Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ISU-ISU KODE ETIK


DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Dosen :
Sholahuddin, S.Kep.,M.M.,M.Kes

Oleh :
Velicia Criselda Tampil
NIM :
21200083

MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
hikmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan kami sangat
berterimakasih kepada bapak dosen Sholahuddin, S.Kep.,M.M.,M.Kes yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ISU-ISU ETIK DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN. Dan semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Terimakasih,

Velicia Criselda Tampil

i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan......................................................................................................3

C. Manfaat Penulisan....................................................................................................3

D. Sistematika Penulisan..............................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................4

A. Euthanasia................................................................................................................4

B. Aborsi.......................................................................................................................7

C. Transplansi Organ....................................................................................................8

D. Supporting devices.................................................................................................10

BAB III PENUTUP..........................................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................................12

B. Saran.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
(Isinya tentang angka kejadian masalah eutanesia..dll. Mulai dari angka kejadian
yg ada di Duni a dan di Indonesia) Alasan kenapa penulis mengangkat judul
makalahnya.
Pelayanan keperawatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat
memuaskan setiap klien, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan
kode etik profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk
implementasi praktek keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik
kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan tujuan, upaya peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan guna mempertahankan dan memelihara kesehatan
serta menyembuhkan dari sakit, dengan kata lain upaya praktek keperawatan
berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.
Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung
berhubungan dan berinteraksi dengan klien, dan pada saat interaksi inilah
sering timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak
disengaja. Oleh karena itu profesi keperawatan harus mempunyai standar
profesi dan aturan lain yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya,
guna memberi perlindungan kepada masyarakat. Dengan adanya standar
praktek profesi keperawatan ini dapat dilihat apakah seorang perawat
melakukan malpraktek, kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek
keperawatan lainnya baik itu pelanggaran yang terkait dengan etika ataupun
pelanggaran terkait dengan masalah hukum.
Dalam etika keperawatan ada 4 masalah dalam bidang kesehatan yang
berkaitan dengan aspek hukum yang selalu aktual dibicarakan dari waktu ke
waktu, sehingga dapat digolongkan ke dalam masalah klasik dalam bidang
kedokteran yaitu tentang euthanasia, abortus, transplantasi organ, supproting
devices. Sampai kini persoalan yang timbul berkaitan dengan masalah ini
tidak dapat diatasi atau diselesaikan dengan baik, atau dicapainya kesepakatan
yang dapat diterima oleh semua pihak. pada beberapa kasus dan keadaan

1
memang diperlukan sementara di lain pihak tindakan ini tidak dapat diterima,
bertentangan dengan hukum, moral dan agama.
Masalah euthanasia sudah ada sejak kalangan kesehatan menghadapi
penyakit yang tak tersembuhkan, sementara pasien sudah dalam keadaan
merana dan sekarat. Dalam situasi demikian tidak jarang pasien memohon
agar dibebaskan dari penderitaan ini dan tidak ingin diperpanjang hidupnya
lagi atau di lain keadaan pada pasien yang sudah tidak sadar, keluarga
orang sakit yang tidak tega melihat pasien yang penuh penderitaan menjelang
ajalnya dan minta kepada dokter untuk tidak meneruskan pengobatan atau bila
perlu memberikan obat yang mempercepat kematian. Dari sinilah istilah
euthanasia muncul, yaitu melepas kehidupan seseorang agar terbebas dari
penderitaan atau mati secara baik.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan
dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab
utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi dan
eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan
masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan
dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan
kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari
berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat.
Donor organ atau transplansi organ adalah pemindahan organ tubuh
manusia yang masih memiliki daya hidup dan sehat untuk menggantikan
organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik apabila diobati
dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan hidup penderitan hampir tidak
ada lagi.Organ tubuh yang ditansplantasikan biasa adalah organ vital seperti
ginjal,jantung,dan mata. Namun dalam perkembangannya organ-organ tubuh
lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu orang yang sangat
memerlukannya.
Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika
di tinjau dari segi keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting
devices itu adalah perangkat tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan
pada para perawat dalam melakukan praktek.

2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah mahasiswa membaca dan memahami makalah ini diharapkan
mampu mengetahui apa saja yang menjadi isu-isu etik yang terjadi dalam
praktik keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami Euthanasia
b. Mengetahui dan memahami Aborsi
c. Mengetahui dan memahami Transplansi Organ
d. Menjelaskan Suporting Devices

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Mengembangkan kemampuan penulis dalam hal menyusun suatu laporan
dan menambah wawasan penulis tentang isu-isu etik yang terjadi dalam
praktik keperawatan, serta bagaimana seharusnya melakukan malpraktik
yang baik.
2. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai isu-isu etik yang
terjadi dalam praktik keperawatan.

