Anda di halaman 1dari 7

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No.

4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN TOTAL FENOLIK

EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM).

Shintia Susanti Toripah, Jemmy Abidjulu, Frenly Wehantouw


Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

Moringa lam olifera is a herbaceous plant that consist of phytochemicals such as flavonoids,
saponins cytokinins, acid-caffeolylquinat and contain unsaturated fatty acids such as linoleic
(omega 6) and alfalinolenat (omega 3). The purpose of this study was to examine antioxidant
activity and determine total phenolic content of Moringa leaf extracts of Moringa Lam
Oliefera. Extraction was done by solvent fractionation with methanol, chloroform and ethyl
acetate. Testing of antioxidant activity was done by DPPH method (1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil) using spectrophotometer at wavelength 517 nm. Total phenolic content test
was conducted using Folin, ciocateau metnod, shows that IC50 value of ethyl acetate fraction
was 117.19 ppm, chloroform-methanol was 189.09 ppm, 286.75 ppm chloroform and
methanol at 111.7 ppm. Total Phenolic content of Moringa leaves methanol fraction was
126.52 mg / kg equivalents of gallic acid.

Key words : Moringa olifera Lam, Total phenolics, antioxidant, DPPH.

ABSTRAK

Kelor (Moringa oliefera Lam) merupakan tanaman perdu yang mengandung flavonoid,
saponin sitokinin, asam-caffeolylquinat dan mengandung asam lemak tak jenuh seperti
linoleat (omega 6) dan alfalinolenat (omega 3). Tujuan penelitian yaitu menguji aktivitas
antioksidan dan menentukan kandungan total fenolik dari ekstrak daun kelor Moringa
Oliefera Lam. Ekstraksi dilakukan dengan cara fraksinasi menggunakan pelarut metanol,
kloroform dan etil asetat. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-
difenil-2-pikrilhidrazil) yang diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
517 nm. Uji fitokimia total fenolik dilakukan menggunakan metode folin Ciocalteav.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai IC50 fraksi etil asetat sebesar 117,19 ppm, kloroform-
metanol sebesar 189,09 ppm, kloroform sebesar 286,75 ppm dan metanol 111,7 ppm.
Kandungan total fenolik dari fraksi metanol daun kelor sebesar 126,52 mg/kg ekivalen asam
galat

Kata kunci : Daun Kelor (Moringa oleifera Lam), Total Fenolik, antioksidan, DPPH.

37
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Ada banyak bahan pangan yang dapat


Radikal bebas merupakan salah satu menjadi sumber antioksidan alami,
bentuk senyawa reaktif, yang secara umum misalnya rempah- rempah, teh, coklat, biji-
diketahui sebagai senyawa yang memiliki biji serelia, sayur- sayuran, enzim dan
elektron yang tidak berpasangan di kulit protein. Kebanyakan sumber antioksidan
terluarnya (Winarsi, 2007). Radikal bebas alami ialah tumbuhan dan umumnya
terbentuk pada saat molekul yang merupakan senyawa fenolik yang tersebar
kehilangan elektron menjadi tidak stabil. di seluruh bagian tumbuhan (Sarastani
Radikal bebas juga merupakan produk dkk., 2002). Senyawa fenolik atau
alamiah hasil metabolisme sel. polifenolik antara lain dapat berupa
Tubuh memiliki sistem pertahanan golongan flavonoid. Kemampuan
alami untuk menetralisir radikal bebas agar flavonoid sebagai antioksidan telah banyak
tidak berkembang dan menjadi berbahaya diteliti belakangan tahun ini, dimana
bagi tubuh. Pengaruh lingkungan dan flavonoid memiliki kemampuan untuk
kebiasaan buruk seperti radiasi ultraviolet, merubah atau mereduksi radikal bebas dan
polusi, kebiasaan mengonsumsi “junk juga sebagai anti radikal bebas (Giorgio,
food” dan merokok, dapat membuat sistem 2000).
pertahanan tubuh tidak mampu Salah satu tumbuhan yang berpotensi
menghadapi radikal bebas yang berjumlah sebagai tumbuhan obat ialah kelor,
besar. Adanya radikal bebas didalam tubuh Tanaman kelor (Moringa oleifera Lam)
manusia berperan dalam patologi dari telah dikenal selama berabad-abad sebagai
berbagai penyakit degeneratif yakni tanaman multiguna padat nutrisi dan
kanker, aterosklerosis, rematik, jantung berkhasiat obat. Kelor dikenal sebagai The
koroner, katarak, dan penyakit degenerasi Miracle Tree atau pohon ajaib karena
saraf seperti perkinson (Silalahi, 2006). terbukti secara alamiah merupakan sumber
Radikal bebas dapat ditangkal atau gizi berkhasiat obat yang kandungannya di
diredam dengan pemberian antioksidan luar kebiasaan kandungan tanaman pada
atau dengan mengkonsumsi antioksidan umumnya.
(Halliwel, 2007). Kelor diketahui mengandung lebih
Menurut Cockell dan Knowland dari 90 jenis nutrisi berupa vitamin
(1999) Efek radikal bebas dapat esensial, mineral, asam amino,
menyebabkan peradangan dan penuaan antipenuaan, dan antiinflamasi. Kelor
serta memacu zat karsinogenik yang mangandung 539 senyawa yang dikenal
menyebabkan kanker. Untuk menetralisir dalam pengobatan tradisional afrika dan
radikal bebas, tubuh membutuhkan india serta telah digunakan dalam
antioksidan yang dapat membantu pengobatan tradisional untuk mencagah
melindungi tubuh dari serangan radikal lebih dari 300 penyakit, berbagai bagian
bebas dan meredam dampak negatifnya. dari tanaman kelor bertindak sebagai
Antioksidan merupakan suatu senyawa stimulan jantung dan peredaran darah,
yang sangat berguna bagi kesehatan memiliki antitumor, antipiretik,
manusia. Senyawa antioksidan dapat antiepilepsi, antiinflamasi, antiulcer,
menginaktifasi bekembangnya reaksi diuretik, antihipertensi, menurunkan
oksidasi sehingga sering digunakan kolesterol, antioksidan, antidiabetik,
sebagai radikal bebas (Winarsi,2007). antibakteri dan antijamur.

38
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

METODOLOGI PENELITIAN 3. Ekstraksi dan Fraksinasi


(Harbone,1987)
Alat Sampel yang telah halus
Alat yang digunakan yaitu sudip, ditimbang sebanyak 50 gram dan
blender, timbangan analitik, kertas saring direndam dengan metanol dengan
Whatman No. 42, spektrofotometer UV- perbandingan (4:1). Hasil
Vis Shimadzu 1800, spatula, tabung reaksi rendaman disaring untuk
(pyrex), erlenmeyer (pyrex), labu ukur, memisahkan filtrat dan residunya,
mikropipet, corong pisah, pipet tetes, sehingga diperoleh filtrat metanol.
evaporator, waterbath, vortex, beaker Debris diangin-anginkan agar
glass, hot plate, rak tabung. terbebas dari metanol. Debris
Bahan kering direndam dengan etil asetat.
Sampel yang digunakan pada Hasil rendaman disaring untuk
penelitian yaitu daun kelor yang berasal memisahkan filtrat dan debrisnya.
disekitar kota Manado. Bahan kimia yang Filtrat dipekatkan dengan vacum
digunakan yaitu Metanol, Kloroform, Etil rotary evaporator sehingga
asetat, larutan natrium karbonat 2%, diperoleh fraksi etil asetat.
reagen Folin-Ciocalteu 50%, 1,1-difenil-2- Filtrat metanol diasamkan
pikrilhidrazil (DPPH) yang diperoleh dari dengan penambahan beberapa tetes
Merck Darnstad Germany. asam sulfat hingga pH larutan 4.
Kemudian diekstraksi dengan
Prosedur Kerja menambahkan kloroform. sehingga
1. Determinasi tanaman didapatkan ekstrak kloroform dan
Identifikasi Tanaman dilakukan di lapisan air-asam. Ekstrak
laboratorium Taksonomi Tumbuhan kloroform dipekatkan dengan
Program Studi Biologi Fakultas vacum rotary evaporator, sehingga
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh fraksi kloroform.
Universitas Sam Ratulangi, Manado, Lapisan air-asam
Dengan nama tanaman Moringa oleifera ditambahkan beberapa tetes
Lam amoniak hingga pH larutan 10.
2. Persiapan Sampel Kemudian diekstraksi dengan
Daun dibersihkan dari kotoran yang kloroform-metanol dengan
menempel dengan air yang mengalir perbandingan 3:1 sehingga
sampai benar-benar bersih. Kemudian diperoleh ekstrak kloroform-
daun dikeringkan dengan cara diangin- metanol dan lapisan air-basa.
anginkan dalam suhu kamar sampai Ekstrak kloroform dipekatkan
benar-benar kering. Setelah kering daun dengan vacum rotary evaporator,
kelor dihaluskan menjadi serbuk dengan sehingga diperoleh fraksi
menggunakan blender, dan kemudian di kloroform-metanol.
ayak, agar sampel dapat dipastikan sudah Lapisan air-basa diekstraksi
benar-benar halus. dengan metanol, Sehingga
didapatkan ekstrak metanol
kemudian dipekatkan dengan

39
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

vacum rotary evaporator, sehingga 6. Penentuan Kandungan Total


diperoleh fraksi metanol. Fenolik
Kandungan total fenolik ekstrak daun
4. Penentuan Aktivitas Antioksidan kelor Moringa oleifera Lam ditentukan
dengan DPPH menggunakan metode Folin Ciocalteu
Penentuan aktivitas penangkal radikal (Conde et al., 1997). Sebanyak 0,1 mL
bebas menurut Burda dan Olezek (2001). larutan ekstrak dengan konsentrasi 10, 50,
Sebanyak 1 mL ekstrak dengan 100, 150 dan 200 ppm dimasukkan ke
konsentrasi 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dalam tabung reaksi lalu ditambahkan
150 ppm dan 200 ppm masing-masing masing- masing 0,1 reagen Folin Ciocalteu
ditambahkan 2 mL larutan 1,1-difenil-2- 50%, campuran tersebut divortex, lalu
pikrilhidrazil (DPPH) 93 µM dalam etanol ditambahkan 2 mL larutan natrium
dan divorteks selama 2 menit. Berubahnya karbonat 2%. Selanjutnya campuran
warna larutan dari ungu ke kuning diinkubasi dalam ruang gelap selama 30
menunjukan efisiensi penangkal radikal menit, kemudian Absorbansinya dibaca
bebas. Selanjutnya pada 5 menit terakhir pada 750 nm.
menjelang 30 menit inkubasi, absorbansi
diukur pada λ 517 nm dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. HASIL DAN PEMBAHASAN
Aktivitas penangkal radikal bebas dihitung Aktivitas Penangkal Radikal Bebas
sebagai presentase berkurangnya warna DPPH
DPPH dengan menggunakan persamaan : Aktivitas penangkal radikal bebas dari
daun kelor dapat diketahui melalui
Aktivitas penangkal radikal bebas (%) = perubahan warna yang terjadi, yaitu dari
Absorbansi sampel warna ungu menjadi kuning. Pada
1− x 100 %
Absorbansi control penentuan aktivitas penangkal radikal
......persamaan 1 bebas DPPH ini memakai metode Burda
dan Olezek (2001) yang sedikit
5. Penentuan Nilai IC50 dimodifikasi. Metode DPPH sebagai
Nilai IC50 merupakan konsentrasi pengukur kemampuan suatu senyawa
dimana ekstrak dapat menangkap radikal antioksidan dalam menangkap radikal
bebas sebesar 50% yang diperoleh dengan bebas. Kemampuan penangkapan radikal
memakai persamaan regresi linear y = a + berhubungan dengan kemampuan
bx. Grafik dibuat dengan konsentrasi komponen senyawa dalam
sampel uji (ppm) sebagai absis (sumbu x) menyumbangkan elektron atau hidrogen.
terhadap persen inhibisi sebagai ordinat Setiap molekul yang dapat
(sumbu y). Menurut Blois (2005) suatu menyumbangkan elektron atau hidrogen
senyawa memiliki antioksidan yang sangat akan bereaksi dan akan memudarkan
kuat bila nilai IC50 < 50 ppm, kuat bila nilai DPPH. Konsentrasi DPPH pada akhir
IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang bila nilai reaksi tergantung pada konsentrasi awal
IC50 bernilai 100-150 ppm, dan lemah bila dan struktur komponen senyawa penangkal
nilai IC50 bernilai 151-200 ppm. radikal (Naik et al., 2003). Senyawa yang
aktif sebagai antioksidan mereduksi

40
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

radikal bebas DPPH menjadi senyawa (Molyneux, 2004). Semakin banyak atom
diphenil picryl hydrazine (Amic et al., H dari antioksidan yang didonorkan pada
2003). Aktivitas penangkal radikal bebas DPPH maka semakin banyak radikal
kemudian dihitung sebagai presentase antioksidan yang terbentuk (Suryanto,
berkurangnya warna DPPH. 2012)
Prinsip metode penangkapan radikal Setelah inkubasi, kemudian dilakukan
ialah pengukuran penangkapan radikal pengukuran absorbansi dengan
bebas dalam pelarut organik polar seperti menggunakan spektrofotometer pada
etanol atau metanol pada suhu kamar oleh panjang gelombang 517 nm. Semakin
suatu senyawa yang mempunyai aktivitas besar konsetrasi sampel maka semakin
antioksidan (Pokorny, 2001). Proses banyak elektron yang didonorkan untuk
penangkapan radikal ini melalui merendam radikal bebas, dalam hal ini
mekanisme pengambilan atom hidrogen DPPH, sehingga absorbansinya yang
dari senyawa antioksidan oleh radikal diberikan pun semakin menurun.
bebas (Pire, 1988) sehingga radikal bebas Dari hasil pengukuran diperoleh
menangkap satu elektron dari antioksidan. absorbansi yang dapat di lihat di lampiran
Radikal bebas yang digunakan yakni 4,dapat di lihat pada pelarut metanol
DPPH. Senyawa DPPH bereaksi dengan memiliki aktivitas paling tinggi pada 200
senyawa antioksidan melalui pengambilan ppm yaitu 71,86, kemudian etil asetat
atom hidrogen dari senyawa antioksidan 15,58, kloroform metanol 52,09 dan
untuk mendapatkan pasangan elektron kloroform 38,68, kemudian dibuat
(Pokorny, 2001). persamaan regresi linear. Parameter yang
Masing-masing ekstrak daun kelor dipakai untuk menunjukan aktivitas
dibuat larutan induk 200 ppm, dari larutan antioksidan adalah inhibition
induk tersebut tiap ekstrak dilakukan Concentration (IC50) yaitu konsentrasi
pengenceran dengan konsentrasi yang suatu zat antioksidan yang memberikan
berbeda-beda yaitu 10 ppm, 50 ppm, 100 persen penghambatan 50% (Suryanto,
ppm dan 150 ppm. Dari masing-masing 2012). Dari persamaan linear tersebut
larutan uji dengan konsentrasi tesebut, dapat ditentukan nilai IC50, untuk
diambil 1ml lalu ditambahkan 2 ml larutan mendapatkan nilai IC50.
DPPH. Campuran tersebut di
homogenkan, lalu diinkubasi selama 30 No Sampel Persamaan
. Regresi
menit di ruang gelap. Hal ini dilakukan R2 IC50 ppm
untuk mengoptimumkan aktuvitas DPPH 1 Metanol Y= 0,299x + 0,974 111,7
agar terjadi reaksi antara DPPH dengan 16,58 ppm

sampel yang diuji (Hatano et al., 1998). 2 Etil asetat Y=0,035x+ 0,937 117,19
8,981 ppm
Senyawa yang bereaksi sebagai penangkal
radikal akan mereduksi DPPH yang dapat 3 Kloroform - Y= 0,199x + 0,989 189,09
metanol 12,37 ppm
diamati dengan adanya perubahan warna
4 Kloroform Y= 0,125x + 0,676 286,75
DPPH dari ungu menjadi kuning ketika 14,16 ppm
elektron ganjil dari radikal DPPH telah
berpasangan dengan hidrogen dari
senyawa penangkal radikal bebas yang Berdasarkan hasil perhitungan IC 50
akan membentuk DPPH-H tereduksi menunjukan bahwa ekstrak metanol

