Lidah merupakan indera untuk mendeteksi rasa makanan dan
bahan lain sebelum ditelan. Lidah memiliki organ sensorik yang disebut kuncup pengecap yang berperan mendeteksi rasa. Tapi, terdapat kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan mengecap rasa. Gangguan rasa bisa diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu parageusia, dysgeusia, ageusia, dan hypogeusia. Saat lidah tidak bisa mengecap rasa sama sekali, maka kondisi ini disebut sebagai ageusia, sedangkan jika lidah hanya bisa mengecap sedikit rasa kondisi ini disebut hypogeusia. Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin merasa rasa tidak enak terhadap apapun yang masuk ke mulut. Kondisi ini disebut parageusia. Sedangkan perubahan pada indera pengecap yang digambarkan sebagai rasa logam, busuk, dan tengik disebut dysgeusia. Tentang Dysgeusia Dysgeusia digambarkan sebagai kondisi yang ditandai oleh distorsi rasa. Singkatnya, dysgeusia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami perubahan rasa saat mengecap makanan atau minuman. Dalam kasus dysgeusia, orang-orang yang mengalaminya menggambarkan rasa makanan berubah menjadi rasa logam, asin, busuk, atau tengik. Misalnya, makan es krim dapat menghasilkan rasa asin atau logam dalam mulut. Beberapa orang yang terkena dysgeusia bahkan mengalami perubahan sensasi bau. Hal ini karena sensasi rasa dan bau saling berhubungan. Tapi yang paling umum dari efek dysgeusia adalah perubahan rasa, terutama rasa logam dalam mulut. Penyebab Umum Dysgeusia Berikut adalah penyebab umum dysgeusia. 1. Kelainan kuncup pengecap Jumlah yang tidak memadai dari vili mikro dalam sel kuncup pengecap menjadi salah satu alasan dysgeusia. 2. Penggunaan obat-obatan tertentu Penggunaan obat-obatan termasuk diuretik, antihistamin H1, tetrasiklin, penisilamin, dan metronidazol bisa memicu dysgeusia. 3. Kemoterapi Kemoterapi sering dikaitkan dengan dysgeusia dan merupakan salah satu penyebab umum untuk kondisi tersebut. Kemoterapi menyebabkan berbagai gangguan seperti masalah gigi, ulserasi membran mukosa, serta gangguan fungsi kelenjar ludah. 4. Kekurangan seng Mereka yang memiliki kekurangan seng rentan mengalami dysgeusia. Meskipun tidak ada bukti konklusif kekurangan seng menyebabkan gangguan rasa, para ahli sepakat bahwa seng berperan dalam pembentukan sel pengecap. Beberapa hal diatas merupakan penyebab umum dysgeusia. Selain itu, terdapat kondisi lain yang bisa memicu dysgeusia. Beberapa diantaranya adalah: Diabetes mellitus Sindrom mulut kering Gastric reflux Kerusakan otak (khususnya, thalamus dan otak tengah) Kerusakan saraf glossopharingeus Alzheimer dan penyakit Parkinson Multiple sclerosis dan cerebral palsy Keracunan timbal Infeksi pernapasan serta telinga Operasi seperti tonsilektomi Paparan pestisida tertentu Menopause dan kehamilan Penyakit periodontal Merokok Perlu pula dicatat bahwa sebagian orang mungkin mengalami dysgeusia tanpa sebab apapun. Sementara dalam beberapa kasus kondisi ini dapat hilang setelah penyebab diobati, dalam beberapa hal dysgeusia bisa berlangsung permanen. Segera hubungi dokter saat mengalami gejala dysgeusia untuk mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat.[] Dysgeusia adalah kondisi yang ditandai oleh distorsi rasa dalam indera pengecap, dimana seseorang mengalami perubahan rasa saat mengecap makanan atau minuman. Ketika orang mengalami dysgeusia, dapat dideskripsikan rasa makanan yang dimakan berubah menjadi rasa logam, asin, busuk, atau tengik. Contoh, makan es krim malah menghasilkan rasa asin atau logam dalam mulut. Selain itu, beberapa orang yang terkena dysgeusia bahkan mengalami perubahan sensasi bau. Hal ini karena indera perasa dan pembau saling berhubungan. Namun yang paling umum terjadi karena efek dysgeusia adalah perubahan rasa, terutama rasa logam di dalam mulut. Salah satu penyebab yang paling sering dysgeusia adalah perubahan hormonal dalam tubuh selama kehamilan, terutama pada trimester pertama. Rasa