Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN


UNTUK MEMENUHI TUGAS ILMU DASAR KEPERAWATAN III

DOSEN PEMBIMBING: Ns.ALFID TRI AFANDI, S.Kep

DISUSUN OLEH : FITRIA DWI CAHYANI

RITA RAFIKA

SITI SAIBATUZ ZAHRA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI AL-QODIRI

PRODI S1 KEPERAWATAN

2014/2015

1
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................3


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................4
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Trend dan issue keperawatan.................5

2.2 Perkembangan Trend dan issue keperawatan......................7

2.3 Contoh Trend dan issue keperawatan.........................................7

2.4 Sudut pandang tentang aborsi................................................13

2.5 Definisi transplntasi organ..................................14

2.6 Definisi Euthanasia.................................14

2.7 Damak positif Trend dan issue Keperawatan.16

2.8 Dampak negatif Trend dan Issue Keperawatan..17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................19

3.2 Saran............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang di tentukan, kami juga ucapkan
terimakasih kepada Bapak Ns.Alfid Tri Afandi, S.Kep yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini, kami juga ucapkan terimakasih kepada rekan mahasiswa
STIKES BHAKTI AL-QODIRI yang telah memberika kritik dan saran untuk menulis
makalah ini sesuai yang di harapkan.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan III
yang membahas tentang Trend dan issue Keperawatan. Semoga makalah ini memenuhi
kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus
dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode keperawatan
kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat
menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini dari keperawatan
memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan secara keseluruhan
dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta dalam interaksinya dengan
keluarga dan komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai
tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Pada saat ini kami
melihat ada beberapa trend dan issue yang sedang booming di dunia keperawatan, yakni
aborsi, transplantasi organ dan euthanasia.
Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari
tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, angka
pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat
besarnya tingkat kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada yg mengkategorikan aborsi itu
pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang
bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada
kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan
melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Beralih ke masalah transplantasi atau pencangkokan organ tubuh adalah pemindahan
organ tubuh tertentu dari satu manusia kepada manusia lain. Dalam pelaksanaan transplantasi
organ tubuh ada tiga pihak yang terkait dengannya, yaitu: Orang yang anggota tubuhnya
dipindahkan disebut donor (pen-donor), sedang yang menerima disebut repisien dan para
dokter yang menangani operasi transplantasi dari pihak donor kepada resipien.
Tidak kalah dengan permasalahan diatas. Begitu pula masalah Euthanasia yang telah lama
dipertimbangkan oleh kalangan kedokteran dan para praktisi hukum di negara-negara Barat.
Di indonesia masalah ini pernah diperbicangkan, seperti yang dilakukan oleh Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) dalam seminarnya tahun 1955 yang melibatkan para ahli kedokteran dan ahli
hukum positif serta para ahli hukum islam. Pro dan kontra terhadap Euthanasia itu masih

4
berlangsung terutama ketika masalahnya dikaitkan dengan pertanyaan bahwa menentukan
hak mati itu hak siapa dan dari sudut manakah harus dilihat.Adanya berbagai berbagai
fenomena yang terjadi di atas akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut
peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
membahas Trend dan Isu Keperawatan aborsi, transplantasi organ dan euthanasia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa definisi dari trend dan issue?
2) Apa definisi dari aborsi, transplantasi organ dan euthanasia?
3) Apa macam dan faktor-faktor dari aborsi, transplantasi organ dan euthanasia?

1.3 TUJUAN
1. Mengtahui definisi dari trend dan issue?
2. mengetahui definisi dari aborsi, transplantasi organ dan euthanasia?
3. mengetahui macam dan faktor-faktor dari aborsi, transplantasi organ dan euthanasia?

5
BAB II
PEMBAHASAN
TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN
2.1 DEFINISI
1. Pengertian Trend Keperawatan
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta(wekipedia, 2007).
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia trend merupakan bentuk nomina yang
bermakna ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu (tata pakaian, potongan
rambut, corak hiasan, dan sebagainya)

Abidin Zaenal (2007) trend adalah suatu proses yang dinamis, suatu menjadi
ataumengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang
artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi trend tidak bersifat kaku dan terhenti,
melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran,
tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi- potensinya

Menurut devinisi-devinisi diatas kelompok kami menyimpulkan trend adalah sesuatu


yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta dan
mengalami perkembangan ataupun sebaliknya, tergantung pada kemampuan dalam
mengaktualisasikan potensi- potensinya.

