Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk dimulai dari pabrik susu rumahan pada
tahun 1958 di Bandung - Jawa Barat. Perusahaan multinasional yang
memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung,
Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung.
Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga, kemudian menjadi
suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971.PT Ultrajaya melebarkan sayap
bisnisnya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company.Perusahaan
ini merupakan pioner di
 bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki
mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara.

Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong


Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring
 perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek
Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari
Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever
Indonesia Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk. bisa kembali ke
bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad
Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg sudah bermukim di
Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana
Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera
Prawirawidjaja.

Dan hingga kini, brand unggulan, UltraMilk, masih tetap unggul di antara
segmen susu cair. Lahan peternakan berlokasi di tengan lahan perkebunan di
dataran tinggi Bandung, dimana tersedia sumber daya alam alami berkualitas
 baik, sebagai bahan baku produk kami. Kesegaran bahan baku serta semua nutrisi
1
yang terkandung di dalamnya kemudian kami proses dengan teknologi Ultra High
Temperature ( UHT ) digabungan dengan teknologi pengemasan aseptik.

Kini, hampir 90% total produksi, kami distribusikan ke seluruh konsumen di


seluruh pelosok Indonesai, sementara kurang lebih 10% produksi, kami ekspor ke
 beberapa negara di Benua Asia, Eropa, Timur Tengah, Australia, dan Amerika.

1.2  Tujuan Penulisan


a)   Menjelaskan manajemen strategi perusahaan
 b)  Menjelaskan formulasi PT. Ultra Jaya

c)   Menjelaskan implementasi PT. Ultra Jaya 


d)   Menjelaskan evaluasi PT. Ultra Jaya  
BAB
II LANDASAN
TEORI

2.1 Manajemen Strategi


Manajemen strategi merupakan kolaborasi antara keputusan dan tindakan
yang akan menghasilkan rumusan atau formulasi pelaksanaan (implementasi)
rencana-rencana yang sudah dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan (pearce
dan robinson dalam sitinjak DKK, 2004). Tompson dan striklen dalan sitinjak (2004)
merumuskan 5 tugas manajemn strategi.
1.   Mengembangkan strategi visi dan misi bisnis.
2.   Menetapkan tujuan.

3.   Memformulasikan strategi untuk mencapai tujuan.


4.   Mengimplementasikan dan mengeksekusi strategi yang dipilih secara
efektif dan efisien
5.   Mengevaluasi keberhasilan strategi, memonitoring perkembangan baru
dan merumuskan penyesuaian yang diperlukan untuk evaluasi dan
merevisi tugas A,B,C atau D.
Visi dan misi perubahan, tujuan, strategi serta implementasi tidak akan pernah
 berakhir sehingga diperlukan peninjauan ulang untuk menilai keberhasilan dan
melihat perubahan lingkungan eksternal dan internal. Carles w.l. hill dan gareth
jones dalam sitinjak (2004) membagi proses perencanaan strategi menjadi lima
langkah utama, yaitu :
1.   Memilih misi dan tujuan korfolasi utama.
2.   Analisis lingkungan eksternal organisasi dengan mengidentifikasikan
oportunitis dan treat.
3.   Analisis lingkungan internal organisasi dengan mengidentifikasikan strength
dan weaknes.
4.   Memilih strategi yang membangun
kekuatan. 5.  Implementasi strategi.
2.2. Tingkatan Strategi
David falkner dan cliff bowman (1997) mengatakan bahwa ada 3 tingkatan
strategi yaitu :
1.   Strategi Korporasi (Corporate Level Strategy)
Tingkat Strategi yang pertama dalam dunia bisnis adalah Strategi di Tingkat
Korporasi atau Corporate Level Strategy, Strategi korporasi menangani seluruh
ruang lingkup strategis perusahaan terutama dalam menentukan tujuan dan sasaran
suatu
 perusahaan. Strategi ini diperlukan untuk menentukan bisnis apa yang harus atau
ingin dimiliki oleh perusahaan seperti jenis produk yang akan diproduksi dan dimana
 produk tersebut harus dipasarkan. Corporate Level Strategy juga menentukan arah
yang akan dituju oleh perusahaan dan peran setiap unit bisnis dalam perusahaan
untuk mencapai arah tersebut.

