Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH

PERMODELAN OSEANOGRAFI
Resume Materi Kuliah 2

Oleh:

Abby Zharfan M. P.

26050118140048

Oseanografi A

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
• Persamaan diferensial adalah persamaan yang melibatkan variable-variabel tak bebas
dan deviratif-deviratifnya terhadap variable-variabel bebas.
𝜕2 𝑉 𝜕2 𝑉
+ 𝜕𝑦2 = 0 variabel bebas = x, y; variable tak bebas = V
𝜕𝑥 2

• Persamaan diferensial biasa (ordinary differential equation) disingkat PDB adalah suatu
persamaan diferensial yang hanya mempunyai satu variable bebas. Orde persamaan
diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalam persamaan tersebut.
• Persamaan diferensial parsial (disingkat PDP) adalah suatu persamaan diferensial yang
mempunyai dua atau lebih variable bebas. Metode beda hingga didasarkan pada
ekspansi deret Taylor, yaitu metode pendekatan agar sebuah persamaan diferensial
parsial dapat diubah menjadi operasi aritmatika dan operasi logika yang dapat dibaca
oleh komputer.
• Pendekatan beda hingga untuk turunan pertama memiliki 3 pendekatan, yaitu
pendekatan beda maju, pendekatan beda mundur, dan pendekatan beda tengah.
Sedangkan, pendekatan beda hingga untuk turunan kedua hanya menggunakan
pendekatan beda tengah saja.
• Pada persamaan Difusi 1D ada 3 macam metode beda hingga yang dapat menyelesaikan
persamaan perpindahan panas satu dimensi unsteady, yaitu Metode FTCS, Metode
Laasonen, dan Crank-Nicolson.
• Metode FTCS ini berbentuk 2 Dimensi, yang berarti memiliki arah horizontal berupa
ruang dan vertikal berupa waktu serta memiliki solusi bersyarat dengan syarat
Δ𝑡 1
kestabilan, yaitu 𝛼 Δ𝑥 ≤ 2. Kemudian turunan waktu didiskritisasi dengan pendekatan

beda maju, sedangkan turunan ruang didiskritisasi dengan pendekatan beda tengah.
Metode ini termasuk kedalam metode eksplisit dimana waktunya belum berjalan yang
menyebabkan nilai n yang dipakai dalam diskritisasi
• Metode Laasonen berbentuk 2 Dimensi pula. Pada metode ini urunan waktu
didiskritisasi dengan pendekatan beda maju juga, sedangkan turunan ruang
didiskritisasi dengan pendekatan beda tengah juga. Yang membedakan metode ini
dengan FTCS adalah pada nilai n-nya, dimana pada metode Laasonen fenomena
kejadian sudah terjadi yang berarti waktu sudah berjalan yang bermakna metode ini
adalah metode implisit. Oleh karena itu, kita harus mencari nilai di n+1. Metode ini
juga tidak memiliki nilai awal dan syarat batas.
• Metode Crank-Nicolson itu merupakan gabungan dari metode FTCS dan Laasonen.
Jadi pada metode ini kita akan mencari nilai yang berada pada n+1/2 dengan terlebih
dahulu menginterpretasikan persamaan pada metode FTCS dan dilanjutkan dengan
persamaan metode Laasonen. Metode ini memiliki nilai awal dan syarat batas pada
metode FTCS yang merupakan jenis metode eksplisit.
• Dalam pengerjaan eksplisit persamaan hidrodinamika 1D dipergunakan metode FTCS.
Pada pengerjaannya proses diskritisasi tidak terlepas dari persamaan momentum dan
kontinuitas. Kedua persamaan ini tidak bisa dipisah karena nilai kecepatan juga akan
dipergunakan dalam menghitung nilai elevasi.

Anda mungkin juga menyukai