2. Pengertian Issue Keperawatan


Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas
faktannya atau buktinya(wekipedia, 2007).
Chase & Jones (1986) menggambarkan issue sebagai sebuah masalah yang belum
terpecahkan yang siap diambil keputusannya
Menurut dua pakar di AS, Hainsworth dan Meng (1995) issue dapat didefinisikan
sebagai sebuah titik konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih publiknya
Sementara Heath & Nelson (1986) mendefinisikan issue sebagai suatu pertanyaan
tentang fakta, nilai atau kebijakan yang dapat diperdebatkan.

6
Dari berbagai definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian issue menjurus pada
adanya masalah dalam suatu waktu/situasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani
issue tersebut yang pada akhirnya memunculkan issue keperawatan.

2.1.2 Perkembangan Trend dan Issue Keperawatan saat ini


Pada tahun 2010 bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, era dimulainya pasar
bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada
masa itu mulai terjadi suatu masa transisi atau pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana
pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu
menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek
kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping
meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi,
dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan
umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan
dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.

Pada masyarakat yang menuju ke arah modern, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu
berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini
memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi
standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social
budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.

Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia


masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya
peran perawat professional, diantaranya :

1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985


pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun
1869.

7
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan,
lisensi)
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan
sehat untuk semua pada tahun 2010 , maka solusi yang harus ditempuh adalah :

1. Pengembangan pendidikan keperawatan


Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan
professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang
menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang
ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.
Universitas Indonesia (UI) meluncurkan Program Doktor (S3) Keperawatan pertama dan
satu-satunya di Indonesia yang dimaksudkan untuk meningkatkan sumber daya manusia di
bidang kesehatan.

2.2 Contoh Trend dan Issue Keperawatan


2.2.1 Aborsi
2.2.1.1 Definisi
Gugur kandungan atau aborsi (abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat
(hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran
prematur. Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
abortus adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia 20 minggu kehamilan atau berat bayi
kurang dari 500 g (ketika janin belum dapat hidup di luar kandungan). Angka kejadian aborsi
meningkat dengan bertambahnya usia dan terdapatnya riwayat aborsi sebelumnya.

Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi:

1) Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan


atau sebab-sebab alami.

8
2) Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja.
Termasuk di dalamnya adalah:
3) Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut
mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, kadang-kadang dilakukan
sesudah pemerkosaan.
4) Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
5) Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah keguguran biasanya digunakan untuk spontaneous
abortion, sementara aborsi digunakan untuk induced abortion.

2.2.1.2 Faktor Risiko Aborsi


1) Faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya abortus adalah :
2) Usia ibu yang lanjut
3) Riwayat kehamilan sebelumnya yang kurang baik
4) Riwayat infertilitas (tidak memiliki anak)
5) Adanya kelainan atau penyakit yang menyertai kehamilan
6) Infeksi (cacar, toxoplasma, dll)
7) Paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat-obatab, alkohol, radiasi)
8) Trauma pada perut atau panggul pada 3 bulan pertama kehamilan8. Kelainan
kromosom (genetik) Pergaulan seks bebas

2.2.1.3 Sudut Pandang Tentang Aborsi

1. Aborsi menurut hukum di Indonesia

Tindakan aborsi menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) di Indonesia


dikategorikan sebagai tindakan kriminal. Pasal-pasal KUHP yang mengatur hal ini adalah
pasal 299, 341, 342, 343, 346, 347, 348, dan 349. Menurut KUHP, aborsi merupakan:
1) Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa
kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu).
2) Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (berat kurang
dari 500 gram atau kurang dari 20 minggu).Dari segi medikolegal maka istilah
abortus, keguguran, dan kelahiran prematur mempunyai arti yang sama dan
menunjukkan pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang cukup.

