Tugas Bisnis - Teori Motivasi
Tugas Bisnis - Teori Motivasi
Taylor berpendapat mengenai posisi manajer, dimana manajer adalah pelayan bagi
bawahannya yang bertentangan dengan pendaat sebelumnya yang mengatakan bahwa
bawahan adalah pelayan manajer. Karya Taylor yang lainnya yaitu, studi gerak dan
waktu, sistem organisasi (organisasi fungsional), dan mengenai upah per potong
minimum dan upah per potong maksimum.
Bulan Nopember, tahun 1931 percobaan terakhir dimulai. Tujuan observasi ini adalah
untuk lebih memahami bagaimana norma-norma yang mengendalikan hasil kerja setiap
organisasi dikembangkan oleh kelompok sosial para pekerja atau organisasi informal.
Buku Frederick Herzberg 'Motivasi Kerja', ditulis dengan rekan penelitian Bernard
Mausner dan Barbara Bloch Snyderman pada tahun 1959, pertama kali didirikan teorinya
tentang motivasi di tempat kerja. Survei pekerjaan Herzberg, awalnya pada 200 insinyur
dan akuntan Pittsburgh tetap acuan fundamental penting dalam studi motivasi. Sementara
penelitian yang terlibat hanya 200 orang, investigasi yang cukup Herzberg persiapan, dan
desain penelitian itu sendiri, memungkinkan Herzberg dan rekan-rekannya untuk
mengumpulkan dan menganalisis tingkat yang sangat canggih data.
Herzberg juga menyiapkan intensif sebelum ke 1959 studi - paling tidak dengan meneliti
dan membandingkan hasil dan metodologi dari semua 155 studi penelitian sebelumnya ke
dalam sikap pekerjaan yang dilakukan antara 1920 dan 1954.
Tingkat persiapan, ditambah aspek 'insiden kritis' dan kedalaman perawatan dan analisis
selama proyek 1959, membantu membuat studi Herzberg seperti sepotong kuat dan
canggih dari pekerjaan.
Herzberg diperluas motivasi-kebersihan teorinya dalam buku berikutnya nya: Kerja dan
Sifat Manusia (1966); The Pilihan Manajerial (1982), dan Herzberg tentang Motivasi
(1983).
Secara signifikan, Herzberg berkomentar pada tahun 1984, dua puluh lima tahun setelah
teori ini pertama kali diterbitkan:
"Penelitian awal telah menghasilkan ulangan lebih dari penelitian lain dalam sejarah
psikologi industri dan organisasi." (Sumber: Institute for Scientific Information)
Tidak adanya tantangan serius terhadap teori Herzberg terus efektif untuk memvalidasi
itu.
Teori pusat Herzberg sangat relevan untuk hubungan pemahaman modern majikan /
karyawan, saling pengertian dan keselarasan dalam Kontrak Psikologis.
Punca menggalakkannya.
Bagi Ouchi, Theori Z menumpu pada meningkatkan kesetiaan pekerja kepada syarikat
dengan memberikan kerja sepanjang hayat dengan tumpuan kepada kebaikan pekerja,
kedua-dua semasa dan selepas kerja. Menurut Ouchi, pengurusan Teori Z cenderung
menggalakkan pekerjaan stabil, pengeluaran tinggi, dan moral dan kepuasan pekerja lebih
tinggi.
Ironiknya, "Pengurusan Jepun" dan Teori Z itu sendiri diasaskan kepada 14 Poin Dr. W.
Edwards Deming yang terkenal. Deming, seorang pengajian Amerika yang teori
pengurusan dan motivasinya ditolak di Amerika Syarikat, terus untuk membantu
meletakkan asas pembangunan organisasi Jepun semasa perkembangan mereka dalam
ekonomi dunia pada 1980-an. Teori Deming diringkaskan dalam dua bukunya, Out of the
Crisis dan The New Economics, dalam mana dia menjelaskan "System of Profound
Knowledge"nya. Dia merupakan penasihat lazim kepada ahili perniagaan Jepun dan
pemimpin kerajaan, dan akhirnya menjadi penasihat yang dihormati. Deming
dianugerahkan dengan "Second Order of the Sacred Treasures" oleh bekas Maharaja
Hirohito, dan syarikat Amerika akhirnya mencuba tetapi gagal bagi menggunakan
pendekatan "Jepun" bagi meningkatkan
kedudukan daya saing mereka.
Teori Ekuitas
John Stacey Adams, ahli psikologi
perilaku dan tempat kerja, yang
menerbitkan Teori Ekuitas(Kesamaan)-
nya pada motivasi kerja pada tahun 1963.
Ada kemiripan dengan pengembangan dan
intrepretasi yang dilakukan oleh Charles Handy terhadap teori awal Maslow, Herzberg
dan perintis psikologi tempat kerja lainnya, yang semanya mengakui adanya faktor dan
variabel yang mempengaruhi penilaian masing-masing individu dan persepsi hubungan
mereka dengan pekerjaan mereka, dan dengan majikan mereka. Namun, JC Adams
menekankan lebih jauh tentang kesadaran dan tanggung jawab dari situasi yang lebih luas
- dan lebih kuat dibandingkan Teori Ekuitas dalam banyak model motivasi sebelumnya.