Ada dua hal penting yang harus dilakukan pada strategi di tingkat korporasi,
yaitu
:
1)   Menetapkan Visi dan Misi Perusahaan (Korporasi) 
Pernyataan Visi adalah pernyataan yang menggambarkan tujuan dan
kondisi dimasa depan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam
 jangka menengah atau jangka panjang. Visi atau dalam bahasa Inggris
disebut dengan Vision ini berfungsi sebagai panduan yang jelas untuk
memilih tindakan saat ini dan di masa yang akan datang.
Pernyataan Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan
oleh perusahaan untuk mewujudkan visi tersebut. Misi atau dalam
 bahasa Inggris disebut dengan Mission ini memberikan arah dan
 batasan-batasan proses pencapaian tujuan.
2)   Menentukan Obyektif atau Tujuan Perusahaan (Korporasi) Objektif
Perusahaan atau Tujuan Perusahaan yang ditentukan adalah
alat yang mendasari semua perencanaan dan kegiatan strategis dan
 berfungsi sebagai dasar untuk membuat kebijakan dan mengevaluasi
kinerja. Contoh Obyektif Perusahaan diantara seperti menghasilkan
laba, meminimalkan pengeluaran atau memperbesar pangsa pasar dan
lain-lainnya.
2.   Strategi Unit Bisnis (Unit Business Level Strategy)
Strategi di Tingkat Unit Bisnis adalah strategi yang digunakan untuk

mencapai tujuan dari setiap unit bisnis seperti unit bisnis layanan, produk, divisi
ataupun anak perusahaan. Strategi ini dijalankan oleh masing-masing unit bisnis
namun harus bersinergi dan mendukung strategi korporasi yang telah ditetapkan oleh
 perusahaan induk. Strategi di Tingkat unit Bisnis ini sangat penting untuk dilakukan
karena dapat melihat unit bisnis mana yang unggul dan unit bisnis mana yang perlu
ditingkatkan lagi.
Memiliki Strategi di tingkat Unit Bisnis ini memungkinkan perusahaan
mempertimbangkan biaya dan manfaat dari setiap unit bisnis dan memutuskan posisi
yang tepat untuk pengalokasian sumber daya perusahaan bahkan dapat digunakan
untuk memutuskan kapan waktunya untuk melakukan divestasi atau menjual unit
 bisnis yang tidak berkontribusi positif sehingga manajemen puncak perusahaan dapat
fokus pada unit bisnis yang paling penting untuk pencapaian strategi korporasi.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada Strategi di Tingkat Unit Bisnis
ini yaitu :
Membedakan Perusahaan kita dengan Kompetitor. Salah satu cara yang
terbaik untuk mengetahui apakah unit bisnis kita telah melakukan yang terbaik
adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT ini memungkinkan
kita untuk

meninjau lingkungan persaingan dan menentukan strategi yang tepat untuk unit bisnis
kita.

Menetapkan Obyektif (Tujuan) dan tindakan-tindakan yang mendukung


strategi di tingkat unit bisnis dan strategi di tingkat korporasi. Sasaran kita saat
membuat strategi unit bisnis adalah untuk menetapkan obyektif atau tujuan dan
inisiatif yang mendukung unit bisnis sekaligus berkontribusi terhadap obyektif
(tujuan) perusahaan secara keseluruhan.
3.   Strategi Fungsional ( Functional Level Strategy)
Strategi di Tingkat Fungsional adalah strategi yang dirumuskan secara
spesifik pada area fungsional tertentu untuk mendukung strategi unit bisnis. Area
fungsional ini meliputi departemen-departemen yang terdapat di unit bisnis seperti
 pemasaran, produksi, keuangan, sumber daya manusia, IT serta penelitian dan

 pengembangan. Strategi Fungsional ini biasanya dihasilkan dan dievaluasi oleh


kepala departemen seperti kepala pemasaran, kepala keuangan, kepala produksi dan
operasi. Individu-individu ini dapat membantu memastikan bahwa departemen
menjalankan elemen strategis yang ditetapkan serta memastikan komponen-
komponen di fungsional ini membantu mendukung strategi di tingkat unit bisnis
maupun strategi di tingkat korporasi.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan strategi di
tingkat fungsional, yaitu :
   Memahami setiap perincian proyek dan pengukurannya.
   Pastikan Strategi yang ditetapkan di tingkat fungsional ini harus selaras
dengan strategi di tingkat unit bisnis dan strategi di tingkat korporasi.
   Hanya perlu mengukur data-data penting yang menentukan
pencapaian terhadap sasaran dan tujuan utama.
BAB III
KEADAAN
UMUM

