Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TB (TUBERKULOSIS) DI RS PHC SURABAYA

Oleh :
1. Ailsa Budi Khairany 183.0003
2. Andini Syah Putri Tengge 183.0008
3. Anita Rahayu H. S 183.0014
4. Devi Indriasari F 183.0029
5. Novita Patmasari 183.0070

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
TAHUN 2018

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Tuberkulosis Paru (TB)


Sasaran : Pengunjung RS PHC Surabaya
Hari/Tanggal : Sabtu, 17 November 2018
Jam : 09.00 – 09.30 Wib
Waktu : 30 menit
Tempat : Gedung PMC Lantai 2

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan HE tentang TB Paru pada pasien dan keluarga mengerti

tentang penyakit TB Paru.

II. Tujuan Instruksional Khusus


1. Pasien dan keluarga mampu memahami pengertian penyakit Tuberkulosis
Paru (TB).
2. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang penyebab penyakit
Tuberkulosis Paru (TB).
3. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang tanda dan gejala penyakit
Tuberkulosis Paru (TB).
4. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang cara penularan penyakit
Tuberkulosis Paru (TB).
5. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang cara pengobatan penyakit
Tuberkulosis Paru (TB)
6. Pasien dan keluarga mampu memahami tentang cara pencegahan penyakit
Tuberkulosis Paru (TB).

III. Latar Belakang


Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang telah
lama dikenal dan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di
berbagai negara di dunia. Penyakit ini merupakan penyakit yang menyerang
saluran pernapasan. Penyebab dari penyakit TB paru adalah bakteri
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama

2
paru (Kemenkes, 2015). Tuberkulosis paru memerlukan pengobatan dengan
waktu yang lama yakni enam bulan sampai delapan bulan secara terus menerus
dengan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dan harus dilakukan dengan tuntas (Muna
& Sholeha, 2014).
Sampai saat ini tuberkulosis paru masih menjadi masalah dunia
kesehatan. WHO (2017) mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan
jumlah kasus terbanyak kedua di dunia setelah India dengan jumlah penderita
1.020.000 jiwa. Kemenkes RI (2016) mengatakan pada tingkat Nasional,
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu penyumbang jumlah penemuan
penderita tuberkulosis terbanyak kedua setelah provinsi Jawa Barat. Penderita TB
paru di Provinsi Jawa Timur berjumlah 21.606 penderita, sedangkan berdasarkan
data Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2016, jumlah penderita TB paru di
Kota Surabaya tahun 2014 sebanyak 4.019 orang, meningkat menjadi 4.743
kasus pada tahun 2015, dan pada tahun 2016 menjadi 5.428 kasus.
Oleh sebab itu mahasiswa praktek profesi keperawatan merasa perlu
untuk memberikan penyuluhan kesehatan dengan topik “Tuberkulosis Paru
(TB)” agar diharapkan pasien dan keluarga mengetahui tentang penyakit
Tuberkulosis Paru (TB).

IV. Materi
1. Pengertian penyakit tuberculosis (TB)
2. Penyebab penyakit tuberculosis (TB)
3. Tanda dan gejala penyakit tuberculosis (TB)
4. Cara penularan penyakit tuberculosis (TB)
5. Cara pengobatan penyakit tuberculosis (TB)
6. Cara pencegahan penyakit tuberculosis (TB)

V. Pengorganisasian
1. Penyaji : Novita Patmasari., S.Kep
2. Moderator : Devi Indriasari F., S.Kep
3. Observer : Andini Syah Putri Tengge., S.Kep
4. Fasilitator : Anita Rahayu H., S.Kep
5. Dokumentasi : Ailsa Budi Khairany., S.Kep

3
VI. Struktur Kelompok
Hari / Tanggal : Sabtu, 17 November 2018
Tempat kegiatan : Gedung PMC Lantai 2
Waktu kegiatan : 09.00 – 09.30 wib
Jumlah Anggota Kelompok : 5 orang
Alokasi Waktu : 30 menit

