Anda di halaman 1dari 15

Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol.

17 (2)(2019): 55-70

Pemetaan Data Pelayanan Transportasi Antarmoda Dalam


Mendukung Sistem Informasi Kawasan Destinasi Wisata di Lampung
1
Listantari 2Yessi Gusleni 3Bayu Kania
1,2Puslitbang Transportasi Antarmoda, Balitbanghub,
Jl. Medan Merdeka Timur, No 5, Jakarta Pusat 10110, Indonesia
3Universitas Langlangbuana

Jl. Karapitan No. 116 Cikawao, Lengkong Kota Bandung 40261


Email : 1mtm_listantari@yahoo.co.id 2gusleni@gmail.com 3bayukania@gmail.com

ABSTRAK
Pariwisata di Provinsi Lampung semakin tumbuh dengan menyuguhkan kian banyak obyek wisata andalan dan
unggulan. Transportasi merupakan bagian penting dalam dunia pariwisata dan merupakan salah satu faktor utama
yang mempengaruhi berkembangnya pariwisata. Guna meningkatkan pelayanan transportasi dalam hal ini adalah
transportasi antarmoda dalam mendukung pariwisata di Provinsi Lampung maka perlu didukung data dan sistem
informasi kawasan destinasi wisata yang terkait dengan pelayanan transportasi antarmoda. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memetakan kebutuhan data dan informasi untuk meningkatkan pelayanan transportasi antarmoda
serta dalam rangka mendukung sistem informasi kawasan destinasi wisata di Lampung. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder dan primer serta analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dukungan transportasi terhadap destinasi wisata di Lampung masih belum optimal, dimana
belum seluruh destinasi wisata terlayani oleh transportasi umum. Adapun sistem informasi pariwisata di Lampung
belum terintegrasi dengan informasi layanan transportasi, sehingga menyebabkan sistem informasi ini belum dapat
memenuhi kebutuhan pengguna infomasi yang akan menuju wilayah destinasi wisata, seperti informasi waktu
perjalanan, alternatife moda, perkiraan biaya transportasi, dan alternatif rute sehingga perlu dikembangkan sistem
informasi pariwisata terintegrasi dengan transportasi.
Kata kunci: pelayanan, transportasi, antarmoda, wisata
ABSTRACT
Data Mapping Of Intermodal Transportation Services In Monitoring Information Systems In Tourism Destination
Areas In Lampung. Tourism in Lampung Province is growing by presenting more and more reliable and excellent
tourism objects. Transportation is an important part in the world of tourism and is one of the main factors that
influence the development of tourism. In order to improve transportation services in this case is intermodal
transportation in supporting tourism in Lampung Province, it is necessary to support data and information systems
of tourist destination areas related to intermodal transportation services. The purpose of this study is to map the
needs of data and information to improve intermodal transportation services and in order to support the
information system of tourist destination areas in Lampung. The method used in this study is secondary and primary
data collection and descriptive analysis. The results showed that transportation support for tourist destinations in
Lampung was still not optimal, where not all tourist destinations were served by public transportation. The tourism
information system in Lampung has not been integrated with transportation service information, so this information
system has not been able to meet the needs of information users who are going to tourist destination areas, such as
travel time information, alternative modes, estimated transportation costs, and alternative routes so it is necessary
to develop an integrated tourism information system with transportation.
Keywords: service, transportation, intermodal, tourism

PENDAHULUAN meningkatkan pelayanan transportasi


Pariwisata di Provinsi Lampung semakin antarmoda dalam mendukung destinasi wisata
tumbuh dengan menyuguhkan kian banyak serta mendukung pengembangan sistem
obyek wisata andalan dan unggulan. Pariwisata informasi kawasan destinasi wisata di Lampung,
yang ada di Lampung antara lain Pasir Pantai maka perlu dilakukan pemetaan data
Putih, Teluk Kiluan, Taman Nasional Way pelayanan transportasi antarmoda.
Kambas, Pulau Kubur, Menara Siger, Air Terjun Tujuan penelitian ini adalah untuk
Putri Malu, Gunung Krakatau, Taman Wisata memetakan data dan informasi pelayanan
Lembah Hijau, Pantai Tanjung Setia, dan Taman transportasi antarmoda dalam rangka
Purbakala Pugung Raharjo. mendukung sistem informasi kawasan destinasi
Salah satu unsur strategis dalam aktivitas wisata di Lampung dan guna meningkatkan
kepariwisataan adalah sektor transportasi yang pelayanan transportasi antarmoda untuk
merupakan media dalam membawa wisatawan kawasan destinasi wisata. Adapun output yang
dari daerah asal menuju destinasi wisata. Guna diharapkan dari kajian ini adalah tersedianya
56 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70