3.1 Analisis Lingkungan Umum PT. Utra Jaya

Pada dasarnya PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.


merupakan perusahaan dengan model organisasi Industrial (I/O), dimana keunggulan
kompetitifnya ditentukan dari positioning dalam industri, penentu profitabilitasnya
dari karakteristik industri sebagai market leader, penentu tingkat persaingannya yaitu
antar bisnis sejenis, dan dalam menentukan pilihan strategik yaitu memilih industri
yang menarik dalam bidang usaha industri makanan dan minuman dengan jenis susu
maupun teh.
Dalam analisis lingkungan eksternal, maka ada dua lingkungan yang harus
dikaji yaitu lingkungan umum dan lingkungan industri. Lingkungan umum
merupakan suatu lingkungan yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang
lingkup luas yang terlepas dari operasi perusahaan. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah faktor ekonomi, sosial, teknologi, serta demografi. Sedangkan
lingkungan industri yaitu mengarah pada analisis SWOT untuk mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan terhadap pesaing.
Pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk., lingkungan umum yang
dapat dianalisis yaitu sebagi berikut:
Pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk., lingkungan umum yang

dapat dianalisis yaitu sebagi berikut:

1)   Faktor Ekonomi

Data dalam laporan tahunan 2013 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk. mengungkapkan bahwa tahun buku 2013 adalah tahun yang
 penuh tantangan bagi semua industri makanan dan minuman, dan industri
susu, khususnya pelemahan nilai tukar Rupiah yang hampir 30% yang
 berdampak negatif terhadap margin usaha perseroan.
Maka dalam hal ini perusahaan harus meningkatkan volume penjualan untuk
mendapatkan laba atau dapat mempertahankan kondisi keuangan yang stabil
dan baik.
Hal tersebut terbukti, bahwa pada laporan tahunan 2013 PT Ultrajaya Milk

Industry & Trading Company Tbk. mampu meningkatkan volume penjualan


dari semua segmen produk , yang secara keseluruhan naik sebesar 18%.
Selain itu, dalam tahun buku 2013, perusahaan telah menaikkan harga jual
 produk, rata-rata 5% dari harga jual yang berlaku sebelumnya, yang ternyata
membawa dampak yang positif terhadap penjualan bersih. Kenaikan harga
 produk ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kenaikan bahan baku yang
meningkat sebagai akibat dari depresiasi nilai rupiah terhadap dolar AS
khususnya.

2)   Faktor Sosial

Dalam mempengaruhi keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan


gaya hidup dari lingkungan dimana perusahaan beroperasi, maka PT
Ultrajaya Milk Industri & Trading Company Tbk. mengadakan program
pendidikan
 bagi masyarakat Indonesia, termasuk bagi para profesional kesehatan dan
para medis lainnya, dan pendidikan kepada murid-murid sekolah dasar yang
berada di kota besar di Indonesia, tentang manfaat dan nutrisi yang lebih baik
bagi kesehatan bila mengkonsumsi produk susu cair. Perusahaan juga lebih
intens

dalam melakukan promosi dan iklan melalui televisi dan media sosial lainnya
guna menjangkau spektrum pelanggan yang lebih luas.
Dengan demikian dapat disimpulkan; jika pola pikir masyarakat Indonesia
terbentuk bahwa mengkonsumsi susu menjadi sebuah kebutuhan kesehatan
yang urgen , maka permintaan untuk berbagai produk susu pastinya akan
meningkat.

