17 (2)(2019): 55-70
ABSTRAK
Pariwisata di Provinsi Lampung semakin tumbuh dengan menyuguhkan kian banyak obyek wisata andalan dan
unggulan. Transportasi merupakan bagian penting dalam dunia pariwisata dan merupakan salah satu faktor utama
yang mempengaruhi berkembangnya pariwisata. Guna meningkatkan pelayanan transportasi dalam hal ini adalah
transportasi antarmoda dalam mendukung pariwisata di Provinsi Lampung maka perlu didukung data dan sistem
informasi kawasan destinasi wisata yang terkait dengan pelayanan transportasi antarmoda. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memetakan kebutuhan data dan informasi untuk meningkatkan pelayanan transportasi antarmoda
serta dalam rangka mendukung sistem informasi kawasan destinasi wisata di Lampung. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder dan primer serta analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dukungan transportasi terhadap destinasi wisata di Lampung masih belum optimal, dimana
belum seluruh destinasi wisata terlayani oleh transportasi umum. Adapun sistem informasi pariwisata di Lampung
belum terintegrasi dengan informasi layanan transportasi, sehingga menyebabkan sistem informasi ini belum dapat
memenuhi kebutuhan pengguna infomasi yang akan menuju wilayah destinasi wisata, seperti informasi waktu
perjalanan, alternatife moda, perkiraan biaya transportasi, dan alternatif rute sehingga perlu dikembangkan sistem
informasi pariwisata terintegrasi dengan transportasi.
Kata kunci: pelayanan, transportasi, antarmoda, wisata
ABSTRACT
Data Mapping Of Intermodal Transportation Services In Monitoring Information Systems In Tourism Destination
Areas In Lampung. Tourism in Lampung Province is growing by presenting more and more reliable and excellent
tourism objects. Transportation is an important part in the world of tourism and is one of the main factors that
influence the development of tourism. In order to improve transportation services in this case is intermodal
transportation in supporting tourism in Lampung Province, it is necessary to support data and information systems
of tourist destination areas related to intermodal transportation services. The purpose of this study is to map the
needs of data and information to improve intermodal transportation services and in order to support the
information system of tourist destination areas in Lampung. The method used in this study is secondary and primary
data collection and descriptive analysis. The results showed that transportation support for tourist destinations in
Lampung was still not optimal, where not all tourist destinations were served by public transportation. The tourism
information system in Lampung has not been integrated with transportation service information, so this information
system has not been able to meet the needs of information users who are going to tourist destination areas, such as
travel time information, alternative modes, estimated transportation costs, and alternative routes so it is necessary
to develop an integrated tourism information system with transportation.
Keywords: service, transportation, intermodal, tourism
data dan informasi pelayanan tranportasi 3. Wisatawan yang bepergian untuk bisnis
antarmoda dalam mendukung kawasan (business trips)
destinasi wisata di Lampung. 4. Penumpang kapal pesiar yang singgah di
Produk wisata terdiri dari berbagai unsur pantaii (cruise passengers on shore)
dan merupakan suatu paket yang tidak Transportasi menurut Edward K. Morlok
terpisahkan, yaitu objek pariwisata yang (1984: 33 - 34) transportasi merupakan
terdapat pada daerah -daerah tujuan wisata, merupakan bagian integral dari suatu fungsi
yang menjadi daya tarik orang-orang untuk masyarakat. Transportasi menunjukkan
datang berkunjung ke daerah tersebut., fasilitas hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup
yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang
seperti akomodasi perhotelan, bar dan produktif, dan selingan serta barang-barang
restoran, entertainment dan rekreasi serta dan pelayanan yang tersedia untuk dikonsumsi.
transportasi yang menghubungkan Pada sebagian negara maju, sebagian besar
negara/daerah asal wisatawan serta penduduk yang bekerja berpergian setiap hari
transportasi di tempat tujuan ke objek-objek dengan kendaraan mekanis ke dan dari tempat
pariwisata. bekerja, di samping perjalanan untuk
Berkembangnya pariwisata sangat berbelanja dan kegiatan sosial lainnya.