data dan informasi pelayanan tranportasi 3. Wisatawan yang bepergian untuk bisnis
antarmoda dalam mendukung kawasan (business trips)
destinasi wisata di Lampung. 4. Penumpang kapal pesiar yang singgah di
Produk wisata terdiri dari berbagai unsur pantaii (cruise passengers on shore)
dan merupakan suatu paket yang tidak Transportasi menurut Edward K. Morlok
terpisahkan, yaitu objek pariwisata yang (1984: 33 - 34) transportasi merupakan
terdapat pada daerah -daerah tujuan wisata, merupakan bagian integral dari suatu fungsi
yang menjadi daya tarik orang-orang untuk masyarakat. Transportasi menunjukkan
datang berkunjung ke daerah tersebut., fasilitas hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup
yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang
seperti akomodasi perhotelan, bar dan produktif, dan selingan serta barang-barang
restoran, entertainment dan rekreasi serta dan pelayanan yang tersedia untuk dikonsumsi.
transportasi yang menghubungkan Pada sebagian negara maju, sebagian besar
negara/daerah asal wisatawan serta penduduk yang bekerja berpergian setiap hari
transportasi di tempat tujuan ke objek-objek dengan kendaraan mekanis ke dan dari tempat
pariwisata. bekerja, di samping perjalanan untuk
Berkembangnya pariwisata sangat berbelanja dan kegiatan sosial lainnya.
tergantung pada empat faktor yaitu (Gunn, Transportasi menurut Fidel Miro (2004: 4)
2002:41-57) yaitu: dapat diartikan sebagai usaha memindahkan,
1. Attractions (daya tarik) menggerakkan, mengangkut, atau
Terdiri dari site attractions (tempat-tempat menggalihkan suatu objek dari suatu tempat ke
bersejarah, tempat dengan iklim yang baik, tempat lain, di mana di tempat lain objek
pemandangan indah) dan event attractions tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna
(kejadian atau peristiwa) misalnya konggres, untuk tujuan-tujuan tertentu. Transportasi juga
pameran atau peristiwa lainnya; merupakan sebuah proses, yakni proses
2. Pelayanan pindah, proses gerak, proses mengangkut dan
Pelayanan atau fasilitas-fasilitas yang mengalihkan di mana proses ini tidak bisa
disediakan termasuk didalamnya fasilitas dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung
restoran atau rumah makan, agen untuk menjamin lancarnya proses perpindahan
perjalanan, serta toko - toko yang sesuai dengan waktu yang diinginkan. Alat
menyajikan barang khas daerah pendukung yang dipakai untuk melakukan
3. Transportasi proses pindah, gerak, angkut dan alih, bisa
Aksesibilitas, dimana tempatnya tidak bervariasi, tergantung pada bentuk objek yang
terlampau jauh, tersedianya transportasi ke akan dipindahkan tersebut, jarak antara suatu
lokasi tersebut secara teratur, sering, tempat dengan tempat lain dan maksud objek
murah, aman dan nyaman; yang akan dipindahkan tersebut.
4. Informasi Dalam setiap peraturan perundang-
Adanya informasi perjalanan, informasi undangan transportasi diamanahkan untuk
dapat disajikan dalam bentuk peta, buku menyusun tatanan dan rencana induk masing-
petunjuk, artikel dalam majalah, brosur masing moda, yaitu rencana induk jaringan lalu
maupun melalui internet lintas dan angkutan jalan, tatanan
Peran transportasi sangat penting dalam sistem perkeretaapian nasional, tatanan
kepariwisataan dimana sektor transportasi kepelabuhanan nasional dan tatanan
membawa wisatawan dari asal wisatawan menuju kebandarudaraan nasional serta tersusunnya
daerah tujuan wisatwan. perencanaan umum jaringan jalan nasional dan
Empat klasifikasi wisatawan menurut Peter jalan tol. Salah satu faktor yang diamanahkan
E. Tarlow (Soeseno Bong dkk, 2019: 4) yaitu dalam penyusunan tatanan dan rencana induk
sebagai berikut: transportasi adalah keterpaduan intra dan
1. Wisatawan yang bepergian untuk antarmoda transportasi. Sebagaimana terdapat
kesenangan (pleasure) dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
2. Wisatawan yang bepergian untuk rapat atau KM 15 Tahun 2010 tentang Cetak Biru
mewakili orang lain (meeting or Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun
representing others) 2010 – 2030.
Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70 57

