Anda di halaman 1dari 4

p.s.

yang ku tandain merah gausah masuk PPT ya jess, untuk ku baca hhehehe xiexie^^

Slide 1: KASUS KEJADIAN – Kejadian Awal (2007)

Kasus pajak PT Permata Hijau Sawit makin menarik dicermati. Kepala Kantor Wilayah Pajak
Sumatera Ramran Brahmana mengungkapkan pemeriksaan terhadap Permata Hijau dilakukan
karena sejarah pembayaran pajaknya mencurigakan.

Kasus ini sendiri berawal dari ditemukannya bukti permulaan yang kemudian ditindak lanjuti
dengan proses penyidikan terhadap 14 wajib pajak penerbit faktur pajak tidak berdasarkan
transaksi sebenarnya. ketika kasus ini di tindak lanjuti padasaat itu harga komoditas CPO sangat
tinggi di pasar dunia.

Dari omzet PT Permata Hijau Sawit, pajak penghasilan badannya hanya 0,32 persen atau tidak
sampai 1 persen penghasilan sebelum kena pajak. Meski pajaknya rendah, di sisi lain, Permata
Hijau terus meminta restitusi pajak pertambahan nilai sehingga perusahaan sawit di Sumatera
Utara itu terindikasi tidak pernah memberikan sumbangan pajak kepada negara.

Slide 2: KEJANGGALAN (yang dirasakan Toto Chandra-pihak permata hijau)

- Toto Chandra (Direktur keuangan Permata Hijau) mencurigai aparat Pajak yang tak
memeriksa PT Putri Windusemesta, pemasok Permata Sawit, yang dituding sebagal
perusahaan fiktif.
- Saat kasus ini terjadi, pada 2007, Ramran menjabat Kepala Kantor Wilayah Pajak
Sumatera Utara I. Sebelumnya, Dewan menghadirkan manajemen Permata Hijau dan
beberapa petugas pengamatan dari Kantor Wilayah Pajak Sumatera Utara l. Kepada
Dewan, Direktur Keuangan Permata Hijau Toto Chandra mengatakan pihaknya menjadi
korban sindikat mafia pajak. Toto mencurigai aparat Pajak yang tak memeriksa PT Putri
Windusemesta, pemasok Permata Sawit, yang dituding sebagal perusahaan fiktif.
- la juga menilai penerbitan surat pemeriksaan bukti permulaan oleh Ramran Brahmana tak
sesuai dengan aturan perpajakan.
- Penyidikan dilakukan setelah 25 bulan sejak pemeriksaan bukti permulaan.
- Kejanggalan lain, kata Toto, adalah penyidikan dilakukan setelah 25 bulan sejak
pemeriksaan bukti permulaan. "Ini terkesan dipaksakan," kata dia.

Slide 3: LATAR BELAKANG PEMERIKSAAN PERMATA HIJAU

30% 10-20% <10%

^hanya contoh

Menurut Ramran, rendahnya setoran pajak Permata Hijau diperoleh setelah Kantor Pusat
Direktorat jenderal Pajak melakukan evaluasi atas data hasil benchmarking perusahaan-
perusahaan yang bergerak di bidang sektor minyak sawit mentah (CPO) Benchmarking itu
dilakukan sebagai bagian pengamanan penerimaan negara. Perhatian khusus disasarkan kepada
perusahaan-perusahaan yang sedang booming saat itu. yaitu perusahaan kelapa sawit. Saat itu
harga (komoditas) CPO sangat tinggi di pasar dunia. Perusahaan-perusahaan itu dibagi
dalam tiga kategori menurut persentase penghasilan sebelum kena pajak. Yang pertama,
30 persen sebagai wilayah hijau, kedua sekitar 10-20 persen sebagai wilayah kuning, dan
ketiga di bawah 10 persen. (edit jadi ecek2 gini yang di taru di PPT, pke gambar bukan
kata2) Dari pembagian tersebut, terjaring tiga perusahaan dengan persentase terjelek di
Sumatera Utara I, yakni PT Permata Hijau Sawit serta PT M dan PT B Atas dasar itu, selaku
kepala kantor wilayah, Ramran membentuk tim untukmenganalisis lebih lanjut kemudian naik ke
tahap pengamatan.

Akhirnya status Permata Hijau dicabut sebagai wajib pajak patuh karena ada indikasi tindak
pidana.
Slide 4: MENEMPUH JALUR HUKUM (untukmu jess)

Ini lampirin foto aja sama kalimat hitam di bawah… saran dari diriku wkwkkwkwk, trus
baca yang tulisan merah.

p.s. yg kiri itu Jhonny (Direktur) yang kanan itu Toto Chandra (Direktur Keuangan)….

Direktur PT Permata Hijau Sawit (PHS) Jhonny Virgo mengaku, pihaknya tengah menempuh
jalur hukum menyelesaikan sengketa pajak antara perusahaannya dengan Kantor Wilayah Pajak
Sumatera Utara I.

Upaya hukum sedang di tempuh awal tahun ini, dan sekarangmasih dalam proses. Dan kerugian
kami menjadi berlipat dengan ketentuan pembayaran 50% dari nilai pajak yang disengketakan
Saat ini, Jhonny mengklaim, restitusi yang disengketakan hanya berkisar Rp 90 miliar,
sedangkan hak restitusi lebih bayar PHS yang ditahan Ditjen Pajak periode Agustus 2007-Juni
2008 berjumlah Rp 530 miliar.Sebelumnya, Panitia Kerja PerpajakanKomisi XI Dewan
Perwakilan Pajak memanggil PT PHS dan Kanwil Pajak Sumut I. Panja Pajak pimpinan
Melchias Markus Mekeng menagih, data-data terkait kasus pajak PT Permata HijauSawit
(PHS).Data-data ini diperlukan Panja Perpajakan untuk menindaklanjuti pemeriksaankasus yang
diindikasikan bermodus faktur fiktif. Lagi pula, pegawai pajak dari Kanwil PajakSumut I yang
datang ke DPR tidak cukup cakap menjawab secara detail pertanyaan-pertanyaanyang diajukan
anggota dewan.Namun, Kanwil Pajak Sumut I tidak bersedia menyerahkan data-data yang
diminta Panja Pajak. Staf Humas Kanwil Pajak Sumut I Noorfais berdalih, data tidakdapat
diberikan karena data WP harus dirahasiakan sesuai dengan ketentuan Pasal 34 Undang-undang
Ketentuan Umum Perpajakan. Di samping itu, dia mengaku, harus meminta izin terlebihdahulu
dari Kepala Kanwil

Anda mungkin juga menyukai