9
2. Aborsi menurut agama
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi
kehidupan manusia. Allah berfirman: Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu. (QS 16:89) Jadi, jelaslah bahwa ayat-ayat yang terkandung
didalam Al-Quran mengajarkan semua umat tentang hukum yang mengendalikan perbuatan
manusia. Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh
dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa
janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa
hukuman bagi orang-orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan. Pada
intinya hukum menurut agama islam aborsi itu tidak boleh dilakukan dan merupakan
perbuatan dosa.

3. Menurut norma masyarakat

Istilah aborsi di masyarakat mempunyai arti negative meaning. Yang mana,


menurut kaum masyarakat yang namanya aborsi adalah pengguguran kandungan yang
disengaja dalam upaya orang tua janin untuk menutupi aibnya. Hal ini merupakan suatu hal
yang tabu bagi masyarakat. Berbeda jika judulnya diganti dengan keguguran, masyarakat
menganggap hal ini merupakan suatu musibah bagi orang tuanya karena telah kehilangan
calon bayinya.

4. Aborsi menurut medis

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum


buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan. Abortus dibagi menjadi dua,
yaitu abortus spontan dan abortus buatan. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara
alamiah tanpa adanya upaya-upaya dari luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
Dalam beberapa kepustakaan, terminologi yang paling sering digunakan untuk hal ini
adalah keguguran (miscarriage). Sedangkan abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat
adanya upaya-upaya tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan. Istilah yang sering
digunakan untuk peristiwa ini adalah aborsi, pengguguran, atau abortus provokatus.

10
Menurut ilmu kesehatan aborsi ini merupakan suatu hal yang membuat dilema bagi
para tenaga medis untuk melakukannya. Karena, baik secara agama maupun secara hukum
nasional dan norma masyarakat aborsi ini tidak boleh dilakukan karena hal ini sama saja
dengan pembunuhan. Namun, disisi lain medis juga perlu melakukan tindakan ini dengan
alasan kuat yakni untuk menyelamatkan jiwa sang ibu. Maka dari itu, jika tidak ada jalan lain
untuk menyelamatkan jiwa ibu, aborsi pun merupakan suatu kewajiban untuk dilakukan.
Dalam praktiknya, tenaga medis pun khususnya perawat tetap harus memperhatikan
kode etik dalam menjalakan suatu tindakan yang dilakukannya. Dan harus tetap menjaga
prinsip prinsip legal dan etis pada pengambilan keputusan dalam konteks keperawatan. Kode
etis keperawatan yang dimaksud yaitu:

1. Accountability

1) Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap segala tindakan


yangdilakukan.
2) Pada kasus semua kasus, perawat bertanggung jawab atas mulai dari
prosespengkajian, membuat diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan hingga
segala informasi mengenai asuhan
3) keperawatan yang di lakukan, baik sebelum, saatdan pascaintervensi yaitu evaluasi.
4) Tanggung jawab mengacu pada pelaksanaan tugas yang dikaitkan dengan peran
tertentu perawat. sebagai contoh, ketika memberikan medikasi,perawat bertanggung
jawab dalam mengkaji kebutuhan klien terhadap obat-obatan,memberikannya dengan
benar dan dalam dosis yang aman serta mengevaluasi responnya.seseorang perawat
yang bertindak secara bertanggung jawab akan meningkatkan rasapercaya klien.
5) Seorang perawat yang bertanggung jawab akan tetap kompeten dalampengetahuan
dan kemampuan, serta menunjukkan keinginan untuk bertindak menurutpanduan etik
profesi.
6) Tanggung gugat artinya dapat memberikan alasan atas tindakannya.seorang
perawatbertanggung gugat atas dirinya sendiri, klien, profesi, atasan, dan
masyarakat.jika dosismedikasi salah di berikan, perawat bertanggung gugat pada klien
yang menerima medikasi tersebut.

11
7) Untuk melakukan tanggung gugat, perawat harus bertindak menurutkode etik
professional. Jika suatu kesalahan terjadi, perawat melaporkannya dan
memulaiperawatan untuk mencegah trauma lebih lanjut. Tanggung jawab memicu
evaluasiefektivitas perawat dalam praktik.

Tanggung gugat professional memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Untuk mengevaluasi praktisi professional baru dan mengkaji ulang yang telah ada.
2) Untuk mempertahankan standar perawatan kesehatan.
3) Untuk memudahkan refleksi pribadi, pemikiran etis, dan pertumbuhan pribadi pada
pihak professional perawatan kesehatan.
4) Untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etis.
2. Confidentiality

1) Prinsip etika dasar yang menjamin kemandirian klien.


2) Perawat menghindari pembicaraan mengenai kondisi klien dengan siapapun yang
tidak secara langsung terlibat dalam perawatan klien.
3) Perawat selelu menjaga kerahasiaan info yang berkaitan dengankesehatan pasien
termasuk info yang tertulis, verbal dsb.
4) Jika anggota keluarganyamenanggung perawatan klien perawat mungkin merasa
bahwa mereka memiliki hak untuk di beri tau.

3. Respect for autonomi( penentuan pilihan)

1) Perawat yang mengikuti prinsip autonomi menghargai hak klien untuk mengambil
keputusan sendiri. Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat menyadari
keunikan induvidu secara holistik
2) Setiap individu harus memiliki kebebasan untuk memilih rencana mereka sendiri.
Sebagai contoh, perawat memberikan inform consen tentang asuhan yang akan
diberikan, tujuan , manfaat dan prosedur tindakan. Sehingga, perawat semestinya
tidak marah saat keluarga menanyakan status kesehatan klien, karena itu merupakan
kebebasan keluarga untuk mengetahui semua tindakan yang akan dilakukan.

12
3) Inform consent dilakukan saat pengkajian, sebelum pengobatan, saat akan di obati
dansetelah pengobatan.Penting bagi perawat juga untuk memberikan health education
dalam mendukung prosespenyembuhan klien.

4. Beneficience( do good)

1) Beneficence berarti melakukan yang baik.


2) Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan dengan baik, yaitu,
mengimplemtasikan tindakan yang mengutungkan klien dan keluarga.
3) Meningkatkan kesejahteraan klien dengan cara melindungi hk-hak klien.
4) Dalam kasus, perawat dapat berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk
menentukan terapi farmakologik, nutrisi yang diberikan baik sebelum
pengobatanmaupun setelah pengobatan.

5. Non-malefisience( do no harm/tidak membahayakan klien)


1) Non Maleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya
bagi kliennya.
2) Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode etik keperawatan.
3) Bahaya dapat berarti dengan sengaja membahayakan, resikomembahayakan, dan
bahaya yang tidak disengaja.
4) Kewajiban bagi perawat untuk tidak menimbulkan injury pada klien. Dalam kasus,
perawat perlu melakukan pengkajian fisik,terapi farmakologik yang benar, nutrisi dan
segala tindakan selama proses pengobatan hingga setelah pengobatan

6. Justice ( perlakuan adil)


1) Prinsip keadilan menuntut perlakuan terhadap orang lain yang adil dan memberikan
apa yang menjadi kebutuhanan mereka.
2) Ketika ada sumber untuk di berikan dalam perawatan, perawat dapat mengalokasikan
dalam cara pembagian yang adil umtuk setiap penerima atau bagaimana supaya
kebutuhan paling besar dari apa yang merekabutuhkan untuk bertahan hidup.

13
3) Perawat sering mengambil keputusan denganmenggunakan rasa keadilan. Pada kasus,
perawat tidak boleh membeda-bedakanpengobatan antara klien yang satu dengan
yang lain, namun disesuaikan dengan kondisiklien saat ini.

7. Loyalitas (Setia)
1) Prinsip kesetiaan menyatakan bahwa perawat harus memegang janji yang dibuatnya
kepada klien.
2) Jadi, ketika seseorang jujur dan memegang janji yang di buatnya,rasa percaya yang
sangat penting dalam hubungan perawat-klien akan terbentuk.
3) Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimikili oleh
seseorangperawat. Pada kasus , perawat harus memegang janji yang telah di bicarakan
sebelumnyakepada klien.

8. Veracity (Kebenaran)
1) Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran.
2) Prinsip mengatakan yang sebenarnya mengarahkan praktisi untuk menghindari
melakukan
3) kebohongan pada klien atau menipu mereka.
4) Pada kasus, perawat harus berkata jujur.

2.2.2. Definisi Transplantasi Organ


Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang
sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat.

