A. PENGERTIAN
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun
(Dorland, 1998:649).
Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan
pada pola penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda
Zat gizi adalah zat yang diperoleh dari makanan dan digunakan oleh
Energi yang diperoleh oleh tubuh bukan hanya diperoleh dari proses
katabolisme zat gizi yang tersimpan dalam tubuh, tetapi juga berasal dari
1
1. Mengatur tekanan air, dengan adanya tekanan osmose dari plasma
protein.
B. ETIOLOGI
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi
karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering
dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi
penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin,
1990:116).
2
C. PATOFISIOLOGI
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam
terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera
diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak
dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau
jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari
D. MANIFESTASI KLINIK
kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang
dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama
3
beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat
kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya
kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat
muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering,
2. Lethargi
3. Irritable
7. Malaise
8. Kelaparan
9. Apatis
E. PENATALAKSANAAN
1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang
kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
4
4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan,
- Pengobatan infeksi
- Pemberian makanan
jam pertama peroral atau NGT kemudian tingkatkan menjadi 5-10 cc/kg
BB/ jam.
5
- Cairan sebanyak itu harus habis dalam 12 jam.
1. Tahap awal :24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan
kalori/ kg BB/ hari atau rata-rata 50 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein
6
- Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7-
10 hari.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
a. Mengukur TB dan BB
lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan
transferin.
7
G. FOKUS INTERVENSI
(Wong, 2004)
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
terpisah
8
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diare. (Carpenito,
2001:140)
Tujuan :
Kriteria hasil :
baik.
Intervensi :
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervesi :
d. Alih baring
9
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan
tubuh
Tujuan :
Kriteria hasil:
Intervensi :
(Doengoes, 2004)
Tujuan :
Kriteria hasil:
Intervensi :
10
c. Dorong konsumsi makanan tinggi serat dan masukan cairan
adekuat
2001:157).
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
perkembangan
11
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
pasien
Tujuan :
Kriteria hasil :
sacral.
Intervensi :
cairan.
12
H. DAFTAR PUSTAKA
2. Betz, L & Linda S, 2002, Buku saku peditrik, Alih bahasa monica ester
diagnosa keperawatan, 8-e), Alih bahasa monica ester dkk, Jakarta, EGC
4. Doengoes ME, 2000, Nursing care plans guide line for planning and
documenting patien care, edisi 3, alih bahasa I made kariasa, Jakarta, EGC
5. Nelson, & behrman, kliegman, 2000, Nelson teks book of pediatric 15/e,
13