Sistem transportasi memiliki satu kesatuan transportasi; jadwal moda angkutan; dan
definisi yang terdiri atas: sistem, yakni bentuk jarak tempuh dari posisi pengguna ke simpul
keterikatan dan keterkaitan antara satu variable transportasi lainnya yang terdekat dengan
dengan variable lain dalam tatanan yang tempat tujuan (Handinidevi, 2013) .
terstruktur, serta transportasi, yakni kegiatan 2. Terdiri dari 4 (empat) parameter yang
pemindahan penumpan dan barang dari satu meliputi: travel time; mode choice; cost
tempat ke tempat lain. Dari dua pengertian di atas, estimation; dan alternate route (Ma’aruf,
pengertian sistem transportasi dapat diartikan priyanto sigit, 2017).
sebagai bentuk keterkaitan dan keterikatan yang Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
integral antara berbagai variable dalam suatu pemetaan data pelayanan transportasi
kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari antarmoda dalam mendukung sistem informasi
satu tempat ke tempat lain. Maksud adanya sistem kawasan destinasi wisata di Lampung antara
transportasi adalah untuk mengatur dan lain:
mengkoordinasikan pergerakan penumpang dan Studi Penyusunan Pedoman Penilaian
barang yang bertujuan untuk memberikan Tingkat Keterpaduan Transportasi Antarmoda
optimalisasi proses pergerakan tersebut. (2013). Merupakan kajian penyusunan
Dalam sistem transportasi terdapat 2 (dua) pedoman penilaian tingkat keterpaduan
aspek yang sangat penting, yakni: aspek sarana, transportasi antarmoda dengan tujuan kegiatan
berhubungan dengan jenis atau piranti yang adalah tersedianya norma, standar, pedoman,
digunakan dalam hal pergerakan manusia dan kriteria serta sistem dan prosedur dalam
barang, seperti mobil, kapal, kereta api (KA) penyelenggaraan transportasi antarmoda. Hasil
dan pesawat terbang. Aspek ini juga sering penelitian yaitu Keterpaduan penyelenggaraan
disebut dengan moda atau jenis angkutan dan transportasi antarmoda adalah: Keterpaduan
aspek prasarana, berhubungan dengan wadah Pelayanan Transportasi (Keterpaduan operasional),
atau alat lain yang digunakan untuk yaitu keterpaduan dalam hal pelaksanaan
mendukung sarana, seperti jalan raya, jalan rel, pelayanan kepada pengguna jasa (kapasitas,
dermaga, terminal, bandara, dan stasiun kereta jadwal, tingkat pelayanan (LOS), system tiket dan
api. kriteria pelaksanaan pelayanan lainnya). Hal-hal
Transportasi antarmoda yang terpadu harus tersebut harus disediakan secara terpadu dan
mencakup pada keterpaduan pelayanan, mampu menyediakan pelayanan yang optimal;
keterpaduan pada jaringan pelayanan dan Keterpaduan Jaringan Pelayanan Transportasi
keterpaduan pada jaringan prasarana transportasi. Antarmoda adalah keterpaduan pada pelayanan
Dalam KM. 49 tahun 2005 tentang SISTRANAS, transportasi antarmoda perkotaan, transportasi
disebutkan pengertian tentang ketiga keterpaduan antarmoda antarkota, dan transportasi antarmoda
tersebut, yaitu: luar negeri. (Sumber: KM . 49 Tahun 2005 Tentang
1. Pelayanan transportasi adalah jasa yang SISTRANAS). Untuk mewujudkannya antara lain
dihasilkan oleh penyedia jasa transportasi dibutuhkan keterpaduan pada rute dan trayek
untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk mewujudkan pelayanan transportasi
jasa transportasi. antarmoda secara berkesinambungan. Jaringan
2. Jaringan pelayanan transportasi adalah trayek dan rute dari berbagai moda angkutan yang
susunan rute-rute pelayanan transportasi berbeda harus terintegrasi dan saling melengkapi
yang membentuk satu kesatuan satu dan lainnya untuk mendukung keterpaduan
hubungan. transportasi antarmoda. Jaringan pelayanan
3. Jaringan prasarana transportasi adalah transportasi harus mendukung keterpaduan pada
serangkaian simpul yang dihubungkan pelayanan transportasi antarmoda perkotaan,
oleh ruang lalu lintas sehingga transportasi antarmoda antar kota, dan
membentuk satu kesatuan. transportasi antarmoda luar negeri; dan
Parameter transportasi dalam sistem informasi Keterpaduan Jaringan Prasarana (Keterpaduan
berdasarkan beberapa sumber adalah sebagai secara fisik). Keterpaduan jaringan prasarana
berikut: transportasi antarmoda ini diwujudkan dalam
1. Terdiri dari 7 (tujuh) parameter yang meliputi: bentuk interkoneksi antarfasilitas dalam terminal
posisi pengguna; peta rute yang dapat dipilih; transportasi antarmoda, yaitu simpul transportasi
pilihan destinasi; moda transportasi yang yang berfungsi sebagai titik temu antarmoda
dapat digunakan; biaya penggunaan moda transportasi yang terlibat, yang memfasilitasi

