Lesbian, Gay, Biseksual Dan Transgender: Tinjauan Teori Psikoseksual, Psikologi Islam Dan Biopsikologi
Lesbian, Gay, Biseksual Dan Transgender: Tinjauan Teori Psikoseksual, Psikologi Islam Dan Biopsikologi
ABSTRACT
The rise of LGBT case in Indonesia, attracted the attention of researchers to see how the view of
psychology about LGBT. This study is a literature review research using relevant reference theories
and publications in the field of Psychosexual, Islamic Psychology, and Biopsychology. According
to the psychosexual perspective, humans are inherently bisexual. A person to be able to express
himself as LGBT or heterosexual is when he is in phallic phase, where the point of pleasure is in the
genitals. Based on the Islamic psychology, LGBT behavior is a type of ammara personality;
dominated by lust 55%, assisted by 30% of mind power, and 15% of qalbu. While based on
biopsychological point of view, LGBT behavior is not influenced by hormones but occurs due to
changes in brain structure caused by experience and environment called plasticity, where the
behavior of a person is able to change the shape of the human brain itself. From the results of the
literature review above shows that LGBT is an abnormality of sexual orientation that is influenced
by one's experience and environment.
ABSTRAK
Maraknya kasus LGBT yang semakin ramai menjadi bahan perbincangan di Indonesia, menarik
perhatian peneliti untuk melihat bagaimana pandangan ilmu psikologi terhadap LGBT. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian kajian pustaka dengan menggunakan referensi teori yang relevan,
terutama dalam bidang teori psikoseksual, psikologi islam dan biopsikologi. Menurut perspektif
psikoseksual, manusia secara inheren adalah biseksual. Seseorang hingga mampu menyatakan
dirinya LGBT atau heteroseksual adalah ketika ia berada di fase falik, dimana pada fase ini titik
kenikmatan terletak pada alat kelamin. Berdasarkan psikologi kepribadian islam, perilaku LGBT
merupakan jenis kepribadian ammarah yang didominasi oleh hawa nafsu 55% dibantu oleh daya
akal 30% dan daya qalbu 15%. Sedangkan berdasarkan sudut pandang biopsikologi, perilaku LGBT
tidak dipengaruhi oleh hormon melainkan terjadi karena adanya perubahan struktur otak yang
disebabkan oleh pengalaman dan lingkungan yang disebut dengan plastisitas dimana perilaku
seseorang mampu mengubah bentuk otak manusia itu sendiri. Dari hasil kajian kepustakaan di atas
menunjukkan bahwa LGBT adalah keabnormalan orientasi seksual yang dipengaruhi oleh
pengalaman dan lingkungan seseorang.
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
28| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018
seks. Selain liwath terdapat istilah lain yang mengusik kehidupan LGBT selama LGBT
terkenal dalam Islam, yaitu sihaq (sebutan tidak mengusik kehidupan mereka.
untuk Lesbian). Berdasarkan paparan di atas, maka
Prasetyo dan Amri (2017) tulisan ini bertujuan untuk menganalisis
memberikan fakta bahwa LGBT di Aceh LGBT dari perspektif Psikologi, terutama
sudah ada semenjak tahun 2007 dengan Teori Psikoseksual, Psikologi Islam, dan
berkedok kegiatan pendampingan korban dan Biopsikologi.
HAM. Kaum LGBT juga aktif melakukan
penguatan kapasitas melalui training dan METODE PENELITIAN
diskusi tentang HAM, seksualitas, dan Jenis penelitian ini adalah penelitan
perlindungan hak kelompok. Menurut kepustakaan (library research), yaitu
penelusuran Ketua Komisi D DPRK Banda serangkaian penelitian yang berkenaan
Aceh, Farid Nyak Umar, yang dikutip dalam dengan metode pengumpulan data pustaka
Aceh.Tribunnews.com menyatakan bahwa atau penelitian yang objek penelitiannya
komunitas tersebut juga sudah pernah bekerja digali melalui beragam informasi kepustakaan
sama dengan salah satu instansi Pemerintah yang dapat bersumber dari buku, ensiklopedi,
Aceh serta aktif menjalankan programnya jurnalilmiah, koran, majalah, dan dokumen
melalui sekolah model (acting, model, dan (Syaodih, 2009).
dansa), serta manajemen artis dengan Penelitian kepustakaan atau kajian
merekrut generasi muda Aceh untuk literatur (literature review atau literature
diorbitkan ke level yang lebih tinggi (Prasetyo research) merupakan penelitian yang
& Amri, 2017). mengkaji atau meninjau secara kritis
Walaupun Indonesia merupakan pengetahuan, gagasan, atau temuan yang
negara yang memiliki penduduk yang terdapat di dalam tubuh literature berorientasi
berorientasi seksual menyimpang terbanyak akademik (academic-oriented literature),
ke-5 di dunia, Indonesia merupakan negara serta merumuskan kontribusi teoritis dan
yang intoleran terhadap fenomena LGBT. metodologisnya untuk topic tertentu,Cooper
Tercatat 26,1% penduduk Indonesia tidak dan Taylor (Farisi, 2010).