2.2.2.1 Sudut Pandang Terhadap Transplantasi Organ


1. Berdasarkan sudut pandang hukum
2.1 Aspek hukum transplantasi
Dari segi hukum ,transplantasi organ,jaringan dan sel tubuh dipandang sebagai suatu
hal yang mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia,walaupun ini adalah
suatu perbuatan yang melawan hukum pdana yaitu tindak pidana penganiayaan.tetapi

14
mendapat pengecualian hukuman,maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana, dan
dapat dibenarkan.

2.2 Aspek Etik Transplantasi


Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan
kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya.dari segi etik kedokteran tindakan ini wajib
dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan dalam KODEKI,yaitu : Pasal 2. Seorang dokter
harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi. Pasal 10. Setiap dokter
harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup insani.

2. Berdasarkan Sudut Pandang Agama


Islam memerintahkan agar setiap penyakit diobati. Membiarkan penyakit bersarang
dalam tubuh dapat berakibat fatal, yaitu kematian. Membiarkan diri terjerumus pada
kematian adalah perbuatan terlarang.Namun dalam masalah ini,masih belum ada kesepakatan
tentang boleh tidaknya transplantasi organ manusia.
3. Berdasarkan Sudut Pandangan Medis
Dalam dunia medis, transplantasi organ merupakan terapi yang bermanfaat bagi
pasien yang membutuhkan organ baik dengan proses pencakokan atau melalui proses operasi.
Transplantasi organ ini diperbolehkan jika adanya persetujuan dari berbagai pihak seperti,
pendonor dan keluarga pendonor.

2.2.3 Eutanasia
2.2.3.1 Definisi Eutanasia
Eutanasia (Bahasa Yunani: -, eu yang artinya baik, dan ,
thanatos yang berarti kematian) adalah praktik pencabutan kehidupan manusia atau hewan
melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang
minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.

2.2.3.2 Sudut Pandang Tentang Eutanasia

1. Eutanasia ditinjau dari sudut pemberian izin


Ditinjau dari sudut pemberian izin maka eutanasia dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :

15
1) Eutanasia di luar kemauan pasien: yaitu suatu tindakan eutanasia yang
bertentangan dengan keinginan si pasien untuk tetap hidup. Tindakan eutanasia
semacam ini dapat disamakan dengan pembunuhan.
2) Eutanasia secara tidak sukarela: Eutanasia semacam ini adalah yang seringkali
menjadi bahan perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh
siapapun juga.Hal ini terjadi apabila seseorang yang tidak berkompeten atau tidak
berhak untuk mengambil suatu keputusan misalnya statusnya hanyalah seorang wali
dari si pasien (seperti pada kasus Terri Schiavo). Kasus ini menjadi sangat
kontroversial sebab beberapa orang wali mengaku memiliki hak untuk mengambil
keputusan bagi si pasien.
3) Eutanasia secara sukarela : dilakukan atas persetujuan si pasien sendiri, namun hal
ini juga masih merupakan hal kontroversial

2. Eutanasia ditinjau dari sudut tujuan


Beberapa tujuan pokok dari dilakukannya eutanasia antara lain yaitu :
1) Pembunuhan berdasarkan belas kasihan (mercy killing)
2) Eutanasia hewan
3) Eutanasia berdasarkan bantuan dokter, ini adalah bentuk lain daripada eutanasia
agresif secara sukarela

3. Berdasarkan sudut pandang hukum


Berdasarkan hukum di Indonesia maka eutanasia adalah sesuatu perbuatan yang
melawan hukum, hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu
pada Pasal 344 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang menyatakan bahwa Barang siapa
menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya
dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun. Juga
demikian halnya nampak pada pengaturan pasal-pasal 338, 340, 345, dan 359 KUHP yang
juga dapat dikatakan memenuhi unsur-unsur delik dalam perbuatan eutanasia. Dengan
demikian, secara formal hukum yang berlaku di negara kita memang tidak mengizinkan
tindakan eutanasia oleh siapa pun.

16
Ketua umum pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Farid Anfasal Moeloek
dalam suatu pernyataannya yang dimuat oleh majalah Tempo Selasa 5 Oktober 2004
menyatakan bahwa : Eutanasia atau pembunuhan tanpa penderitaan hingga saat ini belum
dapat diterima dalam nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.
Euthanasia hingga saat ini tidak sesuai dengan etika yang dianut oleh bangsa dan melanggar
hukum positif yang masih berlaku yakni KUHP.