tergantung pada empat faktor yaitu (Gunn, Transportasi menurut Fidel Miro (2004: 4)
2002:41-57) yaitu: dapat diartikan sebagai usaha memindahkan,
1. Attractions (daya tarik) menggerakkan, mengangkut, atau
Terdiri dari site attractions (tempat-tempat menggalihkan suatu objek dari suatu tempat ke
bersejarah, tempat dengan iklim yang baik, tempat lain, di mana di tempat lain objek
pemandangan indah) dan event attractions tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna
(kejadian atau peristiwa) misalnya konggres, untuk tujuan-tujuan tertentu. Transportasi juga
pameran atau peristiwa lainnya; merupakan sebuah proses, yakni proses
2. Pelayanan pindah, proses gerak, proses mengangkut dan
Pelayanan atau fasilitas-fasilitas yang mengalihkan di mana proses ini tidak bisa
disediakan termasuk didalamnya fasilitas dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung
restoran atau rumah makan, agen untuk menjamin lancarnya proses perpindahan
perjalanan, serta toko - toko yang sesuai dengan waktu yang diinginkan. Alat
menyajikan barang khas daerah pendukung yang dipakai untuk melakukan
3. Transportasi proses pindah, gerak, angkut dan alih, bisa
Aksesibilitas, dimana tempatnya tidak bervariasi, tergantung pada bentuk objek yang
terlampau jauh, tersedianya transportasi ke akan dipindahkan tersebut, jarak antara suatu
lokasi tersebut secara teratur, sering, tempat dengan tempat lain dan maksud objek
murah, aman dan nyaman; yang akan dipindahkan tersebut.
4. Informasi Dalam setiap peraturan perundang-
Adanya informasi perjalanan, informasi undangan transportasi diamanahkan untuk
dapat disajikan dalam bentuk peta, buku menyusun tatanan dan rencana induk masing-
petunjuk, artikel dalam majalah, brosur masing moda, yaitu rencana induk jaringan lalu
maupun melalui internet lintas dan angkutan jalan, tatanan
Peran transportasi sangat penting dalam sistem perkeretaapian nasional, tatanan
kepariwisataan dimana sektor transportasi kepelabuhanan nasional dan tatanan
membawa wisatawan dari asal wisatawan menuju kebandarudaraan nasional serta tersusunnya
daerah tujuan wisatwan. perencanaan umum jaringan jalan nasional dan
Empat klasifikasi wisatawan menurut Peter jalan tol. Salah satu faktor yang diamanahkan
E. Tarlow (Soeseno Bong dkk, 2019: 4) yaitu dalam penyusunan tatanan dan rencana induk
sebagai berikut: transportasi adalah keterpaduan intra dan
1. Wisatawan yang bepergian untuk antarmoda transportasi. Sebagaimana terdapat
kesenangan (pleasure) dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
2. Wisatawan yang bepergian untuk rapat atau KM 15 Tahun 2010 tentang Cetak Biru
mewakili orang lain (meeting or Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun
representing others) 2010 – 2030.
Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70 57
Sistem transportasi memiliki satu kesatuan transportasi; jadwal moda angkutan; dan
definisi yang terdiri atas: sistem, yakni bentuk jarak tempuh dari posisi pengguna ke simpul
keterikatan dan keterkaitan antara satu variable transportasi lainnya yang terdekat dengan
dengan variable lain dalam tatanan yang tempat tujuan (Handinidevi, 2013) .
terstruktur, serta transportasi, yakni kegiatan 2. Terdiri dari 4 (empat) parameter yang
pemindahan penumpan dan barang dari satu meliputi: travel time; mode choice; cost
tempat ke tempat lain. Dari dua pengertian di atas, estimation; dan alternate route (Ma’aruf,
pengertian sistem transportasi dapat diartikan priyanto sigit, 2017).