suka terhadap komunitas LGBT, dan hasil Fokus penelitian kepustakaan adalah
survei tersebut menduduki peringkat nomor 1 menemukan berbagai teori, hukum, dalil,
dari 10 peringkat komunitas yang paling prinsip, atau gagasan yang digunakan untuk
dibenci oleh warga Indonesia (Hamdi, 2017). menganalisis dan memecahkan pertanyaan
Di Indonesia terdapat 3 sikap penelitian yang dirumuskan. Adapun sifat dari
masyarakat dalam merespon fenomena LGBT penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni
yaitu pro, kontra, dan tidak peduli. Bagi yang penguraian secara teratur data yang telah
pro, mereka menghargai setiap hak asasi diperoleh, kemudian diberikan pemahaman
manusia dan terus menyuarakan tentang dan penjelasan agar dapat dipahami dengan
kebebasan dalam menentukan hidupnya. baik oleh pembaca.
Sedangkan bagi yang kontra, mereka
beranggapan bahwa LGBT adalah virus yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat mencoreng norma-norma sosial, agama, A. LGBT Ditinjau Dari Perspektif Teori
dan memutuskan garis keturunan. Sedangkan Psikoseksual
bagi yang tidak peduli terhadap fenomena Psikoanalisis merupakan teori dalam
LGBT memilih biasa-biasa saja dan tidak psikologi yang dikembangkan oleh Freud
ketika ia menangani orang-orang yang
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
30| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018
mengalami neurosis dan masalah mental kemudian pada perempuan dewasa. Dia juga
lainnya (Berry, 2001).Salah satu bagian teori akan mengidentifikasi diri dengan
psikoanalisis yang sangat terkenaladalah penakluknya, si ayah, dengan berusaha mirip
tahap perkembangan psikoseksual. Pada dengannya, agar bisa menjadi seorang laki-
bagian ini, Freud menjelaskan perkembangan laki jantan. Setelah beberapa tahun berjalan,
anak-anak yang berpusat pada seksualnya, tahap laten ini menjadi matang dan dia akan
sehingga dalam proses pemenuhannya dapat masuk ke usia remaja, ke dunia heteroseksual
menentukan kepribadian dan orientasi seksual orang dewasa.
sang anak di masa depan (Prawira, 2013). Anak perempuan juga memulai
Adapun fase perkembangan psikoseksual, hidupnya dengan cinta terhadap ibu. Di sini
antara lain: fase oral, fase anal, fase falik, fase yang akan kita lihat adalah bagaimana proses
laten, dan fase genital (Feist & Feist, 2014). peralihan cinta dan sayangnya dari ibu ke
Menurut Freud, fase perkembangan seseorang ayah sebelum terjadi krisis Oedipal. Proses
sehingga menentukan dirinya menjadi LGBT yang terjadi pada diri anak perempuan disebut
atau heteroseksual adalah ketika berada di Freud sebagaikecemburuan terhadap penis
fase falik. (penis envy). Bocah perempuan juga
Fase ini terjadi pada usia 3 hingga 5 menyadari perbedaan antara laki-laki dan
tahun dan titik kenikmatan terletak pada alat perempuan dan sadar dirinya punya
kelamin. Pada masa inilah adanya Oedipus kekurangan. Dia juga ingin memiliki penis
Complex yaitu anak laki-laki berusaha dan seluruh kekuatan yang diasosiasikan
menarik perhatian ibunya dan memusuhi dengannya. Karena mendapatkan penis
ayahnya, atau Electra Complex yaitu anak tidaklah mungkin, akhirnya dia mengganti
perempuan berusaha menarik perhatian dengan hal lain, misalnya bayi. Setiap anak
ayahnya dan memusuhi ibunya (Prawira, tahu, keinginan memiliki ayah sama dengan
2013). keinginan ibu memiliki bayi. Dengan
Menurut Boeree (2016). cara kerja demikian, bocah perempuan bisa mengalihkan
Oedipal pada anak laki-laki atau perempuan perhatiannya dari ayah.
adalah sebagai berikut : Anak perempuan kemudian mengganti
Objek cinta kita yang pertama adalah ayah dengan bocah laki-laki lalu dengan pria
ibu kita. Kita butuh perhatian, kasih sayang, dewasa dan mengidentifikasi diri dengan ibu,
dan belaiannya. Namun, kita menginginkan seorang wanita yang telah mendapatkan pria
itu semua dalam pengertian seksual secara yang dia inginkan. Menurut Freud, wanita
luas. Seorang bocah laki-laki punya saingan tidak terlalu memiliki kecemasan seperti pria,
dalam mendapatkan keinginannya ini, yaitu karena wanita tidak terlalu tergantung pada
ayahnya sendiri. Ayahnya lebih besar, kuat, heteroseksual dan tidak terlalu peduli dengan
dan pintar darinya. Si ayah tidur dengan moral dibanding pria (Boeree, 2016).
