Anda di halaman 1dari 3

Kompensasi dan Kepuasan Kerja

Kompensasi

Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang

langsung maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang

diberikan kepada perusahaan.1Werther dan Davis, mendefinisikan kompensasi sebagai

apa yang diterima pekerja sebagai tukaran atas kontribusinya kepada organisasi.2

Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi

karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan

mempertahankan karyawan. Bagi organisasi / perusahaan, kompensasi memiliki arti

penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan

meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Pengalaman menunjukkan bahwa kompensasi

yang tidak memadai dapat menurunkan prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja

karyawan, bahkan dapat menyebabkan karyawan yang potensial keluar dari perusahaan.2

Berdasarkan cara pemberiannya, kompensasi dapat merupakan kompensasi

langsung dan kompensasi tidak langsung. Kompensasi langsung merupakan kompensasi

manajemen seperti upah dan gaji atau pay for performance, seperti insentif dan gain

sharing. Sedangkan kompensasi tidak langsung dapat berupa tunjangan atau jaminan

keamanan dan kesehatan.2

Pemberian kompensasi dapat terjadi tanpa ada kaitannya dengan prestasi,

seperti upah dan gaji. Upah adalah kompensasi dalam bentuk uang dibayarkan atas waktu

yang telah dipergunakan sedangkan gaji, adalah kompensasi dalam bentuk uang yang

dibayarkan atas pelepasan tanggung jawab atas pekerjaan. Kompensasi dapat pula

diberikan dalam bentuk insentif, yang merupakan kontra prestasi di luar upah atau gaji,
dan mempunyai hubungan dengan prestasi sehingga dinamakan pula sebagai pay for

performance atau pembayaran atas prestasi. Sedangkan upah dan gaji yang diberikan

sebagai kontra prestasi atas kinerja standar pekerja, dalam insentif merupakan tambahan

kompensasi atas kinerja diatas standar yang ditentukan. Adanya insentif diharapkan

menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan prestasi kerja diatas standar.1

Selain upah, gaji, dan insentif, kepada pekerja dapat diberikan rangsangan

lain berupa penghargaan atau reward. Perbedaan antara insentif dan reward adalah

insentif bersifat memberikan motivasi agar pekerja lebih meningkatkan prestasinya. Pada

reward pekerja lebih bersifat pasif. Atas prestasi kerjanya, atasan memberikan

penghargaan tambahan lain kepada pekerja.2

Wujud kompensasi juga dapat berupa tunjangan, yang pada umumnya tidak

dikaitkan dengan prestasi kerj, melainkan lebih banyak dikaitkan dengan pemberian

kesejahteraan dan penciptaan kondisi kerja sehingga pekerja menjadi lebih merasa

nyaman dan merasa mendapat perlakuan yang baik dari atasan.2

Kepuasan Kerja

Menurut Lock kepuasan kerja adalah suatu ungkapan emosional yang

bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau

pengalaman kerja. Menurut Robbins, kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan

seseorang, yang menunjukan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja

dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.2

Menurut Vecchio kepuasan kerja merupakan pemikiran, perasaan, dan

kecenderungan tindakan seseorang, yang merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaannya.


Greenberg dan Baron mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang

dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka. 2

Menurut Kreitner dan Kinicki kepuasan kerja merupakan respon afektif

atau emosional terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang. Berdasarkan pengertian ini

menunjukan bahwa job satisfication bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat

relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek

lainnya.2 Kreitner dan Kinicki juga menyebutkan bahwa terdapat 5 faktor yang dapat

mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja, yaitu pemenuhan kebutuhan, perbedaan,

pencapaian nilai, keadilan, dan komponen genetik individual itu sendiri.3

1. Eithzal Rivai. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajagrafindo

Persada. p 115

2. Wibowo. 2017. Manajemen Kinerja. Jakarta: Pers Rajawali. p 95

3. Kreitner, Kinicki. Organizational Behavior. 2010. New York: McGraw-Hill. p

171, 284.

Anda mungkin juga menyukai