Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sambungan merupakan bagian yang banyak dijumpai pada kontruksi


bangunan ataupun kontruksi mesin. Pada jenis kontruksi, sambungan
merupakan bagian yang penting dalam perencanaan, dimana sambungan
berfungsi untuk menghubungkan beberapa batang menjadi sebuah rangka
batang. Sambungan tersebut akan mendukung gaya-gaya yang akan dipikul
oleh batang satu dengan yang lainya, sehingga seluruh rangka batang akan
memikul perlakuan gaya sesuai dengan prilaku batang masing-masing.
Khususnya bidang permesinan baik mesin konvensional maupun non
konvensional, bidang konstruksi bangunan, seperti penggunaan sambungan
baut dan mur, pengelingan, maupun sambungan las yang sering digunakan
dalam penyambungan konstruksi-konstruksi tersebut.

Pada perencanaan suatu pengelasan, konstruksi yang dirancang harus


aman. Karena proses penyambungan logam atau yang sering kita sebut dengan
proses pengelasan (welding) ini adalah salah satu proses terpenting dalam
industri logam, permesinan dan manufaktur. Proses pengelasan ini terlihat
sangat sederhana, tetapi sebenarnya terdapat banyak masalah yang terjadi di
lapangan pada saat proses pengelasan dilakukan. Dapat dikatakan bahwa
dalam perencanaan konstruksi bangunan dan mesin dengan menggunakan
sambungan las harus direncanakan pula tentang cara pengelasan, cara
pemeriksaan, bahan las dan jenis las yang akan dipergunakan, berdasarkan
fungsi dan bagian bagian konstruksi atau mesin yang dirancang.

Aplikasi penggunaan proses pengelasan salah satunya pada konstruksi


penyambungan pondasi tiang pancang dermaga yang menuntut hasil
pengelasan secara baik dan memiliki tingkat keamanan (safety factor) yang

1
tinggi, hal ini dikarenakan mengingat salah satu fungsi dermaga yang
dipergunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan
bongkar muat barang dan menaik-menurunkan penumpang. Kesalahan dalam
perencanaan pondasi akan mengakibatkan runtuhnya dermaga karena pondasi
tidak dapat menahan gaya yang berasal dari konstruksi dermaga, gaya dari
kapal yang bersandar untuk melakukan bongkar muat barang atau menaik-
menurunkan penumpang dan beban impact apabila terjadi benturan tongkang
ke tiang pancang.

Pada perencanaan pengelasan ini adanya kegagalan las pada sambungan


pondasi tiang pancang dermaga, dimana salah satu konstruksi dari pondasi
tiang pancang dermaga mengalami patah pada bagian sambungan las yang
masih berumur 3 bulan setelah pembangunan selesai. Kegagalan ini
disebabkan karena adanya benturan tongkang ke tiang pancang tersebut
(K.N.Syahputra & A.W.Nugroho,2015). Oleh karena itu penulis akan
menganalisa sesuai kriteria dalam perencanaan pengelasan yaitu : kuat stabil
dan kaku, disamping itu konstruksi harus efisien dan ekonomis dalam
pemakaian bahan. Mengacu pada latar belakang permasalahan yang ada, maka
rumusan masalah ditekankan untuk mengetahui kemampuan atau kekuatan
pengelasan pada sambungan las pondasi tiang pancang.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai


berikut:

1. Bagaimana spesifikasi tiang pancang yang digunakan pada kontruksi


pondasi dermaga?
2. Mengetahui besar beban benturan atau besar beban yang diterima tiang
pancang?

2
3. Bagaimana kekuatan yang terjadi pada sambungan las pondasi tiang
pancang dermaga?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penyusunan tugas ini adalah :

1. Mengetahui spesifikasi tiang pancang yang digunakan untuk pondasi


dermaga.
2. Mengetahui besar nilai beban yang diterima tiang pancang dari tongkang.
3. Menganalisa perhitungan kekuatan hasil penggunaan las pada sambungan
pondasi tiang pancang dermaga.

1.4 Batasan masalah

untuk mendapatkan pembahasan yang lebih terarah dan didapatkan hasil


yang maksimal maka dari itu penulis membatasi dan menekankan pada hal-hal
sebagai berikut:

1. Membahas tentang spesifikasi tiang pancang yang digunakan untuk


pondasi dermaga dengan penyambungan las.
2. Membahas tentang hasil perhitungan kekuatan las pada sambungan
pondasi tiang pancang dermaga.

Anda mungkin juga menyukai