ibunya, sementara dia sendiri dibiarkan
sendirian di tempat tidur yang kecil. Baginya, B. LGBT Ditinjau Dari Perspektif
ayah adalah musuh. Psikologi Islam
Karena dia tahu ayahnya lebih kuat Berdasarkan konsep kepribadian
darinya dan khawatir akan penisnya sendiri, Islam, manusia dipandang sebagai satu
dia akan beralih pada pertahanan-pertahanan kesatuan yang utuh dan dilahirkan dalam
ego. Dia akan mengganti keinginan keadaan fithrah (suci). Dalam bukunya yang
seksualnya terhadap ibunya menjadi berjudul “Kepribadian Islam dalam Perspektif
keinginan terhadap bocah perempuan, dan Psikologis” Mujib (2006) menyebutkan
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Muhammad Rizki Akbar Pratama, Rahmaini Fahmi, Fatmawati Lesbian, Gay, Biseksual…|31
bahwa ada 3 substansi dasar pada manusia, makhluk lainnya. Manusia dapat
yaitu: mengendalikan hawa nafsunya dengan
1. Substansi jasmani, merupakan suatu aspek menggunakan akalnya (Baharuddin, 2007).
yang terdapat dalam diri manusia berupa Dimensi akal berada di otak yang merupakan
struktur organisme fisik yang bersifat hasil dari kerja otak itu sendiri. Akal
material, seperti: tangan, kaki, wajah, dan merupakan daya berpikir manusia untuk
anggota tubuh lainnya. memperoleh pengetahuan yang bersifat
2. Substansi ruhani, merupakan aspek psikis rasional dan dapat menentukan eksistensi
yang terdapat dalam diri manusia sebagai manusia. Akal mampu memperoleh
penggerak bagi keberadaan jasad manusia pengetahuan melalui daya argumentatif dan
yang menjadi esensi kehidupan. Fungsinya juga menunjukkan substansi berpikir, mampu
berguna untuk memberikan motivasi dan berpendapat, mampu memahami,
menjadikan dinamisasi tingkah laku. Ruh menggambarkan, menghafal, menemukan,
ini membimbing kehidupan spiritual dan mengucapkan sesuatu.
nafsani manusia untuk menuju pancaran
nur ilahi yang suci yang menerangi c. Dimensi Nafsu
ruangan nafsani manusia, meluruskan akal Nafsu dalam terminologi psikologi
budi, dan mengendalikan impuls-impuls dekat dengan istilah konasi yang berarti
rendah (Zidadat, 1986). berbuat, berkemauan, atau berkehendak.
3. Substansi nafsani merupakan aspek dalam Nafsu menunjukkan struktur di bawah sadar
diri manusia yang bersiat psiko-fisik dan dari kepribadian manusia. Apabila manusia
memiliki tiga dimensi penting yang mengumbar dominasi nafsunya, maka
memiliki peranan yang berbeda satu sama kepribadiannya tidak akan mampu
lain, yaitu: bereksistensi, baik di dunia apalagi di akhirat.
Prinsip kerja berbagai nafsu di atas mengikuti
a. Dimensi Qalbu prinsip kenikmatan (pleasure principle) dan
Al-Ghazali membagi pengertian qalbu berusaha mengumbar impuls-impuls
menjadi dua, yaitu qalbu yang bersifat primitifnya. Apabila impuls-impuls ini tidak
jasmani dan qalbu yang bersifat ruhani. Qalbu terpenuhi maka terjadi ketegangan diri
yang bersifat jasmani merupakan organ dalam (Gumiandari, 2011).
tubuh manusia berupa segumpal daging yang
terletak dalam dada sebelah kiri atau lazimnya Al-Ghazali melihat adanya satu
disebut jantung. Sedangkan qalbu yang potensi lain dari diri manusia yang tidak
bersifat ruhani yang berhubungan dengan termasuk dalam kategori hawa nafsu, ia
qalbu jasmani, merupakan hakikat dari adalah kekuatan Tuhan (Quwwatan
manusia yang bersifat sebagai pengontrol, Rabbaniyah). Kekuatan Tuhan adalah
pemandu, dan pengendali struktur nafsu lain. kekuatan yang berasal dari percikan cahaya
Apabila qalbu ini berfungsi secara normal, Ilahi. Kekuatan ini terletak dalam akal sehat
maka kehidupan manusia menjadi baik dan manusia. Dengan menggunakan kekuatan ini,
sesuai dengan fitrah aslinya (Gumiandari, manusia dapat menundukkan ketiga kekuatan
2011). di atas (Najati, 2001). Interaksi yang baik dari
ketiga komponen tersebut akan menghasilkan
b. Dimensi Akal kepribadian yang sesungguhnya. Namun
Akal merupakan salah satu komponen dalam kondisi khusus, masing-masing
jiwa yang membedakan manusia dengan komponen tersebut saling berlawanan, tarik-
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
32| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468