57
58 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70

kegiatan alih muat, yang dari aspek tatanan dasar teori, referensi-referensi, serta peraturan
fasilitas, fungsional, dan operasional, mampu perundang-undangan yang terkait dan relevan
memberikan pelayanan antarmoda secara dengan kajian. Data sekunder juga diperoleh
berkesinambungan. (Sumber: KM . 49 Tahun 2005 dari sumber instansional Pemerintah Daerah
Tentang SISTRANAS). setempat yakni Pemerintah Provinsi Lampung:
Listantari dan Marlia Herwening (2015) instansi Bappeda, Dinas Pariwisata, Dinas
menyebutkan peningkatan pelayanan angkutan Perhubungan, dan Dinas Bina Marga.
penumpang antarmoda di Stasiun Bogor sudah Pengumpulan data primer dilakukan melalui
berjalan, namun perlu perbaikan dalam aspek survei lapangan di lokasi wisata, dengan
kemudahan memperoleh informasi lokasi melakukan wawancara, pengamatan
naik/turun angkutan umum dan aspek langsung/observasi, penyebaran kuesioner
kenyamanan berjalan kaki dari pintu stasiun yang telah disusun sebelumnya. Kuesioner
menuju lokasi pemberhentian angkutan umum digunakan sebagai panduan pada saat
karena kinerjanya dinilai rendah oleh wawancara.
penumpang di Stasiun Bogor. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
Penelitian yang telah dilakukan membahas menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan
tentang transportasi antarmoda sangat menjelaskan atau mendeskripsikan suatu
diperlukan dalam memberikan pelayanan keadaan, peristiwa, obyek, atau segala sesuatu
angkutan penumpang antarmoda kepada yang terkait dengan variable-variabel yang bisa
pengguna jasa. dijelaskan baik dengan angka-angka maupun
Metodologi kata-kata. Aplikasi metoda descriptive analysis
Analisis dilakukan secara komprehensif dalam kegiatan ini meliputi:
dengan pendekatan deskriptif baik secara 1. Inventarisasi jaringan prasarana:
kuantitatif maupun kualitatif yang ditunjang ketersediaan simpul transportasi sesuai
oleh data primer hasil wawancara serta data kebutuhan; ketersediaan fasilitas dan
sekunder berupa kepustakaan, dokumen peralatan pendukung alih moda di kawasan
perencanaan, dan data pendukung lainnya. wisata; serta hirarki dan kapasitas jalan
Kebutuhan data terdiri dari kebutuhan data penghubung ke kawasan wisata.
sekunder dan primer. Data sekunder adalah 2. Inventarisasi jaringan pelayanan:
data informasi yang diperoleh dari studi ketersediaan trayek/ rute angkutan umum
literatur, sumber-sumber atau instansi terkait di kawasan wisata; hirarki jaringan trayek
yang meliputi: data transportasi (jaringan angkutan umum yang melayani kawasan
prasarana; jaringan pelayanan; dan pelayanan), wisata; dan jenis kendaraan serta kapasitas
data kepariwisataan dan sistem informasi angkutnya.
pariwisata Lampung. Sedangkan data primer 3. Inventarisasi Pelayanan: ketersediaan
adalah data atau informasi yang diperoleh jadwal dan frekuensi angkutan umum yang
langsung di lapangan. Data primer berupa sudah pasti di kawasan wisata; kesesuaian
wawancara dengan cara pengisian kuesioner jadwal dan frekuensi antar moda angkutan
dari para wisatawan untuk memperoleh umum di kawasan wisata; pelaksanaan
gambaran terkait dengan kepuasan pengguna sistem tiket dan tarif yang terintegrasi
layanan transportasi menuju daerah wisata untuk pelayanan angkutan umum di
Lampung serta kepuasan layanan informasi. kawasan wisata; ketersediaan informasi
Pengumpulan data sekunder dilakukan rute dan jadwal di kawasan wisata.
melalui survei kepustakaan, meliputi dasar-
Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70 59

4. Evaluasi sistem informasi pariwisata sedangkan kawasan Taman Nasional Way


eksisting. Kambas (TNWK) kurang banyak di kunjungi.
5. Analisis kebutuhan informasi pelayanan Permasalahan Kepariwisataan Bidang
transportasi antarmoda ke kawasan Transportasi
destinasi wisata di Lampung. Permasalahan kepariwisataan Provinsi
6. Pemetaan data transportasi. Lampung berdasarkan hasil wawancara dengan
Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, meliputi:
Hasil Dan Pembahasan a. Belum tersedianya rambu-rambu/penunjuk
Pariwisata Lampung arah dan spot-spot selancar yang jelas
Selama 6 tahun terakhir jumlah wisatawan menuju lokasi;
yang berkunjung ke Provinsi Lampung terus b. Kuantitas dan kualitas transportasi menuju
meningkat. Wisatawan yang berkunjung ke lokasi kurang memadai;
Lampung masih didominasi wisatawan c. Moda transportasi wisata masih bercampur
nusantara (98% wisnus dan 2% wisman). dengan transportasi reguler (city tour bus);
Terdapat sekitar 51 destinasi wisata yang d. Kondisi dermaga dan infrastruktur sarana
tersebar di seluruh Provinsi Lampung yang umum kurang memadai untuk
dikelompokkan kedalam 5 kelompok wisata, bersandarnya kapal cruise dan yacht serta
yaitu Wisata buatan: bendungan, muara, pusat belum tersedianya area parkir kapal yang
konservasi, theme park, water park; Wisata tidak merusak ekosistem;
alam: air terjun, bukit, danau, gunung, pantai, e. Peningkatan kualitas bandara (menjadi
pulau, pemandian air panas, suoh, taman bandara internasional); dan
nasional, dan teluk; Wisata budaya: makam dan f. Peningkatan kualitas penyeberangan
perkampungan tradisional; dan Wisata kuliner: bakauheni – merak.
restaurant. Pemetaan Data Pelayanan Transportasi Ke
Dalam Review Rencana Induk Destinasi Wisata
Pembangunan Kepariwisataan Daerah Akses masuk/menuju wilayah Provinsi
(Ripparda) Provinsi Lampung 2010-2025, jenis Lampung dapat melalui udara (bandara), laut
dan tempat pariwisata yang menjadi favorit (pelabuhan), dan kereta api (stasiun). Akses
wisatawan adalah wisata pantai dan laut bagi masuk dan jalan lintas di Provinsi Lampung
para wisatawan mancanegara dan wisatawan seperti yang terlihat pada Gambar 1.
nusantara. Secara detail kawasan pariwisata Akses masuk ke Provinsi Lampung ini adalah
yang banyak di kunjungi oleh wisatawan sebagai berikut:
nusantara (wisnus) adalah kawasan wisata di
Teluk Lampung dan Selat Sunda, sebanyak 80% 1. Bandara Radin Inten II, waktu tempuh dari
responden survei pasar pariwisata menjawab Jakarta ±30 menit dengan rata-rata 58 kali
menyatakan bahwa bagian Teluk Lampung dan penerbangan/hari.
Selat Sunda dan sekitarnya merupakan obyek 2. Bandara M. Taufik Kiemas Krui (Pesisir
wisata yang paling banyak dikunjungi bagi Barat): Bengkulu – Krui – Bandar Lampung
wisatawan mancanegara, kawasan wisata di (setiap hari Selasa, Kamis, Sabtu).
Pesisir Barat Lampung menjadi favorit, 3. Pelabuhan Bakauheni, menghubungkan
Tabel. 1 Perkembangan Jumlah Wisatawan ke Prov. Lampung 2012-2017
Tahun Wisatawan Total Pertumbuhan
Pergerakan Nusantara Kunjungan Mancanegara
2012 2,581,165 58,205 2,639,370 13.14%
2013 3,392,125 75,590 3,467,715 31.38%
2014 4,327,188 95,528 4,422,716 27.53%
2015 5,530,803 114,907 5,645,710 27.65%
2016 7,381,774 155,053 7,536,827 33.49%
2017 11,395,827 243,372 11,639,199 54.45%
2018* 12,000,000 275,000 12,275,000 5.46%
2019* 13,000,000 300,000 13,300,000 8.35%
59
Ket: *target
Sumber: Dinas Pariwisata Prov. Lampung, 2018
60 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70