VII. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

VIII. Media
1. Leaflet
2. Poster

IX. Setting Tempat

P M

Pb
Px Px Px F
O
Px Px Px

Keterangan :
Px = Pasien dan keluarga
P = Penyuluh
M = Moderator
F = Fasilitator
O = Observer
Pb = Pembimbing
D = Dokumentasi

4
X. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Lansia Waktu
.
1. Pembukaan 5 menit
- Moderator - Menjawa
memberi salam b Salam
- Moderator - Mendeng
memperkenalkan semua arkan dan
anggota penyuluh memperhatikan
- Moderator - Mendeng
membuat kontrak waktu arkan dan
- Moderator memperhatikan
menjelaskan tujuan - Mendeng
penyuluhan arkan dan
memperhatikan
2. Pelaksanan presenter 15 menit
- Pengertian - Mengem
penyakit tuberculosis (TB) ukakan pendapat
- Penyebab penyakit - Mendeng
tuberculosis (TB) arkan dan
- Tanda dan gejala memperhatikan
penyakit tuberculosis (TB) - Mendeng
- Cara penularan arkan dan
penyakit tuberculosis (TB) memperhatikan
- Cara pengobatan - Mendeng
penyakit tuberculosis (TB) arkan dan
- Cara pencegahan memperhatikan
penyakit tuberculosis (TB) - Mengaju
kan pertanyaan
- Mendeng
arkan dan
memperhatikan
3. Penutup 10 menit
- Presenter - Bersama
menyimpulkan materi presenter
- Presenter menyimpulkan materi
mengadakan evaluasi - Menjawa
- Presenter memberi b pertanyaan
salam - Menjawa
- Moderator b salam
menyimpulkan hasil diskusi - Mendeng
- Moderator arkan dan
memberi salam memperhatikan
- Menjawa
b salam

5
XI. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Peserta penyuluhan 5 orang
- Setting tempat teratur, berbentuk persegi panjang
- Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
- Selama proses berlangsung diharapkan pasien dan keluarga dapat
mengikuti seluruh kegiatan
- Selama kegiatan berlangsung diharapkan pasien dan keluarga aktif

3. Evaluasi Hasil
- Pasien dan keluarga dapat menyebutkan pengertian penyakit
Tuberkulosis Paru (TB).
- Pasien dan keluarga dapat menyebutkan penyebab penyakit
Tuberkulosis Paru (TB).
- Pasien dan keluarga dapat menyebutkan tentang tanda dan gejala
penyakit Tuberkulosis Paru (TB).
- Pasien dan keluarga dapat menyebutkan cara penularan penyakit
Tuberkulosis Paru (TB).
- Pasien dan keluarga dapat menyebutkan cara pengobatan penyakit
Tuberkulosis Paru (TB)
- Pasien dan keluarga dapat menyebutkan cara pencegahan penyakit
Tuberkulosis Paru (TB).

6
Lampiran
Konsep Tuberkulosis Paru (TB)

1. Pengertian Penyakit Tuberculosis (TB)


Menurut Soemantri (2012), tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi
yang menyerang parenkim paru-paru, disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lain seperti
meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe. Tuberkulosis pada manusia ditemukan
dalam dua bentuk yaitu :
a. Tuberkulosis primer.
TB ini terjadi pada infeksi pertama kali. Masa inkubasi pada penyait ini adalah
6 bulan. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara
membelah diri di paru yang menyebabkan peradangan di paru-paru.
b. Tuberkulosis sekunder
Kuman yang dorman pada tuberkulosis primer akan aktif setelah bertahun-
tahun kemudian sebagai infeksi endogen imunitas, misalnya karena malnutrisi,
penggunaan alkohol, penyakit ,aligna, diabetes, AIDS, dan gagal ginjal
(Soemantri, 2012).
2. Penyebab Penyakit Tuberculosis (TB)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri
atau kuman ini berbentuk batang, dengan ukuran panjang 1-4 μm dan tebal
0,3-0,6 μm. Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid, sehingga kuman tahan