Karenanya model Teori Ekuitas Adams Ekuitas melampaui batas diri individu, dan
berhubungan dengan pengaruh serta situasi orang lain - misalnya rekan kerja dan teman -
dalam membentuk pandangan komparatif dan kesadaran Ekuitas, yang biasanya
bermanifestasi sebagai rasa atau ukuran keadilan.
Ketika orang merasa diperlakukan adil atau bermanfaat mereka lebih cenderung
termotivasi, sebaliknya ketika mereka merasa diperlakukan tidak adil mereka sangat
rentan terhadap perasaan ketidakpuasan dan demotivasi. Cara seseorang mengukur rasa
keadilan adalah inti dari Teori Ekuitas.
Model Ekuitas untuk mengukur situasi motivasi yang akan digunakan tidak tergantung
pada sejauh mana seseorang percaya akan mendapatkan imbalan yang melebihi
usahanya. Sebaliknya, Ekuitas, dan rasa keadilan yang biasanya mendasari motivasi,
bergantung pada perbandingan antara rasio imbalan / investasi rasio dengan rasio
kenikmatan (atau derita) yang dialami oleh orang lain yang berada dalam situasi yang
mirip atau sama.
Adams menyebutkan bahwa antara usaha pribadi dan manfaatnya serta istilah sejenis
lainnya identik dengan isu-isu 'take and give' ('memberi dan menerima') atau isu-isu di
tempat kerja seperti 'input', dan 'output'.
Input secara logis diartikan sebagai apa yang kita berikan atau masukkan ke dalam
pekerjaan kita. Adapun output (keluaran) adalah segala sesuatu yang kita ambil atau
dapatkan sebagai hasilnya.
Istilah-istilah ini menekankan bahwa apa yang dimasukkan orang ke dalam pekerjaan
mereka mencakup banyak faktor selain jam kerja, dan apa yang mereka terima dari
pekerjaan mereka mencakup banyak hal selain uang.
Adams menggunakan istilah 'rujukan' untuk menggambarkan titik referensi atau orang-
orang dengan siapa kita bandingkan situasi kita sendiri, yang merupakan bagian penting
dari teori ini. Teori Ekuitas Adams melampaui - dan sangat berbeda dari sekedar menilai
usaha dan imbalan karena menambahkan perspektif penting yakni 'acuan' orang lain
(orang yang kita anggap dalam situasi yang sama). Karenanya Teori Ekuitas ini
membantu menjelaskan mengapa gaji dan kondisi sendiri tidak menentukan motivasi.
Dalam hal bagaimana teori ini berlaku di tempat kerja dan manajemen, kita harus
mencari keseimbangan yang adil antara apa yang kita masukkan ke dalam pekerjaan dan
apa yang kita dapatkan dari itu. Tapi bagaimana kita memutuskan apakah hal itu adil dan
seimbang dengan yang lain?
Jawabannya terletak pada Teori Ekuitas. Mengukur keadilan hendaknya dengan teori
Ekuitas yakni dengan membandingkan antara usaha dan penghargaan, dan faktor lainnya
dalam take and give' - yakni rasio input dan output - serta rasio kenikmatan oleh orang
lain, yang dianggap menjadi titik referensi atau contoh-contoh yang relevan ('rujukan'
orang lain).
Jadi, ini berarti bahwa Ekuitas tidak bergantung pada rasio input-output saja - melainkan
tergantung pada rasio perbandingan antara kita dan rasio orang lain.
Kita membentuk persepsi tentang apa yang merupakan rasio yang adil (seimbang) antara
input dan output dengan membandingkan situasi kita sendiri terhadap "acuan" (sebagai
titik referensi) yang ada di pasar.
Pada prakteknya ini menjelaskan mengapa orang sangat dipengaruhi oleh situasi (dan
pandangan dan gosip) dari rekan, teman, mitra dll, dalam membangun rasa keadilan kita
atau ekuitas dalam situasi pekerjaan kita.
Teori Ekuitas Adams karena itu menjadi model motivasi yang jauh lebih kompleks dan
canggih model dibandingkan dengan sekedar menilai upaya (input) dan reward (output).
Esesnsi dari rasa kesamaan (sense of equity) atau rasa keadilan (atau ketimpangan atau
ketidakadilan) dalam Teori Ekuitas ini hanya bisa didapat setelah memasukkan
perbandingan antara input kita sendiri dan rasio output dengan input dan output rasio
yang kita lihat atau percaya harus dialami atau dinikmati oleh orang lain dalam situasi
yang sama.
Teori penguatan
Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari
konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan
hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.
Teori harapan
Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara
tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan
diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.