logam biasanya menghilang ketika hormon menstabilkan selama trimester kedua, tetapi ada cara untuk membalikkan kondisi hanya dengan mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu. Heidi Murkoff dan Sharon Eisenberg Mazel, penulis “”What to Expect: Eating Well When You’re Expecting,” menyarankan wanita hamil untuk, memerangi rasa logam dengan memfokuskan konsumsi berasa asam seperti jus jeruk, limun, makanan berbumbu, cuka yang cenderung meningkatkan produksi air liur, sehingga mengurangi rasa tidak enak di mulut Anda. Beberapa vitamin prenatal juga dapat menyebabkan rasa logam, sehingga konsultasikan dengan dokter kandunga Anda dan minta dokter Anda untuk beralih vitamin untuk membantu mengembalikan indera pengecap dan selera Anda menjadi normal kembali. Selain faktor kehamilan, beberapa orang juga mungkin mengalami rasa logam serta indra penciuman menjadi berubah / tidak dapat mencium bau dengan benar. Indera pembau dan perasa terkait erat, ujung saraf di lidah Anda dapat merasakan iritasi di wilayah hidung. Rasa logam atau sensasi rasa yang berubah bisa juga disebabkan karena anda menderita demam, infeksi hidung, pilek karena alergi, sinusitis atau polip hidung [sumber: Danoff]. Obat dan Hal lain yang menjadi penyebab rasa Logam di mulut Ada banyak alasan lagi mengapa Anda mungkin rasakan rasa logam/besi yang tidak berhubungan dengan kehamilan atau indera penciuman. Yaitu karena faktor pemakaian antibiotik, anti-tiroid dan obat neurologis adalah beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan dysgeusia. Orang sedang menjalani pengobatan dengan kemoterapi dan radiasi, serta orang yang sedang dalam pemulihan dari operasi di mana menggunakan bius/anestesi, sangat wajar jika mereka mengalami rasa logam selama dan setelah pengobatan. Mereka yang menderita kanker otak, daerah leher dan berbagai kondisi medis lainnya, seperti penyakit Bell palsy (disfungi safar wajah/stroke), penyakit diabetes, penyakit Parkinson, gastroesophageal reflux juga sangat mungkin mengalami rasa logam di dalam indera pengecapnya sebagai dampak dari penyakit tersebut [sumber: Danoff]. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok atau memiliki kesehatan gigi yang buruk juga dapat menyebabkan rasa logam yang busuk. Infeksi rongga mulut seperti gingivitis dan periodontitis sering menyebabkan gusi berdarah. Zat besi yang dilepaskan adalah akibat darah rusak di mulut dapat meninggalkan rasa logam yang kuat di area mulut belakang. Untuk mencegah penyakit gigi dan bakteri oleh gesekan lidah Anda, rajin-rajinlah sikat gigi dua kali sehari (atau setelah makan) dan flossing secara teratur. Dysgeusia juga dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin atau mineral, seperti B-12 atau seng. Namun juga dapat karena overdosis nutrisi tertentu seperti suplemen makanan atau makanan yang mengandung bahan-bahan yang berbahaya. Biasanya adalahj overdosis selenium, yakni mineral yang ditemukan dalam makanan laut, daging merah tanpa lemak, dan jenis kacang-kacangan tertentu dapat menyebabkan rasa logam. Konsumsi zat seng (zinc) yang berlebihan juga bisa menghasilkan kondisi ini sebagai efek samping. Dan penyebab paling serius rasa logam adalah keracunan clupeotoxin. Biasanya terjadi setelah mengkonsumsi ikan laut dasar seperti sarden, herring, tarpons atau bonefish yang terkontaminasi dengan racun. Racun ini tidak hanya dapat menyebabkan mulut seseorang rasa seperti logam, tetapi korban dapat menjadi sakit keras, dan sekitar 50 persen kasus keracunan clupeotoxin dapat menyebabkan kematian. Tanda-tanda keracunan clupeotoxin selain dysgeusia, gejalanya jari tangan dan kaki, bibir dan hidung menjadi biru-biruan, muntah, diare, pusing, sakit perut dan penurunan tekanan darah [sumber: WebMD]. Meskipun penyebab paling umum dari rasa logam mudah/dapat diobati, namun jika kondisi ini terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang berkepanjangan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis.