka sehingga siksa yang dijatuhkan
sesuai dengan kesalahan yang diperbuat penghuni neraka.

3. Kandungan tafsir surah At-tahrim ayat 6


Ali Bin Abi Thalib r.a. mengartikan quu anfusakum wa ahlikum naaraa adalah didikan
mereka dan berilah pelajaran yang cukup untuk menghadapi hari esok mereka.
Ibn Abbas r.a. mengartikannya, laksana amal, taat kepada Allah dan meninggalkan
maksiat serta suruhlah anakmu selalu berzikir kepada Allah.niscaya Allah akan
menyelamatkan kamu dari api neraka.
Adgadhaha berkata, “ kewajiban setiap muslim harus mengajari keluarganya, anak
istri dan semua kerabatnya apa yang telah diwajibkan oleh Allah dan yang dilarang oleh
Allah.” Pendidikan keluarga di mulai istri dan suami, mereka mesti saling menghormati dan
melaksanakan kewajiban mereka masing-masing. Selain itu, mereka juga dituntut agar selalu
berbenah diri untuk menjadi insan yang shaleh dan bertakwa kepada Allah. Kondisi ini
merupakan tonggak utama dalam pendidikan keluarga. Kebiasaan orang tua dalam
keharmonisan dan ketaatan kepada Allah dapat mempengaruhi anak-anak sebagai peserta
didik dalam keluarga tersebut.
Para istri atau Ibu memainkan peranan penting dalam pendidikan anak. Ibu adalah
sekolah pertama bagi anak-anak dalam suatu keluarga. Perilaku, tutur sapa, dan kebiasaan-
kebiasaan yang dilakukan seorang ibu akan selalu menjadi rujukan atau ditiru oleh anak,
demikian pula sikap dan perilaku ayah. Maka oleh sebab itu, pendidikan dalam suatu keluarga
mesti dimulai dari ayah dan ibu. Sebelum terjadinya perkawinan, atau paling tidak sebelum
lahirnya anak, ayah dan ibu mesti sudah benar-benar siap membimbing anak-anak dan
mempersiapkan diri untuk menjadi teladan positif bagi anak-anak.
Secara tegas Surah At-Tahriim ayat 6 mengingatkan semua orang-orang mukmin agar
mendidik diri dan keluarganya ke jalan yang benar agar terhindar dari neraka. Ayat tersebut
mengandung perintah menjaga, yaitu “qu” (jagalah). Perintah menjaga diri dan keluarga dari
neraka berkonotasi terhadap perintah mendidik atau membimbing. Sebab didikan dan
bimbingan yang dapat membuat diri dan keluarga konsisten dalam kebenaran, di mana
konsisten dalam kebenaran itu membuat orang terhindar dari siksa neraka. Oleh karena itu,
para orang tua berkewajiban mengajarkan kewajiban dan ajaran agama kepada anak-anak;
menyuruh mereka berbuat kebajikan dan menjauhkan kemungkaran dengan membiaakan
mereka dengan kebenaran atau kebaikan tersebut, serta memberikan contoh teladan.
Ayat 6 itu juga menggambarkan keadaan api neraka. Ada dua kondisi neraka yang
digambarkan dalam ayat tersebut; pertama, bahan bakarnya yang terdiri dari manusia dan
batu. Manusia yang akan menjadi bahan bakar neraka itu adalah orang-orang kafir. Dan
menurut sebagian mufassir, batu yang dijadikan sebagai bahan bakar neraka itu adalah bahala
yang mereka sembah. Kedua, neraka itu dijaga oleh malaikat yang amat kasar dan keras
terhadap penghuni neraka, tetapi mereka makhluk yang sangat patuh kepada Allah serta tidak
pernah melanggar perintah-Nya.
B. QS. ASY-SYUARA AYAT 214-215
1. Surah Asy-Syu’ara ayat 214-215 dan terjemahannya
‫اح َك لِ َم ِن اتَّبَ َعكَ ِمنَ ا ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ ۝‬
َ َ‫ض َجن‬ ْ ‫ش ْي َرتَ َك ااْل َ ْق َربِيْنَ ۝ َو‬
ْ ِ‫اخف‬ ِ ‫َواَ ْن ِذ ْر َع‬
Artinya:
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (QS. Asy-
Syu’ara’: 214-215)

2. Tafsir mufrodat surah Asy-Syuara ayat 214-215


1. ‫ير‬
َ ‫َش‬ِ ‫ ع‬atau 'asyirata berarti anggota suku yang terdekat. Ia terambil dari kata 'asyara yang
berarti saling bergaul, karena anggota suku yang terdekat tau keluarga adalah orang yang
sehari-hari saling bergaul.
2. َ‫ربِين‬d َ d‫ األ ْق‬atau al-aqrabin yang menyifati kata 'asyirah, merupakan penekanan sekaligus
guna mengambil hati mereka sebagai orang-orang dekat dari mereka yang terdekat.
3. ‫اح‬َ َ‫ َجن‬atau janah, pada mulanya berarti sayap. Yakni sikap dan perilaku seseorang seperti
halnya seekor burung yang merendahkan sayapnya saat hendak mendekat dan bercumbu
kepada betinanya, atau melindungi anak-anaknya.
4. َ‫ اتَّبَ َعك‬atau ittiba'aka, mengikutimu yakni dalam melaksanakan tuntunan agama.