D. Sistematika Penulisan
BAB I terdiri dari latar belakang (tentang isu-isu etik yang terjadi dalam
praktik keperawatan), tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II terdiri dari isu-isu etik yang terjadi dalam praktik keperawatan
seperti : euthanasia, aborsi, transplansi organ, dan supporting devices.
BAB III terdiri dari kesimpulan dan saran.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

ISU-ISU ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN


YANG TERJADI DI INDONESIA

A. Euthanasia
Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya
baik, tanpa penderitaan; sedangkan thanathos artinya mati atau kematian.
Dengan demikian, secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian
yang baik atau mati dengan baik tanpa penderitaan. Ada pula yang
menyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek pencabutan kehidupan
manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit
atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara
memberikan suntikan yang mematikan.
Belanda, salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan
hukum kesehatan mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang
dibuat oleh Euthanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda),
yaitu :
“Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk
memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk
memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan
untuk kepentingan pasien itu sendiri”.

1. Klasifikasi Euthanasia
Dilihat dari orang yang membuat keputusan euthanasia dibagi menjadi :
a. Voluntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang yang
sakit. Misalnya gangguan atau penyakit jasmani yang dapat

4
mengakibatkan kematian segera, dimana keadaan diperburuk oleh keadaan
fisik dan jiwa yang tidak menunjang.
b. Involuntary euthanasia, jika yang membuat keputusan adalah orang lain.
Seperti pihak keluarga atau dokter karena pasien mengalami koma medis.
c. Assisted Suicide, tindakan ini bersifat individual yang pada keadaan
tertentu dan alasan tertentu menghilangkan rasa putus asa dengan bunuh
diri.
d. Tindakan yang langsung menginduksi kematian dengan alasan
meringankan penderitaan tanpa izin individu bersangkutan dan pihak yang
punya hak untuk mewakili. Hal ini sebenarnya merupakan pembunuhan,
tetapi agak berbeda pengertiannya karena tindakan ini dilakukan atas dasar
belas kasihan.
2. Jenis-Jenis Euthanasia
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, dilihat dari cara
pelaksanaannya, euthanasia dapat dibedakan atas :
a. Euthanasia Pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala
tindakan atau pengobatan yang sedang berlangsung untuk
mempertahankan hidup pasien. Dengan kata lain, euthanasia pasif
merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi kepada pasien
terminal untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif ini
dilakukan secara sengaja dengan tidak lagi memberikan bantuan medis
yang dapat memperpanjang hidup pasien, seperti tidak memberikan alat-
alat bantu hidup atau obat-obat penahan rasa sakit, dan sebagainya.
Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis
maupun keluarga pasien sendiri. Keluarga pasien bisa saja menghendaki
kematian anggota keluarga mereka dengan berbagai alasan, misalnya
untuk mengurangi penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah tidak
mampu membayar biaya pengobatan.
b. Euthanasia Aktif atau Agresif
Euthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan
secara medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan

5
untuk mengakhiri hidup manusia. Dengan kata lain, Euthanasia agresif
atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan secara sengaja yang dilakukan
oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau
mengakhiri hidup si pasien. Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika
suatu tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mnimbulkan kematian
dengan secara sengaja melalui obat-obatan atau dengan cara lain sehingga
pasien tersebut meninggal.
Euthanasia aktif ini dapat dibedakan atas :
1) Euthanasia aktif langsung (direct) adalah dilakukannnya tindakan
medis secara terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup
pasien, atau memperpendek hidup pasien. Jenis euthanasia ini juga
dikenal sebagai mercy killing.
2) Euthanasia aktif tidak langsung (indirect) adalah saat dokter atau
tenaga kesehatan melakukan tindakan medis untuk meringankan
penderitaan pasien, namun mengetahui adanya risiko tersebut.
Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin, euthanasia
dibedakan atas :
a) Euthanasia Sukarela (Voluntir)
Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas permintaan pasien
itu sendiri. Permintaan pasien ini dilakukan dengan sadar atau dengan
kata lain permintaa pasien secara sadar dn berulang-ulang, tanpa
tekanan dari siapapun juga.
b) Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)
Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar.
Permintaan biasanya dilakukan oleh keluarga pasien. Ini terjadi ketika
individu tidak mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak
mampuan fisik dan mental, kekurangan biaya, kasihan kepada
penderitaan pasien, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan
minuman untuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma).
Euthanasia ini seringkali menjadi bahan perdebatan dan dianggap sebagai
suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal ini terjadi apabila

6
seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil
suatu keputusan, misalnya hanya seorang wali dari pasien dan mengaku
memiliki hak untuk mengambil keputusan bagi pasien tersebut.