3)   Faktor Teknologi
Dalam memproduksi produk-produk makanan dan minuman yang berkualitas
tinggi, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. menerapkan
sistem yang modern dan mutakhir untuk pemrosesan, pengemasan, logistik,
dan IT secara rutin dimutakhirkan agar terus berjalan dengan perubahan dan

 peningkatan teknologi. Sedangkan pengelolaan persediaan barang jadi


dilakukan dengan suatu sistem yang terotomatisasi dan komputerisasi secara
 penuh.
Hal yang demikian perlu dilakukan karena pada dasarnya perusahaan tersebut
 bergerak pada bidang makanan dan minuman, sehingga teknologi yang
digunakan harus benar-benar mutakhir untuk menjamin kualitas dan
kehigienisan produknya. Karena pada dasarnya perkembangan teknologi di
sektor pangan dan kemasan pada saat ini melaju dengan sangat pesat yang
apabila tidak diikuti secara cepat, maka teknologi yang sekarang digunakan
oleh perusahaan akan ketinggalan dan dapat melemahkan daya saing
 perseroan. Oleh karena itu, setiap perkembangan teknologi yang bertujuan
untuk meningkatkan teknik produksi harus diperhatikan. Dengan demikian,
 perusahaan dapat memilih dan mengarahkan penggunaan teknologi yang lebih
modern, automasi dan tepat guna, dengan biaya yang kompetitif.

4)   Demografi

Pada laporan tahunan 2013 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company

Tbk. menyatakkan bahwa jumlah penduduk di Indonesia saat ini sudah lebih
dari 250 juta orang dengan laju pertumbuhan 1-1,5% per tahun. Tingkat
konsumsi susu yang rendah di kalangan masyarakat Indonesia, pada tahun
2013 masih berkisar pada 12,5 liter per kapita per tahun. Padahal konsumsi
susu perkapita di negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan
Thailand sudah lebih dari 3-4 kali lipat dari Indonesia.
Dengan demikian, maka distribusi geografi pada produk susu perusahaan
tersebut diperlukan agar menyebar luas. Dengan distribusi geografi secara
menyeluruh pada masyarakat Indonesia ditingkatkan, maka konsumsi susu di
kalangan masyarakat Indonesia dapat meningkat dan pasar susu juga dapat
tumbuh lebih baik lagi tidak hanya dalam wilayah domestik namun juga ke
luar negeri.
Hal tersebut terbukti bahwa PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company

Tbk. telah mampu melakukan penjualan ke seluruh daerah di Indonesia,


sedangkan penjualan ekspor dilakukan ke beberapa negara di Asia seperti
Brunei Darussalam, Singapura, Korea Selatan, Kamboja, China dan beberapa
daerah di semenanjung Arab, serta ke Australia dan Amerika Serikat.

3.2 Analisis Michael Porter pada kekuatan persaingan industry PT.Ultrajaya


Saat ini persaingan di bidang bisnis di seluruh dunia sudah tidak dapat di
 prediksi lagi, maka sebelum mendirikan sebuah perusahaan seorang perlu
memprediksi apa yang akan terjadi di kemudian hari. Untuk melihat prediksi
tersebut maka diperlukan strategi dalam pelaksanaannya yang harus di lakukan oleh
para Manajer Puncak. Menurut Stephanie K Marrus yang dikutip Sukristono Strategi
adalah sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
 pada tujuan jangka panjang organisasi, di sertai penyusunan suatu cara atau upaya
 bagaimana agar tujuan tersebut tercapai. Inti dari sebuah Strategi adalah untuk
mengatasi para kompetitor. kompetitor tidak hanya berasal dari perusahaan sejenis
namun dapat berasal dari luar seperti :

1.  Pembeli ( Costumer ).


2.  Pemasok ( Supplier ).
3.  Barang Pengganti ( Subtitute Produk ).
4.  Pendatang Baru ( New Entry ).
5.  Kompetitor.

Menurut Porter jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam


 persaingan yang ketat perusahaan harus memilikh prinsip bisnis, Harga yang tinggi,
Produk dengan biaya yang rendah, dan bukan kedua  – duanya. Berdasarkan prinsip
tersebut maka Porter Menyatakan ada tiga Strategi Generik yaitu : Differentiation,
Overall Cost Leadership dan Fokus. Menurut Porter strategi perusahaan unutk
 bersaing dalam suatu industri dapat berbeda  –  beda dan dalam berbagai dimensi,
Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang biasanya digunakan oleh perusahaan
dalam bersaing, yaitu : Sepesialisasi, Identifikasi Merk,Dorongan Versus Tarikan,

Seleksi Saluran, Mutu Produk, Kepeloporan Teknologis, Integrasi Vertikal, Posisi


Biaya, Layanan,Kebijakan Harga, Leverage, Hubungan dengan Perusahaan Induk,
Hubungan dengan Pemerintah.