4 . Berdasarkan sudut pandang agama

Seperti dalam agama-agama Ibrahim lainnya (Yahudi dan Kristen), Islam mengakui
hak seseorang untuk hidup dan mati, namun hak tersebut merupakan anugerah Allah kepada
manusia. Hanya Allah yang dapat menentukan kapan seseorang lahir dan kapan ia mati (QS
22: 66; 2: 243). Oleh karena itu, bunuh diri diharamkan dalam hukum Islam meskipun tidak
ada teks dalam Al Quran maupun Hadis yang secara eksplisit melarang bunuh diri. Kendati
demikian, ada sebuah ayat yang menyiratkan hal tersebut, Dan belanjakanlah (hartamu) di
jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS
2: 195), dan dalam ayat lain disebutkan, Janganlah engkau membunuh dirimu sendiri, (QS
4: 29), yang makna langsungnya adalah Janganlah kamu saling berbunuhan. Dengan
demikian, seorang Muslim (dokter) yang membunuh seorang Muslim lainnya (pasien)
disetarakan dengan membunuh dirinya sendiri. Eutanasia dalam ajaran Islam disebut qatl ar-
rahmah atau taisir al-maut (eutanasia), yaitu suatu tindakan memudahkan kematian seseorang
dengan sengaja tanpa merasakan sakit, karena kasih sayang, dengan tujuan meringankan
penderitaan si sakit, baik dengan cara positif maupun negatif.
Pada konferensi pertama tentang kedokteran Islam di Kuwait tahun 1981, dinyatakan
bahwa tidak ada suatu alasan yang membenarkan dilakukannya eutanasia ataupun
pembunuhan berdasarkan belas kasihan (mercy killing) dalam alasan apapun juga.

17
2.2.4 DAMPAK POSITIF TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN

1. Meningkatkan perdagangan.
2. Meningkatkan perekonomian.

2.2.5 DAMPAK NEGATIF TREND DAN ISSUE KEPERWATAN

1. Kesenjangan derajat kesehatan.


2. Pemilik trans national company(TNC) Beserta para pemodalnya adalah yang paling
diuntungkan,bukan pada masyarakat pada umumnnya.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Eutahanasia, aborsi, transplantasi organ adalah trend dan issue yang timbul di dunia
keperawatan saat ini.
2. Gugur kandungan atau aborsi (abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
3. Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang
sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat.
4. Tujuan pokok dari dilakukannya eutanasia antara lain : Pembunuhan berdasarkan
belas kasihan (Mercy Killing, 2001)

3.2 Saran
1. Sebagai perawat, kita sudah selayaknya bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip legal
dan etis keperawatan untuk menciptakan keamanan serta terwujudnya pelayanan
kesehatan yang baik dan benar. Dan juga harus sesuai dengan hukum dan norma yang
berlaku dimasyarakat
2. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam
tatanan layanan keperawatan. Diharapkan agar perawat bisa menindak lanjuti trend
dan isu tersebut melalui kegiatan riset sebagai dasar untuk pengembangan Evidence
Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Britton dkk. 1999. Euthanasia Dalam Keperawatan. Jakarta. EGC


Chang,William.2009.Bioetika Sebuah Pengantar. Yogyakarta. Penerbit Kanisius
Ditjen PPM dan PPL Depkes RI (2008). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia
Ebrahim,Abdul F.M. 2001.Fikih Kesehatan.Jakarta. Serambi
Stevens,dkk.1999.Ilmu Keperawatan Ed.2 Jilid 2.alih bahasa J.A.Tomasowa. Jakarta. EGC
(http://www.anmc.org.au/docs/May_06_Guideline_on_Telenursing.pdf).

http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm; - diakses senin, 10 maret 2014, pukul 09.00


WIB

http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=berita_dtl.php&id=42) - diakses senin, 10


maret 2014, pukul 09.00 WIB
http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf- diakses senin, 10 maret 2014, pukul 09.00 WIB

20

Anda mungkin juga menyukai