Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASAM BASA

MATA KULIAH KONSEP KEPERAWATAN DASAR

Dosen :

Disusun oleh : KELOMPOK 3:

1. Dewi Azmawiyah 11.Rizka Dwi Damayanti

2. Elfiani Suhar Lindah 12.Wanda Aprilyasari

3. Maulida Dwi Ayu R 13.Alvi Rahmadani

4. Moch.Abdillah Islami 14.Ira Nurul laili

5. Novita Armadani Mumtazah 15.Evi Munika

6. Nur Muhammad Irfan 16.Dhiya’ Uddin ‘Azzam

7. Shofiyah Salsabilah 17.Nur Khoirun Nisa

8. Siti Khusnul Khotimah 18.Ade Sefti Deah Puspita

9. Triyas Fathul Azmi 19.Dimas Febrian

10.Shofi Hamidatul Ilmiyah 20.Tiyas Septiana

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar .................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

A. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

1.3Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

B . PEMBAHASAN

2.1. Pengertian asam basa............................................................................................ 3

2.2. Pengaruh asam basa di tubuh............................................................................... 3

2.3. Asam basa dikatakan Asidosis metabolic dan Asidosis respiratorik................... 5

2.4. Contoh penyakit alkolasis metabolic dan Alkolasis respiratorik pada klien ....... 7

2.5. Cairan Variabel Yang Mempengaruhi Asam Basa .............................................. 8

2.6. Indikator Asam Basa ........................................................................................... 10

2.7. Cara Menghitung Asam Basa Dan Contohnya ................................................... 11

C. PENUTUP

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga
golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki
sifat-sifat berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk
menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama
menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan
warna yang terjadi. Misalnya lakmus,akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam
dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga
dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7,
larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu
larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH meter.

Dengan penjelasan tersebut di atas penyusun ingin menjelaskan tentang


keseimbangan asam basa serta berbagai macam factor atau hal-hal yang berkaitan dengan
keseimbangan asam basa. Serta menjelaskan bagaimana asuhan keperawatan yang di berikan
kepada pasien dengan gangguan keseimbangan cairan.

1.2  Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Asam, basa?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi asam basa di tubuh?

3. Mengapa asam basa dikatakan Asidosis metabolic dan Asidosis respiratorik ?

4. Apa saja contoh penyakit Asidosis metabolic dan Asidosis respiratorik pada klien?

5. Mengapa asam basa dikatakan Alkolasis metabolic dan Alkolasis respiratorik?

6. Apa saja contoh penyakit alkolasis metabolic dan Alkolasis respiratorik pada klien?

7. Apa saja cairan variable yang mempengaruhi asam basa?

3
8. Bagaimana cara menghitung asam basa ? dan berikan contohnya!

9. Apa saja indicator asam basa?

1.4 TUJUAN PENULISAN

Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui tentang pengaruh asam basa yang ada dalam tubuh
manusia.

Tujuan Khusus

Mahasiswa mengetahui tentang konsep asam basa, Mahasiswa dapat mengetahui


cairan yang mempengaruhi asam basa, Mahasiswa mampu cara menghitung asam basa,
Mahasiswa mampu mengetahui indicator asam basa, Mahasiswa mampu mengetahui
mengapa asam basa dikatakan alkolasis metabolic , alkolasis respiratorik & asidosis
metabolic,asidosis respiratorik, Mahasiswa mampu mengetahui penyakit alkolasis
respiratorik,alkolasis metabolic & asidosis respiratorik, asisdosis metabolic.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Asam,Basa

Ion hydrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hydrogen.
Molekul yang mengandung atom-atom hydrogen yang dapat melepaskan ion hydrogen
dalam larutan dikenal sebagai asam. Satu contoh asam adalah asam hidriklorida
(HCL), yang berionasi dalam air membentuk ion-ion hydrogen (H+ )dan ion klorida
( CL- ) demikian juga asam karbonat ( H2 CO3 ) berionisasi salam air membentuk ion
H+ dan ion bikarbonat (HCO3 ).

Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hydrogen. Sebagai contoh, ion
bikarbonat (HCO3 -), adalah suatu basa karena dapat bergabung dengan satu ion
hydrogen untuk membentuk asam karbonat (H2 CO3 ). Demikian juga (HPO4 ) adalah
suatu basa Karena dapat menerima satu ion hydrogen untuk membentuk (H2 PO4 ).

1.2 Faktor pengaruh asam basa di tubuh

Pengaturan keseimbangan asam basa diselengggarakan melalui koordinasi dari 3


sistem:

1. System buffer

System penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang bergabung dengan
asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hydrogen yang berlebihan.
System buffer ini menetralisir kelebihan ion hydrogen, bersifat temporer dan tidak
melakukan eliminasi. Fungsi utama system buffer adalah mencegah perubahan pH
yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler.
Sebagai buffer, system ini memiliki keterbatasan yaitu:

a) Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan


karena peningkatan CO2 .

b) System ini hanya berfungsin bila system respirasi dan pusat pengendali system
pernafasan bekerja normal

5
c) Kemampuan menyelenggarakan system buffertergantung pada tersedianya ion
bikarbonat.

Ada 4 sistem buffer yaitu:

a) Buffer bikarbonat merupakan system dapar di cairan ekstrasel terutama untuk


perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat

b) Buffer protein merupakan system dapar di cairan ekstrasel dan intrasel

c) Buffer hemoglobin merupakan system dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam
karbonat

d) Buffer fosfat merupakan system dapar di system perkemihan dan cairan intrasel.

System dapar kimia hanya mengatasi ketidak seimbangan asam-basa sementara.


Jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki ketidak seimbangan, maka
pengontrolan pH akan di lanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat
terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akibat rangsangan pada komoreseptor
dan pusat pernafasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilang
ketidak seimbangan tersebut.

2. System paru

Paru-paru, dibawah kendali medulla otak, mengendalikan karbondioksida dan


karena itu juga mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan ekstraseluler.
Paru-paru melakukan hal ini dengan menyesuaikan ventilasi sebagai respon terhadap
jumlah karbon dioksida dalam darah. Kenaikan dari tekanan parsial karbondioksida
dalam darah arteri (PaCO2 ).

3. System ginjal

Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan


anion asam non volatile dan mengganti HCO3-3. Ginjal mengatur keseimbangan asam
basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hydrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme
pengaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat dan
pembentukan ammonia. Ion hydrogen,CO2 dan NH3 diekresi ke dalam lumen tubulus

6
dengan bantuan energy yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral
tubulus.

Ion hidrogn sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan negative
pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendah pun ion hydrogen
mempunyai efek yang besar pada system biologi. Ion hydrogen berinteraksi dengan
berbagai molekul biologis sehingga dapat mempengaruhi struktur protein, fungsi
enzim dan ekstabilitas membrane. Ion hydrogen sangat penting pada fungsi normal
tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria pada proses fosforilisasi oksidatif
yang menghasilkan ATP.

1.3 Dikatakan Asidosis Metabolic dan Asidosis Respiratorik dan contoh

1. Asidosis Metabolik

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui
system penyangga pH, darah akan benar –benar menjadi asam.

a. Penyebab asidosis metabolic dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama yaitu:

 Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu aam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam. Sebagaian besar bahan yang menyebabkan asidosis
bila dimakan dianggap beracun. Contohnya methanol (alcohol kayu) dan zat anti beku
(etilen glikol).

 Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolism. Tubuh dapat
menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit salah
satu diantaranya adalah diabetes militus tipe 1. Jika diabetes tidak terkendali dengan
baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.

 Asidosis metabolic bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya.bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan
asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.

7
b. Gejala

Asidosis metabolic ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual,muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dala atau sedikit lebih
cepat.

2. Asidosis Respiratorik

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan


karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau
pernafaan yang lambat.

a. Penyebab

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida


secara kuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi
paru-paru,sepert:

- Emfisema

- Bronchitis kronis

- Pneumonia berat

- Edema pulmoner

- Asma

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan
obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan asidosis respiratorik dapat juga
terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan
terhadap mekanisme pernafasan.

b. Gejala

Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa ngantuk. Jika keadaannya memburuk,
rasa mengantuk akan berkelanjut menjadi stupor( penurunan kesadaran) dan koma.
Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika
pernafasan tidak terlalu terganggu.

8
1.4 2.4 Dikatakan Alkolasis Metabolic dan Alkolasis Respiratorik dan contoh

1. Alkolasi Metabolik

Alkolasi Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.

a. Penyebab

Alkolasis metabolic terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh
adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung ( seperti yang
kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).

Penyebab utama alkalosis metabolic:

-penggunaan diuretic (tiazid,furosemide,asam etakrinat)

-Kehilangan asam karena muntah atau penggosongan lambung

-Kelenjar adrenal yang terlalu akitif (Sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).

b. Gejala

Alkolasis metabolic dapat menyebabkan iritabilitas(mudah tersinggung), otot berkedut


dan kejang otot atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkolasis yang berat dapat
terjadi kontraksi(pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan.