sebagai bentuk keterkaitan dan keterikatan yang Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
integral antara berbagai variable dalam suatu pemetaan data pelayanan transportasi
kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari antarmoda dalam mendukung sistem informasi
satu tempat ke tempat lain. Maksud adanya sistem kawasan destinasi wisata di Lampung antara
transportasi adalah untuk mengatur dan lain:
mengkoordinasikan pergerakan penumpang dan Studi Penyusunan Pedoman Penilaian
barang yang bertujuan untuk memberikan Tingkat Keterpaduan Transportasi Antarmoda
optimalisasi proses pergerakan tersebut. (2013). Merupakan kajian penyusunan
Dalam sistem transportasi terdapat 2 (dua) pedoman penilaian tingkat keterpaduan
aspek yang sangat penting, yakni: aspek sarana, transportasi antarmoda dengan tujuan kegiatan
berhubungan dengan jenis atau piranti yang adalah tersedianya norma, standar, pedoman,
digunakan dalam hal pergerakan manusia dan kriteria serta sistem dan prosedur dalam
barang, seperti mobil, kapal, kereta api (KA) penyelenggaraan transportasi antarmoda. Hasil
dan pesawat terbang. Aspek ini juga sering penelitian yaitu Keterpaduan penyelenggaraan
disebut dengan moda atau jenis angkutan dan transportasi antarmoda adalah: Keterpaduan
aspek prasarana, berhubungan dengan wadah Pelayanan Transportasi (Keterpaduan operasional),
atau alat lain yang digunakan untuk yaitu keterpaduan dalam hal pelaksanaan
mendukung sarana, seperti jalan raya, jalan rel, pelayanan kepada pengguna jasa (kapasitas,
dermaga, terminal, bandara, dan stasiun kereta jadwal, tingkat pelayanan (LOS), system tiket dan
api. kriteria pelaksanaan pelayanan lainnya). Hal-hal
Transportasi antarmoda yang terpadu harus tersebut harus disediakan secara terpadu dan
mencakup pada keterpaduan pelayanan, mampu menyediakan pelayanan yang optimal;
keterpaduan pada jaringan pelayanan dan Keterpaduan Jaringan Pelayanan Transportasi
keterpaduan pada jaringan prasarana transportasi. Antarmoda adalah keterpaduan pada pelayanan
Dalam KM. 49 tahun 2005 tentang SISTRANAS, transportasi antarmoda perkotaan, transportasi
disebutkan pengertian tentang ketiga keterpaduan antarmoda antarkota, dan transportasi antarmoda
tersebut, yaitu: luar negeri. (Sumber: KM . 49 Tahun 2005 Tentang
1. Pelayanan transportasi adalah jasa yang SISTRANAS). Untuk mewujudkannya antara lain
dihasilkan oleh penyedia jasa transportasi dibutuhkan keterpaduan pada rute dan trayek
untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk mewujudkan pelayanan transportasi
jasa transportasi. antarmoda secara berkesinambungan. Jaringan
2. Jaringan pelayanan transportasi adalah trayek dan rute dari berbagai moda angkutan yang
susunan rute-rute pelayanan transportasi berbeda harus terintegrasi dan saling melengkapi
yang membentuk satu kesatuan satu dan lainnya untuk mendukung keterpaduan
hubungan. transportasi antarmoda. Jaringan pelayanan
3. Jaringan prasarana transportasi adalah transportasi harus mendukung keterpaduan pada
serangkaian simpul yang dihubungkan pelayanan transportasi antarmoda perkotaan,
oleh ruang lalu lintas sehingga transportasi antarmoda antar kota, dan
membentuk satu kesatuan. transportasi antarmoda luar negeri; dan
Parameter transportasi dalam sistem informasi Keterpaduan Jaringan Prasarana (Keterpaduan
berdasarkan beberapa sumber adalah sebagai secara fisik). Keterpaduan jaringan prasarana
berikut: transportasi antarmoda ini diwujudkan dalam
1. Terdiri dari 7 (tujuh) parameter yang meliputi: bentuk interkoneksi antarfasilitas dalam terminal
posisi pengguna; peta rute yang dapat dipilih; transportasi antarmoda, yaitu simpul transportasi
pilihan destinasi; moda transportasi yang yang berfungsi sebagai titik temu antarmoda
dapat digunakan; biaya penggunaan moda transportasi yang terlibat, yang memfasilitasi
57
58 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70
kegiatan alih muat, yang dari aspek tatanan dasar teori, referensi-referensi, serta peraturan
fasilitas, fungsional, dan operasional, mampu perundang-undangan yang terkait dan relevan
memberikan pelayanan antarmoda secara dengan kajian. Data sekunder juga diperoleh
berkesinambungan. (Sumber: KM . 49 Tahun 2005 dari sumber instansional Pemerintah Daerah
Tentang SISTRANAS). setempat yakni Pemerintah Provinsi Lampung:
Listantari dan Marlia Herwening (2015) instansi Bappeda, Dinas Pariwisata, Dinas
menyebutkan peningkatan pelayanan angkutan Perhubungan, dan Dinas Bina Marga.