B. Aborsi
Aborsi adalah cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia
kedokteran dikenal dengan istilah abortus yang berarti mengeluarkan hasil
konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Abortus adalah suatu
proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh.
Pada saat ini aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui
penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah
perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi
masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi
dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung
menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat.
Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di
masyarakat.
1. Pandangan tentang abortus
Ada 3 pandangan secara umum tentang abortus, yaitu :
a. Pandangan konservatif, berpendapat bahwa abortus secara moral salah
dan dalam situasi apapun tidak boleh dilakukan, termasuk dengan alasan
penyelamatan.
b. Pandangan moderat berpendapat bahwa abortus tidak mutlak kesalahan
moral dan hambatan penentang abortus dapat diabaikan dengan suatu
pertimbangan moral yang kuat.
c. Pandangan liberal berpendapat bahwa abortus secara moral diperbolehkan
atas dasar permintaan. Pandangan ini secara umum menganggap bahwa
fetus belum menjadi manusia. Secara genetik fetus sebagai bakal manusia,
tetapi secara moral bukan manusia.

7
Tatanan Hukum Conscience Clauses, memperbolehkan dokter, parawat
atau rumah sakit untuk menolak membantu pelaksanaan abortus. Di
Indonesia dilarang sejak tahun 1918 dalam KUHP pasal 346 s/d 349,
dinyatakan bahwa Barang siapa melakukan sesuatu dengan sengaja yang
menyebabkan keguguran atau matinya kandungan dapat dikenai penjara.
2. Jenis-Jenis Aborsi
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi, yaitu :
a. Aborsi spontan atau alamiah. Berlangsung tanpa tindakan apapun.
Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel
sperma.
b. Aborsi buatan atau sengaja atau kriminalis adalah pengakhiran kehamilan
sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang
disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi.
Misalnya dengan bantuan obat aborsi.
c. Aborsi terapeutik atau medis adalah pengguguran kandungan buatan yang
dilakukan atas indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang
hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit
jantung yang parah yang dapa membahayakan baik calon ibu maupun
janin yang dikandungnya. Tetapiini semua atas pertimbangan medis yang
matang dan tidak tergesa-gesa.

C. Transplansi Organ
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia
tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh
orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan
medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ
tubuh yang berat. Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan
upaya terbaik untuk menolong penderita/pasien dengan kegagalan organnya,
karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan pengobatan biasa atau
dengan cara terapi. Hingga dewasa ini transplantasi terus berkembang dalam
dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja,

8
karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi
agama, hukum, budaya, etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi
Indonesia dewasa ini dalam menetapkan terapi transplatasi, adalah terbatasnya
jumlah donor keluarga (Living Related Donor, LRD) dan donasi organ
jenazah. Karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para
pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka
masyarakat), pemerintah dan swata.
Banyak sekali kasus dimana tim kesehatan berhasil mencangkokkan
organ terhadap klien yang membutuhkan. Dalam kasus tumor ginjal, gagal
ginjal, ginjal dari donor ditransplantasikan kepada ginjal penerima. Tidak
semua perawat terlibat dalam tindakan tranplantasi, perawat hanya berperan
seperti merawat dan meningkatkan kesehatan pemberi donor, membantu di
kamar operasi dan merawat klien setelah operasi (Megan, 1991).
Pelaksaan transplantasi di Indonesia diatur dalam PP No. 18 tahun
1981, tentang bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis/transplantasi alat
atau jaringan tubuh, merupakan pemindahan alat/jaringan tubuh yang masih
mempunyai daya hidup sehat. Tindakan transplantasi tidak menyalahi aturan
semua agama dan kepercayaan sepanjang penentuan saat mati dan
penyelenggaraan jenazah terjamin dan tidak terjadi penyalahgunaan (Est.
Tanxil, 1991).
1. Jenis-Jenis Transplansi Organ
a. Autograf (Autotransplatasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau organ
ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri.
Misalnya operasi bibir sumbung, imana jaringan atau organ yang diambil
untuk menutup bagian yang sumbing diambil dari jaringan tubuh pasien
itu sendiri.
b. Allograft (Homotransplantasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau
organ dari tubuh seseorang ke tubuh yang lan yang sama spesiesnya, yakni
manusia dengan manusia. Homotransplantasi yang sering terjadi dan
tingkat keberhasilannya tinggi, antara lain : transplantasi ginjal dan kornea
mata. Disamping itu terdapat juga transplantasi hati, walaupun tingkat
kebrhsilannya belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya merupakan bagian