Berikut adalah analisis teori Porter pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk.

1.Aspek Pembeli

Pembeli ( Konsumen ) dari produk Ultrajaya Milk mencakup segala usia dari

anak kecil, remaja, dan orang dewasa. Yang hampir di konsumsi oleh segala usia dan
Produk Ultrajaya Milk dapat dinikmati di seluruh dunia.
Manajemen Strategi Perusahaan :

   Pelayanan yang Baik supaya para Pembeli tidak berpaling pada produk yang
lain.
   Produk yang berkualitas dengan Harga yang Rendah dan dapat dijangkau oleh
semua kalangan.
   Promosi.

  Pemberian Hadiah / Mengadakan Kompetisi.

2.Aspek Pemasok

Setiap proses produksi sebuah perusahaan memerlukan sebuah input yang berupa
 bahan baku, tenaga kerja yang dipasok oleh para Suppliers. oleh karena itu para
 perusahaan harus mempunyai relasi yang baik pada para suppliers supaya bahan
baku dapat tercukupi tepat waktu dan sistem pembayaran yang lebih fleksibel.
Manajemen Strategi Perusahaan:
   Perusahaan harus mempunyai hubungan yang baik pada para relasi.
   Perusahaan harus tepat waktu dalam waktu pembayran kepada para suppliers.

3.Subsitusi, barang subsitusi dari Produk Ultrajaya Milk adalah


  Aqua
   Es Tee
   Teh Botol Sosro
   Mizone
   Dan Lain – Lain

Manajemn Strategi
Peusahaan harus Meyakinkan kepada pelanggan bahwa produk Ultrajaya Milk
tetap minuman bersoda no 1 di dunia dan perusahaan mempertahankan kualitas
 produk supaya para pelanggan tidak berpaling ke produk yang lain.

4. Pendatang Baru ( New Entry )

Pendatang baru pada minuman Ultrajaya Milk adalah seperti Mizone, Pocari
Sweet, dan lain sebagainya,
Manajemen Startegi :
   Maka sebaiknya suatau perusahaan harus menerapkan strategi Portee
yaitu, Diferensiasi.

  Harga Yang murah dari produk pendatang baru tersebut.


   Loyalitas Perusahaan Kepada para konsumen.

5.Kompetitor
Manajemen
Strategi:
   Harga Yang terjangkau
   Kualitas yang lebih baik lagi
   Inovasi Produk
   Fokus pada satu produk yaitu minuman bersoda No 1 di Dunia. 
BAB IV STRATEGI
PERUSAHAAN 

4.1  Strategi Korporat


a.   Integration Strategies

Menurut PenulisPT. Ultrajaya memiliki kemampuan untuk melakukan


ekspansi, karena kondisi eksternalnya menarik dan kondisi internal yang
mendukung. Strategi yang digunakan PT. Ultrajaya menggunakan :
Vertical Growth
Ultrajaya mengambil alih fungsi pemasok dan distributor dengan tujuan
meminimalisir biaya dan menggunakan backward integration yaitu Ultrajaya
mendirikan peternakanan sapi di Bandung Selatan dan di Sumatra agar

mengahsilkan susu sendiri yang berkualitas dan Ultrajaya bekerja sama dengan
PT Perkebunan (PTP) sebuah pabrik pengolahan teh yang berkualitas.
b.   Diversification Strategies