penumpang antarmoda di Stasiun Bogor sudah Pengumpulan data primer dilakukan melalui
berjalan, namun perlu perbaikan dalam aspek survei lapangan di lokasi wisata, dengan
kemudahan memperoleh informasi lokasi melakukan wawancara, pengamatan
naik/turun angkutan umum dan aspek langsung/observasi, penyebaran kuesioner
kenyamanan berjalan kaki dari pintu stasiun yang telah disusun sebelumnya. Kuesioner
menuju lokasi pemberhentian angkutan umum digunakan sebagai panduan pada saat
karena kinerjanya dinilai rendah oleh wawancara.
penumpang di Stasiun Bogor. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
Penelitian yang telah dilakukan membahas menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan
tentang transportasi antarmoda sangat menjelaskan atau mendeskripsikan suatu
diperlukan dalam memberikan pelayanan keadaan, peristiwa, obyek, atau segala sesuatu
angkutan penumpang antarmoda kepada yang terkait dengan variable-variabel yang bisa
pengguna jasa. dijelaskan baik dengan angka-angka maupun
Metodologi kata-kata. Aplikasi metoda descriptive analysis
Analisis dilakukan secara komprehensif dalam kegiatan ini meliputi:
dengan pendekatan deskriptif baik secara 1. Inventarisasi jaringan prasarana:
kuantitatif maupun kualitatif yang ditunjang ketersediaan simpul transportasi sesuai
oleh data primer hasil wawancara serta data kebutuhan; ketersediaan fasilitas dan
sekunder berupa kepustakaan, dokumen peralatan pendukung alih moda di kawasan
perencanaan, dan data pendukung lainnya. wisata; serta hirarki dan kapasitas jalan
Kebutuhan data terdiri dari kebutuhan data penghubung ke kawasan wisata.
sekunder dan primer. Data sekunder adalah 2. Inventarisasi jaringan pelayanan:
data informasi yang diperoleh dari studi ketersediaan trayek/ rute angkutan umum
literatur, sumber-sumber atau instansi terkait di kawasan wisata; hirarki jaringan trayek
yang meliputi: data transportasi (jaringan angkutan umum yang melayani kawasan
prasarana; jaringan pelayanan; dan pelayanan), wisata; dan jenis kendaraan serta kapasitas
data kepariwisataan dan sistem informasi angkutnya.
pariwisata Lampung. Sedangkan data primer 3. Inventarisasi Pelayanan: ketersediaan
adalah data atau informasi yang diperoleh jadwal dan frekuensi angkutan umum yang
langsung di lapangan. Data primer berupa sudah pasti di kawasan wisata; kesesuaian
wawancara dengan cara pengisian kuesioner jadwal dan frekuensi antar moda angkutan
dari para wisatawan untuk memperoleh umum di kawasan wisata; pelaksanaan
gambaran terkait dengan kepuasan pengguna sistem tiket dan tarif yang terintegrasi
layanan transportasi menuju daerah wisata untuk pelayanan angkutan umum di
Lampung serta kepuasan layanan informasi. kawasan wisata; ketersediaan informasi
Pengumpulan data sekunder dilakukan rute dan jadwal di kawasan wisata.