9
dari transplntasi ini, karena melalui transfusi darah, bagian dari tubuh
manusia (darah) dari seseorang (donor) dipindahkan ke orang lain
(recipient).
c. Xenograft (Heterotransplatasi) yaitu, pemindahan suatu jaringan atau
organ dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya.
Misalnya antara species manusia dengan binatang. Yang sudah terjadi
contohnya daah pencangkokan hati manusia dengan hati dari baboon
(sejenis kera), meskipun tingkat keberhasilannya masih sangat kecil.
d. Isograft yaitu, Transplantasi Singenik yaitu pempindahan suatu jaringan
atau organ dari seseorang ke tubuh orang lain yang identik. Misalnya
masih memiliki hubungan secara genetik.

D. Supporting devices
Supporting Devices adalah perangkat tambahan atau pendukung. Jika
di tinjau dari segi keperawatan, maka dapat kita simpulkan kalau supporting
devices itu adalah perangkat tambahan yang digunakan dalam dunia kesehatan
pada para perawat dalam melakukan praktik.
1. Peralatan pendukung yang sering digunakan
Adapun peralatan pendukung yang sering digunakan oleh perawat atau
tenaga medis adalah :
a. Cusa (pisau pemotong yang menggunakan gelombang ultrasonografi)
b. Meja operasi
c. Gunting
d. Pisau operasi
e. Bedah minor set
f. Slang-slang pembius
g. Drap (kain steril yang digunakan untuk menutup bagian tubuh yang tidak
dioperasi)
h. Plastik steril berkantong yang fungsinya menampung darah yang meleleh
dari tubuh pasien
i. Retractor
j. Penghangat darah dan cairan

10
k. Lampu operasi, dan lain-lain.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang
melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut
penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam
menentukan kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan
dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak
ilmiah dalam mengatasi permasalah klien. Dalam membuat keputusan
terhadap masalah etik, perawat dituntut dapat mengambil keputusan yang
menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak bertentang dengan nilai-
nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak
ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan
keperawatan dapat dipertahankan.
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima
dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus
memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral
disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan
demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan
asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti
bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan
dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-
hak pasien, dan akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Selain itu dalam menyelesaikan permasalahan etik atau dilema
etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-
prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.
Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang,
serta menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau
suatu bentuk perbuatan yang nyata.

12
Euthanasia dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ditinjau dari berbagai
sudut pandang sebagai berikut euthanasia pasif, euthanasia aktif dan
euthanasia non agresif. Sedangkan ditinjau dari sudut pemberian izin yaitu
euthanasia volunter dan euthanasia involunter.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi yaitu aborsi spontan,
aborsi buatan dan aborsi terapeutik.
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia
tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh
orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
Peralatan pendukung yang digunakan perawat seperti cusa, meja
operasi, pisau operasi, bedah minor set, selang-selang pembius, draf, plastik
steril, retractor, penghangat darah dan cairan, serta lampu operasi.

B. Saran
Eutanasia merupakan suatu tindakan yang kontroversial, disatu sisi, ada
niatan baik untuk membantu menghentikan penderitaan pasien, disisi lain,
bagaimanapun eutanasia merupakan suatu praktik menghilangkan nyawa
orang lain atau hewan. Saran kami, pembaca lebih banyak lagi mengkaji
terkait dengan isu euthanasia ini, sehingga dapat memandang eutanasia secara
holistic dan menanggapi fenomena euthanasia ini secara bijaksana.
Isu etik dalam praktik keperawatan tentu saja bukan barang langka, yang
bisa didapatkan oleh calon perawat sekalipun. Dengan mempelajarinya secara
rinci, dan dengan mengatahui akibat yang dapat ditimbulkannya. Maka
tidaklah bisa dikatakan seorang perawat yang baik, apabila masih melakukan
tindakan di luar batas yang diperbolehkan.
Dengan adanya pembahasan menganai isu etik seperti ini, kita akan
diingatkan batapa kejinya perbuatan yang melanggar aturan itu. Dan kita juga
diajarkan tentang bagaimana menyikapi semuanya itu dalam praktik
keseharian kita. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, atau referensi
dalam pengajaran mata kuliah etika keperawatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga:
Jakarta: EGC.
Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third Edition,
by Lippicot Philadelpia, New York.
Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices.
Philadelphia. Addison Wesley.

http://www.slideshare.net/YafetGeu/dilema-etik-keperawatan
di unduh pada tanggal 06 10 2015
www.blogperawat.com. Euthanasia Dalam Keperawatan.
Di akses pada tanggan 06 10 2015

14

Anda mungkin juga menyukai