dengan Pulau Jawa. Gambar. 2 Pelayanan Transportasi Darat Men


4. Krui, Liwa: Jalur jalan raya dari Provinsi
Bengkulu.
5. Kotabumi, Blambangan Umpu: Jalur jalan
raya dan Kereta api dari Provinsi Sumatera
Selatan (Kertapati – Tanjungkarang)
6. Mesuji: Jalur jalan raya Lintas Timur
Sumatera dari Provinsi Sumatera Selatan
Adapun layanan transportasi ke destinasi
wisata yang dilihat dari ketersediaan jaringan
jalan dan ketersediaan angkutan umum adalah
sebagai berikut:
1. Ketersediaan jaringan jalan:
a. Jaringan jalan di seluruh lokasi daerah
wisata sudah tersedia.
b. Sebagian besar daerah wisata berada
di jaringan jalan nasional (64,7%), Jaringan Transportasi Dara
13,8% di jaringan jalan provinsi, dan
0,04 % di jaringan jalan kabupaten.
2. Ketersediaan angkutan umum: terdapat 18
titik lokasi yang belum terlayani angkutan
umum (35% belum terlayani).
Pemetaan data pelayanan transportasi
menuju Lampung berdasarkan data-data hasil
inventarisasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Pelayanan Transportasi Dar

Gambar. 1 Akses Masuk Kota Bandar Lampung


Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70 61

61
62 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70

Tabel. 2 Pemetaan Data Pelayanan Transportasi Menuju Lampung


Ke Lampung Dari Lampung
Jalur
No. Angkutan Waktu Waktu
Transportasi Keberangkatan Kedatangan Frekuensi Biaya (Rp.) Keberangkatan Kedatangan Frekuensi Biaya (Rp)
Perjalanan Perjalanan
1 Darat (Jalan) • Terminal
Rajabasa
Tarif terjauh Terminal bus Terminal bus
Bus AKAP Terminal Kalideres 1 kali/hari - - - -
• Kota Bumi 150.000 Bakauheni merak
• Pakuan Ratu

• Terminal
Rajabasa
• Kota Bumi
Terminal Kp. 230.000 Terminal bus Terminal Kp. 200.000-
Bus AKAP 39 kali/hari - 23 kali 7-11 Jam
Rambutan • Bukit Kemuning -350.000 Bakauheni Rambutan 250.000
• Simpang Meo
• Way Halim
Stasiun KAI 160.000- Stasiun KAI Tanjung Stasiun KA
Bus Damri Stasiun KA Gambir 38 kali/hari 8-9 jam 4 kali/hari 8-9 jam 235.000
Tanjung Karang 280.000 Karang Gambir
Stasiun KAI Stasiun KAI Tanjung Stasiun KA
Bus Damri Stasiun KA Bekasi 1 kali/hari - 250.000 1 kali/hari - 250.000
Tanjung Karang Karang Bekasi

• Stasiun KAI
Tanjung Karang
Stasiun KA • Rajbasa Stasiun KAI Tanjung Stasiun KA
Bus Damri 1 kali/hari 10 jam 255.000 1 kali/hari 10 jam 255.000
Bogor Karang Bogor
• Bandar Lampung
• Metro
Stasiun KA Stasiun KAI Stasiun KAI Tanjung Stasiun KA
Bus Damri 2 kali/hari 12-13 jam 265.000 2 kali/hari 12-13 jam 265.000
Bandung Tanjung Karang Karang Bandung

Darat KA Eksekutif Stasion Stasiun 9 jam 45 Stasiun Tanjung Stasion 9 jam 45


2 Kertapati 2 kali/hari 242.000 Kertapati 2 kali/hari 35.000
(Kereta) & Ekonomi Tanjung Karang menit Karang menit
(Sumatera (Sumatera
Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70 63

Ke Lampung Dari Lampung


Jalur
No. Angkutan Waktu Waktu
Transportasi Keberangkatan Kedatangan Frekuensi Biaya (Rp.) Keberangkatan Kedatangan Frekuensi Biaya (Rp)
Perjalanan Perjalanan
Selatan) Selatan

8.000 8.000
Pelabuhan Merak Pelabuhan Berangkat 2,5 - 4 (anak) Pelabuhan Pelabuhan Berangk 2,5 - 4 (anak)
Kapal ASDP
(Banten) Bakauheni setiap jam jam 15.000 Bakauheni Merak (Banten) at setiap jam jam 15.000
(dewasa) (dewasa)

3 Laut pukul 45.000 pukul 45.000


08.00, (anak) 08.00, (anak)
Pelabuhan Tj.
Pelabuhan Tj. pukul pukul
Kapal ASDP Pelabuhan Panjang 3 kali/hari 75.000- Pelabuhan Panjang Priok (DKI 3 kali/hari 75.000-
Priok (Jakarta) 16.00, dan 16.00, dan
1.000.000 Jakarta) 1.000.000
pukul pukul
24.00 (dewasa) 24.00 (dewasa)

4 Udara Lion,
Bandara Soe
Sriwijaya, Bandara Soe- Bandara Raden 400.000 - Bandara Raden 1.000.00
21 kali/hari 35 menit Hatta 9 kali/hari 45 menit
Batik, Hatta (Tangerang) Inten II 750.000 Inten II 0-400.000
(Tangerang)
Garuda
Wings Bandara Husein Bandara Husein
Bandara Raden 500.000 - Bandara Raden 600.000-
Sastranegara 4 kali/hari 60 menit Sastranegara 1kali/hari 60 menit
Inten II 1.300.000 Inten II 700.000
(Bandung) (Bandung)
Wings, Bandara 1 kali (Senin, Bandara
Garuda Internasional Selasa, Internasional
Bandara Raden 350.000 - Bandara Raden 500.000-
Sultan Mahmud Kamis, 50 menit Sultan Mahmud 1 kali/hari 55 menit
Inten II 400.000 Inten II 600.000
Badaruddin Jumat, Badaruddin
(Palembang) Sabtu (Palembang)
Wings Bandara
Bandara
Bandara Raden 1 jam 15 850.000 - Bandara Raden International 1 jam 15 700.000-
International Hang 1 kali/hari 1 kali/hari
Inten II menit 900.000 Inten II Hang Nadim menit 800.000
Nadim (Batam)
(Batam)
Wings Bandara Bandara Taufik 1 kali 350.000 - Bandara Taufik Bandara 700.000-
50 menit 1 kali/hari 1 jam
Fatmawati- Kemas (selasa, 400.000 Kemas Fatmawati- 800.000

63
64 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70

Ke Lampung Dari Lampung


Jalur
No. Angkutan Waktu Waktu
Transportasi Keberangkatan Kedatangan Frekuensi Biaya (Rp.) Keberangkatan Kedatangan Frekuensi Biaya (Rp)
Perjalanan Perjalanan
Soekarno rabu, sabtu Soekarno
(Bengkulu) (Bengkulu)
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2018
Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70 65

Tabel. 3 Evaluasi Pelayanan Transportasi Antarmoda


N
Pelayanan Transportasi Antarmoda Indikator Hasil wawancara dan penilaian
o.

1 Penyediaan jaringan prasarana dan informasi jaringan prasarana

1 Simpul yang tersedia: bandara, terminal, dan


Ketersedian simpul transportasi Ada
.a pelabuhan; bandara belum internasional

Kurang memadai; dibeberapa titik menuju


1 Kapasitas jalan menuju Kawasan
Kondisi destinasi wisata utama bahkan sangat tidak
.b Destinasi Wisata
memadai

Halte/tempat berhenti angkutan Keberadaan dan kondisi Ada, tetapi kurang memadai; hanya ada
1
umum bertrayek di depan/ dalam Kawasan halte/ tempat berhenti dibeberapa kawasan wisata tertentu, belum
.c
Destinasi Wisata angkutan umum ditempat yang diharapkan

2 Penyediaan Fasilitas Alih Moda

2 Informasi tentang angkutan umum Keberadaan rambu/papan


Ada, tetapi kurang memadai
.a menuju Kawasan Destinasi Wisata informasi

Jalan penghubung/ selasar dari


2 Keberadaan dan kondisi
terminal penumpang ke halte/ tempat Tidak ada
.b jalan penghubung/ selasar
berhenti angkutan

3 Keterpaduan Jaringan Pelayanan

3 Jaringan trayek angkutan pemadu Keberadaan jaringan trayek


Ada, tetapi kurang memadai
.a moda untuk Destinasi Wisata pemadu moda

Jaringan trayek angkutan umum


3 Keberadaan jaringan trayek
perkotaan yang mengakses Kawasan Ada, tetapi kurang memadai
.b angkutan umum perkotaan
Destinasi Wisata

Jaringan trayek angkutan umum antar


3 Keberadaan jaringan trayek
kota yang mengakses Kawasan Destinasi Ada, tetapi kurang memadai
.c angkutan umum antar kota
Wisata

3 Angkutan taksi resmi berargo yang Keberadaan taksi resmi Ada, tetapi kurang memadai; hanya
.d melayani Kawasan Destinasi Wisata berargo dibandara

4 Keterpaduan pelayanan

4 Keberadaan papan time-


Time-table/jadual angkutan Tidak ada
.a table/jadual

4 Peta/lay-out/papan trayek/rute yang Keberadaan informasi rute Ada, tetapi kurang memadai, hanya melalui
.b dilalui angkutan yang dilalui website prov

4 Operasional angkutan yang sesuai Kesesuaian jadual angkutan


Tidak selalu
.c jadual lanjutan

4 Fasilitas reservasi dan ticketing untuk Keberadaan dan kondisi


Ada, dan memadai
.d angkutan loket tiket angkutan lanjutan
Penilaian
4 SistemPelayanan Transportasi
tarif terintegrasi untuk Antarmoda
Keberadaan sistemmaksimal,
tarif dimana jaringan transportasi telah
Tidak ada
Evaluasi pelayanan transportasi terintegrasi
.e angkutan antarmoda tersedia akan tetapi pelayanannya tidak optimal,
ditinjau dari 4 aspek, yaitu penyediaan jaringan
Sumber: hasil analisis, 2018
selain itu keterpaduan pelayanan belum optinal.
prasarana dan informasi jaringan prasarana, Evaluasi pelayanan transportasi antarmoda
penyediaan fasilitas alih moda, keterpaduan menuju daerah destinasi wisata di Provinsi
jaringan pelayanan, keterpaduan pelayanan. Lampung selengkapnya diuraikan pada Tabel 3.
Berdasarkan hasil wawancara dan tinjauan
lapangan dapat simpulkan bahwa pelayanan Sistem Informasi Kawasan Destinasi Wisata di
transportasi antarmoda menuju daerah destinasi Provinsi Lampung
wisata di Provinsi Lampung saat ini masih belum
65
66 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70

Sistem informasi kawasan destinasi wisata N Menu Informasi


Provinsi Lampung yang menyajikan informasi o.
mengenai obyek wisata serta informasi penunjang 5 Pola Pola destinasi: Bandar lampung,
wisata (akomodasi, transportasi, tiket, dll) di . Perjalanan Teluk Lampung, Tulang Bawang,
wilayah Provinsi Lampung telah tersedia. Sistem Teluk Kiluan, Pesisir Barat,
informasi yang tersedia saat ini telah berbasis web, Lampung Timur, Kota Agung,
yang dirancang oleh pemerintah daerah Provinsi Lampung Selatan.
Lampung (Dinas Pariwisata Provinsi Lampung dan 6 Portal Provinsi Lampung; Dinas Pariwisata
Dinas Pariwisata Kab./Kota) dengan alamat . (Lampung, Kab. Lampung Selatan,
website http://www.pariwisatalampung.com/ Kab. Lampung Tengah, Kab.
yang merupakan pembaharuan dari website Lampung Utara, Kab. Lampung
sebelumnya adalah Barat, Kab. Tulang Bawang, Kab.
http://dinaspariwisata.lampungprov.go.id/. Tanggamus, Kab. Lampung Timur,
Informasi dalam website pariwisata selengkapnya Kab. Way Kanan, Kab. Pringsewu);
Komisi informasi Lampung.
dapat dilihat pada Tabel 4.
Pada website sistem informasi pariwisata Sumber:http://www.pariwisatalampung.com/
terdapat kategori transportasi dalam menu Tabel. 5 Informasi dalam Kategori Transportasi
Gambaran Umum. Informasi transportasi yang
disajikan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5. No Jenis Informasi Keterangan
Informasi
Tabel. 4 Informasi dalam Website Pariwisata Prov.
1. Bus Trans Jadwal Tabel info
Lampung
Lampung keberangkatan jadwal
N Menu Informasi bus trans keberangkatan
o. lampung bus tidak jelas.
1 Home Destination; Newest Listing; Pola 2. Taksi Tujuan -
. Perjalanan Koperhud
Bandara
2 Explor Galery video; Event; Wisata buatan Radin Inten
. e (bendungan, menara, pusat II Branti
konservasi, theme park, water (Avanza &
park); Wisata alam (air terjun, Xenia)
bukit, danau, gunung, pantai
pulau, permandian air pana, suoh, 3. Bus Umum Lintasan trayek -
taman nasional, dan teluk); Wisata Antar Kota
budaya (makam, perkampungan Dalam
tradisional); Wisata kuliner Provinsi &
(restaurant); Travel dan hotel. Tarif Batas
Atas
3 Gambaran Profil dinas (tupoksi, struktur
. Umum organisasi, dan kebijakan); Profil 4. Kereta Api Jadwal -
Lampung (sekapur sirih; gambaran keberangkat
umum Provinsi Lampung; batas
5. Transportasi Jurusan dan -
daerah Provinsi Lampung; alam,
dalam Kota rute trayek
flora, dan fauna; pintu masuk ke
Bandar
Lampung; komoditas unggulan,
Lampung
dan transportasi.
6. Transportasi Data Tabel data
4 Berita • -
Udara penerbangan tidak jelas
.
Sumber: http://www.pariwisatalampung.com/
Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70 67

Gambar. 4 Identifikasi Kebutuhan Informasi berdasarkan Pengguna

Gambar. 3 Desain Sistem Informasi Transportasi dalam Mendukung Destinasi Wisata

Jika dilihat dari sistem informasi destinasi Setelah melakukan identifikasi kebutuhan
wisata eksisting masih belum terintegrasi. Belum informasi pengguna transportasi menuju kawasan
terintegrasinya destinasi wisata dengan destinasi wisata, dirumuskan suatu desain sistem
transportasi dalam sistem informasi pariwisata informasi seperti yang tergambar pada Gambar 4.
yang ada menyebabkan sistem informasi ini belum Desain sistem informasi transportasi terdiri dari
dapat memenuhi kebutuhan infomasi transportasi beberapa sub sistem, yaitu sub sistem informasi
(waktu perjalanan, alternatife moda, perkiraan menuju lokasi wisata, sub sistem informasi ke
biaya transportasi, dan alterantif rute). kawasan wisata, dan sub sistem informasi dari
kawasan wisata.

67
68 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70

Kesimpulan serta peningkatan pelayanan transportasi,


seperti: ketersediaan jadwal angkutan;
1. Dari hasil pemetaan dukungan transportasi peningkatan sistem kepastian jadwal
terhadap wisata belum optimal, hal ini keberangkatan dan kedatangan moda
disebabkan oleh keterpaduan transportasi transportasi; dan sistem tarif terintegrasi.
antarmoda yang belum terwujud, selain itu Ucapan Terima Kasih
pelayanan angkutan umum menuju kawasan Terima kasih disampaikan kepada seluruh
wisata di wilayah Lampung belum optimal jajaran dan staf Dinas Perhubungan Provinsi
dilihat dari aspek kualitas dan kuantitas Lampung, Dinas Pariwisata Provinsi Lampung,
sarana dan prasarana serta standar Bappeda Provnsi Lampung yang telah memberikan
pelayanan, salah satunya adalah jalur ijin untuk melakukan survei serta seluruh pihak
angkutan umum yang tidak langsung yang membantu jalannya penelitian ini hingga
melewati kawasan wisata. Kondisi ini selesai.
menyebabkan transportasi menuju kawasan Daftar Pustaka
destinasi wisata didominasi penggunaan Pemerintah Indonesia. 2011. Peraturan
kendaraan pribadi. Pemerintah No.50 Tahun 2011 Tentang Rencana
2. Sistem informasi pariwisata Lampung baik Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional.
secara online (digital) maupun non digital Jakarta: Sekretariat Negara.
(brosur) telah tersedia, dimana telah Pemerintah Indonesia. 2005. Peraturan Menteri
memuat informasi transportasi umum di Perhubungan KM 49 Tahun 2005 tentang Sistem
Provinsi Lampung, akan tetapi belum Transportasi Nasional. Jakarta: Menteri
diintegrasikan dengan destinasi wisata. Perhubungan.
Belum terintegrasinya destinasi wisata Pemerintah Indonesia. 2010. Cetak Biru
dengan transportasi dalam sistem informasi Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010 –
pariwisata yang ada menyebabkan sistem 2030.Jakarta: Menteri Perhubungan.
informasi ini belum dapat memenuhi Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. 2015.
kebutuhan infomasi transportasi (waktu Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
perjalanan, alternatife moda, perkiraan biaya Daerah (RIPPARDA) Provinsi Lampung 2010-2025.
transportasi, dan alterantif rute). Provinsi Lampung: Gubernur Lampung.
Saran Bong, Soeseno et al. 2019. Manajemen Risiko,
1. Perlunya dikembangkan sistem informasi Krisis, & Bencana untuk Industi Pariwisata Yang
pariwisata terintegrasi dengan transportasi, Berkelanjutan, Penerbit PT Gramedia Pustaka
dimana dibutuhkan suatu kesatuan sistem Utama, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
yang dapat mengintegrasikan faktor Utama.
transportasi dan pariwisata sehingga dapat Gunn, C. A., Var, T. 2002. Tourism Planning –
mewujudkan pelayanan informasi pariwisata Fourth Edition. UK: Routledge.
yang dibutuhkan. Dalam pengembangan Listantari dan Marlia Herwening, Peningkatan
sistem informasi ini harus melibatkan Pelayanan Angkutan Penumpang Antarmoda di
beberapa pihak terkait seperti pemerintah Stasiun Bogor. Jurnal Transportasi Multimoda
kota, Dinas Pariwista, Bappeda, dan Dinas Volume 12, No.02, Juni 2015: 53 - 64.
Perhubungan yang berkaitan langsung dengan Miro, Fidel, 2004. Perencanaan Transportasi,
kegiatan transportasi dan kepariwisataan Penerbit Erlangga, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lampung. Selain itu perlu adanya optimalisasi Morlok, Edward K.1984. Pengantar Teknik dan
sistem informasi pengguna kendaraan pribadi Perencanaan Transportasi (terjemahan Johan
dengan menyediakan rambu penunjuk arah ke Kelanaputra Hainim). Penerbit Erlangga, Jakarta:
daerah wisata mengingat semakin banyaknya Penerbit Erlangga.
wisatawan menggunakan kendaraan pribadi Handinidevi Medhira. 2013. Pecahkan Masalah
ke wilayah Lampung melalui tol laut. Transportasi dengan Sistem Informasi Terintegrasi di
2. Dalam mewujudkan keterpaduan sistem https://www.itb.ac.id/news/read/3863/home/pecahk
transportasi antarmoda untuk mendukung an-masalah-transportasi-dengan-sistem-informasi-
sistem informasi pariwisata, diperlukan terintegrasi [diakses 2018 Juni].
adanya optimasi rute perjalanan, peningkatan Ma’aruf, priyanto sigit. 2017. Integrasi Sistem
jaringan prasarana transportasi menuju Informasi Transportasi Untuk Meningkatkan
daerah wisata dan di dalam daerah wisata, Aksesibilitas Destinasi Wisata Di Kota Sabang di
peningkatan jaringan pelayanan transportasi https://
dalam mendukung kawasan destinasi wisata
Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70 69

http://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/sinergi
/article/view/1374/1236 [diakes 2018 Juni].
…………, 2013. Studi Penyusunan Pedoman Penilaian
Tingkat Keterpaduan Transportasi Antarmoda.

69

Anda mungkin juga menyukai