3. Kandungan tafsir surah Asy-syuara ayat 214-215

Dalam ayat ini, Allah Swt memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memberi
peringatan kepada kaum kerabatnya yang terdekat dan agar bergaul dengan orang-orang
mukmin dengan lemah lembut. Imam Bukhari dan Imam Muslim menyebutkan riwayat dari
Ibnu Abbas r.a, bahwa ketika Allah menurunkan ayat di atas, Nabi SAW naik ke bukit Shafa
lalu berseru, “Wahai orang-orang, sudah pagi.” Lalu orang-orang berkumpul kepadanya, ada
yang datang sendiri dan ada yang mengutus utusannya.

Kemudian Rasulullah SAW berpidato, “Wahai Bani Abdul Muththalib, wahai Bani
Fihr, wahai Bani Lu’ay, apa pendapat kalian jika aku memberitahu kalian bahwa di kaki bukit
ini ada seekor kuda yang hendak menyerang kalian, apakah kalian mempercayai aku?”
Mereka menjawab, “Ya, kami mempercayai anda.”Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku
memperingatkan kalian akan azab yang sangat keras.”Abu Lahab berkata, “Celakalah kamu
untuk selama-lamanya! Apakah hanya untuk ini kamu memanggil kami?” Maka Allah SWT
menurunkan surat Al-Lahab, di antaranya sebagai berikut:
‫َب۝‬ ٍ ‫تَبَّتْ َيدَآاَبِ ْي لَ َه‬
َّ ‫ب َّوت‬
Artinya :
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya dia akan binasa.” (Al-
Lahab: 1)
Menurut Al-Maraghi, pemberian peringatan dalam surat Asy-Syu’ara’: 214 di atas,
sifatnya adalah pemberian peringatan secara khusus, dan ini merupakan bagian dari
peringatan yang bersifat umum, yang untuk itulah Rasulullah s.a.w. diutus. Sebagaimana
firman Allah SWT :
‫َولِتُ ْن ِذ َراُ َّم ا ْلقُرى َو َمنْ َح ْولض َها‬
Artinya :
“Dan agar kamu member peringatan kepada (penduduk) Ummul qura (Makkah) dan
orang-orang yang berada di lingkungannya.” (QS. Al-An’am: 92)
Al-Maraghi juga menambahkan, bahwa kedekatan nasab atau keturunan tidak
memberi manfaat sama sekali seandainya jalan keimanan yang ditempuh berbeda. Dalam
kisah ayat di atas terdapat dalil pembolehan interaksi antara mukmin dan kafir, serta
memberinya petunjuk dan nasehat. Lalu ayat selanjutnya -ayat 215 menerangkan tentang
perintah agar rasulullah SAW bersikap lemah lembut terhadap pengikutnya, karena itulah
yang lebih tepat buat Nabi, lebih menarik hati pengikutnya, membuat kecintaan mereka pada
Nabi, serta lebih mendatangkan pertolongan dan keikhlasan mereka dalam berjuang bersama
Nabi SAW.

1. Surat Luqman Ayat 12-14 dan Terjemahnya

Artinya:
“(12) Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada
Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya,
Maha Terpuji.” (13) Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benarbenar kezaliman yang besar.” (14) Dan Kami perintahkan
kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”
(Depag RI, 2010:545)

2. Asbabu Al-Nuzul Surat Luqman Ayat 12-14


Berkenaan dengan asbabu an-nuzul surat Luqman ayat 13,
diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu Mas‟ud bahwa ketika turun QS.
Al-An‟am ayat 82:

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak


mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(Depag RI, 2010: 549)
Maka timbul keresahan di antara para sahabat Rasulullah SAW.
Mereka berpendapat bahwa amat berat menjaga keimanan agar tidak
bercampur dengan kezaliman. Mereka lalu berkata kepada Rasulullah
SAW, “Siapakah di antara kami yang tidak mencampuradukkan keimanan
dengan kezaliman?” Maka Rasulullah menjawab, “Maksudnya bukan
demikian, apakah kamu tidak mendengar perkataan Luqman, „Hai anakku,
jangan kamu menyekutukan sesuatu dengan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar.” (Depag RI, 2010:
550). Dari latar belakang turunnya ayat ini dipahami bahwa di antara
kewajiban ayah kepada anak-anaknya ialah memberi nasehat dan
pelajaran, sehingga anak-anaknya dapat menempuh jalan yang benar dan
terhindar dari kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai