Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan “Makalah Trend dan Issue pada Keperawat Medikal Bedah”. Laporan ini
disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Isu Global. Penulis laporan ini berbekal materi
yang diperoleh dari kelas dan tidak lepas dari bantuan, bimbingan. Dan masukan dari berbagai
pihak serta kutipan materi diambil dari internet dengan sumber yang tertera. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Abdul Aziz Alimul Hidayat, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Lamongan
2. Arifal Aris, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lamongan
3. Suratmi, M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Lamongan
4. Heny Ekawati, M.Kes selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Isu Global
5. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih perlu penyempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penyusunan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
A. Kesimpulan........................................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
1.4 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga dapat
didefinisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya
sedang popular di kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh
banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta.
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang, yang menyangkut ekomoni, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Isu adalah
sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyakorang namun belum jelas fakta atau buktinya.
Trend dan Isu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibirakan oleh banyak orang
tentang praktek atau mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta atau tidak, trend dan isu
keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
Banyak orang menganggap serangan jantung lebih banyak dialami oleh orang tua.
Namun, menurut studi yang disampaikan oleh American College of Cardiology makin banyak orang
berusia di bawah 40 tahun yang mengalaminya. Di Indonesia cukup banyak tokoh publik yang
masih relatif muda juga meninggal karena penyakit ini, misalnya saja mendiang Ashraff Sinclair,
Cecep Reza, hingga Mike Mohede. Dilansir menshealth.com, para ilmuwan bahkan telah
menemukan ateroklerosis atau penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan penyakit jantung
pada pria di usia remaja dan 20 tahunan. Saat ini, angka orang-orang muda yang mengalami
penyakit jantung semakin meningkat. (Sumber: Kompas.com)
Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 95,5%
masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian 33,5% masyarakat
kurang aktivitas fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami
obesitas sentral serta 21,8% terjadi obesitas pada dewawa. Hal inilah yang menjadi penyebab
munculnya penyakit jantung koroner di usia muda.
4
bawah dan 45 ke atas jadi penegas bahwa tren risiko penyakit jantung datang pada usia muda
semakin meningkat.
Faktor lain yang mesti diwaspadai adalah tingginya persentase pengidap jantung
koroner di usia muda. Hampir 27 persen kasus jantung koroner di Indonesia terjadi pada
kelompok usia 35 tahun ke bawah – dengan 12 persen di antaranya dialami orang 25 tahun ke
bawah. Mayoritas penderita penyakit jantung koroner disebabkan aliran darah ke jantungnya
terhambat oleh lemak. Penimbunan lemak di dalam arteri jantung ini dikenal dengan istilah
aterosklerosis dan merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Tingginya angka jantung koroner tak lepas dari angka obesitas pada kelompok di
bawah 30 tahun yang juga meningkat. Diperkirakan 30 persen orang di bawah 30 tahun di
Indonesia mengalami kegemukan. Tingginya angka obesitas berdampak ancaman penyakit
kardiovaskular yang juga mengambung
Hal ini diamini Direktur Rumah sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan, dr Amran
Lubisini. Dia mengatakan kasus penyakit jantung saat ini terus meningkat dan justru sekarang
yang diserang kalangan usia muda berumur 30-an. "Sementara kalau dulu dalam literatur
kedokteran, biasanya risiko jantung menyerang usia 40 tahun untuk laki laki, sedang perempuan
di atas 55 tahun," katanya. Ia mengatakan penyebab usia muda terserang penyakit jantung ini di
antaranya karena pola hidup, stres tinggi, lingkungan tidak sehat, dan pola makan salah yang
berujung pada obesitas. “Kalau dibandingkan tahun 2012, jumlah penderita penyakit jantung
saat ini meningkat sekitar 20 sampai 30 persen, dan mayoritas adalah anak muda,”
Kasus tersebut merupakan sebagian contoh dari Trend dan Issue Keperawatan Medikal Bedah
yang terjadi secara global termasuk di Indonesia.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) tidak lagi hanya dialami oleh lanjut usia, namun justru saat
ini kalangan muda juga ikut serta menjadi penyumbang kasus Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Sejak tahun 2013 hingga saat ini trend peningkatan kasus Penyakit Jantung Koroner di kalangan
usia muda terus mengalami peningkatan.
5
Berdasarkan estimasi Kementerian Kesehatan tahun 2013, sebanyak 39 persen penderita
jantung di Indonesia berusia 44 tahun ke bawah. Menariknya, 22 persen di antaranya berumur
15-35 tahun, yang merupakan masa fisik produktif dalam kehidupan manusia. Jumlah penderita
jantung tertinggi ada pada kelompok usia 45-65 tahun, dengan persentase 41 persen. Selisih
yang tak berbeda jauh antara umur 45 ke bawah dan 45 ke atas jadi penegas bahwa tren risiko
penyakit jantung datang pada usia muda semakin meningkat.
Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 95,5%
masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian 33,5% masyarakat
kurang aktivitas fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami
obesitas sentral serta 21,8% terjadi obesitas pada dewasa.
c. Berdasarkan fakta
Studi yang disampaikan oleh American College of Cardiology makin banyak orang berusia di
bawah 40 tahun yang mengalaminya. Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
menunjukkan bahwa 95,5% masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah.
Kemudian 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok
setiap hari, 31% mengalami obesitas sentral serta 21,8% terjadi obesitas pada dewawa. Hal
inilah yang menjadi penyebab munculnya penyakit jantung kronik di usia muda.
Dilansir oleh laman berita tirto.id bahwa Berdasarkan estimasi Kementerian Kesehatan
tahun 2013, sebanyak 39 persen penderita jantung di Indonesia berusia 44 tahun ke bawah.
Menariknya, 22 persen di antaranya berumur 15-35 tahun, yang merupakan masa fisik produktif
dalam kehidupan manusia.
Direktur Rumah sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan, dr Amran Lubisini. Dia
mengatakan kasus penyakit jantung saat ini terus meningkat dan justru sekarang yang diserang
kalangan usia muda berumur 30-an.
6
2.6 Lampiran Jurnal Pendukung
7
Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner pada Perempuan di intreprestasikan usia
diatas 41 tahun sebanyak 51 responden (52%) di kategorikan Deasa Akhir. Usia dibawah 40
tahun sebanyak 47 responden (47,9%) di kategorikan dewasa awal. Kesimpulan penelitian
menunjukkan berdasarkan usia PJK sudah mengalami pergeseran. Yang dulunya
menyerang perempuan di atas 41 tahun, tetapi sekarang PJK juga menyerang pada usia
muda atau dewasa awal. Hal itu di buktikan dari 98 responden didapatkan usia dewasa awal
sebanyak 47 responden. Sehingga peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya dapat
meneliti tentang faktor – faktor yang menyebabkan PJK pada kalangan dewasa awal
8
data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil : Analisa multivariate
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian PJK dan
merupakan faktor risiko PJK pada kelompok usia < 45 tahun adalah: dislipidemia (p=0,006
dan OR=2,8 ; 95% CI=1,3-6,0), kebiasaan merokok (p=0,011 dan OR=2,4 ; 95% CI=1,2-
4,8), adanya penyakit DM (p=0,026 dan OR=2,4; 95% CI=1,2-5,9) dan penyakit DM dalam
keluarga (p=0,018 dan OR=2,3 ; 95% CI=1,1-4,5). Simpulan : faktor-faktor yang terbukti
berpengaruh terhadap kejadian PJK dan merupakan faktor risiko PJK pada kelompok usia <
45 tahun adalah: dislipidemia, kebiasaan merokok, penyakit DM dan penyakit DM dalam
keluarga. Saran : Perilaku hidup sehat dengan tidak merokok, olah raga secara teratur,
makan makanan yang sehat dan konsumsi kolesterol yang beribang serta tidak stress
merupakan factor penting untuk mencegah terjadinya PJK.
9
5) GAMBARAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER BERDASARKAN
RASIO PROFIL LIPID PADA USIA DEWASA MUDA
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di
dunia, dan diprediksi akan menjadi masalah utama kesehatan seiring meningkatnya faktor
risiko. Profil lipid (kolesterol total, high density lipoprotein (HDL), low density lipoprotein
(LDL), dan trigliserida (TG)) merupakan salah satu parameter risiko PJK. Indeks risiko
Castelli (kolesterol total/HDL dan LDL/HDL) dan indeks aterogenik plasma (IAP) yaitu
Log [TG/HDL] memiliki nilai prediksi lebih baik dibanding profil lipid secara mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko PJK pada usia dewasa muda menggunakan
indeks risiko Castelli dan IAP. Subjek penelitian berjumlah 38 orang berusia 17-23 tahun,
terdiri dari 10 laki-laki dan 28 wanita. Kebiasaan merokok, alkoholik, diabetes melitus,
hipertensi, dan familial hiperlipidemi dieksklusi. Kolesterol total, HDL, dan trigliserida
diukur dengan fotometer, dan LDL menggunakan rumus Friedewald. Hasil penelitian
menunjukkan rerata kolesterol total, HDL, trigliserida, dan LDL dalam batas normal.
Menurut indeks risiko Castelli seluruh laki-laki berisiko rendah PJK, sedangkan menurut
IAP 5 laki-laki (50%) berisiko rendah, 4 (40%) berisiko sedang, dan 1 (10%) berisiko tinggi
PJK. Menurut indeks risiko Castelli 24 wanita (87,5%) berisiko rendah, 3 (10,7%) berisiko
sedang, dan 1 (3,5%) berisiko tinggi PJK. Sedangkan IAP menunjukkan 15 wanita (53%)
berisiko rendah, 9 (17,2%) berisiko sedang, dan 4 (14,2%) berisiko tinggi PJK.
Kesimpulannya risiko PJK lebih banyak terdeteksi dengan IAP dibandingkan indeks
Castelli bahkan pada usia dewasa muda yang memiliki profil lipid normal.
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver) dalam penanganan pasien
dengan cardiac arrest dapat dikatakan sudah melakukan asuhan keperawatan apabila telah
melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi tindakan. Hasil penelitian menyatakan bahwa
asuhan keperawatan meliputi pengkajian, resusitasi jantung paru dan evaluasi tindakan. Dalam
menentukan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien, untuk itu maka
diperlukan pengkajian keperawatan untuk mempermudah perawat dalam menentukan diagnosa
yang dialami oleh pasien (Nurjannah, 2012). Perawat perlu kiranya memperhatikan
perkembangan trend dan isu, hal itu dikarenakan peran perawat sebagai pembaharu (change
agent) perawat harus selalu memperbarui ilmu dan informasi sesuai dengan perkembangan
10
zaman sehingga dalam memberikan pelayanan kesehatan juga bisa maksimal. Hasil penelitian
yang didapatkan dari kategori update informasi yaitu perawat melakukan pembeharuan sewaktu-
waktu setiap ada ilmu terbaru. Selain itu juga meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan, baik dalam praktik maupun dalam pendidikan keperawatan (Widyawati, 2012).
Trend meningkatnya kejadian penyakit jantung koroner di kalangan usia muda perlu
menjadi prhatian khusus semua pihak. Oleh karena itu, perlu upaya preventif dan promotif
dalam pencegahan kejadian tersebut di tengah Masyarakat. Perawat sebagai edukator
mempunyai kewenangan dalam memberi pemahaman informasi terkait Penyakit Jantung
Koroner (PJK). Dengan promosi kesehatan diharapkan masyarakat mampu memahami lebih
dalam tentang apa itu PJK dan bagaimana pencegahan serta penanganannya sejak dini.
Pemerintah pun harus lebih memperhatikan tren ini dengan dibuktikan memberikan kebijakan
atau upaya-upaya konkrit demi memutus trend kenaikan angkat kejadian Penyakit Jantung
Koroner (PJK).
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Trend dan Isu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibirakan oleh banyak orang
tentang praktek atau mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta atau tidak, trend dan
isu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan. Dari proses
identifikasi kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) dikalangan masa muda, maka dapat
dikatakan kejadian tersebut merupakan trend global dengan fakta dan data yang terjamin
kredibilitasnya. Kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) di kalangan masa muda tengah
mengalami peningkatan. Oleh karena itu, peran perawat sangat dibutuhkan pada trend ini.
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver) dalam penanganan pasien
dengan cardiac arrest dapat dikatakan sudah melakukan asuhan keperawatan apabila telah
melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi tindakan.
B. SARAN
Penulis berharap agar perawat lebih memperhatikan tentang perkembangan update trend
dan isu di tengah masyarakat baik lingkup nasional maupun globa. Hal itu bertujuan agar
perawat dalam lebih maksimal dalam mengembangkan pelayanan asuhan keperawatan
dengan masalah-masalah baru yang lebih bervariasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Tashandra, Nabilla. “Penyebab Makin Banyak Orang Muda Alami Serangan Jantung.”
Kompas.com. 3 Juni 2020. https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/03/095411720/penyebab-
makin-banyak-orang-muda-alami-serangan-jantung?page=all
Fiazmi, Aqwam. “Meningkatnya Trend Mati Muda Karena Serangan Jantung.” Tirto.id. 16
Juni 2016. https://tirto.id/meningkatnya-tren-mati-muda-karena-serangan-jantung-bkma
Nisa Ayu S. 2018 “Tren Keperawatan Medikal Bedah Hubungan Prinsip dan Jenis Balutan
dengan PenerapanTeknik Moist Wound Healing.” Makalah Isu Global.
https://id.scribd.com/document/453011243/TREND-DAN-ISSUE-KMB-KELOMPOK-1-doc
Anggita Tiara Pramadiaz dkk. 2016. “Hubungan Faktor Risiko Terhadap Kejadian Sindroma
Koroner Akut pada pasien Dewasa Muda di RSUP Dr. M. Djamil Padang.” Jurnal Kesehatan
Andalas. 5(2). http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/517
Puput Wisma Wahyuni dkk. 2019. ”Identifikasi Usia Sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung
Koroner Pada Perempuan di Poli Jantung RSUD Dr. Harjono Ponorogo.”
https://scholar.archive.org/work/ov32zptld5f6vlz63rhlxchzqi/access/wayback/http://
studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ/article/download/225/218
Ratnawulan Afrianti dkk. 2015. “Hubungan Antara Perilaku Merokok dengan Kejadian
Penyakit Jantung Koroner.” Jurnal e-Clinic. 3(1).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/6747
Rini Roslaeni. 2019. “Gambaran Risiko Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Rasio Profil
Lipid Pada Usia Dewasa Muda.” Medika Kartika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2 (2).
http://medikakartika.unjani.ac.id/medikakartika/index.php/mk/article/view/53
Supriyanto dkk. 2006-2017. “Peran Perawat dalam Penanganan Pasien Cardiac Arrest di
Ruang ICU RSUD Kota Surakarta.” http://digilib.ukh.ac.id/download.php?id=2157
13