Ultrajaya melakukan pendekatan Concentric/related diversification yaitu


mengembangkan usaha yang masih terkait dengan bisnis utama dalam
 produksi dan menjalin kerja sama dengan perusahaan seperti berikut :
1. PT. Kraft Indonesia bergerak dalam bidang industri keju.
2.PT. Nikos Distribution Indonesia bergerak di bidang distribusi,
 perdagangan, angkutan, dan jasa.
3.PT. Ultra Ito-En Manufacturing bergerak dalam bidang industri Teh Hijau
4. PT. Ito-En Ultrajaya Wholesale didirikan oleh Ultrajaya untuk
memasarkan, menjual, dan mendistribusikan produk Teh Hijau RTD.
5.PT. Ultra Sumatra Dairy Farm bergerak dalam bidang pertanian,
 peternakan, dan perdagangan dan didirikan dengan tujuan untuk
mengembangkan peternakan sapi perah di daerah Sumatra.
6.PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan bergerak dalam bidang pertanian,
 peternakan, dan perdagangan.
7.PT. Ultra Agri Lestari bergerak dalam bidang pertanian, dan perdagangan.
c.   Stability Strategy

Selama tahun 2013 hingga 2014 Ultrajaya mengalami penurunan laba usaha
sebesar 2,6% yaitu dari 12,2% senilai Rp. 432,2 milyar di tahun 2013 menjadi

9,6% senilai Rp. 374,1 milyar di tahun 2014 hal ini disebabkan oleh
meningkatnya pemakaian bahan langsung dan beban produksi tidak langsung,
sedangkan biaya upah langsung relatif tidak mengalami perubahan, maka dari
itu penulis menyimpulkan bahwa PT. Ultrajaya memilih strategy   No
Change/tanpa perubahan yaitu PT. Ultrajaya tidak melakukan apa-apa
dan PT. Ultrajaya tetap melakukan strategi yang telah dijalankan dan
menggunakan strategi Profit Strategy/Laba sama halnya dengan hal diatas
PT. Ultrajaya tidak melakukan perubahan yang sangat significant dan tetap
menjalankan strategi yang dijalankan pada kondisi lingkungan yang menurun
dan Ultrajaya masih bisa mendapatkan laba dalam jangka waktu pendek.
d.   Retrenchment Strategy

Karena mengalami penurunan laba dari tahun 2013 hingga 2014 dan dapat
dilihat pada gambar 1.3 penulis menyimpulkan bahwa PT. Ultrajaya
menggunakan strategi Turnaround Strategy yaitu PT. Ultrajaya menekankan
 pada peningkatan efisiensi penghematan pada biaya bahan baku meskipun
kondisi internal perusahaan belum terlalu parah dan berkemungkinan bisa
diselamatkan dan bisa menaikkan laba.

e.   Portofolio Strategy
BCG Growth –  Share Matrix
a visi pemasaran yang terfokus –  t erusmenerus membangun brand image yang kuat dan memperlebar berbagai macam produk makanan dan

elah melakukan investasi yang signifikan dalam aktivitas pemasaran, teknologi, pengembangan produk dan yang paling penting, distribusi
di Indonesia yang memiliki jaringan distribusi yang paling luas, mencakup seluruh daerah Indonesia, mu
hotel dan pelanggan komersial.Jaringan distribusi ini juga didukung oleh
 jaringan penjualan PT. Ultrajaya yang terdiri dari lebih 300 tenaga penjual, lebih dari 100 kendaraan, se

Pasar utama PT. Ultrajaya adalah masyarakat Inndonesia dengan populasi 200 juta

orang yang memiliki tingkat daya beli yang meningkat. Pasar domestik mencapai 90

persen dari total produksi perusahaan ini. Namun sejak 1988, perusahaan ini mulai

aktif memasuki pasar ekspor ke negara-negara tertentu.PT Ultrajaya memiliki

berbagai pengklasifikasian minuman seperti minuman susu segar UHT, teh UHT,

jus buah UHT, minuman kesehatan UHT, susu kental manis. PT Ultrajaya memiliki

beberapa jenis produksi seperti ultra milk full cream, buavita, teh kotak, ultra sari

kacang ijo, susu ultra kental manis.

abat/rekan kerja, atau tetangganya. Perilaku masa lalu juga tidak kalah penting dalam mempengaruhi minat beli. Konsumen yang pernah
konsumen pernah mengalami keracunan ketika mengkonsumsi produk PT Ultrajaya, maka besar kemun
Berkaitan dengan uraian di atas, penulis bermaksud mengetahui pengaruh

sikap, norma subyektif dan perilaku lampau terhadap minat membeli kembali
 pada konsumen PT. Ultrajaya yang pada akhirnya akan mempengaruhi
 perilaku membeli konsumen.