2. Alkolasis Respiratorik

Alkolasis Respiratorik adalah suatu dimana darah menjadi basa karena pernafasan
yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah
menjadi rendah.

a. Penyebab

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebabnya

9
hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari
alkolasis respiratorik adalah:

- Rasa nyeri

- Sirosis hati

- Kadar oksigen darah yang rendah

- Demam

- Overdois aspirin.

b. Gejala

Alkolasis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat


menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk,
bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.

2.5. Cairan Variabel yang Mempengaruhi Asam Basah


1. Usia.
Usia memengaruhi distribusi cairan tubuh dan elektrolit. Perubahan cairan dan
elektrolit terjadi secara normal sering dengan perubahan perkembangan seseorang.
Total proposi air dalam tubuh bayi lebih besar dari pada total proposi air dalam tubuh
anak usia sekolah, remaja, atau orang dewasa. Pada kenyataannya, bayi memiliki
risiko lebih tinggi untuk mengalami kekurangan volume cairan atau ketidak
seimbangan hiperosmolar karena per kilogram berat tubuhnya akan kehilangan air
yang lebih besar secara proporsional seperti sebagai berikut.
a) Anak-anak. Ketika anak-anak terserang penyakit, respons pangaturan dan
kompensasi mereka terhadap ketidak seimbangan menjadi kurang stabil dan
dalam perubahan yang besar. Sering kali respons anak-anak terhadap penyakit
adalah menjadi demam sehingga dapat meningkatkan kecepatan kehilangan air
yang tidak dirasakan.
b) Remaja. Peningkatan kecepatan pertumbuhan pada remaja akan meningkatkan
proses metabolik dan akibatnya sejumlah air akan dihasilkan sebagai produk akhir
metabolisme. Perubahan keseimbangan cairan pada remaja perempuan lebih besar
karena adanya perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus menstruasi.

10
c) Lansia. Risiko klien lansia untuk mengalami ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit mungkin berhubungan dekat dengan penurunan fungsi ginjal dan ketik
mampuan untuk mengonsentrasikan urine. Selain itu, jumlah total air tubuh
menurun seiring dengan peningkatan usia. Faktor risisko lain yang terutama
memengaruhi seiring dengan peningkatan usia adalah penggunaan obat-obat
diuretik.
2. Ukuran tubuh.
Ukuran dan komposisi tubuh berpengaruh pada jumlah total air dalam tubuh. Lemak
tidak mengandung air karena itu klien yang gemuk memiliki proporsi air tubuh yang
lebih sedikit. Wanita memiliki lebih banyak cadangan lemak di dalam payudara dan
paha mereka dari pada pria. Akibatnya, jumlah total air tubuh pada wanita lebih kecil
dari pada pria walaupun usia mereka sama.
3. Temperatur lingkungan.
Tubuh berespons terhadap temperatur lingkungan yang berlebihan dalam bentuk
perubahan cairan. Berkeringat akan meningkatkan kehilangan cairan tubuh yang
menyebabkan kehilangan ion-ion natrium dan klorida. Apabila temperatur di sekitar
kita meningkat sampai dia atas 32,20 atau jika di atas 38,30, keringat akan banyak
keluar. Hal ini bertujuan untuk mendinginkan darah perifer untuk mengurangi suhu
tubuh. Oleh karena volume kerimgat yang keluar bervariasi dari 0-1.000ml/jam atau
bahkan lebih, dehidrasi dapat terjadi tanpa danya penggantian cairan yang adekut.
Namun, normalnya mekanisme rasa haus akan menstimulasi penggantian tersebut.
4. Gaya hidup.
Gaya hidup memberikan pengaruh tidak langsung pada keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa antara lain sebaagai berikut.
a. Diet. Asupan diet cairan, garam, kalsium, magnesium, dan karbohidrat yang
penting lemak, serta protein membantu tubuh mempertahankan status cairan,
elektrolit, dan asam basa. Ketika asupan nutrisi tidak adekuat, tubuh berupaya
untuk mempertahankan cadangan protein dengan memecah cadangan glikogen
dan lemak.
b. Strest. Strest meningkatkan kadar aldosteron dan glukokortikoid, menyebabkan
retensi natrium dan garam. Selain itu, peningkatan sekresi ADH akan menurunkan
haluaran urine. Efek respons strest adalah meningkatkan volume cairan.
Akibatnya, curah jantung, tekanan darah, dan perfusi ke organ-organ utama
meningkat.