melalui survei kepustakaan, meliputi dasar-
Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70 59
61
62 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70
• Terminal
Rajabasa
• Kota Bumi
Terminal Kp. 230.000 Terminal bus Terminal Kp. 200.000-
Bus AKAP 39 kali/hari - 23 kali 7-11 Jam
Rambutan • Bukit Kemuning -350.000 Bakauheni Rambutan 250.000
• Simpang Meo
• Way Halim
Stasiun KAI 160.000- Stasiun KAI Tanjung Stasiun KA
Bus Damri Stasiun KA Gambir 38 kali/hari 8-9 jam 4 kali/hari 8-9 jam 235.000
Tanjung Karang 280.000 Karang Gambir
Stasiun KAI Stasiun KAI Tanjung Stasiun KA
Bus Damri Stasiun KA Bekasi 1 kali/hari - 250.000 1 kali/hari - 250.000
Tanjung Karang Karang Bekasi
• Stasiun KAI
Tanjung Karang
Stasiun KA • Rajbasa Stasiun KAI Tanjung Stasiun KA
Bus Damri 1 kali/hari 10 jam 255.000 1 kali/hari 10 jam 255.000
Bogor Karang Bogor
• Bandar Lampung
• Metro
Stasiun KA Stasiun KAI Stasiun KAI Tanjung Stasiun KA
Bus Damri 2 kali/hari 12-13 jam 265.000 2 kali/hari 12-13 jam 265.000
Bandung Tanjung Karang Karang Bandung
8.000 8.000
Pelabuhan Merak Pelabuhan Berangkat 2,5 - 4 (anak) Pelabuhan Pelabuhan Berangk 2,5 - 4 (anak)
Kapal ASDP
(Banten) Bakauheni setiap jam jam 15.000 Bakauheni Merak (Banten) at setiap jam jam 15.000
(dewasa) (dewasa)
4 Udara Lion,
Bandara Soe
Sriwijaya, Bandara Soe- Bandara Raden 400.000 - Bandara Raden 1.000.00
21 kali/hari 35 menit Hatta 9 kali/hari 45 menit
Batik, Hatta (Tangerang) Inten II 750.000 Inten II 0-400.000
(Tangerang)
Garuda
Wings Bandara Husein Bandara Husein
Bandara Raden 500.000 - Bandara Raden 600.000-
Sastranegara 4 kali/hari 60 menit Sastranegara 1kali/hari 60 menit
Inten II 1.300.000 Inten II 700.000
(Bandung) (Bandung)
Wings, Bandara 1 kali (Senin, Bandara
Garuda Internasional Selasa, Internasional
Bandara Raden 350.000 - Bandara Raden 500.000-
Sultan Mahmud Kamis, 50 menit Sultan Mahmud 1 kali/hari 55 menit
Inten II 400.000 Inten II 600.000
Badaruddin Jumat, Badaruddin
(Palembang) Sabtu (Palembang)
Wings Bandara
Bandara
Bandara Raden 1 jam 15 850.000 - Bandara Raden International 1 jam 15 700.000-
International Hang 1 kali/hari 1 kali/hari
Inten II menit 900.000 Inten II Hang Nadim menit 800.000
Nadim (Batam)
(Batam)
Wings Bandara Bandara Taufik 1 kali 350.000 - Bandara Taufik Bandara 700.000-
50 menit 1 kali/hari 1 jam
Fatmawati- Kemas (selasa, 400.000 Kemas Fatmawati- 800.000
63
64 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70
Halte/tempat berhenti angkutan Keberadaan dan kondisi Ada, tetapi kurang memadai; hanya ada
1
umum bertrayek di depan/ dalam Kawasan halte/ tempat berhenti dibeberapa kawasan wisata tertentu, belum
.c
Destinasi Wisata angkutan umum ditempat yang diharapkan
3 Angkutan taksi resmi berargo yang Keberadaan taksi resmi Ada, tetapi kurang memadai; hanya
.d melayani Kawasan Destinasi Wisata berargo dibandara
4 Keterpaduan pelayanan
4 Peta/lay-out/papan trayek/rute yang Keberadaan informasi rute Ada, tetapi kurang memadai, hanya melalui
.b dilalui angkutan yang dilalui website prov
Jika dilihat dari sistem informasi destinasi Setelah melakukan identifikasi kebutuhan
wisata eksisting masih belum terintegrasi. Belum informasi pengguna transportasi menuju kawasan
terintegrasinya destinasi wisata dengan destinasi wisata, dirumuskan suatu desain sistem
transportasi dalam sistem informasi pariwisata informasi seperti yang tergambar pada Gambar 4.
yang ada menyebabkan sistem informasi ini belum Desain sistem informasi transportasi terdiri dari
dapat memenuhi kebutuhan infomasi transportasi beberapa sub sistem, yaitu sub sistem informasi
(waktu perjalanan, alternatife moda, perkiraan menuju lokasi wisata, sub sistem informasi ke
biaya transportasi, dan alterantif rute). kawasan wisata, dan sub sistem informasi dari
kawasan wisata.
67
68 Listantari et al. / Jurnal Transportasi Multimoda, Vol. 17 (2)(2019): 55-70
http://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php/sinergi
/article/view/1374/1236 [diakes 2018 Juni].
…………, 2013. Studi Penyusunan Pedoman Penilaian
Tingkat Keterpaduan Transportasi Antarmoda.
69