4.2   Strategi Bisnis


mengembangkan portofolio produk dengan fokus yang berkelanjutan pada pemrosesan UHT untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi
duk segar, sehat dan berkualitas tinggi. Dan PT. Ultrajaya yakin bahwa terdapat peluang pertumbuhan di masa mendatang yang signifikan
Ultrajaya baru saja mendirikan dua

4.3  Strategi Fungsional


a)  Aspek SDM

an berupaya untuk meminimalisir risiko kecelakaan, cedera dan penyakit pada para pegawai dengan memantau dan
menciptakan suatu lingkungan kerja yang aman. PT. Ultrajaya mengoperasikan suatu departemen kesehatan dan keselamatan yang terdiri
keselamatan memantau dengan ketat dan mengaudit operasi produksi secara
rutin untuk memantau pelaksanaan prosedur keselamatan.

 b)  Aspek Teknologi


Pada tahun 2012, PT. Ultrajaya menerapkan suatu sistem Oracle ERP, yang

telah meningkatkan kemampuan operasional dan analitis dengan


meningkatkan efisiensi operasional.Hal ini menggantikan sistem SAP ERP
yang telah digunakan selama sepuluh tahun.Sistem konektivitas penjualan dan
 penelusuran in-house, sistem Oracle ERP juga telah dikonfigurasikan agar
dapat bekera bersamaan, yang memungkinkan untuk memantau penjualan
harian di seluruh jaringan distribusi di Pulau Jawa. Selain itu,PT. Ultrajaya
sedang dalam proses menerapkan sistem manajemen kinerja usaha Hyperion
untuk meningkatkan kemampuan perencanaan usaha dan pelaporan
keuangan.
c)  Aspek Riset dan Pengembangan
PT. Ultrajaya memiliki suatu tim penelitian dan pengembangan yang
 berdedikasi dengan tujuan untuk memperluas penawaran produkdan
meningkatkan efisiensi proses produksi. Sebagai contoh, produk-produk

"Ultra Mimi" dan "Teh Kotak Less Sugar”diperkenalkan oleh tim

penelitian dan pengembangan. PT. Ultrajaya berencana untuk terus


memantau pasar
untuk peluang-peluang baru untuk potensi peluncuran produk, dengan
mengandalkan keahlian produk yang sudah ada. Sebagai contoh, PT.
Ultrajayaakan terus mencari cara untuk mengembangkan produk-produk susu

dengan rasa yang baru serta produk-produk yang fungsional dan bernilai
tambah yang diyakini memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan di masa
mendatang. Selanjutnya, juga secara historis telah mempertimbangkan
meluncurkan produk-produk minuman yoghurt UHT dan segmen-segmen
susu pasteurisasi dan mungkin akan mencari cara untuk meluncurkan produk-
 produk demikian di pasar pada waktu yang tepat.
BAB V
IMPLEMENTASI STRATEGI

5.1 Siapa yang mengimplementasikan

Pengimplementasian strategi yang sudah diterapkan perusahaan tergantung terhadap


skala organisasi dan Struktur Organisasi yang ada, implementasi yang diterapkan
oleh PT. Ultrajaya dilakukan oleh para Manajer, Dewan Komisaris, Direksi dan
Komite Audit dan pemangku kepentingan perusahaan.  
5.2 Apa yang dilakukan
Untuk mengimplementasikan strategi, PT. Ultrajaya memerlukan rumusan
 program-program dan prosedur yang akan dilakukan oleh PT. Ultrajaya untuk
 periode 2014.
a.  Program
PT. Ultrajaya melakukan program ekspor ke beberapa negara termasuk
Australia, Kamboja, Mikronesia, Nigeria, Arab Saudi, Korea Selatan dan
Amerika Serikat dan PT. Ultrajaya melakukan perjanjian Toll Manufacturing
dengan Unilever Indonesia dan dengan Sanghiang Perkasa dimana PT.
Ultrajaya dimana perjanjian tersebut menyatakan tentang standar
pengendalian kualitas.
b.  Prosedur 
Dalam Program Ekspor yang dilakukan oleh PT. Ultrajaya prosedur yang