11
c. Olahraga. Olahraga menyebabkan peningkatan kehilangan air kasat mata melalui
keringat. Klien yang melakukan olahraga dapat berespon terhadap mekanisme
rasa haus dan membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan meningkatkan asupan cairan. Atlet yang melakukan olahraga berat secara
terus-menerus harus mengganti kehilangan cairannya dengan cairan yang
mengandung elektrolit.
2.6. Indikator Asam Basa

Indikator asam basa adalah suatu senyawa yang ditambahkan kepada larutan, tujuannya
untuk mengetahui kisaran pH pada larutan tersebut.

Penggunaan Indikator Asam basa

Pada latutan yang akan dilihat tingkat keasamannya akan ditambahkan asam basa yang
sesuai. Lalu akan dilakukan titrasi, perubahan pada pH akan diketahui pada perubahan
warna larutan yang didalamnya terdapat indikator. Pada perubahan warna sesuai pada
kisaran pH dengan indikatornya.

Contoh Beberapa Daftar Indikator Asam Basa

Indikator Rentang Kuantitas per ml Asam Basa


pH
Timol biru 1,2 – 2,8 1-2 tetes 0,1% Merah Kuning
larutan
Pentametoksi merah 1,2 – 2,3 1 tetes 0,1% dlm Merah tak
larutan alkohol 0% berwarna
Tropelin OO 1,3 – 3,2 1 tetes 1% larutan Merah Kuning
2,4-Dinitrofenol 2,4 – 4,0 1-2 tetes 0,1% dlm Tak Kuning
larutan alkohol 50% berwarna
Metil Kuning 2,9 – 4,0 1 tetes 0,1% dlm Merah Kuning
larutan alkohol 90%
Brimfenol biru 3,0 – 4,6 1 tetes 0,1% larutan Kuning Biru

2.7. CARA MENGHITUNG ASAM BASA

12
  pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau ke
basaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan “keasaman” di sini adalah
konsentrasi ion hidrogen dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Derajat
atau tingkat keasaman larutan bergantung pada konsentrasi H+ dalam
larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan.

 Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut dan ion OH-
terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada
kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak
kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi
kelebihan ion hidrogen dan meningkatkan konsentrasinya.

Sorensen (1868 – 1939), seorang ahli kimia dari Denmark mengusulkan konsep pH
untuk menyatakan konsentrasi  ion H+, yaitu sama dengan negatif logaritma konsentrasi
ion H+. Secara sistematis diungkapkan dengan persamaan sebagai berikut :

                                        

pH = - log [H+]

          
Analog dengan di atas, maka :

                                                pH = - log [OH-]

Sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah :

Kw                    = [H+] [OH-]

Kw                    = - log [H+] + - log [OH-]

Maka :

                                           pKw  = pH + pOH

**Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14

CONTOH ASAM BASA

13
Soal No. 1
Tentukan pH dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 10− 4 M dengan
tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Pembahasan:
Menghitung pH larutan atau pOH larutan.
Diketahui data:
[H+] = 10−4, dengan rumus yang pertama untuk mencari pH

Sehingga:

Ingat kembali rumus logaritma:

pH larutan adalah 4.

Soal No. 2
Tentukan pH dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 2 × 10−4 M.
Gunakan nilai log 2 = 0,3

Pembahasan
[H+ ] = 2 × 10−4, dengan rumus yang sama,

14
Ingat sifat log berikut

Soal No. 3
Suatu larutan diketahui memiliki nilai pH sebesar 3. Tentukan besar konsentrasi ion H+ dalam
larutan tersebut!

Pembahasan
Data:
pH = 3
[H+] = .....

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat


konsentrasi ion hydrogen bebas di dalam cairan tubuh. Baik asidosis maupun alkalosis
keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme. Karena itu dikenal istilah
asidosis respiratorik dan asidosis metabolic serta alkalosis respiratorik dan alkalosis
metabolic. Asidosis metabolic biasannya disebabkan oleh pengeluaran cairan kaya
HCO3- secara berlebihan atau oleh penimbunan asam non karbonat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Home, M. M & swearingen,P. L (2000). Keseimbangan cairan elektrolit, & Asam basa.
(ed. 2). Jakarta :Penerbit Buku kedokteran WGC.

Tarwoto, W.(2003). Kbutuhan Dasar Manusia & Proses keperawatan. Jakarta :Salemba
Medika.

17

Anda mungkin juga menyukai