7
terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia atau fisik. Sifat lain dari kuman
ini adalah aerob yang menyukai daerah dengan banyak oksigen, dan daerah
yang memiliki kandungan oksigen tinggi yaitu apikal/epiks paru. Daerah ini
menjadi predileksi pada penyakit tuberkulosis (Soemantri, 2012).
3. Tanda Dan Gejala Penyakit Tuberculosis (TB)
a. Manifestasi klinis pada penderita Tuberkulosis paru menurut S.Naga
(2012) yaitu batuk-batuk berdahak lebih dari dua minggu, batuk-batuk
dengan mengeluarkan darah atau pernah mengeluarkan darah, sakit atau
nyeri pada dada dan dada terasa sesak pada waktu bernapas.
b. Penderita TB paru akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti
batuk berdahak kronis, demam, berkeringat tanpa sebab di malam hari,
sesak napas, nyeri dada, dan penurunan nafsu makan. Semuanya itu dapat
menurunkan produktivitas penderita bahkan kematian. Pasien TB paru
juga sering dijmpai konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia,
badan kurus atau berat badan menurun (Darliana, 2017)
4. Cara Penularan Penyakit Tuberculosis (TB)
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-
titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman
tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap melalui saluran pernapasan masuk ke
dalam paru, kemudian bakteri masuk lagi ke saluran limfe paru dan dari
ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Melalui
aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai organ tubuh. Anak-
anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah
maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah
sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.Penyakit tuberculosis (TB) bisa
ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien TB, seperti terpapar
hembusan nafasnya, cairan tubuhnya, dan apabila menggunakan sendok
dan handuk secara bersamaan.
5. Cara Pengobatan Penyakit Tuberculosis (TB)
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati
juga mencegah kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap
OAT serta memutuskan mata rantai penularan.

8
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif
(2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan
terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang
digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH,
Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan
adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam
Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih
dahulu berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil
pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan
sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi
penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment
Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari
lima komponen yaitu:
1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan
dalam penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik
langsung sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan
radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki
sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan
pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya
dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang
cukup.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.
6. Cara Pencegahan Penyakit Tuberculosis (TB)
Pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita TB paru memiliki
3 fase yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier. Berikut ini
penjelasan dari ketiga pencegahan tersebut menurut Najmah (2016).
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan tersedianya sarana-
sarana kedokteran, pemeriksaan penderita, pemeriksaan dan pengobatan

9
dini bagi penderita, kontak, suspect, perawatan. Pemeriksaan penderita
dilakukan oleh petugas kesehatan. Petugas kesehatan dapat memberikan
penyuluhan tentang penyakit TB yang antara lain meliputi gejala bahaya
dan akibat yang ditimbulkannya. Pencegahan pada penderita dapat
dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk dan membuang dahak
tidak disembarang tempat.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dibagi menjadi 6, yaitu pengobatan preventif
(tindakan keperawatan terhadap penyakit inaktif dengan pemberian
pengobatan INH sebagai pencegahan), isolasi (pemeriksaan kepada orang-
orang yang terinfeksi, pengobatan khusu TB), pemeriksaan bakteriologis
dahak pada orang denan gejala TB paru, pemeriksaan screening dengan
tubecullin test pada kelompok beresiko tinggi, pemeriksaan foto rontgen
pada orang-oang yang positif dari hasil pemeriksaan tuberculin test, dan
pengobatan khusus denga minum obat secara teratur.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier meliputi tindakan mencegah bahaya penyakit
paru kronis karena menghirup udara yang tercemar debu paru pekerja
tambang, pekerja semenn dan melakukan rehabilitasi.

10
Daftar Pustaka
1) Darliana, D. (2017). Manajemen Pasien Tuberkulosis Paru, 27–31. Retrieved
from www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/viewFile/6356/5222
2) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Buku Saku Kader Program
Penaggulangan TB. Direktorat jenderal pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan RI.
3) Soemantri, I. (2012). Asuhan Keperawatn pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
4) S.Naga, S. (2012). Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta:
DIVA Press.
5) Najmah. (2016). Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Trans Info Media.

11
12

Anda mungkin juga menyukai