dilalukan antara lain melalui sebelas agen yang berlokasi di luar Indonesia.
Dan untuk prosedur Toll Manufacturing PT. Ultrajaya melakukan dengan cara
menjalin kerja sama dengan Unilever Indonesia dan Sanghiang Perkasa
dimana perjanjian dengan Unilever Indonesia mengatur produksi dan
 pengemasan jus buah UHT sedangkan untuk perjanjian dengan Sanghiang
Perkasa itu sendiri mengatur perjanjian pengolahan dan pengemasan susu
 bubuk bayi.
5.3 Balance Scorecard dan Peta Strategi untuk Mengevaluasi Kinerja

a.  Balance Scorecard


Tabel Balance Scorecard PT. Ultrajaya Milk Industry

Perspektif Strategi Uraian Strategi Indikator

Pertumbuhan Program ekspor Melakukan ekspor


keuntungan yang Peningkatan brand melalui 11 agen di
 berkelanjutan image luar Indonesia dan
Keuangan meningkatkan kerja
sama dengan
 beberapa
 perusahaan lain
Produk yang Memproduksi Teknologi yang
 berkualitas dengan teknologi dimiliki oleh

yang mutakhir Ultrajaya seperti


 pengolahan dengan
Pelanggan sistem UHT yang
menghasilkan
kepercayaan
masyarakat
terhadap
Peningkatkan Meningkatkan  produk Ultrajaya
kualitas produk  banyak produk Memproduksi
 berbagai macam
 produk seperti susu,

Proses Bisnis  jus buah dan


minumah teh
Internal Peningkatan laba Meningkatkan Meningkatkan
kinerja operasional kapasitas produksi
dengan menambah
lini-lini produksi
untuk meningkatkan
kapasitas produk
Meningkatkan Budaya Penempatan
kualitaskinerjakompetensi karyawan yang
Pembelajaran
yang lebih baik seluruh karyawansesuai dengan
dan
Ultrajaya kemampuan,
Pertumbuhan melakukan training
 pada karyawan

b. Peta Strategi
Tabel Peta Strategi PT. Ultrajaya Milk Industry

Peningkatan Laba

Keuangan yang berkelanjutan

Kepercayaan terhadap
Konsumen produk Ultrajaya

Proses Bisnis Peningkatan Peningkatan Laba


InternalKualitas Produk
Pertumbuhan Peningkatan
dan kualitas kinerja
Pembelajaran
BAB VI
KESIMPULAN

PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun
1958 di Bandung Jawa Barat. Perusahaan multinasional yang memproduksi minuman
dan berawal dari industri rumah tangga, kemudian menjadi suatu entitas perseroan
terbatas pada tahun 1971 PT. Ultrajaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT.
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company dan merupakan perusaab pioner di
 bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin
 pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara.
Kelemahan dan kekurangan yang dimiliki PT. Ultrajaya merupakan
tantangan terbesar yang harus diperhatikan agar bisa bersaing dengan perusahaan-
perusahaan lainnya melalui analisis SWOT dan analisis faktor internal dan eksternal
diharapkan
 bisa menjadi pembelajaran agar perusahaan bisa bersaing di masa yang akan datang.
PT. Ultrajaya memiliki strategi-strategi perusahaan yang diterapkan untuk
keberlangsungan proses kinerja internal perusahaan diantaranya strategi korporat
yaitu meliputi Integration Strategy, Diversification Strategy, Stability Strategy,
 Retrenchment Strategy, dan Coorporate Parenting.Serta strategi bisnis yang
dilakukan perusahaan dan Strategi Fungsional yang meliputi aspek SDM, Teknologi,
Riset dan Pengembangan.

Implementasi strategi PT. Ultrajaya diterapkan dalam program-program yang akan


dilakukan secara bertahap di masa yang akan datang dan implementasi perusahaan
diterapkan dalam Balance Scorecard dan Peta Strategi.
DAFTAR PUSTAKA

leosukmawijaya.wordpress.com 

Anda mungkin juga menyukai