41
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

dibutuhkan konsentrasi 111,7 ppm untuk dengan pelarut etanol konsentrasi 100 ppm
menangkal radikal bebas 50%, kemudian yaitu 26,12, kemudian pada pelarut
pada etil asetat dibutuhkan konsentrasi metanol dengan konsentrasi 50 ppm
117,19 ppm untuk menangkal radikal sebesar 16,52, dan yang terakhir pada
bebas 50%, sedangkan pada kloroform- pelarut metanol dengan konsentrasi 10
metanol dibutuhkan konsentrasi 189,09 ppm yang mempunyai kandungan lebih
ppm dan pada kloroform dibutuhkan sedikit dibandingkan konsentrasi 200, 150,
konsentrasi 286,75 ppm untuk menangkal 100 dan 50 ppm yaitu 4,28
radikal bebas 50%.
Menurut Blois (2005) suatu senyawa
memiliki antioksidan yang sangat kuat bila .
nilai IC50 < 50 ppm, kuat bila nilai IC50
bernilai 50-100 ppm, sedang bila nilai IC50 No Sampel Kandungan total fenolik
bernilai 100-150 ppm, dan lemah bila nilai 1 10 ppm 4,28
IC50 bernilai 151-200 ppm. Berdasarkan
2 50 ppm 16,52
hasil penelitian menunjukan bahwa pada
metanol dan etil asetat memiliki aktivitas 3 100 ppm 26,12
antioksidan yang cukup baik. 4 150 ppm 57,95
Antioksidan tidak hanya berperan
5 200 ppm 126,52
dalam industri makanan, mengurangi
kerusakan makanan yang mengandung
lipida, tetapi antioksidan juga merupakan Ekstrak daun kelor mengalami
penangkal bebas sekaligus pelindung kulit perubahan warna dari kuning menjadi biru
karena antioksidan membatasi dan pada saat direaksikan antara reagen Folin-
memperbaiki kerusakan sel kulit yang Ciocaltcu Nely (2007) menyatakan,
terjadi sebagai akibat dari paparan sinar penambahan Na2 CO3 pada uji fenolik
ultraviolet, juga faktor-faktor eksternal lain bertujuan untuk membentuk suasana basa
yang bisa merusak kulit, misalnya nikotin agar terjadi reaksi reduksi Folin-Ciocaltcu
dan alkohol. Salah satu efek yang paling oleh gugus hidroksil dari fenolik di dalam
terlihat dari antioksidan adalah sampel ekstrak. Maka dapat dilihat
kemampuannya dalam merangsang semakin besar intensitas warna biru maka
produksi kolagen yang merupakan bagian semakin besar juga kandungan fenolik
penting dari struktur dan proses yang terdapat pada sampel.
peremajaan kulit (Jadhav et al., 1996) Berdasarkan hasil pengukuran, kadar
total fenol dapat dilihat pada Tabel 3.
Penentuan Kandungan total Fenolik Pengujian total fenolik merupakan dasar
Berdasarkan pengujian dapat dilihat dilakukannya pengujian aktivitas
ekstrak metanol daun kelor dengan pelarut antioksidan, karena diketahui bahwa
metanol konsentrasi 200 ppm memiliki senyawa fenolik berperan dalam mencegah
kandungan fenolik rata – rata yang paling terjadinya peristiwa oksidasi. Pengukuran
tinggi sebesar 126,52 kemudian pada total antioksidan bahan pangan asal
pelarut etanol konsentrasi 150 ppm tanaman dapat dilakukan dengan
mempunyai perbedaan yang jauh dengan mengukur kadar total fenolik
konsentrasi 200 ppm yaitu 57,95, diikuti menggunakan reagen Folin-ciocalteau.

42
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 4 November 2014 ISSN 2302 - 2493

Hal ini disebabkan karena sebagian besar health. J. Cardiovascular Research


antioksidan dalam bahan asal tanaman 73:341-347.
merupakan senyawa polifenol. Harbone, J. B. 1987. Metode Fitokimia.
Menurut Shahidi dan Marian (1995) ITB, Bandung
pengujian total fenol bertujuan untuk
menentukan total senyawa fenolik yang Jadhav, S.J., Nimbalkar, S.S., dkk 1996.
terkandung di dalam sampel, sehingga Lipid Oxidation in Biological and
diduga bila kandungan senyawa fenolik di Food System. Dalam D.L Madhavi,
dalam sampel tinggi maka aktivitas S.S. Deshpandeand D.K Salunkhe
antioksidannya akan tinggi. Diduga (eds.) Food Antioksidan
dengan adanya peningkatan total fenol Technological, Toxicological
maka terdapat aktivitas antioksidan yang Stevi G. Dungira., Dewa G. Katja., Vanda
berlangsung. Kandungan total fenol dapat S. Kamu. 2012. Aktivitas
dihasilkan dari sejumlah molekul Antioksidan Ekstrak Fenolik Dari
sederhana yaitu senyawa fenolik, sampai Buah Manggis ( Garcinia
dengan molekul yang kompleks (Stevi. mongostana L). Jurnal MIPA
dkk., 2012). Hal ini menunjukkan adanya ONLINE 1 (1) 11 – 15 . UNSRAT
senyawa – senyawa fenolik pada ekstrak Manado.
daun kelor. Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan.
Putra Media Nusantara. Surabaya
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Uji Winarsi H.M.S. 2007. Antioksidan Alami
aktivitas antioksidan dan fitokimia dari dan Radikal Bebas. Kansius :
ekstrak daun kelor Moringa oleifera Lam Yogyakarta
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Fraksi etil asetat, kloroform,
kloroform-metanol dan metanol
memiliki aktivitas antioksidan
dengan nilai IC50 pada fraksi
metanol 111,7 ppm, etil asetat
117,19 ppm, kloroform-metanol
189,09 ppm dan kloroform 286,75
ppm.
2. Kandungan fenolik dari fraksi
metanol daun kelor sebesar 126,52
mg/kg ekivalen asam galat.

DAFTAR ISI
Giorgio. P., (2000), Flavonoid an
Antioxidant. Journal National
Product. 63. 1035-1045.
Halliwel B. 2007. Dietary polyphenols:
good, bad, or indifferent for your

43

Anda mungkin juga menyukai